3. Kecelakaan

Abrine merasakan ada yang aneh dengan kepalanya. Mendadak, dia melihat isi gelasnya yang hanya tersisa setengah gelas jus jeruk. Tidak, ini tidak beres. Abrine merasa pusing. Dia pernah seperti ini saat tidak sengaja meminum minuman beralkohol, dulu, sudah lama saat dia masih sering nongkrong dengan teman-teman balap liarnya. Sekali lagi, dia bukan peminum, kejadian itu tidak sengaja tapi dari situlah Abrine mengetahui bahwa dia ternyata sangat sen sitif dengan minuman semacam itu, jika meminum setetes saja dia akan langsung mabuk, bahkan efek terparahnya bisa ambruk.

Tapi, sekali lagi dia memastikan jika yang dia minum hanyalah jus jeruk.

Abrine semakin merasa pusing. Dia berjalan sedikit sempoyongan hingga tak sengaja menabrak seseorang. Mata mereka bersirobok satu sama lain. Abrine berkedip sesaat saat sepasang mata hazel itu menatapnya lekat, namun dia tidak bisa mengenali siapa pria tinggi yang mengenakan masker itu.

"Kau tidak apa-apa, Nona?" tanya pria itu dihadapan Abrine yang dibalas Abrine dengan anggukan samar.

Abrine berjalan lagi menuju ke arah toilet. Sayangnya efek mabuk dalam dirinya sudah merasuki diri, syukurnya Yemima melihat gelagatnya dan segera menghampiri posisi gadis itu.

"Abrine, are you oke?"

"Sepertinya aku mabuk."

"What? Kau minum?" Yemima merasa tak percaya dengan hal ini. Pasalnya dia tahu Abrine tidak bisa minum.

"Ya, minum jus jeruk." Abrine berujar sambil cengengesan. Ya, dia sudah jelas mabuk. Kelakuannya mulai tampak aneh.

"Lalu, kenapa bisa? Apa gelasnya dicuci tidak bersih dan itu bekas Vodka atau Wine?" Yemima mencoba menerka situasi. Terkadang kesilapan dalam hal seperti itu memang bisa saja terjadi.

"Aku harus pulang, Mima."

"Tidak, menginap lah di kamarku."

Abrine menggeleng.

"Baiklah, ku panggilkan sopir untuk mengantarmu."

"Aku bisa sendiri."

Xander melihat interaksi antara Yemima dan Abrine dari kejauhan, dia pun menghampiri keduanya.

"Apa ada masalah, Baby?"

"Sepertinya Abrine mabuk. Aku ingin meminta sopir untuk mengantarnya." Yemima mulai sibuk dengan ponsel hendak menghubungi sopir.

"Biar aku saja yang mengantarnya."

Suara itu membuat Xander dan Yemima menoleh, sementara Abrine tampak sudah bersandar lemah pada Yemima. Dia tidak menyadari apa yang tengah mereka bahas sekarang, termasuk saat Elrich tiba-tiba menyela dan menawarkan untuk mengantarkan gadis itu.

"Kau tidak keberatan, El?"

"Tidak, aku juga akan segera kembali ke Rumah Sakit."

"Baiklah," jawab Xander dan Yemima kompak.

Pada akhirnya, Abrine dibantu oleh Elrich untuk memasuki mobil milik gadis itu, Elrich membiarkan mobilnya tertinggal. sebelumnya, Yemima sudah memberikan alamat apartmen tempat Abrine tinggal kepada Elrich.

Sepanjang perjalanan, Abrine meracau tak jelas. Kebanyakan kalimatnya adalah tentang kekecewaan. Ya, tentu saja terkait hubungan Raymond dan Freya yang baru dia ketahui.

Elrich yang mendengar, hanya bisa diam sambil tetap fokus mengemudikan mobil. Dia merasa tidak ingin mencampuri urusan gadis yang bahkan belum dia ketahui namanya itu, karena mereka memang belum sempat berkenalan.

