Alfonso melangkah perlahan masuk ke kamar anak-anaknya. Benar disana ada Mason yang sedang mendengkur halus. Dia melangkah perlahan agar tidak membangunkan Mason yang sedang tidur, ia terus menuju ranjang Alisha. Baru saja Alfonso duduk ditepi ranjang Putri bungsunya itu mengerjap.
"Hmmm...Daddy!" gumamnya.
"Daddy disini," jawab Alfonso tersenyum, tangannya menyingkirkan rambut yang menutupi wajah Alisha lalu menyelipkan dibelakang telinga Alisha.
"Daddy udah bangun?" tanya Alisha, menyibak selimutnya.
"Maafin Daddy. Daddy ngga tidur, tapi Daddy baru pulang.Tadi Daddy keluar sebentar bertemu dengan papa Glen, paman Gareth dan Paman Andre." jelas Alfonso. Dia tidak ingin berbohong.
"Berarti tadi kami sendiri dong di sini?" Alisha cemberut.
"Nggak sendiri. Lihat siapa yang sedang tidur di sofa itu?" Alfonso tersenyum lalu menunjuk ke arah sofa, mata Alisha mengikuti jari telunjuk Alfonso.
"Opa? Tadi Opa dan Oma yang temani Sha dan kakak-kakak tidur?" Mata Alisha melebar dia sangat senang.
Ternyata mereka berempat tidak tidur sendiri, ada Oma dan Opa yang menemani mereka di mansion. Wajah yang tadi cemberut berubah jadi ceria. Alisha menyibak selimutnya dia bergegas turun dari ranjang lalu berlari kecil menuju Mason yang masih tidur dengan menyenderkan kepalanya di lengan sofa.
"Opa..." Alisha menggerakkan lengan Mason.
Mason segera membuka mata lalu bangun dan memperbaiki duduknya.
"Sayang...sudah bangun?" Ia menyentuh lembut bahu Alisha.
"Iya. Opa tidur? Opa capek?" Alisha duduk disamping Mason.
Karena, suara cempreng Alisha akhirnya ketiga saudaranya juga ikut bangun. Alicia, Aleijo, dan Alonzo langsung bangun dan berlari ke arah Mason. Mereka ingin menceritakan kegiatan hari ini disekolah. Karena, hari ini hari pertama mereka bersekolah tentunya banyak sekali yang ingin mereka ceritakan untuk Opa dan Omanya.
"Opa..." teriak ketiga cucunya. yang sudah berlari datang menemui Mason.
Pria paruh baya itu melebarkan tangannya menyambut ketiga cucunya datang dan memeluk mereka bersamaan.
"Cucu Opa!" sahutnya lalu mengecup ujung kepala ketiga cucunya bergantian.
"Daddy! Al, ke kamar dulu." ucap Alfonso. Karena, dia tau anak-anaknya pasti akan menceritakan banyak hal untuk Mason.
"Nak Alfonso sudah datang? Maaf, daddy ketiduran disini sampai tidak menyadari kamu datang, Nak." Mason tersenyum dia merasa tidak enak hati tidur disofa sampai menantunya datang dia tidak tau.
"Nggak apa-apa dad. Al, juga baru saja masuk," sela Alfonso.
"Anak-anak... selesai cerita dengan Opa. Jangan lupa segera mandi ya. Katanya hari ini mau main di mansion Papa Glen dan Oma,'kan?" Alfonso mengingatkan anak-anaknya kemudian ia berlalu ke kamarnya melalui pintu penghubung.
"Siap Daddy." sahut keempat serentak.
" Opa, dimana Oma?" tanya Alicia.
"Oma disini." sahut Felisia. Dia yang sudah selesai masak datang ke kamar untuk mengecek cucu-cucunya.
"Hore Oma udah datang," girang Alisha dan berlari memeluk pinggang Felisia.
"Iya Oma tadi ditelpon Daddy minta tolong datang temani Alisha disini. Katanya mau ke rumah Oma, yuk mandi setelah itu makan camilan Oma udah buatkan banyak sekali camilan untuk daddy dan cucu-cucu Oma." Felisia duduk disamping Mason sembari memangku Alisha.
"Opa nggak dikasih juga?" goda Mason.
"Opa jangan kebanyakan makan camilan," celetuk Felisia disambung tawa keempat kembar.
