Pernikahan Putra Mahkota

Matahari telah sempurna beranjak dari peraduannya, senyum ia lukiskan di langit pagi hingga awan putih cerah terkena efeknya. Persiapan pernikahan putra mahkota begitu sempurna, segala penjuru istana sudah dihiasi bunga - bunga segar dan bermakna untuk sebuah pernikahan.  Seolah ikut bahagia alam begitu sejuk pagi ini, angin turut andil menyejukkan hati, sepoinya yang lembut menyapa bagai kiriman dari surga untuk sebuah restu.

Putra mahkota sedang dibantu beberapa Dayang untuk mengenakan pakaian, laki - laki terpahat tampan itu semakin mempesona dalam balutan pakaian pengantin tradisional. Tubuh tegapnya, menggambarkan jika kelak ia akan jadi pemimpin sempurna di kerajaannya. 

"Pengawal Ta, apa kamu tahu putri dari kerajaan mana yang akan aku nikahi ?" 

"Ibu Suri sudah memilih untuk anda seorang putri perdamaian."

"Putri perdamaian ?" Putra mahkota memberikan kode agar Dayang keluar dari kamarnya. Laki - laki ini penasaran dengan objek pembicaraan mereka.

"Benar, dia adalah putri mahkota dari raja Re yang tertuduh melakukan konspirasi pembunuhan terhadap raja beberapa tahun silam, untuk membuktikan mereka tidak terlibat maka Raja Re mengirimkan putri untuk mendampingi anda. Dari kabar yang terdengar, putri seorang yang cerdas dan disiplin, dia banyak menguasai ilmu pemerintahan dan memahami strategi peperangan. Putri sudah terlatih di medan perang, Ibu suri beranggapan jika dia sempurna mendampingi anda sebagai ratu." 

Penjelasan panjang lebar dari pengawal pribadinya, menciptakan seringai di bibir putra mahkota. "Jadi mereka berniat menutupi kesalahan dan mengirim putri mahkota ke sini. Tunggu saja apa yang akan kulakukan pada wanita itu."

Tandu berhiaskan dengan indah, di dalamnya ada seorang putri begitu cantik, seulas senyum menyempurnakan kecantikannya, aroma bunga plumeria menguar dari tubuh rampingnya. Di dalam balutan pakaian pengantin tradisional kecantikannya semakin berlipat ganda. 

Kakinya melangkah memasuki aula istana tempat pelaksanaan pernikahan, tidak seperti pengantin lain yang akan dijemput oleh pengantin pria, putri datang sendiri dengan beberapa orang Dayang di belakangnya. Langkah yang anggun menarik atensi semua orang, sekali lagi aroma tubuhnya menghipnotis orang yang dilewati. Bahkan Ibu Suri tak bisa berkata - kata melihat calon permaisuri.

"Pangeran, pengantin anda sudah tiba." 

Suara pengawal Ta menarik pandangan putra mahkota untuk menatap pengantinnya,  iris matanya lebar memuji kecantikan calon permaisuri, tapi sayang kaca - kaca kagum itu pecah karena status permusuhan.

Putri menghentikan langkah, ia hanya melirik dari sudut mata dan memindai putra mahkota. Inikah, Pangeran dengan segala keburukan sikapnya ? Sungguh ketampanan sia - sia terpahat di wajah laki - laki itu.  Kabar buruknya perangai putra mahkota dari kerajaan ini sudah tersebar luas. Banyak yang menduga jika putra mahkota mengalami gangguan mental pasca kehilang kedua orang tuanya. Kadang kabar itu terpatahkan karena parasnya yang tampan, bagi yang mengenal putra mahkota maka mereka tiada henti membicarakan.

Tak jauh dari sana pangeran kedua juga takjub dengan kecantikan sang putri. Kenapa harus berjodoh dengan kakak laki-lakinya ? 

Melihat tatapan penuh penilaian dari putri, lirikan sinis putra mahkota tercipta di sudut matanya, seringai bibir membuktikan banyak hal yang akan dilakukannya. Di otak laki-laki itu mulai muncul ide-ide untuk menolak permaisurinya. 

"Pernikahan akan dimulai." 

Interupsi Ibu Suri, wanita yang berkuasa di atas tahta itu memberi titah, Pangeran dan Putri digiring mengambil tempat pelaksanaan. Di sana juga hadir Selir Ve dan juga pangeran kedua, para menteri juga menduduki tempat masing - masing. 

Ritual pernikahan terlaksana dengan khidmat, segala proses satu persatu semua dijalankan dan kini putra mahkota resmi menikahi putri yang sekarang bergelar permaisuri.

"Yang Mulia Ibu Suri, bagaimana dengan penobatan putra mahkota ?" 

Ibu Suri melemparkan pandangan ke arah menteri yang bersuara, dia adalah salah satu orang kepercayaan mendiang Raja. Usulnya yang ingin cepat menobatkan putra mahkota sebagai raja, membuat orang - orang berbisik dengan opini masing-masing.