"Kau keterlaluan, Ray! Seharusnya kau memberitahuku sejak awal mengenai hubunganmu dengan Freya. Huhuhu...." Abrine mengoceh sambil menangis, menunjukkan sisi terlemahnya didepan Elrich yang tidak mengetahui apa-apa.

"Aku cemburu, Ray! Aku pikir kau juga menyukaiku. Mulai sekarang jangan lagi memperhatikan aku!" ucap Abrine tersedu-sedu.

Abrine mulai bertingkah semakin konyol dengan membuka seatbelt-nya.

"Hei, apa yang kau lakukan?" Elrich mencoba melarang tindakan Abrine yang cenderung akan membahayakan dirinya sendiri nantinya.

"Aku ingin tahu rasanya berpacaran, Ray! Selama ini aku menunggumu, ternyata kau mematahkan hatiku. Kau keterlaluan, Raymond!" tekan Abrine menepis tangan Elrich yang mencegah tindakannya.

"Jangan cegah aku, Ray! Setidaknya biarkan aku tahu bagaimana rasanya berciuman!" Selesai dengan ucapan itu, seatbelt Abrine benar-benar terlepas tanpa bisa dicegah lebih lanjut oleh Elrich, gadis itu justru merangsek mendekat kepada El.

Abrine menatap El lama-- sementara pria itu tampak masih berusaha fokus dalam mengemudikan mobil. Elrich masih menggunakan masker untuk menutupi sebagian wajahnya. Untuk sesaat, Abrine menatap lekat-lekat sag pria. Beberapa kali berkedip sembari melihat tatapan fokus pria itu membuat Abrine sangat terpana. Tanpa disangka, dengan dia tiba-tiba menarik leher Elrich, membuat pria itu berdecak keras sebagai bentuk protes, namun tidak pernah menduga jika kemudian Abrine justru membuka masker yang ia kenakan lalu mencium bibirnya secara serampangan, karena Abrine memang tidak tahu dan tidak ahli dalam melakukan hal itu.

Mendapat serangan mendadak yang tidak pernah diduga, membuat Elrich kelimpungan. Dia terbelalak kaget, Masalahnya, posisinya sekarang sedang menyetir mobil. Elrich mengerem secara mendadak, ciuman itu tidak bisa terlelakkan sebab itu diluar prediksinya. Kacau, efek mabuk gadis ini sangat kacau apalagi ditambah dengan keadaan hatinya yang sedang tidak baik-baik saja.

Bersamaan dengan pengereman mendadak, suara decitan keras yang menandakan ban telah beradu dengan kerasnya aspal pun terdengar. Jelas saja, meski tak merespon ciuman Abrine, tapi posisinya memang sangat riskan, hingga menyebabkan Elrich terkejut lalu spontan banting setir ke arah kiri demi menghindari menabrak mobil yang melaju didepannya. Mobil yang dikendarai El pun langsung menabrak pohon di pinggir jalan. Untungnya, keadaan mulai senyap karena waktu sudah menunjukkan tengah malam dan tidak ada mobil lainnya yang bisa menjadi korban lain dalam insiden ini.

Abrine tampak terkulai dengan posisi berantakan sebab dia tidak mengenakan sabuk pengaman.

Sementara Elrich, dia terjepit diantara setir dan kabin yang dia duduki. Kepalanya hampir menyentuh dashboard, namun airbag masih menyelamatkannya dari benturan keras. Kondisinya dan Abrine cukup berantakan, karena tadi dia memang menyetir dalam kecepatan yang lumayan sebab jalanan memang lengang.

Elrich masih dalam kondisi sadar ketika dia melihat keadaan diri. Dalam posisinya yang terjepit, dia memastikan jika Abrine masih bernafas. Seketika ia menghela nafas berat. Syukurnya mereka berdua masih bernyawa akibat kecelakaan tunggal ini.

