Don'T Kiss Me
Namanya Adira Kayra. Tahun ini usianya menginjak angka 24 tahun. Ia memilih jalan hidupnya sendiri tinggal terpisah dari ibunya. Kesehariannya bekerja di salah satu perusahaan produksi yang cukup besar. Waktunya sebagian dihabiskan di kantor. Terkadang sampai lembur larut malam jika sudah memasukki akhir bulan. Tentu saja karena banyak laporan yang harus diserahkan secepatnya. Dan terkadang bosnya yang terkenal lumayan killer menuntutnya untuk menyelesaikan laporan malam itu juga. Dan mau tidak mau, suka tidak suka, Adira hanya mampu mengangguk patuh. Jika membantah maka pekerjaannya yang jadi taruhannya.
Tapi untungnya di kantor, Adira memiliki rekan kerja yang baik dan solid. Mereka semua peka jika Adira dalam masalah. Langsung menawarkan bantuan tanpa diminta. Di kantor, Adira di kenal pribadi yang ceria tidak banyak tingkah yang akan membuat orang ilfil padanya. Adira juga dijuluki jomblo abadi oleh teman-temannya karena selama tiga tahun kerja bersama, mereka tidak sekalipun melihat Adira menggandeng seorang pria. Bahkan Adira sering sekali menjadi nyamuk jika teman-temannya sedang melakukan kencan. Adira juga di kenal sosok yang sangat perhitungan dengan uang. Ia tidak akan keluar rumah untuk sesuatu yang tidak penting. Di kantor hanya Adira yang membawa bekal sendiri. Namun begitu ia tetap berkumpul dengan rekan-rekannya makan bersama di kantin.
...---------------...
Adira memainkan ujung jarinya di bibir. Tanpa sadar ia mengigitkan kuat bibir bawahnya menyaksikan drama korea yang sedang tayang dalam laptopnya. Pria berwajah tampan menawan itu terlihat sangat mahir ******* bibir lawan jenisnya. Sepasang mata terpejam rapat meresapi sentuhan demi sentuhan bibir yang berpaut. Kepala sepasang insan itu berputar berpindah arah menghayati cumbuan yang semakin panas.
Adegan intim dalam drama korea yang sedang disaksikannya membuat Adira menelan saliva berulang kali. Di usianya kini, ia ingin sekali berciuman seperti itu. Tentu saja dengan pria yang benar-benar ia suka. Ia ingin tahu bagaimana rasanya berciuman. Ciuman bibir tentunya.
"Adira, bekal kamu hari ini apa?" tanya Maya salah satu rekan kerja Adira.
"Tadi aku bangunnya kesiangan jadi gak sempat ke pasar. Ya seperti biasa deh, lauknya mie sama telur" ucap Adira tersenyum seraya mengankat pundaknya.
"Eh kayaknya enak tu. Aku minta ya mie nya" Lisa rekan kerja Adira yang kedua langsung menyerobot walaupun Adira belum memberi izin.
Adira hanya bisa pasrah menghadapi kelakukan teman-temannya. Sudah biasa seperti ini. Teman-temanya selalu antusias dengan bekal yang ia bawah. Padahal jika dibandingkan dengan makanan kantin, tentu saja lebih menarik dan enak dari makanannya.
"Kalian itu ya. Lauk kaliankan lebih enak. Kamu lauknya ayam bakar. Kamu rendang. Kamu udang. Kenapa sih masih nyomot makanan aku yang cuman mie sama telur ceplok doang?" Adira mengurucutkan bibirnya tak habis pikir dengan selera makan teman-temannya.
"Ra, kamukan sudah tahu jawabannya. Kamu itu mau masak apa aja enak. Udah deh gak usah protes mulu. Ini aku kasih udang buat kamu" Farah memindahkan satu udangnya ke dalam kotak bekal Adira. Tak lama diikuti Maya dan Lisa yang masing-masing memberikan potongan lauk mereka kepada Adira.
Adira menggelengkan kepalanya sambil memandang tersenyum pada teman-temannya itu. Ia merasa beruntung sekali memiliki teman seperti mereka.
"Eh kalian nonton jugakan drakor Kiss me episode 10 semalam?" tanya Lisa di sela santap siangnya.
"Udah"
"Gila ya, Joong Woo kiss si Eun Bi mantap banget dah. Kepala aku sampai ikutan miring-miring lihat mereka ciuman"
"Lisa pelanin suara kamu. Itu yang lain lagi lihat kita" potong Adira.
Benar saja, suara nyaring Lisa menarik perhatian karyawan yang lain.
"Opss sorry keceplosan. Abisnya aku masih terniang-niang sama kiss scene semalam. Gila, aku sampai meleleh lihat bibir Joong Woo. Eh btw kalian sudah belum sih ciuman?" tanya Lisa mengecilkan suaranya tepat di kata ciuman.