"Menteri Ha, anda sepertinya tidak sabar menyaksikan penobatan putra mahkota, bukankah semua butuh proses?" Senyum sinis dari salah satu menteri ke arah menteri yang tak lagi muda itu.

"Tentu saja, usia yang mulia ibu suri tidak muda lagi. Pernikahan sudah dipenuhi putra mahkota. Apa menteri An keberatan?"

Kekehan terdengar dari bibir seseorang yang disebut menteri An, manik matanya menyorotkan kekesalan. "Benar, saya keberatan ! Putra mahkota belum memenuhi syarat untuk menjadi raja." 

Senyum kedewasaan melengkung di wajah tua menteri Ha. "Jadi menurut anda siapa yang memenuhi syarat ?"

"Pangeran Nev ! Ya, dia memenuhi syarat untuk menjadi raja. Bukankah, dia juga dinasti mendiang raja ?" 

"Menteri An, apa anda lupa siapa ibu dari pangeran kedua ?!"  Nada bicara mirip bentakan itu datang dari Selir Ve "Jaga bicara anda !" Lanjutnya dengan bidikan tajam dari iris matanya. Wanita itu tidak ingin putranya tersinggung di tempat ini dengan membicarakan tahta. 

"Maafkan saya Selir Ve." Menteri An menundukan kepalanya menandakan sebuah penyesalan.

Pangeran kedua mengepalkan tangan di balik baju tradisional yang dikenakannya, kepalanya tertunduk menahan amarah karena ketidakberdayaan terlahir dari seorang selir. Bagaimanapun kiprah dalam bidang ilmu tetap saja itu tak membuatnya menjadi raja, meski darah mendiang raja mengalir dalam tubuhnya.

Sementara putra mahkota sibuk menatap wajah - wajah di dalam aula, mulai mengenali orang - orang yang berada di dalam cangkang indah itu. Siapa lawan dan siapa kawan, tapi sayangnya putra mahkota tak bisa memilah nya.

"Penobatan putra mahkota akan dilaksanakan tiga bulan lagi." 

Suara ibu Suri menarik atensi semua orang. Mereka bergumam - gumam kecil lalu serentak menganggukkan kepala tanda menyetujui. Acara pernikahan berlanjut sementara permaisuri menghadap ibu Suri di istananya.

...----------------...

Permaisuri didampingi beberapa Dayang menuju ke istana Ibu Suri, Ia dan putra mahkota meninggalkan aula namun tak satu tujuan. Pesta telah usai semua orang kembali di kediaman masing-masing, termasuk Selir Ve dan pangeran kedua.

Dengan gerakan anggun Ibu Suri menarik gagang cangkir teh bunga Chamomile yang dituangkan kepala Dayang, usai dengan tugasnya wanita paruh baya itu meninggalkan bilik Ibu Suri.

"Sudah tahu tugasmu sekarang ?" 

"Tentu Yang Mulia." Permaisuri menundukan wajahnya menghormati wanita tua di hadapannya ini. Tubuhnya duduk rapi dan tegak penuh didikan sebagai putri bangsawan. 

"Masa depan kerajaan ini di tangan putra mahkota, dan masa depan putra mahkota ada di tanganmu." 

Kalimat tegas diiringi sorot mata penguasa khas ibu Suri tak membuat permaisuri gentar. Ya, ini adalah tantangan menarik yang harus dihadapi, menyelesaikan misi di kerajaan ini.

"Saya mengerti, Yang mulia."

"Kembalilah ke istanamu." Titah Ibu Suri tanpa melihat kepergian permaisuri. Wanita tua ini masih enggan berlama - lama menghabiskan waktu bersama.

*Chamomile adalah tumbuhan semusim dari keluarga bunga Matahari Asteraceae. 

Terpopuler

Comments

Ayuwidia

Ayuwidia

Welcome permaisuri 😍 Aku yakin, permaisuri pilihan othornya akan mampu mendampingi putra mahkota dan menyelesaikan misi

