Mengenang.

Waktu sudah pukul 10:00. Jam anak-anak pulang sekolah. Hari ini Alfonso masih menemani keempat anaknya didalam kelas. Sebenarnya, Aleijo, Alicia dan Alonzo tidak masalah ditinggal dikelas sendiri. Tapi, Alisha sama sekali tidak mau melepas tangan Alfonso.

Lonceng sekolah berdering semua anak sekolah berdiri dari kursi masing-masing.

"Bye...bye...see you tomorrow." Gurunya melambaikan tangan.

"Bye...bye see too.Mis." sahut para siswa serentak

"Nanti saya akan usahakan biar Alisha mau ditinggal dikelas." Sebelum meninggalkan kelas Alfonso masih berbicara dengan wali kelas Alisha sebentar. Sama seperti orangtua pada umumnya.Dia selalu berusaha untuk tidak diperlakukan istimewa.

"Nggak apa-apa, Tuan. Namanya anak baru mulai sekolah, semua anak begitu awal sekolah pasti sulit tidak mau ditinggal orang tuanya. Kami memahami itu," jawab guru yang bernama Julia itu.

Setelah berbicara dengan Julia. Alfonso dan keempat anaknya berjalan menuju mobil.

Ting...Ting...

Pintu mobil terbuka Alfonso membantu anak-anak masuk ke mobil satu persatu. Setelah Keempatnya sudah masuk dan tidak lupa Alfonso memasangkan sealtbealt kepada anak-anaknya dengan benar. Lalu, ia pun masuk ke mobil. Kakinya menginjak pedal gas mobil melaju menuju Mansion.

"Daddy...Adek itu dibilangin jangan gitu didalam kelas. Lihat Kakak bertiga nggak rewel. Malu kalau adek masih aja terus gandeng tangan Daddy," ujar Aleijo.

"Iya lagian dikelas ada kakak bertiga, apa yang mau adik takutkan?" timpal Alicia.

"Sha...itu dengarin apa kata kakak Jo." Alfonso melirik Aleijo sebentar lalu kembali fokus menyentir.

"Sha, takut. Tadi pagi kata Daddy anak nakal nanti bisa dihukum guru." celetuk Alisha cemberut.

"Tapi Sha anak pintar. Kenapa harus takut? Guru itu nggak jahat, jika Sha dihukum itu karena guru ingin Sha menjadi lebih baik lagi. Dulu Daddy juga sama kalau nakal Daddy dihukum guru." Alfonso memberi pengertian.

Lalu, Alfonso tiba-tiba menepi dan berhenti. Dia mengambil earphone di dasbord mobil kemudian dipasang ditelinganya.

"Hallo...Ada apa Gareth?" tanya Alfonso.

Gareth terus menatap layar monitor laptop.

[Kita harus rapat dadakan sekarang, Al]

Alfonso melirik ke anak-anaknya. Dia menghela napas.

"Lu dan Andre tidak bisa atasi sendiri? Aku lagi sibuk hari ini anak-anakku hari pertama sekolah. Lu tau kan Alisha manjanya seperti apa? Hari ini aku harus temani dia didalam kelas." Alfonso mengusap kasar wajahnya.

Memang sejak menikah dan punya anak Alfonso dan teman-teman yang sudah menikah mereka memutuskan untuk fokus keluarga, soal markas dan bisnis ilegal dan markas, ditangani Gareth dan Andre serta beberapa anak buah kepercayaan Alfonso. Ethan, Jose dan Nuel.

[Nggak bisa. Ini harus Lu sendiri yang atasi.]

Jari Gareth terus menari di keyboard laptopnya. Alonzo terus menyimak, ia mengernyit ketika melihat Alfonso cemas.

Setelah hampir sepuluh menit berbicara lewat sambungan telepon seluler. Akhirnya Alfonso harus mengakhiri panggilan. Karena, Alisha mulai cemberut.

Alfonso kembali melajukan mobilnya menuju Mansion. Benar setiba di Mansion keempat anaknya turun dari mobil dengan bantuan beberapa pelayan. Mereka membawa tas sekolah si kembar.

"Bersih-bersih badan dulu. Setelah itu makan. Nanti habis makan tidur siang. Bangun tidur baru boleh pergi main," ujar Alfonso.

Dia mengikuti langkah anak-anak menuju kamar. Benar Kamar keempat anaknya berpisah tapi masih menggunakan pintu sambung. Karena, setiap Alfonso masih mendongeng untuk anak-anak sebelum tidur. Dia juga tengah malam ke kamar keempat anaknya untuk mengecek mereka. Letak kamar keempat anaknya di sisi kanan kamar Alfonso. Kamar yang cukup luas bisa muat empat ranjang anak-anak.

Keempat anak menurut mereka melepas baju lalu dengan bantuan Alfonso satu persatu dimandikan Alfonso. Setelah mandi seperti biasa semua berbaris menunggu antrian untuk dipakaikan baju.

"Sudah. Sekarang ayo keluar makan dulu," Alfonso mengajak keempat anaknya keluar dari kamar.

"Siap Daddy. Nanti Daddy telpon Oma suruh Opa jemput Alisah dan Kakak Aleijo di sini," pinta Alisha.

"Iya, makan dulu." sahut Alfonso.

Pelayan yang melihat Alfonso dan anak-anaknya berjalan menuju ruang makan. Mereka segera menarik kursi untuk keempat kembar duduk juga Alfonso. Pelayan yang lain meletak'kan piring didepan sikembar dan Alfonso.

