Hot Kiss

Di bawah lampu tanpa cahaya, Adira berpikir bimbang. Sebenarnya ada satu rahasia besar yang telah ia simpan rapat dan belum pernah menceritakan itu pada siapapun.

"Saya takut?"

Chris mengambil Hp dari saku celananya lalu menghidupkan fitur senter yang tersedia dalam Hp nya. Kemudian mengarahkan cahaya itu ke bagian wajah dirinya dan Adira.

"Sekarang masih takut?" tanya Chris berbisik menghela nafas tepat di depan telinga Adira.

"Saya tidak takut gelap" Adira berhenti sejenak. "Tapi saya tidak boleh berciuman" jawab Adira ambigu meninggalkan pertanyaan besar di benak Chris.

"Maksudnya?"

"Sebenarnya dulu, saya sudah lupa kapan. Saya tanpa sengaja tabrakan bibir dengan teman sekolah. Dan setelah itu tubuhku jadi panas, aku sakit setelah kejadian itu"

"Kamu pikir saya akan percaya dengan cerita seperti itu. Saya bukan anak kecil yang bisa dikibulin" ujar Chris tersenyum miring.

"Saya serius pak" ekspresi wajah Adira selaras dengan ucapannya. Tidak ada candaan disana.

"Kalau begitu saya mau membuktikannya" tangan Chris menyelinap ke dalam lingkaran tengkuk Adira. Namun lagi-lagi Adira menghindar.

"Pacar pak Chris ?"

Chris membuka mulutnya segera melahap habis sepasang bibir Adira. Ia merapatkan tubuh ramping itu padanya sembari memainkan liar kecupan hangat di bibir ranum yang diincarnya. Hp yang masih menyala itupun jatuh ke lantai seiring dengan tangan Chris yang tidak bisa diam. Suara decapan yang khas terdengar jelas dari dua bibir yang sedang saling menyambut sentuhan.

Di sela cumbuan panas itu, sekilas bayangan melintas di kepala Adira. Bayangan itu semakin menjadi berlarian. Kepala Adira berdenging. Sontak ia mendorong keras tubuh Chris darinya. Tubuhnya merosot ke lantai. Tak lama keningnya telah dihiasi keringat. Chris masih mematung melihat reaksi tubuh Adira. Jadi benar. Wanita di depannya akan sakit jika berciuman.

"Adira, kamu kenapa?"

"Gak tahu pak. Tapi aku pusing banget" Adira menyilangkan tangannya di dada layaknya orang yang sedang kedinginan.

"Badan kamu dingin" Chris bingung. Suhu tubuh Adira dingin tapi mengeluarkan berkeringat berlebih. Ia pun mendekap erat tubuh Adira. "Apa yang harus saya lakukan agar kamu segera sembuh?" Chris teringat dengan ponselnya. Kemudian mendial nama Jhon salah satu rekan kerjanya untuk meminta bantuan.

"Pak" suara Adira terdengar sangat lemah.

"Iya saya disini. Kamu perlu apa?"

"Pak, saya..."

Chris memperhatikan bibir Adira. Ia tidak sabar apa yang akan dikatakan gadis itu berikutnya. Mungkin saja ia bisa melakukan sesuatu sembari menunggu bantuan datang.

"Maafkan saya pak"

Baru saja Chris berusaha mencerna ucapan Adira, namun bibir gadis itu sudah menempel di bibirnya. Chris tidak berkutik. Bola matanya berputar cepat, berpikir alasan Adira menciumnya balik.

"Kepalaku masih pusing" gumam Adira melepaskan kecupannya.

Ciuman balik?

Adira berpikir, mungkin itu salah satu cara agar ia cepat pulih dan suhu tubuhnya kembali normal. Ternyata sama saja, penawarnya tidak ada walaupun jalan pintas sudah ia lakukan.

"Apa mungkin?" Adira memutarkan kepalanya 30 derajat memandang Chris yang sedang memeluknya dari belakang. "Pak saya minta maaf lagi"

Lagi-lagi Adira mengatakan kalimat yang penuh tanda tanya. Apa maksudnya minta maaf?

Adira menarik leher keras Chris dan langsung mencium kembali bibir yang beberapa saat lalu menciumnya lebih dulu. Kali ini bukan sekedar menempel saja namun dengan sentuhan sedikit liar. Adira tidak lagi malu-malu. Ia bergerak agresif hingga tubuh keduanya berbaring di lantai. Chris sempat tersentak dengan sikap Adira namun ia tidak bisa hanya diam saja. Bibir Adira terlalu menggoda untuk diabaikan. Apalagi sudah cukup lama ia memperhatikan bibir ranum itu. Dan saat ini benda itu menjadi miliknya.

Jadi benar. Harus dibalas dengan ciuman panas. Aduh apa ini? Kenapa lembut sekali? Dan rasanya, ah aku tidak bisa menjelaskannya. Tapi ini sangat menenangkan. _Adira_

Chris menekuk kaki kanannya sebagai palang agar Adira tidak bergeser dari atas tubuhnya. Sesekali ia menepis rambut panjang yang menutupi wajah Adira. Cumbuan itu semakin panas bahkan keduanya tidak mengambil jeda istirahat untuk mengambil udara segar.