2022-08-06

0

𝑀𝒶𝓁𝒶

𝑀𝒶𝓁𝒶

aku selalu kesusahan dalam rangkaian kata. Huwaaaa kapan aku bisa merangkai kata

2022-08-06

1

lihat semua
Episodes
1 Putra Mahkota
2 Kunjungan Ibu Suri
3 Mencari pengantin putra mahkota
4 Sebuah Jawaban
5 Pernikahan Putra Mahkota
6 Permaisuri
7 Penolakan Putra Mahkota
8 Perubahan
9 Gelenyar Aneh
10 Hak Milik
11 Persiapan
12 Penobatan
13 Penyamaran Ratu
14 Pesona Ratu
15 Penyerangan
16 Amarah Raja
17 Pengakuan Akhir dari segalanya.
18 Pemberontakan
19 Kehilangan
20 Bree Tyaga Adrian
21 Mansion
22 Uji Coba
23 Kunjungan Leon & Eros
24 Kehadiran Bree
25 Aroma Plumeria
26 Filia Aruna
27 Berdebar kembali
28 Pertemuan setelah perpisahan
29 Ratuku
30 Kunjungan Bree
31 Tyaga Food
32 Pindah ke Mansion
33 Brainstorming
34 Saksi hidup
35 Keping Kenangan
36 Ungkapan
37 Afeksi
38 Krikil dalam proyek
39 Pembunuh Bayaran
40 Tidak Percaya
41 Perasaan yang meresahkan
42 Di dampingi bukan ditinggalkan
43 Tidak Asing
44 Memulai penyelidikan
45 Bekerja dari Mansion
46 Teratai air memang cantik
47 Keributan
48 Kecemasan tiga sekawan
49 Perlawanan
50 Pertolongan Xavier
51 Tuan Muda Berulah
52 Penangkapan Tersangka
53 Negosiasi
54 Dendam Lama
55 Dendam Bermula
56 Permohonan Bibi Vindy
57 Kejahatan Lain
58 Dosa yang di akui
59 Memperingati hari Devarga
60 Regi Di Temukan
61 Kondisi Regi
62 Menjaga kewarasan
63 Drama Raja
64 Mimpi dan Rasa
65 Mulai bergerak
66 Tangkapan kecil
67 Genting di penghujung acara
68 Tidak Terduga
69 Tertusuk
70 Dingin
71 Akhir sebuah hubungan
72 Bree Berharap
73 Keputusan Filia
74 Bree yang rapuh
75 Beberapa Bulan lalu
76 Acuhnya Filia
77 Pupusnya harapan
78 Hilangnya percaya diri
79 Apa Harus Melepasnya ?
80 Bocornya Informasi
81 Singgasana yang goyah
82 Semakin teka teki
83 Keputusan
84 Cuti
85 Calon pimpinan baru
86 Antagonis sesungguhnya
87 Pengakuan Jesen
88 Pengakuan Yohan
89 Terungkapnya Rahasia
90 Permohonan Reiki
91 Akan beristirahat
92 Hal yang tidak diketahui
93 Akhir cerita sang Raja
94 Kesepian
95 Guys cerita baru...
Episodes

Updated 95 Episodes

1
Putra Mahkota
2
Kunjungan Ibu Suri
3
Mencari pengantin putra mahkota
4
Sebuah Jawaban
5
Pernikahan Putra Mahkota
6
Permaisuri
7
Penolakan Putra Mahkota
8
Perubahan
9
Gelenyar Aneh
10
Hak Milik
11
Persiapan
12
Penobatan
13
Penyamaran Ratu
14
Pesona Ratu
15
Penyerangan
16
Amarah Raja
17
Pengakuan Akhir dari segalanya.
18
Pemberontakan
19
Kehilangan
20
Bree Tyaga Adrian
21
Mansion
22
Uji Coba
23
Kunjungan Leon & Eros
24
Kehadiran Bree
25
Aroma Plumeria
26
Filia Aruna
27
Berdebar kembali
28
Pertemuan setelah perpisahan
29
Ratuku
30
Kunjungan Bree
31
Tyaga Food
32
Pindah ke Mansion
33
Brainstorming
34
Saksi hidup
35
Keping Kenangan
36
Ungkapan
37
Afeksi
38
Krikil dalam proyek
39
Pembunuh Bayaran
40
Tidak Percaya
41
Perasaan yang meresahkan
42
Di dampingi bukan ditinggalkan
43
Tidak Asing
44
Memulai penyelidikan
45
Bekerja dari Mansion
46
Teratai air memang cantik
47
Keributan
48
Kecemasan tiga sekawan
49
Perlawanan
50
Pertolongan Xavier
51
Tuan Muda Berulah
52
Penangkapan Tersangka
53
Negosiasi
54
Dendam Lama
55
Dendam Bermula
56
Permohonan Bibi Vindy
57
Kejahatan Lain
58
Dosa yang di akui
59
Memperingati hari Devarga
60
Regi Di Temukan
61
Kondisi Regi
62
Menjaga kewarasan
63
Drama Raja
64
Mimpi dan Rasa
65
Mulai bergerak
66
Tangkapan kecil
67
Genting di penghujung acara
68
Tidak Terduga
69
Tertusuk
70
Dingin
71
Akhir sebuah hubungan
72
Bree Berharap
73
Keputusan Filia
74
Bree yang rapuh
75
Beberapa Bulan lalu
76
Acuhnya Filia
77
Pupusnya harapan
78
Hilangnya percaya diri
79
Apa Harus Melepasnya ?
80
Bocornya Informasi
81
Singgasana yang goyah
82
Semakin teka teki
83
Keputusan
84
Cuti
85
Calon pimpinan baru
86
Antagonis sesungguhnya
87
Pengakuan Jesen
88
Pengakuan Yohan
89
Terungkapnya Rahasia
90
Permohonan Reiki
91
Akan beristirahat
92
Hal yang tidak diketahui
93
Akhir cerita sang Raja
94
Kesepian
95
Guys cerita baru...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!