Telat Nikah (Zeline & Gavin)
"Kapan kau akan menikah, Zeline?"
"Kau sudah pacaran dengan Armand selama bertahun-tahun, lalu kapan kalian akan menikah?"
"Kapan Kak Zeline akan menyusul menikah?"
"Kau tidak malu pada adikmu yang sudah terlebih dahulu menika? Lalu kenapa kau tak kunjung menikah?"
"Kapan kau akan menikah? Mau jadi perawan tua memangnya?"
Zeline menarik nafas panjang berulang kali sembari memijit pangkal hidungnya yang mendadak terasa nyeri sekaligus pening. Bukan pening karena ini tanggal tua dan gaji belum turun, melainkan pening karena memikirkan sejuta pertanyaan yang terus saja berputar-putar di kepalanya. Pertanyaan tentang kapan Zeline akan menikah!
Memangnya usia dua puluh sembilan tahun itu sudah tua? Zeline merasa kalau dirinya masih muda!
Masih sangat sangat muda malahan!
Perihal Sakya, adik Zeline yang terpaut usia tiga tahun lebih muda darinya dan kebetulan sudah menikah beberapa bulan lalu karena sebuah 'kecelakaan' sekaligus kepolosan Sakya sendiri, ya itu juga bukan kemauan Zeline!
Salahkan saja Sakya kenapa lancang sekali menikah mendahului Zeline yang notabene adalah kakaknya.
Dasar adik tidak pengertian!
"Selamat pagi, Nona Zeline!" Sapa sekretaris Zeline yang wajahnya selalu sumringah setiap pagi dan bentuk badannya yang kadang membuat Zeline ingin menenggelamkan diri ke dasar samudra.
Kenapa juga Zeline punya sekretaris se-perfect itu yang kadang orang-orang kira sekretaris Zeline adalah Zeline dan Zeline adalah sekretaris Zeline.
Baiklah!
Ini membingungkan!
Satu hal yang pasti bentuk tubuh Zeline saat ini bukanlah bentuk idaman kaum hawa masa kini. Zeline bahkan sudah lupa kapan terakhir ia menimbang berat badannya, karena saat melihat angka di timbangan, efeknya begitu luar biasa bagi Zeline.
Dari pusing, mual, muntah, kejang, dan terakhir adalah menangis semalaman. Baiklah, Zeline memang gadis gendut tapi tidak buruk rupa, setidaknya itulah yang dikatakan Mami dan Papi. Lagipula, Zeline juga tidak bulat-bulat sekali karena ia punya tinggi badan yang lumayan untuk ukuran seorang wanita.
Seratus delapan puluh centimeter! Bukankah itu luar biasa?
Meskipun harus Zeline akui kalau berat badannya masih jauh dari kata ideal!
"Nona Zeline!" Tegur sekretaris Zeline lagi.
"Ya! Kau bicara apa tadi?" Jawab Zeline cepat seraya meraih pena di atas meja, lalu memainkannya, seolah ia adalah seorang nona direktur.
Hey! Zeline memang Nona direktur di perusahaan milik Opa Hansel Abraham ini yang kemudian diserahkan pada Papi Zeline, yaitu Zayn Abraham dan sebentar lagi Zeline yang akan mengambil alih.
Tak perlu mengharapkan Sakya yang lebih memilih profesi sebagai dokter orthopedi itu!
Zeline yang akan memimpin perusahaan yang menaungi beberapa hotel berbintang ini ke depannya. Bukankah itu juga luar biasa?
"Saya belum mengatakan apa-apa, Nona!" Jawab sekretaris Zeline seraya menahan tawa.
"Oh, benarkah? Silahkan bicara kalau begitu!" Titah Zeline yang kadang tingkahnya membuat para karyawan di perusahaan mengul*m senyum. Nona direktur ini memang kadang bertingkah konyol dan lupa dengan dirinya yang merupakan seorang nona direktur. Namun untuk masalah pekerjaan, tentu saja Zeline selalu serius!
"Saya akan membacakan jadwal anda hari ini, Nona!" Ujar sekretaris Zeline lagi sudah dengan raut wajah serius.
"Ya! Aku mendengarkan!" Gumam Zeline yang kini sudah ganti memutar-mutar kursinya ke kiri dan ke kanan.
Menyenangkan juga ternyata!
Sekretaris Zeline mulai membacakan jadwal Zeline, dan sesekali Zeline akan manggut-manggut masih sambil memutar-mutar kursinya.
"Sudah, Nona!"lapor sekretaris Zeline yang sudah selesai membacakan jadwal.
"Jadi, aku luang pukul berapa?" Tanya Zeline sedikit kurang fokus.
"Pukul sepuluh sampai makan siang, Nona! Setelah makan siang anda akan menemani Pak Zay meeting di luar," jelas sekretaris Zeline.
"Ah, iya! Dua jam!"
