Zeline kembali ke kantor seraya membawa banyak kantung makanan di tangannya.
"Selamat siang, Nona Zeline!" Sapa Nona yang buru-buru bangkit berdiri untuk membantu Zeline yang terlihat kerepotan membawa banyak kantong di tangannya.
"Letakkan di dalam, lalu kau ambil sisanya yang diantar oleh pengantar makanan di bawah!" Perintah Zeline pada Sekretaris Nona.
"Masih ada lagi, Nona?" Tanya Sekretaris Nona merasa tak percaya. Ini saja sudah banyak sekali makanannya, kenapa masih memesan lagi? Apa Nona Zeline mau open house?
"Ya! Kita akan makan-makan setelah ini agar kau tidak malnutrisi!" Jawab Zeline dengan nada sedikit ketus seraya menuding pada Sekretaris Nona.
"Cepat ambil!" Perintah Zeline sekali lagi pada Sekretaris Nona yang malah bengong bak sapi ompong.
"Baik, Nona!" Jawab Sekretaris Nona akhirnya seraya keluar dari ruangan Zeline, lalu langsung turun ke lantai bawah untuk mengambil makanan Zeline.
Zeline sendiri langsung mengeluarkan semua makanan yang tadi ia beli dari dalam kantung, lalu menyusunnya di atas meja. Zeline sedang patah hati atau mungkin frustasi, jadi dia akan makan banyak hari ini demi meluapkan semua emosi yang menggunung di dadanya.
Tepat saat Zeline sedang menyumpalkan macaroni schotel ke dalam mulutnya, ponsel nona direktur itu tiba-tiba berdering.
Sakya menelepon!
"Halo!" Sambut Zeline dengan mulut penuh makanan.
"Kak, Sakya punya teka-teki!"
"Teka-teki apa? Pasti Greget ngidam aneh-aneh lagi!" Tebak Zeline sok tahu.
"Gretha, Kak! Bukan Greget! Nama adik ipar sendiri masa nggak ingat-ingat?"
"Ribet namanya! Bikin lidah keseleo!" Zeline beralasan dan langsung terdengar decakan Sakya dari ujung telepon.
"Gretha ngidam coklat ratu perak jerawatan! Maksudnya apa, coba?"
Zeline tertawa terbahak-bahak mendengar curhatan Sakya tentang ngidamnya Gretha yang memang suka aneh-aneh karena tak langsung mengatakannya melainkan hanya memberikan clue pada Sakya. Auto pusing tujuh keliling adik Zeline itu!
"Ratu perak bahasa inggrisnya apa, Sak?"
"Sak sak! Memangnya Sakya sak semen?" Terdengar protes dari Sakya saat Zeline memanggil namanya setengah saja.
"Iya, Kya! Ratu perak bahasa inggrisnya apa?" Zeline mengulangi pertanyaannya.
"Silverqueen-"
"Aaarrrggh! Beg* banget sih! Kok bisa nggak tahu!"
"Makasih, Kak!"
"Hei! Hei! Sakya Arsenio Abraham!" Zeline berteriak keras saat Sakya hendak menutup telepon.
"Apalagi, Kak? Nanti Sakya kirimin makanan sebagai ucapan terima kasih! Mau apa? Pizza? Dessert box? Bento cake? Nasi padang? Donat? Minuman kekinian? Ayam bakar?"
"Sudah ada semua di kantor!" Jawab Zeline enteng.
"Serius? Kakak habis borong? Kapan kurusnya,coba?"
"Nanti kalau Abang Armand kab-"
"Emang udah kabur si Armand kere!" Sahut Zeline cepat memotong kalimat Sakya.
"Hah? Kok bisa? Maksudnya apa? Kak Zeline dan Abang Armand putus?"
"Ya! Dan sekarang aku baru merayakannya bersama Nona!" Jawab Zeline berseru bersamaan dengan Sekretaris Nona yang sudah kembali ke ruangannya seraya membawa banyak kantung makanan lagi.
"Sakya baru tahu, ada orang putuss cinta tapi malah merayakan dan makan-makan. Nggak nangis sambil lap ingus, Kak?"
"Ck! Aku nggak sejorok itu, Sak!" Teriak Zeline lagi merasa kesal pada sang adik yang langsung terkekeh.
"Jadi Kak Zeline mau hadiah apa sebagai ucapan terima kasih?"
"Aku butuh healing!" Jawab Zeline to the point.
"Baiklah! Mau kemana?"
"Terserah kau!" Jawab Zeline sengaja.
"Ada jawaban selain terserah?"
"Coba sekali lagi!" Jawab Zeline lagi semakin usil.
"Ya ampun! Kenapa kaum wanita begitu merepotkan?"
"Salahmu jadi laki-laki!" Zeline terkekeh lalu menutup telepon secara sepihak tanpa pamit pada Sakya. Zeline mau lanjut makan!
