2. Pesta

Abrine menghempaskan tubuhnya di atas tempat tidur, dia menghela nafas panjang sembari menatap langit-langit kamar.

Fhhh ....

Masalahnya sekarang terasa begitu berat. Apakah karena ini adalah pengalaman pertamanya dalam hal patah hati? Entahlah, namun semua ini harus segera dia enyahkan. Dia tak mau sakit hati berlarut-larut, kendati lukanya sudah terbuka dan menganga lebar.

Tampaknya dia harus benar-benar menghilang sejenak. Pergi. Sebelum nantinya akan kembali menghadapi hal yang sama didepan mata.

Drrt.... drttt....

Ponsel Abrine terasa bergetar, dia meraih benda pipih yang terletak didalam saku celana jeansnya. Melihat sejenak pada layar.

Nama Yemima yang muncul dan kini tengah meneleponnya.

Abrine menerima panggilan itu, lantas meletakkan ponsel ditelinga.

"Ya, Mima?"

"Brine, datanglah ke Apartmenku malam ini."

"Untuk apa?"

"Aku mengundangmu datang. Come on! Halloween party, Baby."

Abrine berdecak, dia tak menyukai pesta apalagi pesta hantu-hantuan tidak jelas yang diadakan di Apartmen Yemima. Tapi, mungkin pesta ini akan membuatnya melupakan masalahnya sejenak.

"Baiklah," jawab Abrine datar.

Sebenarnya masalah Abrine tak begitu rumit. Hanya sakit hati melihat Raymond--sahabatnya--kini memiliki kekasih. Namun, karena ini menyangkut patah hati pertama dalam hidup Abrine, membuat semuanya jadi sulit untuk dia lalui.

Sekarang, Abrine hanya ingin menghindari Raymond beberapa saat dan mengalihkan pikirannya dari pemuda itu barang sejenak. Menyiapkan hati dan mental, apabila esok hari, lusa atau kapanpun--saat dia harus kembali melihat Raymond bersikap intens pada gadis lain--selain dirinya--dia sudah jadi biasa, lebih ikhlas dan tentunya menerima.

Pesta Halloween di Apartmen Yemima tak mungkin dihadiri Raymond karena pemuda itu juga tak menyukai hal-hal semacam ini. Tentu Abrine sangat mengetahuinya.

Untuk itu, Abrine merasa tak ada salahnya datang ke pesta itu. Mungkin akan membuatnya rileks dan akan bisa menghibur hatinya.

______

Di lain tempat, disebuah Rumah Sakit Swasta. Seorang Dokter muda tengah melepaskan almamater putihnya dan menggantungkan itu di standing hook sudut ruangannya.

Tok tok tok

Suara pintu terdengar diketuk dari luar, selang berapa detik pintu itu dibuka tanpa diperintah.

"Dokter El...." sapa seseorang.

Dokter muda bernama Elrich itupun menatap sang lawan bicara yang sudah menyembulkan wajah diambang pintu.

"Kenapa, Xander? Masuklah," ucapnya pada lelaki bernama Xander itu.

Xander melangkah masuk. Menatap Elrich sejenak, kemudian menyengir kuda.

"Apa?" tanya El yang malas berbasa-basi dengan rekan seprofesinya itu.

"Nanti malam ikutlah denganku," ujar Xander.

"Kemana? Party?" Elrich bisa menebak tujuan Xander.

"Yups, tepat! Selain pintar membedah, Dokter El juga pintar membaca pikiranku." Xander terkekeh pelan, sementara Elrich menggeleng samar sembari merapikan meja kerjanya.

"Kau tahu aku tidak punya banyak waktu untuk hal itu, Xander."

"Ayolah, El!"

"Pekerjaanku menuntut waktuku sepenuhnya," kata Elrich sambil mengendikkan bahu cuek.

"Tenanglah, kau bukan satu-satunya dokter bedah yang ada di Rumah Sakit ini. Sekali-kali bolehlah kau ikut aku berpesta."

