LIDYA DI KAMPUS

Lidya sudah sampai di kampus. Saat ini dia telah bersama dengan Rere di taman depan kampus fakultas. Sejak tadi mereka hanya diam dan belum ada satu pun ada pembicaraan. Lidya sedari tadi memakan kuaci. Sedangkan Rere terlihat sibuk dengan laptopnya. Ada beberapa laporan yang masuk dari karyawan di perusahaan keluarga yang dirinya juga ikut terlibat di dalamnya. Rere fokus bekerja sambil menunggu dosen yang mengajar di mata kuliah pagi itu tiba. Lidya tidak ingin mengganggu Rere kalau sudah sangat serius seperti itu. Masalahnya apa yang dikerjakan Rere menyangkut akutansi dan segala transaksi keluar masuk yang memerlukan konsentrasi dan fokus. Setelah beberapa saat, Rere menutup laptop nya dan bernafas lega.

" Sudah selesai kerjaan kamu, Rere?" tanya Lidya.

" Untuk sementara ini, sudah. Kamu sudah sarapan belum? Aku tiba-tiba ingin makan lagi. Tadi sarapan di rumah cuma sedikit dan rasanya juga lagi tidak selera makan." terang Rere.

" Tapi sebentar lagi, dosennya akan masuk ke kelas. Sebentar lagi waktu nya kuliah pagi kita. Nanti saja setelah selesai kuliah pagi ini. Bagaimana?" tawar Lidya.

" Ya sudahlah!" sahut Rere.

"Bagaimana bisa kamu terikat dengan kakak ku, dan kamu menjadi tukang pijat kakak Teddy?" tanya Rere. Lidya mendengus sebal.

"Entahlah! Aku hanya butuh duit saat ini, Re! Kamu kan tahu itu. Pekerjaan apapun aku akan mengambilnya, Rere!" sahut Lidya.

Rere mengusap punggung Lidya dengan pelan. Rere dan juga Lidya adalah sahabat. Mereka tentu paham akan cerita manis dan pahit selama ini. Keluarga Lidya yang tidak seberuntung keluarga Rere.

"Lidya, aku sepertinya sudah jatuh cinta dengan dosen baru kita itu?" ucap Rere sambil tersenyum menatap ruangan dosen,di mana orang yang dimaksudkan Rere ada di sana. Bahkan baru saja masuk ke dalam ruangan itu.

"Siapa sih, Re? Aku boleh tahu tidak?" tanya Lidya. Rere memerah wajahnya.

"Pak Erik! Dia begitu berkharisma. Jika dia sudah di depan kelas dan menerangkan mata kuliah, aku jadi kacau. Pikiran aku semakin travelling kemana-mana. Seandainya Pak Erik menjadi kekasihku dan lalu kita menikah, aku pasti bahagia," ucap Rere sambil memainkan kuku-kuku nya yang panjang.

"Tapi apakah benar-benar cinta? Nanti kamu hanya terobsesi saja, Re! Lagi pula kehidupan pak Erik, aku pikir tidak semewah gaya hidup keluarga kamu. Apakah kamu akan menerima keadaan seperti ini? Hidup sederhana namun berlatar pendidikan dan agama. Aku yakin pak Erik orang agamis. Ini terlihat dari gaya penampilan dan pakaiannya. Juga tutur bahasanya yang sangat lembut. Beda dengan kita yang bar bar," ucap Lidya dengan terkekeh.

"Kamu benar! Pak Erik sangat menawan dengan aura dan kharisma nya yang terpancar. Aku menjadi takut jika berdekatan dengan laki-laki agamis seperti itu. Tapi aku ingin dibimbing oleh manusia seperti itu," ucap Rere. Lidya terkekeh.

"Baiklah! Nanti aku akan memikirkan cara supaya kamu bisa dekat dengan dosen muda itu. Sekarang ayo kita masuk kelas! Dosen kita sudah masuk ke ruangan," ajak Lidya. Rere masih menatap ruangan dosen yang tidak jauh mereka duduk. Lidya menarik tangan Rere masuk ruangan itu.

"Dia keluar dari ruangan itu, Lidya! Dia benar-benar memukau. Ya Tuhan, dia tersenyum kepada ku," ucap Rere sambil masuk ke dalam ruangan karena tangannya di tarik oleh Lidya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!