Matanya Adira mengintip perlahan memperhatikan keadaan gudang yang ternyata sudah terang benderang. Entah sejak kapan lampunya menyala?

"Lampunya sudah nyala"

"Hmmm" sahut Chris memperhatikan intens wajah Adira yang masih berbaring di atasnya.

Adira mendelik. Ia mengecek dirinya yang menempel lekat layaknya lem di atas tubuh Chris. Ia tercengang seakan tidak percaya apa yang sudah di lakukannya beberapa menit yang lalu.

"Kamu sudah tahu rasanya?" tanya Chris sembari meletakkan tangan kanannya di bawah kepalanya yang tentu saja menimbulkan sedikit pergerakan untuk wanita yang masih betah berbaring di atasnya.

Krekkkk

Pintu gudang terbuka dan seorang pria menyelusup masuk. Adira melotot terkejut segera bangun kemudian langsung melenggang pergi.

"Kamu ngapain sama Adira malam-malam di gudang? Terus kenapa posisi kalian tadi begitu? Kamu habis enak-enak sama dia?"

"Gak usah ngarang. Gak usah mikir yang aneh-aneh. Tidak terjadi apa-apa" balas Chris mematahkan kecurigaan temannya.

"Gak terjadi apa-apa gimana. Jelas-jelas kalian berdua tindihan tadi"

"Jhon, kita sudah lamakan temanan. Percaya sama aku, beneran gak terjadi apa-apa. Aku minta kamu jangan cerita tentang ini sama siapapun. Ok"

Jhon mengangguk ragu. Sejujurnya ia masih tidak percaya dan sangat yakin telah terjadi sesuatu antara Chris dan Adira.

"Cari apa?" tanya Jhon mengagetkan Chris yang sedang melihat area luar sekitar gedung.

"Cari Adira?" lanjutnya.

"Gak"

"Terus ngapain kamu lihatnya ngintip-ngintip gitu?"

"Apaan sih? Pingin tahu banget urusan orang. Kenapa kamu masih disini?" tanya Chris ketus.

"Aku mau nebeng"

Chris langsung melengos malas.

"Motor kamu mana? Terus kamu kesini naik apa?"

"Naik taksi. Motorku dipinjam Riko. Katanya dia mau malming dengan pacarnya" jawab Jhon dengan raut lesuh.

Chris mendengus pelan. Ia tidak habis pikir dengan kemurahan hati temannya ini. Jhon memang sebaik dan sepeduli itu pada orang lain. Ia orang yang tidak bisa tegaan pada orang lain. Selalu siap membantu dalam situasi apapun.

"Mana?" Jhon membuka telapak tangannya lalu menyodorkan kepada Chris.

"Apa?"

"Ganti uang taksiku tadi, 50 ribu"

"Wah aku ternyata salah menilai kamu. Perhitungan banget sama teman sendiri"

"Ini bukan masalah perhitungan. Tapi masalahnya ini baru tanggal 15, gajian masih lama dan tabunganku sudah tipis. Bisa-bisa aku gak bisa kirim uang ke ibu bulan depan. Kamu sih enak, jabatan tinggi. Gaji kamu juga gede. Lah aku karyawan biasa. Kamu itu...

"Iya iya nanti aku ganti. Buruan masuk mobil. Ini sudah malam. Aku ada janji sama Emilly"

...-----------------...

Di bawah cahaya lampu yang tidak terlalu terang. Dan diiringi alunan musik melow yang mendayu, Chris dan Emilly berdiri berhadapan dengan tatapan penuh cinta. Keduanya bergerak seirama menyelaraskan dengan alunan musik.

"Kamu semakin lihai dansanya" ucap Emilly tersenyum manis.

"Siapa dulu gurunya...

"Aku. Makasi ya makan malamnya. Aku suka banget" sambar Emilly.

Jarum pendek baru saja berada tepat di angka 22.00 saat mobil Chris berhenti di depan rumah Emilly yang megah.

"Kamu gak mau masuk dulu" tawar Emilly seperti biasanya.

"Lain kali sajalah. Ini juga sudah malam"

"Biasanya juga kamu mampir walaupun sudah malam. Malam ini kamu beda deh. Pas makan tadi juga kamu aneh. Banyak diamnya" ucap Emilly merengut.

"Gak ada yang beda kok. Aku hanya capek saja. Malam ini aku harus begadang buat ngecek data produksi bulan lalu. Lain kali pasti aku mampir" jelas Chris dengan sabar menghadapi sikap manja pacarnya.

"Ya udah kalau gitu. Kamu hati-hati ya" Emilly mengecup singkat bibir Chris sebelum pergi.

Matanya memandang penuh tanya wajah kekasih di hadapannya. Emilly merasa malam ini Chris memang berbeda seperti dugaannya. Tidak biasanya Chris hanya diam saat mereka berciuman. Biasanya Chris yang selalu bersemangat melakukan adegan yang cukup intim itu.