"Kau sudah kaya. Sudah punya Rumah Sakit sebesar ini, jadi tak masalah untukmu bersenang-senang." Elrich bersikap merendah diri secara jujur.

"Memangnya kenapa denganmu? Kau mau mengatakan bahwa kau tidak kaya, begitu?"

"Entahlah, aku hanya punya tanggung jawab lebih dalam pekerjaanku."

"Apa kau tidak lelah? Ayolah, sebentar saja. Ini juga pesta yang menghibur, bukan sekedar minum-minum seperti biasanya."

"Lalu?"

"Halloween party, El ...."

Elrich berdecak. "Ah, come on! Aku tidak tertarik. Pekerjaanku sangat banyak!"

"Dengar, aku akan memecatmu dari Rumah Sakit ini, jika kau menolak ajakan ku sekarang. Ini juga undangan dari Yemima untukmu!" Xander tetap keukeuh mengajak El.

Elrich menyorot sang teman dengan tatapan mata elangnya. "Baiklah, aku ikut denganmu! Tapi jika ada panggilan darurat dari Rumah Sakit, aku akan segera pergi," jawabnya datar.

Elrich bukan takut dipecat, tentu masih banyak Rumah Sakit lain yang membutuhkan jasanya. Tapi, dia sudah terlalu nyaman bekerja di Rumah Sakit milik keluarga Xander, sahabatnya sendiri. Dia enggan untuk meninggalkan Rumah Sakit ini.

"Ya, ya, terserah kau saja. Sepertinya Rumah Sakit ini sangat beruntung memiliki dokter sepertimu yang profesional dalam bekerja dan tidak makan gaji buta."

"Kau tahu itu! Kau beruntung memilikiku," jawab Elrich dengan pedenya.

"Bukan aku, tapi Rumah Sakit ini!" tekan Xander sambil terkekeh disusul suara tawa Elrich kemudian.

"Hmm, ada saatnya nanti kau akan sibuk dengan hal lain dan tidak menaruh fokus seratus persen dengan Rumah Sakit ini, El...."

"Maksudnya?"

"Mungkin saja, saat kau sudah berumah tangga nanti."

Elrich hanya tertawa hambar mendengar ujaran sang sahabat.

______

Abrine tiba di Apartmen milik Yemima. Dia datang menggunakan kaos oblong dan celana jeans sobek kegemarannya. Dia berpenampilan biasa, tak seperti kebanyakan tamu lain yang justru datang dengan kostum hantu andalan mereka karena ini memanglah momen Halloween party.

Sepertinya memang Abrine yang salah kostum.

"Abrine!"

Suara Yemima mengagetkan Abrine, gadis itu menoleh sepintas dan mendapati Yemima dengan kostum putih yang tampak dilumuri cairan lengket sebagai efek darah palsu. Wajah Yemima juga di make-up pucat layaknya hantu wanita yang menyeramkan.

"Kau membuatku terkejut!" ujar Abrine terus-terang.

Yemima tertawa pelan. "Kau datang kesini kenapa tidak cosplay hantu, pakai kostum atau bermake-up seram, oke!?"

"Astaga, aku tidak punya. Anggap saja aku hantu yang baru mati jadi masih polos belum pandai berdandan seram untuk menakuti manusia," kekeh Abrine membuat Yemima melongo.

Yemima pun menarik Abrine menuju kamarnya, dia memberi make-up pada wajah Abrine dan TADA.... dalam sekejap Abrine bertransformasi menjadi gadis menyeramkan seolah bertampang zombie.

"Nah, ini baru cocok!" kata Yemima memperlihatkan wajah Abrine ke cermin.

Abrine menghela nafas ringan. "It's oke, tidak buruk. Karakter Zombie adalah hantu yang tidak pernah mundur dan pantang menyerah. Aku suka itu," katanya sambil tertawa berbarengan dengan Yemima.

"Bagaimana, kau cukup terhibur sekarang?" tanya Yemima lagi.

"Hmm, thanks...." jawab Abrine. "By the way, kau seolah tahu jika aku sedang ada masalah."