Tapi tetap saja dia merasa sial. Niat baiknya mengantar Abrine justru berujung kecelakaan.

Awalnya dia hanya berniat menolong, sebab melihat gadis ini sepertinya setengah mabuk saat tak sengaja menabrak tubuhnya di Apartmen Yemima tadi. Apalagi setelah tahu Abrine ternyata cukup dekat dengan Yemima, dia hanya memberi opsi untuk mengantar, karena seharusnya dia kembali ke Rumah Sakit diwaktu yang bersamaan.

Elrich pikir, tidak ada salahnya mengantar gadis ini, sayangnya semua praduganya salah besar. Efek mabuk Abrine sangat menjengkelkan. Apalagi mengingat ciuman amatiran tadi, rasanya El ingin sekali mengumpat sekarang, tapi nyatanya ia justru mengerang kesakitan karena kini kaki dan tangannya mulai menimbulkan efek nyeri dan ternyata alat geraknya itu tidak bisa melakukan pergerakan sama sekali, mungkin karena masih dalam keadaan terjepit.

Tak menunggu lama, kecelakaan tunggal yang menimpa El dan Abrine segera memancing pihak berwajib untuk mengevakuasi mereka. Keduanya pun segera dibawa ke Rumah Sakit terdekat yang nyatanya adalah tempat dinas Elrich, sekaligus Rumah Sakit milik keluarga Xander.

Kabar kecelakaan itu terdengar sampai ke telinga Xander. Sontak saja dia dan Yemima segera mengunjungi Abrine dan El di Rumah Sakit.

"Bagaimana bisa? Kalian baru meninggalkan Apartmen sekitar 15 menit yang lalu?" Xander menyerobot El dengan pertanyaan, begitu tiba di bangsal perawatan pria itu.

"Entahlah, semuanya terjadi begitu saja." El tidak mau menjelaskan yang sesungguhnya, apalagi mengenai serangan ciuman tiba-tiba yang Abrine lakukan padanya. El pun sadar bahwa Abrine melakukan itu dalam keadaan mabuk dan menganggap dirinya sebagai lelaki bernama Raymond.

"Bagaimana kondisinya?" El balik bertanya pada Xander.

"Maksudmu, Abrine?"

"Ya, siapapun namanya, aku tidak mengenalnya."

"Kau ini! Abrine belum sadar. Yemima sedang berusaha mencari kontak keluarganya."

"Siapa yang menjaminnya disini?"

Xander malah terkekeh mendengar pertanyaan sang sahabat.

"Peduli sekali kau!" cibirnya. "Dalam 15 menit meninggalkan Apartmen, apa sudah terjadi sesuatu diantara kalian? Tidak biasanya kau peduli dengan orang lain diluar lingkup pekerjaan."

"Sia lan! Walau bagaimanapun dia kecelakaan bersamaku!" Elrich tak terima dengan tuduhan tak berdasar yang dilakukan Xander.

Xander makin tergelak. "Kalau begitu, kenapa tidak kau saja yang menjadi penjaminnya. Walinya juga tidak ada, aku dengar orangtuanya tidak berada di negara ini."

"Terserah kau saja!"

"Menarik," kata Xander sembari menyunggingkan senyum disudut bibirnya.

"Apa maksudmu?" Elrich menatap Xander dengan sorotan tajam.

"Tak ada. Aku hanya membuat asumsi untuk kalian berdua."

"Asumsi apa?"

"Asumsi tentang ...." Xander menjeda kalimatnya. "Setelah ini, kenapa kalian tidak pacaran saja! Kalian bahkan membuat sejarah baru. Selama pertemuan 15 menit, sudah menggemparkan jalanan dan Rumah Sakit karena kecelakaan ini."

"Bren gsek kau!" umpat Elrich sambil mengu lum senyum.