Sontak pertanyaan frontal Lisa membuat Adira tersedak.
"Minum dulu, Ra" Maya dengan sigap memberikan segelas air putih pada Adira. "Kamu sih. Adira itu belum pernah ciuman. Makanya dia tersedak dengar pertanyaan gila kamu itu. Jadinya Adira batuk ginikan"
Ucapan Maya semakin memperparah batuk Adira. Bisa-bisanya Maya ember membeberkan rahasianya pada temannya yang lain.
"Maya. Kamukan sudah janji gak akan kasih tahu yang lain" mata Adira melototi Maya yang sedang menepuk pelan punggungnnya.
"Maaf, Ra. Aku kecoplosan" sesal Maya menutupi mulutnya.
"Hah, jadi benar Ra. Kamu belum pernah ciuman?" sambar Farah.
Adira menundukkan wajahnya sembari melepas nafas pendek.
"Kalian bisa gak sih pelanin suaranya. Aku malu ni. Coba lihat. Sekarang kita lagi di lihatin. Ah kalian itu ya bikin mood rusak saja" Adira masih enggan mengankat kepalanya.
"Sorry, Ra. Aku gak sengaja. Jangan marah ya"
"Ya...ya gak papa. Aku gak marah cuman malu doang. Mana mungkin aku bisa marah sama teman-teman baik seperti kalian. Ayo makan lagi"
4 sekawan itu kembali melanjutkan makannya setelah tertawa kecil. Bagi Adira tidak alasan baginya untuk marah pada teman-temannya itu. Ya walaupun terkadang mulut temannya itu embernya luar biasa. Namun tetap saja sulit baginya untuk marah. Mereka terlalu baik untuk dicuekin.
"Memangnya kamu gak penasaran Ra rasanya ciuman?" tanya Lisa berusaha mengorek rahasia Adira lebih dalam.
"Memangnya rasanya gimana?" tanya Adira ragu.
"Enak. Apalagi kalau ciumannya sambil gigit-gigit gitu. Wah makin nikmat" Lisa memejamkan matanya hanyut dalam ucapannya sendiri.
"Udah ah. Aku merinding dengar kamu ngomong gitu" sahut Adira memperhatikan bulu kuduknya berdiri.
"Hmm kamu belum tahu saja rasanya, Ra. Nanti cobain deh kalau kamu sudah punya pacar" timpal Farah.
Seorang pria yang telah selesai makan siang tampak tersenyum tipis mendengar percakapan Adira bersama teman-temannya. Ia adalah Chris Evrano, manager Adira. Tidak hanya sebagai manager tapi ia juga berperan sebagai kaki tangan CEO utama di kantor tempat Adira bekerja. Chris memiliki tinggi 187 cm. Ia selalu menonjol diantara teman-temannya yang lain jika sedang jalan bersama. Kulitnya tidak terlalu putih namun bersih terawat. Wajahnya yang tampan dengan body atletis tentu saja menjadi daya pikatnya sendiri. Namun Chris sudah memiliki pacar. Pacarnya anak dari orang terpenting di perusahaan. Namanya Emilly Sanjaya anak dari David Jo Sanjaya.
Chris dikenal pribadi yang cukup dingin. Ia tidak banyak bicara dengan bawahannya. Jikapun harus bicara maka itu sekedar untuk urusan pekerjaan saja. Bahkan Adira saja tidak tahu kapan terakhir kali ia bicara dengan Chris. Namun walaupun begitu, Chris tetap berbaur dengan rekan kerjanya yang lain yang benar-benar akrab dengannya.
Tok tok tok
"Masuk"
"Permisi pak. Saya mau kasih berkas ini" ucap Adira sedikit membungkukkan tubuhnya. "Saya butuh tanda tangan bapak"
"Pak Chris bukan bapak. Saya belum bapak-bapak" ucap Chris ketus.
"Maaf pak Chris, saya lupa"
"Jika maaf bisa menyelesaikan masalah, untuk apa ada hukum"
"Maaf pak Chris. Maksudnya?"
"Kamu ambil berkas laporan bulan Desember tahun 2018 di gudang. Itu hukuman kamu" titah Chris.
"Sekarang pak?" tanya Adira dengan mimik berat.
"Minggu nanti" balas Chris datar.
Adira senyum terpaksa. Kenapa juga ia bertanya seperti itu yang jawabannya sudah jelas. Tentu saja harus dilakukan hari ini dan sekarang juga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 75 Episodes
Comments
Ig: @putriaayu_98
mampir kak
2022-12-28
0
Windy Artika
mampir thor liat iklan diFB ,udah like ,vote fav & ⚘
2022-10-23
1
Chian Madila
mampir
2022-10-15
1