Bab 2

Pulang sekolah Fika sudah menunggu di depan gerbang. Dodi ingin pulang bareng minta di ajari secara khusus pelajaran matematika. Tidak berapa lama, Dodi muncul dengan bersama Fiko.

" Kak aku duluan pulang yah. Kawanku sudah menunggu di depan." kata Dodi sambil menunjuk Fika yang menunggu di depan gerbang dengan sepedanya.

" Itu kawanmu sekelas?" tanya Fiko sambil melihat ke arah Fika.

" Iya kak." jawab Dodi sambil ke parkiran mengambil sepedanya.

"Aku ikut!" teriak Fiko.

"Kak Fiko kenapa ikut, nanti kalau di jemput mami gimana?" kata Dodi.

" Nanti biar kakak telepon Mami kalau,kakak naik sepeda dengan kamu." kata Fiko.

" Kakak ini, suka mengganggu kesenanganku saja." sahut Dodi.

Akhirnya dengan terpaksa Dodi memboncengkan Fiko ikut ke rumah Fika.

" Sudah lama nunggu nya yah Fik?" tanya Dodi.

" Tidak! Ayolah keburu sore aku belajar ngaji." kata Fika sambil mengayunkan sepedanya.

Dodi mengikuti dari belakang Fika yang bersepeda ria. Fiko hanya diam memperhatikan gerak - gerik adiknya yang mengikuti Fika naik sepeda.

" Jauh juga rumah kawanmu Di." kata Fiko yang mulai tidak nyaman dengan boncengannya.

" Lagian kenapa juga kakak ikut saja aku bermain." sahut Dodi.

" Kakak harus memastikan siapa saja kawanmu." jawab Fiko asal.

Tidak berapa lama kemudian Fika berhenti di rumah yang kecil yang sangat sederhana.

" Masuklah dulu Dodi, dan..."

" Kak Fiko!"sahut Dodi.

" Iya kak Fiko. Masuklah!"

" Dia kakakku Fik." kata Dodi.

" Oh ya?" sahut Fiko.

" Oh ada kawan Fika ya! Kalian sudah makan belum? Fika! Ajak makan dulu temannya." kata bunda Fika.

Fiko dan Dodi menjabat erat tangan dan mencium tangan bunda Fika. Fika di kamar sedang berganti baju sekolahnya.

" Kalian sudah sholat belum? Aku sholat dulu yah!" kata Fika sambil memberikan dua gelas air putih untuk Fiko dan Dodi.

Fiko dan Dodi melihat tiap sudut rumah Fika yang sangat berbeda jauh dengan kondisi rumahnya yang super luas dan mewah. Rumah Fiko dengan perabot yang lengkap dan modern, sangat berbeda dengan isi perabot di rumah Fika.

Tidak berapa lama kemudian, Fika keluar setelah menjalankan sholat dhuhur.

" Maaf ya! Jadi menunggu. Jadi apa yang bisa aku bantu Dodi?" tanya Fika sambil membuka buku matematika.

" Oh beberapa soal ini Fik. Aku perlu langkah - langkahnya agar mudah untuk menyelesaikan soal ini lain waktu." cerita Dodi.

Fiko hanya memperhatikan adiknya yang sok peduli dengan pelajaran sekolah. Padahal kalau di rumah, susah sekali kalau di suruh belajar.

" Oh ini!" Sahut Fika sambil memulai memberikan langkah - langkah yang mudah untuk menyelesaikan soal yang membuat Dodi kesulitan mengerjakan.

" Eh Fika! Di ajak makan dulu teman - teman nya." kata Bunda Fika.

" Iya Bun!" sahut Fika.

" Kita makan siang dulu bagaimana?" tanya Fika.

" Kami tadi sudah makan di kantin Fik." jawab Dodi.

" Tapi bundaku menyuruh kita makan dulu." kata Fika akhirnya.

" Baiklah, kalau memaksa." sahut Dodi.