"Lebih dari cukup untuk membuat sebuah kejutan, ya?" Zeline bergumam seraya senyum-senyum sendiri.
"Saya sudah boleh keluar, Nona?" Tanya sekretaris Zeline lagi.
"Ya! Memangnya siapa yang menyuruhmu bertapa disini?" jawab Zeline sedikit berkelakar, dan sekretaris Zeline langsung undur diri seraya menahan tawa.
"Eh, Nona!" Panggil Zeline sedikit ambigu. Tapi sekretaris Zeline namanya memang Nona. Seperti tak ada nama lain saja!
"Iya, Nona Zeline?" Jawab sekretaris Zeline yang malah membuat Zeline tergelak.
"Nona memanggil Nona! Astaga!" Zeline masih saja tertawa.
"Ada lagi yang bisa saya lakukan, Nona Zeline?" Tanya Sekretaris Zeline seraya menahan tawa.
"Tolong-" Zeline masih tertawa hingga nona direktur itu tak mampu melanjutkan kalimatnya.
"Tolong kau pesankan Nona!"
"Eh, maksudku tolong kau pesankan kue, ya!" Zeline akhirnya bisa mengendalikan tawanya.
"Kue? Kue ulang tahun?" Tanya sekretaris Zeline memastikan.
"Tepat! Untuk Armando!" Ujar Zeline menyebut nama sang kekasih yang sudah ia pacari selama lima tahun. Rekor yang luar biasa!
"Baik, Nona! Akan saya pesankan," jawab Sekretaris Zeline sebelum kembali berpamitan dan keluar dari ruangan Zeline.
Zeline membuka galeri di ponselnya lalu melihat satu per satu foto Armando di sana.
"Kau tahunya aku masih di luar kota hari ini. Kau pasti akan terkejut saat tiba-tiba aku datang ke apartemenmu," gumam Zeline seraya membayangkan ekspresi wajah Armando saat menerima kejutan darinya nanti.
****
Zeline berjalan santai keluar dari lift yang mengantarnya ke unit apartemen Armando tangan kiri Zeline memegang bento cake yang akan Zeline berikan pada Armando sebagai kejutan, sedangkan tangan kanan Zeline memegang sebuah croffle yang sesekali ia lahap sembari berjalan menuju ke unit apartemen Armando.
Jam sepuluh memang sudah waktunya untuk Zeline makan kudapan! Jadi tam perlu mengaitkannya dengan berat badan Zeline! Toh pekerjaan Zeline juga lumayan menguras pikiran serta membuat mudah lapar. Dan Zeline tak mau mengalami malnutrisi dengan menunda-nunda makan. Kesehatan yang paling utama! Berat badan jadikan nomor sekian saja!
"Sudah sampai," gumam Zeline yang sudah bersiap menekan bel di apartemen Armando. Kekasih Zeline tersebut memang pekerjaannya adalah konten creator yang suka membuat video unboxing mainan aneka rupa. Jadi sepanjang hari pria itu bisa saja hanya berada di dalam apartemen, membuat video, lalu mengeditnya. Dan Zeline sama sekali tak keberatan dengan apapun pekerjaan Armando tersebut.
Zeline mencintai pria itu!
Ting tong!
Zeline menekan bel, kemudian menyalakan lilin yang sudah tertancap di atas bento cake. Zeline sudah bersiap di depan pintu, dan menunggu hingga pintu tersebut dibuka dari dalam....
"Surprize, Sayang!" Seru Zeline begitu pintu dibuka. Namun senyuman di bibir Zeline seketika sirna saat gadis itu tak mendapati Armando yang membuka pintu, melainkan sahabat Zeline sendiri....
"Herlina!"
.
.
.
Halo!
Karya ke-37 kita ketemu sama Zeline Abraham, putri sulung dari Zayn Arsenio Abraham dan Thalita Halley.
Konflik santai dan tak seruwet bulan kemarin pokoknya. Kita ketawa-ketawa aja disini karena aku juga udah capek nangis melulu 🙈🙈
Terima kasih untuk para reader setia yang masih tetap mengikuti kelanjutan karya sambung menyambung tanpa ujung ini 😅
Jangan lupa like, ya!
Terima kasih 💜💜💜
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Retno Anggiri Milagros Excellent
ya.. baiklah.
.😂
2024-07-19
1
Sulaiman Efendy
BRU BACA KISAH GABRIEL DN FRISKA, YG JUGA SDKIT EMOSI, ADA LUCUNYA SDKIT, KOMPLIT..
BGITU BACA KISAH ANAK GABRIEL SI QUEENA, JDI EMOSI TINGKAT DEWA... , UNTUNG REDA LGI EMOSI STELAH BACA NOVEL SI SAKYA & GRETHA... SKRG LNJUT BACA KISAH SI ZELINE & GAVIN.. SEMOGA MNGHIBUR..
2023-05-22
0
susi 2020
😍😍😍
2023-02-28
0