Mengajak latihan

Tidak terasa, Araki sudah beberapa hari di rumah sang saudagar yang ia tolong dalam perjalanan. Selama tinggal di rumah tersebut, Araki selalu memperhatikan kehidupan sang saudagar yang sederhana itu.

Bahkan, sang saudagar dimata Araki, seperti bukan orang biasa pada umumnya, melainkan ada sesuatu yang tidak pernah ia duga sebelumnya. Pada lain waktu, Araki menjumpai sang saudagar yang sedang berlatih dengan anaknya. Lalu, ia segera mendekatinya.

"Maaf, Paman, jika saya mengganggu." Ucap Araki sambil membusungkan badannya untuk memberi hormat kepada yang lebih tua.

"Ya, Nak, ada apa?"

"Begini, Paman. Bolehkah saya ikut latihan bersama Paman? jika tidak, saya tidak akan memaksa."

"Tentu saja boleh. Silakan jika kamu ingin ikut berlatih bersama kami." Jawabnya memperbolehkan Araki ikut bergabung latihan ilmu bela diri.

"Terimakasih banyak, Paman." Kata Araki merasa senang, lantaran dirinya mendapatkan izin oleh pemilik rumah yang ia singgahi.

"Ah ya, Paman sampai lupa. Sudah beberapa hari kamu tinggal dirumah paman, tetapi Paman sama sekali belum tahu nama kamu, Nak." Ucapnya yang baru menyadarinya, jika selama tinggal di rumahnya, belum saling memperkenalkan diri atas nama satu sama lainnya.

Araki merasa malu, karena dirinya sampa lupa untuk memperkenalkan diri kepada pemilik rumah.

"Nama saya, Araki Unjong, tetapi kedua orang tuaku memanggilku dengan panggilan Araki." Jawab Araki memperkenalkan diri atas nama lengkapnya.

"Nama yang sangat bagus, seperti pemiliknya." Kata sang saudagar memuji.

"Terima kasih, Paman. Nama yang saya punya, adalah pemberian dari orang tua saya." Jawab Araki.

"Oh ya, kalau boleh paman tahu, darimana kamu berasal, Nak?" tanya sang paman.

"Saya berasal dari balik gunung yang ada disana, Paman. Saya berasal dari kampung kecil." Jawab hanta dengan jujur.

"Oh, dari balik gunung, paman kira dari desa mana." Ucapnya dan tersenyum ramah.

'Bukankah dibalik gunung sana terdapat goa yang terlarang? bahkan, saya pernah mendengar kabar, bahwa disana ada pendekar yang melegenda dan orangnya memiliki ilmu yang tak tertandingi. Dengan jurus yang yang digunakan anak ini saat melawan perampok, sepertinya dia bukan anak sembarangan.' Batinnya penuh dengan rasa penasaran.

Sang paman melamun cukup lama, hingga tak sadar, jika Hanta tengah menepuk punggung sang saudagar tersebut.

"Paman, Paman, Paman." Panggil Araki mencoba untuk menyadarkan sang paman yg sedang melamun.

Tiga kali Araki memanggil sang saudagar, ia lalu mencoba menanyakan kenapa sang paman melamun disaat berbicara tempat tinggalnya.

"Ah ya, Nak. Maaf, tadi Paman melamun." Jawab sang paman yang baru tersadar dari lamunannya.

Karena tidak ingin Araki mencurigainya, sang saudagar tersebut akhirnya berpura-pura meminum segelas air untuk mengalihkan perbincangannya dengan Araki.

Dalam hatinya 'apa mungkin anak ini ada kaitannya dengan pendekar yang ada dibalik bukit sana.' ujarnya dalam hati.

"Oh ya, Nak Araki. Perkenalkan, mereka itu anak Paman, mereka juga rajin berlatih bersama saat ada waktu luang.

Kakaknya bernama Bujaro dan adiknya bernama Moji." Ucap sang paman memperkenalkan kedua anaknya.

"Nama yang bagus, sebagus pemilik namanya." Jawab Araki memuji.

"Kalau kamu tidak keberatan, cobalah berlatih dengan mereka. Kamu tahu, mereka akan mengikuti lomba beladiri dikampung sebelah." Ucap sang paman.

"Jadi, mereka pernah ikut kejuaraan beladiri juga paman?" tanya Araki penasaran.

"Belum pernah, mereka berdua baru kali ini mau ikut lomba." Jawab sang paman.

"Oh, kirain udah sering ikutan lomba." Kata Araki.

Sang paman menggelengkan kepalanya pelan.