Yemima tersenyum lembut. "Aku tahu, circle pertemanan kita membuatmu sulit lepas dari Raymond. Jadi, aku tahu bagaimana perasaanmu sekarang."

"Mima...."

"Sudahlah, lupakan dia. Have fun..... aku mengundang banyak teman yang tampan, siapa tahu ada salah satu dari mereka yang bisa menarik perhatianmu." Yemima terkikik lagi, kali ini dia bahkan menirukan suara cekikikan hantu yang menggelegar.

"Kau cocok sekali menjadi hantu!" cibir Abrine yang kemudian keluar dari kamar Yemima menuju ruang utama tempat berlangsungnya pesta bertema hantu itu.

Abrine melihat-lihat suasana pesta dan berusaha menikmatinya. Dia mengambil jus yang disajikan oleh para pelayan yang wara-wiri dengan membawa nampan. Abrine meminumnya untuk membasahi tenggorokannya yang terasa kering.

"Brine, kenalkan, it's my boyfriend.... Xander."

Abrine menoleh pada pria yang Yemima kenalkan sebagai pacar gadis itu. Pria itu tampak mematut diri menjadi karakter Joker dalam salah satu film kenamaan.

"Abrine...." kata Abrine sembari menjabat tangan Xander yang sudah terulur kepadanya.

"Nice to meet you, Abrine!" sapa Xander ramah.

"Nice to meet you too, Xander."

"Apa kabarmu?"

"I'm great...." jawab Abrine.

"Good, sekali lagi senang mengenalmu, Abrine." Xander tersenyum tipis.

Abrine mengangguki ujaran Xander. Sepertinya kekasih Yemima itu adalah pria yang sangat humble dan easy going.

"Baiklah, Brine.... aku tinggal dulu, ya. Kau nikmatilah pesta ini. Aku akan menyapa teman yang lain, bye!" Yemima melambaikan tangan pada Abrine dan gadis itu membalasnya dengan anggukan pelan.

Disisi lain, El tiba di pesta itu. Dia mengenakan setelan biasa. Kemeja dengan lengan tergulung sampai ke siku, serta celana bahan yang terkesan rapi. Penampilannya sama sekali tidak cocok untuk menghadiri sebuah pesta Halloween.

Untuk menjaga privasinya, El hanya memakai sebuah masker yang menutupi separuh wajahnya. Dia melihat Xander dan Yemima, lalu melambaikan tangan singkat.

"Sudah ku katakan lebih baik tadi datang bersamaku, kau bisa tampil dengan cosplay yang keren, sobat!"

Elrich hanya mengendikkan bahu tak acuh, dia melirik sekilas pada Yemima yang terkikik disisi Xander. Mereka sudah saling mengenal meski tak begitu akrab.

"Apa kabar, Mima?"

"I'm Great, El. Bagaimana denganmu? Kau terlihat semakin tampan saja," akui Yemima tak berbohong.

El tertawa pelan dibalik maskernya. Sementara Xander yang mendengar kekasihnya memuji sang sahabat justru kembali menyahut.

"Tampan saja percuma, kalau ternyata tidak punya kekasih."

"Serius?" tanya Yemima agak terkejut.

"Iya, aku jadi meragukan seleranya. Jangan-jangan dia sudah melenceng dan menyukai pria," cibir Xander berlagak bergidik.

El tak menanggapi kelakaran sepasang kekasih itu. Dia punya alasan tersendiri mengenai status singlenya sampai saat ini.

"Terima kasih atas undanganmu ini, Mima," kata El pada Yemima, mengalihkan pembicaraan mengenai dirinya.

Yemima tersenyum tipis. "Ya, kenapa tidak? Dokter seperti kalian memang wajib mengikuti pesta sesekali, agar hidup tidak monoton!" ujarnya sambil tertawa kecil diujung kalimatnya.

"Hidup El yang terlalu monoton, Baby. Aku tidak begitu!" protes Xander.