"Opa jangan sedih, nanti Sha ambil buat Opa," Alisha berbisik sembari tertawa. Mason mengangguk lalu kedua orang beda usia itu mengangkat tangan lalu TOS.
"Oma mandiin Sha," rengek Alisha.
"Alicia juga Oma," timpal Alicia.
"Ya uda Alicia dan Alisha dimandiin Oma. Opa mandiin Aleijo dan Alonzo, gimana?" tawar Felisia.
" Boleh," sahut kedua anak lelaki Leticia itu.
"Yuk...mandi sekarang ya biar main dirumah Oma lama. Nanti kalau kesorean pergi ke rumah Oma, baru main bentar uda dijemput daddy lagi," ucap Felisia.
Kemudian, Keempat anak Alfonso segera masuk kamar mandi untuk membersihkan diri.
♥️♥️♥️♥️♥️
Sementara Alfonso sudah berada di kamarnya dia mengecek cctv sebentar memastikan selama ia tinggal tadi situasi di mansion dalam keadaan aman. Setelah memastikan, Alfonso Mengganti saluran televisi ia menonton berita yang sedang viral saat ini di Spanyol. Alfonso menggertakkan giginya ketika melihat berita dimana polisi tidak berdaya menangani kasus itu. Melihat berita itu Alfonso mengingat lagi apa yang dikatakan Andre di markas tadi.
"Brengsek," Alfonso tidak takut jika dia masih sendiri atau ada Leticia dia masih tenang meninggalkan anak-anaknya tapi sekarang dia semakin sulit untuk bergerak dan turun tangan langsung. Mafia itu hanya bisa menghela napas.
Setelah melihat berita itu Alfonso berjalan ke kamar anak-anak rasanya dia ingin mencegah anak-anak keluar dari mansion. Tapi, dia sudah berjanji dan setuju setidaknya dia harus tepati janjinya.
"Opa tau nggak tadi disekolah Alisha nggak mau ditinggal daddy." cerita Alicia saat Felisa menyisir rambutnya.
"Kenapa? Alicia, Aleijo dan Alonzo gimana?" tanya Felisia kemudian memasang pita berwarna pelangi diponi Alicia.
"Alicia, kakak Aleijo dan Alonzo pintar. Kita mau duduk sendiri," jawab Alicia.
" Alisha bukan tidak berani! Alisha hanya nggak mau jauh dari Daddy," lirihnya pelan, " Kakak lupa pesan mommy sebelum mommy ke surga? Mommy minta Sha jaga Daddy," lirih Alisha hampir tidak kedengaran.
Benar apa yang dikatakan Alisha, Leticia sebelum meninggal dia berpesan pada Alisha untuk jaga Alfonso. Betul Anak-anak Alfonso memiliki memori yang bagus. Apa yang dikatakan kepada mereka pasti mereka akan selalu ingat.
Felisia memeluk Alisha rasanya dia ingin menangis, " Iya tapi Mommy juga pesan di Oma. Jika Sha sudah sekolah, Sha harus berani masuk sendiri ke kelas," timpal Felisia.
"Benaran?" sahut Alisha.
"Iya sayang, benaran. Kata Mommy, dia ingin lihat anak-anaknya pintar bersekolah," Felisa menangkup wajah cantik cucu bungsunya itu.
"Ya udah besok Sha nggak mau ditemani Daddy lagi. Tapi, Daddy nunggu diluar kelas ya Oma, tolong bilang sama Mommy gitu," sambung Alisha lagi.
Pria yang berdiri dibalik pintu penghubung itu tanpa sadar menitikkan air matanya. Dia tidak menyangka pesan istrinya tiga bulan lalu masih diingat oleh keempat anaknya.
"Argh," Alfonso mengangkat kepalanya keatas. Dia tersenyum sinis ternyata dia masih saja cengeng.
" Oma...Oma...tapi Alonzo kesal dengan ibu guru Julia." Alonzo yang sejak tadi diam tiba-tiba bersuara.
"Kenapa?" tanya Felisia.
"Ibu gurunya curi-curi pandang ke daddy terus tersenyum sendiri Alonzo nggak suka," adu Alonzo.
Alfonso kaget karena dia tidak menyadari hal itu mungkin karena terlalu fokus mengawasi keempat anaknya sampai lupa ada yang memperhatikan dia didalam kelas.
