bab 4 ~ Bertahan ~

Dari jauh Selvi sudah melihat ayahnya yang melemparkan senyuman untuknya,mungkin dia sangat bahagia karna anak yang sangat dia banggakan datang mengunjunginya hari ini.

"Ayah,kenapa diluar " Tanya Selvi lalu menyalami ayahnya.Lalu membantu ayahnya untuk masuk kedalam rumah.

"Aku tiba-tiba merindukan mu nak." Jawab sang ayah.Seketika Selvi merasa sangat bersalah karna sudah membohongi ayahnya.

"Yah,hari ini rantangan ayah sudah datang? aku ingin makan bersamamu,rasanya aku begitu merindukan saat-saat aku masih kecil ya."Tanya Selvi,dia sengaja membayar orang lain untuk memasak makanan untuk ayahnya.Dia mengalihkan ucapan ayahnya karna dia tetap akan merasa bersalah walaupun dia melakukan itu menolong ayahnya juga.

"Belum nak,mungkin sebentar lagi." Jawab sang ayah. Akhirnya tidak lama makanan yang mereka tunggu datang juga.Mereka terlihat sangat bahagia menikmati makanan yang ada di hadapan mereka.Tidak henti-hentinya Selvi menghibur ayahnya agar dia tidak selalu menyalahkan dirinya atas penyakit yang di deritanya.

Hariz menghentikan semua aktifitasnya,sebenarnya dia masih banyak tugas dikantor tapi entah kenapa sepanjang hari ini dia merasa sangat bersalah karna sudah memaksa Selvi untuk melayaninya tadi pagi.Dia masih teringat jeritan pilu dari mulut Selvi saat dia menerobos paksa memasuki liang yang sangat sempit itu.Dia ingin melihat keadaan Selvi di apertemenya.

"Tuan anda pulang se sore ini?" Tanya bara,sebenarnya ini bukan sore lagi karna jam sudah menunjukan angka tujuh.Tetapi karna Hariz sudah biasa pulang diatas jam sepuluh malam mereka selalu mengira kalau jam tujuh malam adalah waktu masih sore.

"Iya,aku merasa tubuhku sangat lelah,dan kamu juga sudah bisa pulang." Ucap Hariz lalu keluar dari ruangannya.Kantor juga sudah mulai terlihat sepi,karna kariawan sudah pada pulang.

Sesampainya di apertemen Hariz begitu kaget karna tidak menemukan Selvi,ingin sekali rasanya dia marah karna wanita itu membohonginya.

"Berani dia membohongiku,kalau tau aku dia tidak ada disini aku tidak akan datang ke tempat ini,kemana dia? apa dia masih kerja jam segini sepertinya aku harus membuat aturan baru untuknya,dasar sial nomor ponselnya saja aku tidak punya."Ucap Hariz dia terlihat sangat marah karna Selvi sudah membohonginya.Hariz menunggu sampai jam sepuluh malam Selvi belum juga kembali membuatnya semakin gelisah.

"Kemana wanita itu,sampai jam segini dia belum juga kembali,bodoh...aku memang bodoh harusnya aku tau dia kerja di mana atau setidaknya aku meminta nomor ponselnya."Ucap Hariz.Meliha jam sudah makin larut akhirnya dia tidur sendiri dia akan semakin emosi saat dia tidak melihat Selvi tidur di sampingnya.

Selvi berangkat kerja dari rumah ayahnya,setidaknya hari ini dia bisa bekerja dengan semangat, karna melihat perkembangan kesehatan ayahnya.Sejujurnya dia sangat berterima kasih kepada Hariz, karna dia sudah membantunya sampai sang ayah sembuh,tapi dia begitu kecewa saat pria itu memaksa melayaninya di saat yang kurang tepat.

"Sel,hari ini kamu terlihat sangat bahagia ada apa?" Tanya Nindi sahabatnya yang paling dekat di restoran itu.

"Nga papa beb,aku cuma senang aja karna kesehatan ayahku sudah semakin membaik." Ucap Selvi.

"Oohh kirain karna ada sesuatu atau karna kamu sedang kasmaran." Ucap Nindi sedikit bercanda.Selvi belum menceritakan kisahnya hidupnya kepada Nindi,karna dia tidak ingin ada yang tau penderitaan yang di alaminya diluar pekerjaannya.

"Hei kalian berdua apa yang kalian lakukan di tempat ini,sana masuk waktu istrahat sudah selesai.Kalau wanita cantik ini nga papa disini aja temani bapak makan."Ucap pria gendut itu bercanda.Dia memang pria yang suka bercanda apalagi jika kariawan nya secantik Selvi sudah pasti tiap hari dia menggodanya ,tetapi Selvi tidak peduli sama sekali.

Selvi langsung kembali ke apertemen karna hari sudah lumayan malam.Hari ini dia pulang larut malam karena mereka dipaksa lembur di restoran.Saat dia memasuki apertemen nya lagi-lagi dia menemukan sepatu wanita di dalam,tapi dia sudah mengerti itu milik siapa.Karna tidak ingin menganggu Hariz dia memasuki kamar sebelah dan langsung istrahat.