******

Terpopuler

Comments

Ngopi Atuh

Ngopi Atuh

elrich dri awal juga udh euuuhhh bngt sih😍

2022-09-03

0

Blue Sky

Blue Sky

Belum apa-apa udah kepincut sama karakter dokter Elrich🥰🥰🥰🥰

2022-08-03

1

🌷💚SITI.R💚🌷

🌷💚SITI.R💚🌷

apakah abrine akan trjerat sm dktr bedah elrich wah bisa seru ini mah sy pikir wildan yg jd dkteey...tp kira² siapa y jodohy abrine cus panjut biar teobati kepoy...semangaat briine

2022-08-02

1

lihat semua
Episodes
1 1. Patah Hati
2 2. Pesta
3 3. Kecelakaan
4 4. Perasaan Bersalah
5 5. Ingin membuatmu cemburu
6 6. Permintaan maaf
7 7. Mengajukan syarat
8 8. Merawat
9 9. Rasa sakit yang kembali
10 10. Perjalanan
11 11. Perkenalan
12 12. Sebuah Keputusan
13 13. Kebohongan yang diketahui
14 14. Bukan lagi sakit tapi kecewa
15 15. Simbiosis Mutualisme
16 16. Siapa dia?
17 17. Pria yang ku cintai
18 18. Pulang ke tanah air
19 19. Tentang sang ibu
20 20. Dia adalah masa lalu
21 21. Meminta restu
22 22. Pertimbangkan lagi
23 23. Melepasmu pergi
24 24. Tidak memaksa
25 25. Sebuah Panggilan video
26 26. Memikirkan status
27 27. Aku masa depanmu!
28 28. Aku memang calon suamimu
29 29. Pertemuan kembali
30 30. Mengunjungi
31 31. Sebuah Kenyataan
32 32. Pertaruhan
33 33. Perasaan khawatir
34 34. The day
35 35. Sebuah Hadiah
36 36. Demi diriku
37 37. Semua tentangmu
38 38. Karena masa lalu
39 39. Kembali
40 40. Jangan salahkan aku
41 41. Sangat perhatian
42 42. Video amatir
43 43. Berterus-terang
44 44. Makan malam bersama
45 45. Bukan Vitamin
46 46. Tersulut emosi
47 47. Terkuak
48 48. Sekilas masa lalu
49 49. Menanyakan
50 50. Sangat membutuhkan
51 51. Mempublikasikan
52 52. Yang tertunda
53 53. Mengikuti
54 54. Harus kembali
55 55. Pertengkaran
56 56. Perasaan yang tidak enak
57 57. Panti Sosial
58 58. Maksud yang lain
59 59. Penjelasan Galvin
60 60. Dilaporkan
61 61. Kantor polisi
62 62. Membayangkanmu
63 63. Gusar
64 64. Aku sudah memilikimu
65 65. Sebuah Rencana
66 66. Kemurkaan
67 67. Penangkapan
68 68. Sakit Jiwa
69 69. Mau menebus dosa?
70 70. Tes kehamilan
71 71. Siapa kau, Nyonya?
72 72. Alasan meninggalkan
73 73. Obat penenang
74 74. Membujuk
75 75. Tak diizinkan bertemu
76 76. Tentang buku harian
77 77. Mengenai hak waris
78 78. Ide Cemerlang
79 79. Tidak cemburu
80 80. Rencana kecil
81 81. Membantu
82 82. Di pindahkan
83 83. Ingin bersamamu
84 84. Pesta pernikahan
85 85. Diluar prediksi
86 86. Hot News
87 87. Kakak
88 88. Seorang Buronan
89 89. Penemuan
90 90. Kabar kematian
91 91. Datang menjenguk
92 92. Kembali ke rumah
93 93. Sudah Menyerah
94 94. Sebuah transaksi
95 95. Jamuan makan malam
96 96. Perkara benda segitiga
97 97. Ingin bicara
98 98. Hadiah dari Nenek
99 99. Terjadi sesuatu?
100 100. Mengungkit masa lalu
101 101. Pingsan
102 102. Masa lalu yang tak dapat terulang
103 103. Melunasi hutang
104 104. Gara-gara Foto
105 105. Alasan mendendam
106 106. Ancaman
107 107. Harusnya menerima
108 108. Melihat air terjun
109 109. End
110 110. Pengumuman + Promo
111 PROMO
Episodes