Fiko yang mendengarnya menoyor kepala adiknya.

" Ayo kak! Kita makan dulu ya!" ajak Fika.

Mereka bertiga duduk dengan beralaskan tikar. Di tengah mereka ada nasi, tahu,sambal kecap dan ikan asin. Fiko dan Dodi saling pandang setelah melihat menu yang ada di depannya.

" Kenapa diam saja? Ayo di makan!" kata Fika sambil mengambil nasi dan lauk secukupnya.

" Kalian gak mau makan?" tanya Fika lagi sambil memakan nasi di piring nya.

" Sebenarnya kami sudah kenyang." kata Dodi.

" Oh. Kirain kalian tidak biasa makan makanan seperti ini." kata Fika.

" Kita juga sering makan seperti ini kok." kata Fiko sambil mengambil sedikit nasi dengan lauknya lalu mulai memakannya.

Fika yang memperhatikan sikap Fiko jadi tersenyum.

" Aku pikir, kalian tidak doyan dengan makanan seperti ini." kata Fika sambil menghabiskan nasi di piringnya yang tinggal satu suapan saja.

" Aku doyan kok. Nih lihat!" sahut Fiko sambil makan nasi itu sampai menempel nasi nya di pipi.

Dodi memperhatikan sikap kakaknya jadi tertawa.

🍀🍀🍀🍀🍀

Pagi itu, seperti biasa Fika mengantar kue - kue di beberapa warung. Dengan berseragam sekolah menengah pertama,Fika bersemangat bersepeda. Uang LKS yang di janjikan oleh bundanya belum di berikan oleh nya. Pasalnya, penghasilan ayahnya sedang tidak menentu. Setelah di berhentikan dari pekerjaan nya, ayah Fika menjadi tukang ojek. Penghasilan yang di dapat perhari, belum tentu bisa memenuhi kebutuhan sehari - hari yang mulai tinggi.

Bundanya harus membantu meringankan beban ayahnya untuk mencukupi segala kebutuhan anak - anaknya. Hasil jualan kue pun, setiap harinya belum pasti habis terjual. Fika yang mulai memahami orang tuanya yang bukan dari keluarga mapan, tidak banyak menuntut.

Lingkungan sekolah Fika, mayoritas adalah menengah ke atas. Ketika istirahat di jam pertama sekolah, Fika tidak ikut ke kantin. Fika memilih pergi ke mushola untuk sholat Dhuha. Suasana kantin di sekolah, seperti nya sudah mulai tidak terjamah lagi oleh Fika. Tentu saja, Fika hampir tidak pernah mendapatkan uang saku di sekolahnya.

Dari rumah, Fika sudah membawa bekal dan beberapa kue yang di siapkan bundanya untuk bekal ke sekolah. Sehingga di sekolah, Fika tidak perlu jajan lagi.

Setelah sholat dhuha Fika, memilih duduk di mushola sambil membaca buku. Seperti sekarang ini, di mushola sekolah ini kalau pagi serasa sepi. Anak - anak semua berbondong - bondong menyerbu menu jajanan yang di jual di kantin sekolah. Minat untuk sholat Dhuha,kalah dengan perut lapar anak - anak.

"Tidak ke kantin Fika?" tanya ibu BP yang datang mengagetkan Fika.

" Eh? Tidak Bu! Sudah sarapan di rumah." jawab Fika.

" Oh ya? Ibu sholat dulu ya?" kata Ibu BP itu yang bernama ibu Maryam.

Ibu Maryam terkenal religius dan rajin ke mushola. Hampir tiap hari, Fika selalu bertemu dengan Ibu Maryam ini. Ibu Maryam, orangnya baik, lembut,perhatian dengan murid - murid dan banyak nama - nama beberapa murid di ingatnya.

" Fika! Fika! Fika!" panggil seseorang di luar mushola. Suara itu tidak asing bagi Fika. Fika menoleh dan menghampiri suara yang memanggil nya. Dia adalah Fiko, si kakak kelas dan abangnya Dodi.