"Sudah semua, Nona Zeline! Saya boleh keluar?" Tanya Sekretaris Nona yang sudah selesai menyusun semua makanan Zeline di atas meja.
"Duduk dan ikutlah makan! Kau tak boleh keluar sampai makanan ini habis!" Jawab Zeline yang langsung membuat sekretaris Nona membelalakkan matanya.
"Semua harus habis, Nona? Kenapa tak dibagikan saja ke karyawan yang lain?" Sekretaris Nona memberikan ide dan saran.
"Benar juga, ya?" Gumam Zeline yang sydah ganti menyuapkan kue sus ke dalam mulutnya.
"Kau ambil dulu yang kau sukai kalau begitu! Nanti sisanya kita bagikan ke karyawan lain," ujar Zeline akhirnya mengambil keputusan.
Dan disaat itulah, pintu ruangan Zeline dibuka oleh seseorang dari luar.
"Siapa yang lancang dan tak mengetuk pintu?"
"Zeline-"
"Oh, astaga!" Papi Zayn yang baru saja mendorong pintu ruangan Zeline langsung geleng-geleng kepala.
"Apa ini, Zel?" Tanya Papi Zayn seraya menunjuk ke hamparan makanan di hadapan Zeline.
"Zeline sedang merayakan putusnya Zeline dari Armando, Pi!" Jawab Zeline blak-blakan.
"Putus?" Papi Zayn langsung membelalakkan kedua matanya.
"Iya, putus! Zeline jomblo sekarang!" Jawab Zeline pamer. Papi Zayn langsung bergegas duduk di samping putri gendutnya tersebut.
"Jomblo di usia dua puluh sembilan tahun!"
"Apa Papi perlu mencarikanmu calon suami?" Tanya Papi Zayn mulai khawatir.
Tentu saja!
Orang tua mana yang tak khawatir melihat putrinya yang tak kunjung menikah di usia yang yang sudah sangat matang.
"Apa Zeline perlu melapor pada Mami?" Zeline balik mengancam Papi Zayn. Sejak awal Mami Thalita yang paling mengerti Zeline memang sudah mewanti-wanti Papi Zayn agar tak memaksa-maksa Zeline agar cepat menikah. Mami Thalita juga melarang keras Papi Zayn mencarikan jodoh untuk Zeline.
"Papi hanya bertanya! Mungkin saja kau butuh bantuan," ujar Papi Zayn beralasan.
"Ck! Zeline akan healing dulu sebelum memikirkan tentang pacar, calon suami, dan menikah!" Jawab Zeline yang membali menyumpalkan potongan pizza ke dalam mulutnya.
"Jangan banyak-banyak makan junkfood ini, Zel!" Papi Zayn cepat-cepat mencegah Zeline, lalu mengambil tisu untuk menyeka saus pizza yang belepotan di bibir Zeline.
"Ini, makan saja salad buah atau-" Papi Zayn memeriksa satu persatu makanan di atas meja Zeline dan semuanya adalah makanan tak sehat.
"Atau apa, Pi?"
"Dessert ini?" Zeline menunjukkan thinwall berisi banofee pada Papi Zayn.
"Kau bisa diabetes kalau makan banyak makanan manis dan junkfood begini, Zel!"
"Sudah Papi bilang untuk makan buah saja!" Cerocos papi Zayn panjang lebar yang hanya membuat Zeline memutar bola mata.
"Papi tadi kesini mau apa?" Tanya Zeline akhirnya mengalihkan pembicaraan.
"Menjemputmu untuk menemani Papi meeting di luar," jawab Papi Zayn to the point.
"Oh, iya! Zeline ingat," tukas Zeline seraya beranjak untuk mencuci tangan. Tak lupa Zeline juga memoleskan sedikit make up ke wajahnya agar terlihat segar.
"Ayo pergi, Papi!" Ajak Zeline seraya menggamit lengan Papi Zayn.
"Ngomong-ngomong, kamu tadi mau healing kemana?" Tanya Papi Zayn saat ayah dan putrinya itu masuk ke dalam lift.
Zeline mengeluarkan ponselnya yang berbunyi sebelum menjawab pertanyaan dari Papi Zayn.
Ada pesan dari Sakya berisi tiket untuk Zeline liburan. Senyuman lebar langsung tersungging di bibir Zeline.
"Kemana, Zeline?" Papi Zayn mengulangi pertanyaannya.
"Ini, Pi!" Zeline menunjukkan tiket yang tadi dikirimkan Sakya ke ponselnya pada Papi Zayn.
Papi Zayn tak bertanya lagi dan hanya mengangguk samar. Ayah dan anak tersebut lalu meninggalkan kantor dan menuju ke tempat pertemuan.
.
.
.
Terima kasih yang sudah mampir.
Jangan lupa like biar othornya bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
bahagia ya.. ayah dan anak kompak. 🤭😂😍
2024-07-19
1
susi 2020
😍🥰😍
2023-02-28
0
susi 2020
😂😂🤣
2023-02-28
0