Sedikit pun Hariz tidak bersemangat bermain dengan wanita yang dibawanya ke apertemenya entah kenapa dia terus kepikiran kepada Selvi yang tidak kembali dari kemarin.Akhirnya dia kembali mengusir wanita itu dari apertemen nya.

"Kenapa sih beb,apa pelayanan ku tidak memuaskan mu lagi?"

"Aku suruh keluar ya keluar,jangan membuatku emosi." Ucap Hariz dengan nada ketus,karna takut melihat wajah Hariz yang sudah mulai berubah akhirnya wanita itu pun keluar dari apertemen.

Hariz mendaratkan bokongnya di atas sopa,lalu menghidupkan rokok dan menyulutnya.Dia merasa seperti ada yang kurang dari dirinya.dia mengambil segelas anggur dan kembali duduk di sopa.

"Aarggh....Ini sungguh membuatku frustasi,dia pergi setelah dia memberikan mahkotanya kepadaku." Ucap Hariz dia terus mengisap rokok dan meminum anggurnya.Saat dia begitu frustasi tiba-tiba dia melihat sepasang sepatu wanita.

"Sepatu...Milik siapa itu,apa mungkin wanita itu sudah disini?" Ucap Hariz lalu dia berdiri dan mulai mencari-cari keberadaan Selvi.dia berjalan ke dapur kamar mandi dan sampai ke balkon dia tidak menemukan wanita itu,hampir saja dia putus asa tempat terakhir yang dia belum masuk adalah kamar,akhirnya dia memasuki kamar yang jarang dia masuki.

"Dia cukup merasa lega,saat melihat Selvi sudah tidur dengan pulas sambil memeluk guling.Hariz lalu memasuki kamar dan naik ke atas ranjang mengambil guling dari pelukan Selvi dan membuangnya.

"Bantal sialan bisa-bisanya dia memelukmu dengan hangat,sementara dia mengabaikan aku "Ucap Hariz,dia bersikap seperti anak-anak.Entah kenapa hatinya tiba-tiba damai saat dia sudah melihat keberadaan Selvi apertemenya.

Seminggu sudah setelah Hariz menyentuh Selvi,wanita itu masih terlihat cuek,membuat Hariz terkadang emosi sendiri,bahkan Hariz meminta nomor ponselnya Selvi tidak memberikannya.

Selvi tidak marah kepada Hariz karna memang pria itu berhak atas tubuhnya,hannya saja dia berusaha menjaga hatinya untuk tidak terpengaruh dengan pria itu.Dan dia ingin saat waktunya tiba mereka berpisah dengan baik-baik saja.

Hari ini restoran tempat Selvi bekerja kedatangan lima pria hebat,para kariawan terutama para kariawan wanita langsung berlomba untuk melayani meja mereka.Mereka mengabaikan pelanggan yang sudah ada dan berlomba melayani para pria itu.

Hariz mengundang teman-temannya yang baru sampai ke negara ini untuk menikmati makan siang mereka.

"Bagaimana bro,apa kamu sudah ada rencana menikahi Bella,dia cukup menarik bro." Ucap Ardi salah satu teman Hariz yang sudah menikah.

"Belum,aku belum kepikiran untuk menikah." jawab Hariz ketus,dia selalu merasa kesal jika teman-temannya mengungkit nama Bella di hadapannya.