"Perlombaan ini dilangsungkan setiap lima tahun sekali, tahun sebelumnya mereka belum ikut. Karena keinginannya untuk menguji kemampuan, mereka berdua memutuskan tahun ini mereka ingin mencoba mengikutinya." Jawab sang paman.

"Lama juga ya, Paman. Araki ngira sih, setiap tahunnya ada perlombaan." Ucapnya.

"Terus, bagaimana denganmu Nak Araki?apakah kamu tidak ingin ikut?" tanya paman.

"Entahlah paman, nanti akan saya pikirkan lagi. Sekarang mau ikut latihan dulu bersama kedua anak Paman." Jawab Araki.

Setelah banyak mengobrol, tidak terasa latihan sudah hampir selesai. Kemudian, mereka pulang bersama menuju rumah.

Sambil berjalan beriringan, salah satu anaknya memberanikan diri untuk bertanya.

"Ayah, bagaimana kalau besok kita berlatih di Padang rumput di seberang sungai saja? Araki akan ikut, dan juga begitu mahir dengan bela dirinya." Ajak Bujaro penuh harap.

Lalu, sang paman menganggukkan kepala sembari bertanya kepada Araki.

"Bagaimana menurut kamu, Araki? bukankah latihan hari ini sangat menyenangkan? bagaimana kalau besok kamu ikut berlatih di padang rumput, tepatnya diseberang sungai sana." Tanya sang paman sekaligus mengajaknya untuk berlatih di lain tempat.

Sejenak, Araki berpikir untuk memberi jawaban kepada orang tua Sanji.

"Terserah Paman saja. Jika Paman mengizinkan, saya akan ikut ajakan Paman." Jawab Araki sambil berjalan.

Sesampainya di rumah, istrinya saudagar telah menghidangkan makanan. Kemudian, mereka semua menikmati hidangan makanan yang telah disiapkan.

Setelah selesai, mereka semua beristirahat di dalam kamarnya masing-masing.

Ketika sudah berada didalam kamar, Araki bergumam dalam hati memikirkan tentang perlombaan beladiri yang akan dilangsungkan bulan depan.

"Apa sebaiknya aku ikut saja, apa ya." Gumam Araki dalam hatinya sembari merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Sambil menatap langit-langit kamar, Araki teringat kepada Bujaro dan Moji saat berlatih bersamanya.

"Ternyata, Bujaro dan Moji sangat pandai mempelajari ilmu beladiri. Hampir saja, saat latihan tadi, aku terkena pukulan dari mereka berdua. Mulai sekarang, aku harus lebih giat lagi latihannya, tentu saja untuk pertandingan besok." Gumam Araki dalam hatinya.

Begitupun dengan kedua kakak beradik, mereka berdua mengagumi kelihaian dari sosok Araki dalam menguasai ilmu bela diri.

Sama halnya dengan sang paman, memperhatikan kemahiran Araki dalam seni beladirinya. Sang paman, pun memastikan, jika Hanta mengikuti perlombaan tersebut, tidak menutup kemungkinan, bahwa Araki bisa menjuarai perlombaan itu.

Selama dalam latihan, sang paman memperhatikan tekat Hanta yang begitu serius.

"Sepertinya Araki memiliki suatu keinginan menjadi sang pendekar legenda, dan anak itu bukanlah anak sembarangan." Gumam sang paman sambil menilai sosok Araki yang sudah dikenalinya.

.

.

.

Keesokan harinya, mereka semua berangkat berlatih di padang rumput di seberang sungai.

Sesampainya di padang rumput, masing-masing tengah melakukan pemanasan sebelum berlatih.

"Untuk memulai, bagaimana kalau Bujaro dan Moji bertanding?"

Kedua anaknya tidak ada penolakan apapun dengan permintaan dari orang tuanya. Kedua kakak beradik mengiyakan.

Setelah itu, Bujaro dan Moji bersiap untuk melakukan uji coba pertandingan dalam berlatih. Kemudian mereka memasang kuda-kuda, sedangkan sang ayah memberi aba-aba pertandingan kepada kedua anaknya.

"Kalian sudah siap." Ucap sang ayah kepada kedua anaknya.

"Siap! ayah." Jawab Sanji dan Sojiro dengan serentak.

Kemudian, setelah keduanya siap untuk bertarung, terjadilah pertarungan antara mereke berdua, yakni kakak-beradik.

Terpopuler

Comments

Mas Goen's

Mas Goen's

kenapa Araki sering disebut dengan Hanta, jadi bingung...🤔

2023-02-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!