"Ada-ada saja. Kamu tenang anak-anakku, Daddy tidak akan menggantikan posisi mommy dihati daddy." Alfonso mengelus foto yang menempel didinding kamar.Foto pernikahan dia dan Leticia.
Mason tersenyum ketika mendengar ada guru yang memperhatikan Alfonso, dalam hati mason berharap semoga Alfonso tergoda dan bisa mengubah prinsipnya.
"Nggak apa-apa. emang kenapa? Kan cuma senyum," Pancing Felisia dia berkedip pada Mason.
"Iya betul.Opa juga sering tersenyum dengan wanita lain nggak apa-apa," timpal Mason.
"Tapi, Alonzo nggak suka itu!" tegas Alonzo.
Mason dan Felisia diam mereka hanya saling menatap tidak bisa berkata-kata lagi. Tapi disisi lain mereka senang dan berharap yang terbaik untuk Alfonso. Mereka Kasihan lihat Alfonso yang kerepotan mengurus keempat anaknya sendiri. Belum lagi anak-anak pas rewel atau aktif. Alfonso harus mengejar mereka atau kadang rewel serentak itu sangat membuat Alfonso kewalahan.
Pernah sekali waktu Leticia baru meninggal satu bulan, keempat anak Alfonso sakit serentak, Alfonso bingung harus gendong yang mana dulu. Alfonso menangis dalam hati, ketika keempat anaknya memanggil nama Leticia, apalagi Alonzo yang diam dan terus memanggil nama Leticia. Dia juga menolak obat yang diberikan Alfonso, semakin menambah kesedihan Alfonso.
Waktu Itu ada Felisia dan Mason bahkan Karla juga masih di Spanyol. Tapi, anak-anak sama sekali tidak mau digendong mereka. Keempatnya hanya mau dengan Alfonso hingga membuat Alfonso pagi-pagi buta pergi ke makam Leticia dan menangis disana.
"Sayang...kenapa kamu menghukum aku seperti ini? tidak cukupkah kamu menghukum aku dengan meninggalkan aku dan anak-anak kita sendirian disini?" tanya Alfonso.
****
Setelah selesai mengurus keempat cucunya. Mason dan Felisia mengajak keempat anak Alfonso itu keluar dari kamar tanpa suara tujuannya tidak menggangu Alfonso yang sedang tidur. Padahal Alfonso sedang bersender ditembok menyimak semua percakapan anak-anak dengan mertuanya.
"Makan camilan dulu atau berangkat sekarang?" Tanya Felisia.
"Berangkat sekarang aja Oma, biar puas mainnya." sahut Alicia yang tidak sabar ingin bermain dengan Belinda.
"Ya udah. sana pamit Daddy kecup diam-diam aja biar Daddy nggak bangun, ngerti?" titah Felisia.
"Siap,"
Keempat anak Alfonso masuk kekamar Alfonso perlahan.
"Udah mau berangkat?" tiba-tiba ada suara yang mengagetkan mereka.
"Daddy kagetin aja," protes Aleijo.
"Kenapa jalan mengendap-endap gitu?" Alfonso balik bertanya.
"Jo pikir Daddy tidur," jawab Aleijo.
"Daddy nggak tidur. Anak-anak Daddy sudah mau berangkat? sini peluk Daddy," pinta Alfonso. dia melebarkan tangannya, keempatnya datang masuk dalam pelukan Alfonso.
Mafia itu memeluk keempatnya begitu erat lalu mengecup ujung kepala bergantian.
"Dengarin Daddy. Jangan takut, Daddy nggak akan ganti posisi Mommy dihati daddy, itu tidak akan pernah terjadi, hm?" pinta Alfonso menatap wajah Keempatnya dengan tersenyum.
Aliejo dan ketiga adiknya yang tidak paham maksud dari pembicaraan Alfonso hanya diam dan mengangguk. Kemudian, mereka pun pamit untuk berangkat bermain ke rumah Glen dan Felisia.
"Daddy kita berangkat. Bye.." pamit Alicia.
"Iya sayang hati-hati ya. Nanti Daddy jemput." jawab Alfonso.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
Alvares
Andai aku Leticia 😢
2022-09-02
2
adrian
tambah seru dan jangan malas ya upnya...
2022-08-30
3
"SAYANGKU"😘
daddy al harus kuat, lahir batin.
2022-08-11
2