********

Terpopuler

Comments

Ngopi Atuh

Ngopi Atuh

euleeeuuuyyy kayak soang ae nih si abrine😂

2022-09-03

0

Blue Sky

Blue Sky

nyosor ae🤣🤣🤣🤣

2022-08-03

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

sebegitu dalamy perasaan abrine sm raymond padahal mereka cm bersahabat..smg kecelakaan ini membawa hikmah buat abrine bisa dekat sm alrich dan melupakn raymond..lanjuut

2022-08-02

1

lihat semua
Episodes
1 1. Patah Hati
2 2. Pesta
3 3. Kecelakaan
4 4. Perasaan Bersalah
5 5. Ingin membuatmu cemburu
6 6. Permintaan maaf
7 7. Mengajukan syarat
8 8. Merawat
9 9. Rasa sakit yang kembali
10 10. Perjalanan
11 11. Perkenalan
12 12. Sebuah Keputusan
13 13. Kebohongan yang diketahui
14 14. Bukan lagi sakit tapi kecewa
15 15. Simbiosis Mutualisme
16 16. Siapa dia?
17 17. Pria yang ku cintai
18 18. Pulang ke tanah air
19 19. Tentang sang ibu
20 20. Dia adalah masa lalu
21 21. Meminta restu
22 22. Pertimbangkan lagi
23 23. Melepasmu pergi
24 24. Tidak memaksa
25 25. Sebuah Panggilan video
26 26. Memikirkan status
27 27. Aku masa depanmu!
28 28. Aku memang calon suamimu
29 29. Pertemuan kembali
30 30. Mengunjungi
31 31. Sebuah Kenyataan
32 32. Pertaruhan
33 33. Perasaan khawatir
34 34. The day
35 35. Sebuah Hadiah
36 36. Demi diriku
37 37. Semua tentangmu
38 38. Karena masa lalu
39 39. Kembali
40 40. Jangan salahkan aku
41 41. Sangat perhatian
42 42. Video amatir
43 43. Berterus-terang
44 44. Makan malam bersama
45 45. Bukan Vitamin
46 46. Tersulut emosi
47 47. Terkuak
48 48. Sekilas masa lalu
49 49. Menanyakan
50 50. Sangat membutuhkan
51 51. Mempublikasikan
52 52. Yang tertunda
53 53. Mengikuti
54 54. Harus kembali
55 55. Pertengkaran
56 56. Perasaan yang tidak enak
57 57. Panti Sosial
58 58. Maksud yang lain
59 59. Penjelasan Galvin
60 60. Dilaporkan
61 61. Kantor polisi
62 62. Membayangkanmu
63 63. Gusar
64 64. Aku sudah memilikimu
65 65. Sebuah Rencana
66 66. Kemurkaan
67 67. Penangkapan
68 68. Sakit Jiwa
69 69. Mau menebus dosa?
70 70. Tes kehamilan
71 71. Siapa kau, Nyonya?
72 72. Alasan meninggalkan
73 73. Obat penenang
74 74. Membujuk
75 75. Tak diizinkan bertemu
76 76. Tentang buku harian
77 77. Mengenai hak waris
78 78. Ide Cemerlang
79 79. Tidak cemburu
80 80. Rencana kecil
81 81. Membantu
82 82. Di pindahkan
83 83. Ingin bersamamu
84 84. Pesta pernikahan
85 85. Diluar prediksi
86 86. Hot News
87 87. Kakak
88 88. Seorang Buronan
89 89. Penemuan
90 90. Kabar kematian
91 91. Datang menjenguk
92 92. Kembali ke rumah
93 93. Sudah Menyerah
94 94. Sebuah transaksi
95 95. Jamuan makan malam
96 96. Perkara benda segitiga
97 97. Ingin bicara
98 98. Hadiah dari Nenek
99 99. Terjadi sesuatu?
100 100. Mengungkit masa lalu
101 101. Pingsan
102 102. Masa lalu yang tak dapat terulang
103 103. Melunasi hutang