****bersambung****

Episodes
1 bab 1 ~ Kabar buruk ~
2 bab 2 ~ Pria asing ~
3 bab 3 ~ Bingung ~
4 bab 4 ~ Bertahan ~
5 bab 5 ~ berpura-pura ~
6 bab 6 ~ Kesal ~
7 bab 7 ~ Teman baru ~
8 bab 8 ~ Merasa aneh ~
9 bab 8 ~ apa kamu cemburu ~
10 bab 10 ~ bertemu lagi ~
11 bab 11 ~ Pria kasar ~
12 bab 12 ~ Sebuah rahasia ~
13 bab 13 ~ Mulai cuek ~
14 bab 14 ~ Kesal ~
15 bab 15 ~ tau diri ~
16 bab 16 ~ Rencana masa depan ~
17 bab 17 ~ Kehidupan baru ~
18 bab 18 ~ Meniti karier ~
19 bab 19 ~ Suasana baru ~
20 bab 20 ~ Dia ~
21 bab 21 ~ Bertemu teman lama ~
22 bab 22 ~ Alice ~
23 bab 23 ~ Siapa wanita itu? ~
24 bab 24 ~ Aku merindukan mu ~
25 bab 25 ~ Masa lalu ~
26 bab 26 ~ Semakin menjaga jarak ~
27 bab 27 ~ Tidak terima ~
28 bab 28 ~ Mengenang masa lalu ~
29 bab 29 ~ Getaran cinta ~
30 bab 30 ~ Tidak percaya ~
31 bab 31 ~ Apa aku harus mempercayainya?~
32 bab 32 ~ Tidak peduli ~
33 bab 33 ~ menggelikan ~
34 bab 34 ~ Semakin cinta ~
35 bab 35 ~ Cerita lucu ~
36 bab 36 ~ Ibuku ~
37 bab 37 ~ Belum saatnya ~
38 bab 38 ~
39 bab 39 ~ Ulang tahun ayah ~
40 bab 40 ~ Makan malam ~
41 bab 41 ~ Pertengkaran dua wanita ~
42 bab 42 ~ Ayo menikah ~
43 bab 43 ~ Dia kekasih ku ~
44 bab 44 ~ Pemaksaan ~
45 bab 45 ~ Keributan ~
46 bab 46 ~ Saling jatuh cinta ~
47 bab 47 ~ Pria brengsek ~
48 bab 48 ~ Cuek ~
49 bab 49 ~ Aku marah ~
50 bab 50 ~ Pemecatan ~
51 bab 51 ~ Tidak terima ~
52 bab 52 ~ Tidak setuju ~
53 bab 53 ~ Kemarahan Selvi ~
54 bab 54 ~ Sulit menerima ~
55 bab 55 ~ Tebusan ~
56 bab 56 ~ Kamu dimana ~
57 bab 57 ~ Tebusan seratus lima puluh juta ~
58 bab 58 ~ Keributan ~
59 bab 59 ~ Kesal denganmu ~
60 bab 60 ~ Aku mencintaimu ~
61 bab 61 ~ Membahagiakan ayahku ~
62 bab 62 ~ Menerimamu menjadi suamiku~
63 bab 62 ~ Kamu tidak pantas di sebut ibu ~
64 bab 64 ~ Terima kasih sayang ~
Episodes

Updated 64 Episodes

1
bab 1 ~ Kabar buruk ~
2
bab 2 ~ Pria asing ~
3
bab 3 ~ Bingung ~
4
bab 4 ~ Bertahan ~
5
bab 5 ~ berpura-pura ~
6
bab 6 ~ Kesal ~
7
bab 7 ~ Teman baru ~
8
bab 8 ~ Merasa aneh ~
9
bab 8 ~ apa kamu cemburu ~
10
bab 10 ~ bertemu lagi ~
11
bab 11 ~ Pria kasar ~
12
bab 12 ~ Sebuah rahasia ~
13
bab 13 ~ Mulai cuek ~
14
bab 14 ~ Kesal ~
15
bab 15 ~ tau diri ~
16
bab 16 ~ Rencana masa depan ~
17
bab 17 ~ Kehidupan baru ~
18
bab 18 ~ Meniti karier ~
19
bab 19 ~ Suasana baru ~
20
bab 20 ~ Dia ~
21
bab 21 ~ Bertemu teman lama ~
22
bab 22 ~ Alice ~
23
bab 23 ~ Siapa wanita itu? ~
24
bab 24 ~ Aku merindukan mu ~
25
bab 25 ~ Masa lalu ~
26
bab 26 ~ Semakin menjaga jarak ~
27
bab 27 ~ Tidak terima ~
28
bab 28 ~ Mengenang masa lalu ~
29
bab 29 ~ Getaran cinta ~
30
bab 30 ~ Tidak percaya ~
31
bab 31 ~ Apa aku harus mempercayainya?~
32
bab 32 ~ Tidak peduli ~
33
bab 33 ~ menggelikan ~
34
bab 34 ~ Semakin cinta ~
35
bab 35 ~ Cerita lucu ~
36
bab 36 ~ Ibuku ~
37
bab 37 ~ Belum saatnya ~
38
bab 38 ~
39
bab 39 ~ Ulang tahun ayah ~
40
bab 40 ~ Makan malam ~
41
bab 41 ~ Pertengkaran dua wanita ~
42
bab 42 ~ Ayo menikah ~
43
bab 43 ~ Dia kekasih ku ~
44
bab 44 ~ Pemaksaan ~
45
bab 45 ~ Keributan ~
46
bab 46 ~ Saling jatuh cinta ~
47
bab 47 ~ Pria brengsek ~
48
bab 48 ~ Cuek ~
49
bab 49 ~ Aku marah ~
50
bab 50 ~ Pemecatan ~
51
bab 51 ~ Tidak terima ~
52
bab 52 ~ Tidak setuju ~
53
bab 53 ~ Kemarahan Selvi ~
54
bab 54 ~ Sulit menerima ~
55
bab 55 ~ Tebusan ~
56
bab 56 ~ Kamu dimana ~
57
bab 57 ~ Tebusan seratus lima puluh juta ~
58
bab 58 ~ Keributan ~
59
bab 59 ~ Kesal denganmu ~
60
bab 60 ~ Aku mencintaimu ~
61
bab 61 ~ Membahagiakan ayahku ~
62
bab 62 ~ Menerimamu menjadi suamiku~
63
bab 62 ~ Kamu tidak pantas di sebut ibu ~
64
bab 64 ~ Terima kasih sayang ~

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!