" Kenapa kak?" tanya Fika ketika sudah dekat dengan Fiko.

" Lihat Dodi tidak?" tanya Fiko.

" Tadi sudah lihat waktu masuk kelas. Istirahat ini gak tahu aku kak. Mungkin saja masih di kantin."

" Eh iya yah!" sahut Fiko sambil garuk - garuk kepalanya yang tidak gatal.

" Ada apa kak?" tanya Fika.

" Yuk! Bantu aku mencari Dodi!" ajak Fiko.

Fika akhirnya meninggal kan mushola itu dan berjalan beriringan dengan Fiko.

" Biasanya dia suka bareng dengan Tio, dan Raja kalau ke kantin." cerita Fika.

" Oh ya? Biasanya beli jajanan apa?" tanya Fiko.

" Oh aku tidak tahu kak. Aku jarang pergi ke kantin sekolah ini." cerita Fika.

" Oh begitu. Kamu suka bakso bakar tidak?" tanya Fiko.

" Suka!" jawab Fika singkat.

" Ayo kita beli bakso bakar saja!" kata Fiko.

Fiko dan Fika berjalan beriringan menuju tempat yang menjual bakso bakar dengan bumbu kacang yang super lezat. Biasanya anak - anak sangat meminati jajanan ini. Betul saja, di bagian yang menjual bakso bakar, anak - anak masih banyak antri menunggu pesanan nya.

" Ramai kak!" kata Fika.

" Tidak apa - apa. Kita tunggu saja." sahut Fiko sambil memesan dua puluh tusuk bakso bakar untuk Fika dan dirinya.

" Banyak sekali pesan nya kak?" tanya Fika.

" Untuk kamu juga!" jawab Fiko yang duduk menunggu baksonya sedang di bakar.

" Dodi!" teriak Fika yang membuat kaget Fiko yang duduk di sebelahnya.

Dodi yang merasa di panggil datang menghampiri Fika. Bersama kawannya yaitu Tio dan Raja, Dodi berjalan ke tempat duduk Fika dan Fiko.

" Kak Fiko mencari mu!" kata Fika setelah Dodi dan kawan - kawan mulai dekat dengan Fika.

" Oh? Ada apa Mas Fiko?" tanya Dodi.

" Tidak ada! Siapa juga yang mencari mu" sahut Fiko.

" Lho? Tadi bukannya kakak mencari Dodi?" tanya Fika.

" Itu tadi! Sekarang sudah ketemu berubah pikiran." kata Fiko beralasan.

" Bang Fiko! Modus saja!" sahut Dodi asal.

@@@

Acara isra mi'raj di sekolah akan dilaksanakan. Satu minggu sebelumnya sekolah mengadakan berbagai perlombaan. Diantara nya seperti lomba MTQ, adzan,dan sholat. Fika sudah mulai di daftar oleh ketua kelasnya untuk mewakili kelasnya ikut dalam perlombaan MTQ. Fika tidak bisa menolak dengan keputusan semua teman - teman nya yang menunjuk dirinya untuk mewakili kelasnya. Akhirnya,Fika sudah mulai sibuk berlatih surat yang akan dibacanya di perlombaan nanti.

Fika sore ini datang ke guru mengajinya lebih awal dari biasanya. Fika mengeluhkan bahwasanya,ia akan mengikuti perlombaan MTQ di sekolahnya. Setelah simak kan mengajinya selesai,Fika mulai belajar mengaji yang di akan di tampilkan nanti di acara perlombaan. Teknik - teknik MTQ sudah mulai di kuasai nya. Nada dari yang rendah sampai suara tinggi pun mulai di pelajari. Permainan nafas dalam mengambil bacaan ayat-ayat suci Al-Qur'an itu pun sudah dilatihnya. Kini tinggal kematangan dan kesiapan secara mental yang harus disiapkan secara matang pada dirinya sendiri.