" Hore...ada udang!" teriak Alisha. Anak itu memang suka sekali dengan seafood. Apalagi salmon mentah itu makanan favorit Alisha.

Alfonso tersenyum melihat anak-anaknya sangat ceria. Dia juga duduk menemani keempat anaknya makan siang.

'Sayang...Kamu lihat anak-anak kita. Andai saja kamu disini,' batin Alfonso.menghela napas. Besok genap tiga bulan Leticia meninggal Alfonso dari tadi malam tidak bisa tidur dia begitu merindukan istri tercintanya itu.

Hampir satu jam mereka makan. Setelah makan seperti biasa, Alfonso mengajak anak-anaknya duduk diruang keluarga. Mereka berlima bersenda gurau disana. Walaupun anak-anaknya masih berusia empat tahun Alfonso merasa keempat anaknya bisa mendengar apa yang Alfonso ceritakan.

"Aaaa..." Alicia menguap.

"Okey... sekarang semua tidur ya." Alfonso berdiri dari sofa supaya keempat anaknya bisa ikut berdiri.

"Hari ini Daddy mau cerita apa lagi?" Alisha bergelayut ditangan Alfonso.

"Sha maunya apa? Cinderella? Aurora? Sofie? Terserah Alisha," tawar Alfonso menunduk melihat putrinya.

"Pokoknya yang ada pangerannya. Tapi, yang ganteng mirip Daddy, ada?" Mata Alisha berbinar-binar. Berharap semoga ada pangeran yang mirip daddynya.

"Mirip Daddy nggak ada," Alfonso menggosok dagunya berpikir sejenak.

"Kenapa? Padahal Daddy itu ganteng," Alisha berkedip-kedip.

"Kata Mommy, tidak ada orang yang mirip Daddy. Tuhan ciptakan Daddy hanya untuk Mommy, Alisah, Alicia, Alonzo dan Aleijo." Alfonso memeluk Alisha dia membawa Alisha untuk berbaring di ranjang bermotif princess Cinderella itu.

"Hmmm... Alisha nggak akan menikah," cebik Alisha. Kekecewaan nya terlihat jelas diwajahnya.

"Kenapa? Daddy nggak mau Alisha bicara nikah. Alisha itu hanya boleh belajar belajar dan belajar. Paham?" Alfonso mengecup kening Alisha.

"Alisha mau menikah dengan orang yang mirip seperti daddy," lirihnya.

'Jangan mirip Daddy sayang. Seandainya kamu tau siapa daddy, kamu pasti akan berpikir dua kali bermimpi menikahi pria yang mirip Daddy. Daddy pria yang tidak beruntung tidak bisa menjaga Mommy kalian. Daddy juga memiliki banyak catatan hitam,' batin Alfonso. seraya mengelus rambut Alisha. Akhirnya Alisha tertidur diatas lengan Alfonso.

Mafia itu sampai hari ini masih sering mengutuk dirinya. Bagi Alfonso kematian Leticia karena kesalahan dia. Tidak bisa mengobati Leticia hingga sembuh. karena itu, untuk menebus kesalahannya Alfonso dan sahabat-sahabatnya setiap bulan mengadakan pembagian bansos. Alfonso juga termasuk donatur tetap di yayasan kanker dan penyakit autoimun.

Lalu dengan perlahan ia meletakkan kepala Alisha dibantal. Kemudian Alfonso segera berdiri dari ranjang Alisha. Dia berjalan menuju ranjang Aleijo, Alicia, Alonzo untuk mengecek anak-anaknya memastikan mereka benar-benar sudah tidur. Yakin anak-anaknya sudah tidur. Ia segera berjalan menuju kamarnya membiarkan pintu penghubung terbuka.

Alfonso berjalan keluar di menelepon Felisia. Mertuanya. Untuk datang ke Mansion bersama Mason menemani anak-anak sebentar. Setelah setengah jam menelpon akhirnya mobil Mason masuk ke halaman mansion. Alfonso tersenyum. Dia berjalan keluar menemui mertuanya.

"Mommy, Daddy... Aku titip anak-anak sebentar. Di markas ada urgent yang mengharuskan Al turun tangan," ucapnya lalu menyalami tangan kedua mertuanya.

Alfonso tepati janjinya. Dia menjaga kedua orang tua Leticia dengan baik.

"Baik. Anak-anak dimana?" tanya Felisia menenteng tas dibahunya.

"Mereka sudah tidur. Biasanya dua jam mereka tidur siang. Aku, janji sebelum dua jam Al sudah kembali ke Mansion." Alfonso membuka pintu mobil allau masuk dan duduk. Dia memasang sealtbealt dengan benar. Kakinya menginjak pedal gas mobil.

"Hati-hati nak," pesan Mason dan Felisia.

Ting...Ting..

Alfonso membunyikan klakson mobil seraya melambaikan tangan kepada mertuanya. Lalu dia mulai melaju menuju Markas.

Terpopuler

Comments

adrian

adrian

hati hati al awas kesandung yang lain...hahhahh....

2022-08-25

2

Sokhibah El-Jannata

Sokhibah El-Jannata

aku nangis.. 😭😭😭.

apa ini scuel kak?

2022-08-03

3

"SAYANGKU"😘

"SAYANGKU"😘

daddy duda yg lop lop

2022-08-02

3

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!