Terpopuler

Comments

Windy Artika

Windy Artika

wah si cris menang banyak 🤭

2022-10-23

0

Aqiyu

Aqiyu

lho Adira malah kaya orang ketagihan jadi nyosor mulu

2022-10-14

1

Senajudifa

Senajudifa

gmn ngga diem wong dia sdh ciuman sm.adira

2022-10-03

1

lihat semua
Episodes
1 Adira & Chris
2 Boleh Saya Menciummu?
3 Hot Kiss
4 Sesak sekali
5 Berkata Jujur
6 Debaran rasa
7 Penasaran
8 Tidur Bersama
9 Handuk Putih
10 Keraguan
11 Seharusnya atau tidak?
12 Saya tahu semuanya
13 Tidurlah dengan saya
14 Kembali seperti dulu
15 Senja kemerahan
16 Kecupan balasan
17 Ciuman Pertama
18 Fantasi
19 Jangan Pergi, Adira
20 Saya Mencintai Kamu
21 Manis Tapi Memabukkan
22 Terlalu Kejam
23 Selama Ini Bukan Pacaran?
24 Dasi Yang Tak Asing
25 Lipstik Merah
26 Berbunga lalu jatuh
27 Aku Minta Maaf
28 Pemilik Waktu
29 Salah Paham
30 Menemukan Bukti
31 Aku Tidak Ingin Membencimu
32 Aku Sakit
33 Kata Maaf Tertahan
34 Selamat Ulang Tahun
35 Kata Hati
36 Gejolak Rasa
37 Rahasi Kedua
38 Waktu Yang Salah
39 Memendam Rindu
40 Antara Cinta dan Sakit
41 Keinginan Kejam
42 Aku Terlalu Mencintainya
43 Keras Kepala
44 Fakta Terungkap
45 Kamu Tidak Boleh Mati
46 Musuh Bayangan
47 Miliki Anak Dari Aku
48 Bertahanlah
49 Ayo Menikah
50 Di Antara Dua pilihan
51 New Journey
52 Kenangan Yang Hilang
53 Pelan-pelan Saja
54 Satu Ingatan
55 Tetap Tersesat Atau Pulang!
56 Miskomunikasi
57 Ini Waktunya?
58 Semoga Ini Selamanya
59 Lagi Dan Lagi
60 Pembalasan
61 Rahasia, Desain, dan Meeting.
62 Mana Yang Lebih Penting?
63 Nasehat Wanita Rentah
64 Kebahagiaan Sesaat?
65 Banyak Cara!
66 Aku Memang Mencintainya
67 Mimpi
68 Ego
69 Sensitif
70 Rasa Peduli Dan Kecewa
71 Sudah Boleh
72 Hai Diary
73 Aku Harap Waktu Berhenti
74 Pilihan Yang Sulit
75 Pamit
Episodes

Updated 75 Episodes

1
Adira & Chris
2
Boleh Saya Menciummu?
3
Hot Kiss
4
Sesak sekali
5
Berkata Jujur
6
Debaran rasa
7
Penasaran
8
Tidur Bersama
9
Handuk Putih
10
Keraguan
11
Seharusnya atau tidak?
12
Saya tahu semuanya
13
Tidurlah dengan saya
14
Kembali seperti dulu
15
Senja kemerahan
16
Kecupan balasan
17
Ciuman Pertama
18
Fantasi
19
Jangan Pergi, Adira
20
Saya Mencintai Kamu
21
Manis Tapi Memabukkan
22
Terlalu Kejam
23
Selama Ini Bukan Pacaran?
24
Dasi Yang Tak Asing
25
Lipstik Merah
26
Berbunga lalu jatuh
27
Aku Minta Maaf
28
Pemilik Waktu
29
Salah Paham
30
Menemukan Bukti
31
Aku Tidak Ingin Membencimu
32
Aku Sakit
33
Kata Maaf Tertahan
34
Selamat Ulang Tahun
35
Kata Hati
36
Gejolak Rasa
37
Rahasi Kedua
38
Waktu Yang Salah
39
Memendam Rindu
40
Antara Cinta dan Sakit
41
Keinginan Kejam
42
Aku Terlalu Mencintainya
43
Keras Kepala
44
Fakta Terungkap
45
Kamu Tidak Boleh Mati
46
Musuh Bayangan
47
Miliki Anak Dari Aku
48
Bertahanlah
49
Ayo Menikah
50
Di Antara Dua pilihan
51
New Journey
52
Kenangan Yang Hilang
53
Pelan-pelan Saja
54
Satu Ingatan
55
Tetap Tersesat Atau Pulang!
56
Miskomunikasi
57
Ini Waktunya?
58
Semoga Ini Selamanya
59
Lagi Dan Lagi
60
Pembalasan
61
Rahasia, Desain, dan Meeting.
62
Mana Yang Lebih Penting?
63
Nasehat Wanita Rentah
64
Kebahagiaan Sesaat?
65
Banyak Cara!
66
Aku Memang Mencintainya
67
Mimpi
68
Ego
69
Sensitif
70
Rasa Peduli Dan Kecewa
71
Sudah Boleh
72
Hai Diary
73
Aku Harap Waktu Berhenti
74
Pilihan Yang Sulit
75
Pamit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!