Updated 111 Episodes

1
1. Patah Hati
2
2. Pesta
3
3. Kecelakaan
4
4. Perasaan Bersalah
5
5. Ingin membuatmu cemburu
6
6. Permintaan maaf
7
7. Mengajukan syarat
8
8. Merawat
9
9. Rasa sakit yang kembali
10
10. Perjalanan
11
11. Perkenalan
12
12. Sebuah Keputusan
13
13. Kebohongan yang diketahui
14
14. Bukan lagi sakit tapi kecewa
15
15. Simbiosis Mutualisme
16
16. Siapa dia?
17
17. Pria yang ku cintai
18
18. Pulang ke tanah air
19
19. Tentang sang ibu
20
20. Dia adalah masa lalu
21
21. Meminta restu
22
22. Pertimbangkan lagi
23
23. Melepasmu pergi
24
24. Tidak memaksa
25
25. Sebuah Panggilan video
26
26. Memikirkan status
27
27. Aku masa depanmu!
28
28. Aku memang calon suamimu
29
29. Pertemuan kembali
30
30. Mengunjungi
31
31. Sebuah Kenyataan
32
32. Pertaruhan
33
33. Perasaan khawatir
34
34. The day
35
35. Sebuah Hadiah
36
36. Demi diriku
37
37. Semua tentangmu
38
38. Karena masa lalu
39
39. Kembali
40
40. Jangan salahkan aku
41
41. Sangat perhatian
42
42. Video amatir
43
43. Berterus-terang
44
44. Makan malam bersama
45
45. Bukan Vitamin
46
46. Tersulut emosi
47
47. Terkuak
48
48. Sekilas masa lalu
49
49. Menanyakan
50
50. Sangat membutuhkan
51
51. Mempublikasikan
52
52. Yang tertunda
53
53. Mengikuti
54
54. Harus kembali
55
55. Pertengkaran
56
56. Perasaan yang tidak enak
57
57. Panti Sosial
58
58. Maksud yang lain
59
59. Penjelasan Galvin
60
60. Dilaporkan
61
61. Kantor polisi
62
62. Membayangkanmu
63
63. Gusar
64
64. Aku sudah memilikimu
65
65. Sebuah Rencana
66
66. Kemurkaan
67
67. Penangkapan
68
68. Sakit Jiwa
69
69. Mau menebus dosa?
70
70. Tes kehamilan
71
71. Siapa kau, Nyonya?
72
72. Alasan meninggalkan
73
73. Obat penenang
74
74. Membujuk
75
75. Tak diizinkan bertemu
76
76. Tentang buku harian
77
77. Mengenai hak waris
78
78. Ide Cemerlang
79
79. Tidak cemburu
80
80. Rencana kecil
81
81. Membantu
82
82. Di pindahkan
83
83. Ingin bersamamu
84
84. Pesta pernikahan
85
85. Diluar prediksi
86
86. Hot News
87
87. Kakak
88
88. Seorang Buronan
89
89. Penemuan
90
90. Kabar kematian
91
91. Datang menjenguk
92
92. Kembali ke rumah
93
93. Sudah Menyerah
94
94. Sebuah transaksi
95
95. Jamuan makan malam
96
96. Perkara benda segitiga
97
97. Ingin bicara
98
98. Hadiah dari Nenek
99
99. Terjadi sesuatu?
100
100. Mengungkit masa lalu
101
101. Pingsan
102
102. Masa lalu yang tak dapat terulang
103
103. Melunasi hutang
104
104. Gara-gara Foto
105
105. Alasan mendendam
106
106. Ancaman
107
107. Harusnya menerima
108
108. Melihat air terjun
109
109. End
110
110. Pengumuman + Promo
111
PROMO

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!