104 104. Gara-gara Foto
105 105. Alasan mendendam
106 106. Ancaman
107 107. Harusnya menerima
108 108. Melihat air terjun
109 109. End
110 110. Pengumuman + Promo
111 PROMO
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Patah Hati
2
2. Pesta
3
3. Kecelakaan
4
4. Perasaan Bersalah
5
5. Ingin membuatmu cemburu
6
6. Permintaan maaf
7
7. Mengajukan syarat
8
8. Merawat
9
9. Rasa sakit yang kembali
10
10. Perjalanan
11
11. Perkenalan
12
12. Sebuah Keputusan
13
13. Kebohongan yang diketahui
14
14. Bukan lagi sakit tapi kecewa
15
15. Simbiosis Mutualisme
16
16. Siapa dia?
17
17. Pria yang ku cintai
18
18. Pulang ke tanah air
19
19. Tentang sang ibu
20
20. Dia adalah masa lalu
21
21. Meminta restu
22
22. Pertimbangkan lagi
23
23. Melepasmu pergi
24
24. Tidak memaksa
25
25. Sebuah Panggilan video
26
26. Memikirkan status
27
27. Aku masa depanmu!
28
28. Aku memang calon suamimu
29
29. Pertemuan kembali
30
30. Mengunjungi
31
31. Sebuah Kenyataan
32
32. Pertaruhan
33
33. Perasaan khawatir
34
34. The day
35
35. Sebuah Hadiah
36
36. Demi diriku
37
37. Semua tentangmu
38
38. Karena masa lalu
39
39. Kembali
40
40. Jangan salahkan aku
41
41. Sangat perhatian
42
42. Video amatir
43
43. Berterus-terang
44
44. Makan malam bersama
45
45. Bukan Vitamin
46
46. Tersulut emosi
47
47. Terkuak
48
48. Sekilas masa lalu
49
49. Menanyakan
50
50. Sangat membutuhkan
51
51. Mempublikasikan
52
52. Yang tertunda
53
53. Mengikuti
54
54. Harus kembali
55
55. Pertengkaran
56
56. Perasaan yang tidak enak
57
57. Panti Sosial
58
58. Maksud yang lain
59
59. Penjelasan Galvin
60
60. Dilaporkan
61
61. Kantor polisi
62
62. Membayangkanmu
63
63. Gusar
64
64. Aku sudah memilikimu
65
65. Sebuah Rencana
66
66. Kemurkaan
67
67. Penangkapan
68
68. Sakit Jiwa
69
69. Mau menebus dosa?
70
70. Tes kehamilan
71
71. Siapa kau, Nyonya?
72
72. Alasan meninggalkan
73
73. Obat penenang
74
74. Membujuk
75
75. Tak diizinkan bertemu
76
76. Tentang buku harian
77
77. Mengenai hak waris
78
78. Ide Cemerlang
79
79. Tidak cemburu
80
80. Rencana kecil
81
81. Membantu
82
82. Di pindahkan
83
83. Ingin bersamamu
84
84. Pesta pernikahan
85
85. Diluar prediksi
86
86. Hot News
87
87. Kakak
88
88. Seorang Buronan
89
89. Penemuan
90
90. Kabar kematian
91
91. Datang menjenguk
92
92. Kembali ke rumah
93
93. Sudah Menyerah
94
94. Sebuah transaksi
95
95. Jamuan makan malam
96
96. Perkara benda segitiga
97
97. Ingin bicara
98
98. Hadiah dari Nenek
99
99. Terjadi sesuatu?
100
100. Mengungkit masa lalu
101
101. Pingsan
102
102. Masa lalu yang tak dapat terulang
103
103. Melunasi hutang
104
104. Gara-gara Foto
105
105. Alasan mendendam
106
106. Ancaman
107
107. Harusnya menerima
108
108. Melihat air terjun
109
109. End
110
110. Pengumuman + Promo
111
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!