Kini tiba di hari yang di tunggu nya. Jantungnya mulai berdebar-debar mengikuti perlombaan MTQ tingkat sekolah. Namanya belum disebut oleh petugas MC. Kekwatiran Fika mulai besar,tatkala dirinya harus tampil di podium dengan beberapa teman - teman sekelas,beda kelas maupun kakak kelasnya. Semua mata akan tertuju padanya ketika sudah berada di atas podium itu.

Tampak Fiko juga menyaksikan perlombaan MTQ itu. Semua siswa sengaja berkumpul menyaksikan perlombaan itu. Satu persatu nama telah dipanggil dan maju di podium. Jantung Fika mulai tidak beraturan karena grogi mulai menyelimuti. Tiba - tiba matanya bertemu pandang dengan Fiko. Fiko melempar kan senyumannya ke arah Fika.

" Apakah Fiko juga mengikuti perlombaan MTQ juga?" tanya Fika dalam hati.

Kini giliran nama Fika di sebut. Seketika jantungnya berdebar lebih cepat dari biasanya. Dengan tekad dan kemauan yang bulat, akhirnya Fika memberanikan diri melangkah maju di depan dan duduk di podium. Kitab suci yang Fika beri sampul itu ia buka perlahan. Fika mencari surat yang menerangkan tentang perjalanan nabi besar Muhammad Saw dalam mendapatkan perintah sholat. Surat Al isra' itu kini di lantunkan pelan - pelan oleh Fika. Dengan tarikan nafas yang ia atur sedemikian rupa,sehingga menghasilkan suara yang panjang dan melengking. Siswa - siswa yang mendengar menjadi merinding di buatnya. Fika begitu pandai memainkan lagu di surat tersebut. Alhasil yang terdengar membuat beberapa mata menjadi takjub akan penampilan Fika di depan podium. Ayat demi ayat satu persatu Fika baca dengan merdu. Tarikan nafasnya teratur membacakan tiap - tiap huruf panjang dan pendek di ayat tersebut. Akhirnya Fika bisa menyelesaikan tugas nya di depan podium itu. Dengan jantung yang sudah mulai kembali normal, Fika kembali ke tempat duduknya. Menyaksikan siswa - Siswa yang belum mendapatkan giliran maju ke depan.

Fika kembali menengok ke arah Fiko. Fiko masih di tempat duduknya mengamati dirinya yang sudah tampil di depan. Acungan jempol Fiko memberikan penilaian pada dirinya,bahwa ia hebat sudah mencapai hasil maksimal. Itu menurut Fiko, mungkin saja berbeda dengan penilaian dari beberapa juri yang bertugas.

Setelah beberapa lama, perlombaan MTQ itu selesai. Pengumuman pemenang akan di bacakan ketika acara pengajian isra' Miraj di sekolah satu Minggu ke depan.

Siswa siswi mulai kembali masuk ke masing-masing kelasnya. Fika pun demikian halnya.

" Fika!" panggil seseorang yang sudah akrab ditelinga nya.

" Kamu keren Fika! Aku yang mendengar suara Qoriah kamu bergetar dan merinding dibuatnya. Kamu pasti menang dalam perlombaan kali ini." ucap Fiko.

" Mas Fiko terlalu memuji! Yang lain juga bagus - bagus loh!" sahut Fika.

" Kalau saja aku jadi juri nya, aku akan membuat kamu juara satunya." ucap Fiko.

" Eh? Terimakasih mas!" ujar Fika sambil tersipu-sipu.

"Aku masuk kelas dulu mas!" imbuh Fika sambil berlari kecil masuk ke dalam kelas nya.

Beberapa anak langsung bersorak dan ber cie - cie karena Fika tertangkap berjalan berdua dengan Fiko. Fika yang mendengar sorakan teman - teman nya hanya diam dan menjadi merah padam karena malu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!