Bab 2. Kabar Itu Datang

Mirna sudah tidak sabar. Ingin segera mendengar berita tentang lamarannya. Ini adalah hari ke-8 setelah Mirna test Interview. Setiap sore, ketika pamannya pulang, dia sengaja berada di teras rumah. Sambil menyiram bunga. Dia benar-benar ingin mendengar dari pamannya.

"Mirna, kamu diterima bekerja."

Dia bagaikan gadis yang sedang menunggu kekasih pujaan hatinya. Untuk melamarnya. Hari ke-9, 10, 11......,30. Belum juga ada kunjung kalimat yang di tunggu-tunggunya.

Mirna tak sadar, mencari kerjaan di jaman sekarang begitu susah. Bahkan banyak sarjana belum juga bekerja. Padahal, Mirna hanyalah lulusan SMK, jurusan Akuntansi. Jelas kalah bersaing dengan lulusan sarjana Akuntansi.

Itulah Mirna. Gadis yang sangat optimis. Walau hanya lulusan SMK, dia yakin dengan kemampuannya. Masalah pembukuan dia kuasai. Nilai 9 untuk Akuntansi Biaya. Selain itu, dia yakin, kemampuan mengelola waktu, kontrol emosi yang bagus, sifat ramahnya dan cara bersosialisasinya.

Serta tekad bulatnya untuk membahagiakan ibunya menjadi senjata andalannya. Selain itu, cara memghadapi orang sudah terlatih saat PKL, di sebuah bank. Cara berbicara di depat umum dan berorganisasi sudah dia kuasai sejak menjadi ketua OSIS.

Itu modalnya. Dia teringat suatu saat waktu PKL di sebuah bank. Ucapan seorang karyawan bagian personalia.

"Sebenarnya, perusahaan-perusahaan itu juga susah mencari calon karyawan. Walau banyak pelamar, belum tentu ada yang memenuhi syarat"

"Syaratnya apa, Bu?" tanya Mirna.

"Yang pertama, tidak harus pintar-pintar amat, harus punya sifat kemauan belajar, kepribadian good, murah senyum dan pintar bersosialisasi, kontrol emosi yang baik dan di percaya"

Itu saja. Sebenarnya gampang. Namun, itu tidak dimiliki calon karyawan. Itulah yang selalu di pegang Mirna. Sebagai senjata untuk menaklukkan persaingan di kota. Karena itu semua dipunyai Mirna. Bahkan dia termasuk anak pintar di sekolah.

Empat puluh empat hari sudah Mirna menunggu. Belum juga ada kabar. Dia mulai gusar, gelisah dan tak tenang. Dan ini adalah malam ke-44. Apakah malam ini juga sama dengan malam-malam sebelumnya?

Namun, Mirna yakin sekali, malam ini ada berita bagus buat dia. Karena firasatnya agak berbeda sejak pagi tadi. Ini adalah pertanda.

Tidak seperti biasanya, paman pulang agak sorean. Pukul 17:15 Wib. Biasanya paman pulang pukul 18:30 an. Mungkin inilah saatnya. Pasti ada berita baik dari paman.

Sesaat waktu paman masuk ke rumah, tatapan paman agak berbeda dari sebelumnya. Tatapan paman seakan mau menyampaikan sesuatu. Namun, ada empati terlihat sesaat dari gestur wajah paman.

Ini pertanda. Tak biasanya paman seperti ini. Bagai tim penyidik yang sedang kumpulkan bukti-bukti, Mirna coba menyimpulkan gestur paman sore ini. Setiap gerak-gerik paman dikumpulkan Mirna untuk meyakinkan hati kecilnya. Malam ini pasti paman akan memberitahukan kabar gembira.

Mirna terus menyirami kembang di depan rumah. Senyumnya semakin mekar. Seperti mawar putih yang sedang disiraminya.

Hatinya berbunga-bunga dikelilingi kembang berwarna-warni. Tak sabar malam segera tiba.

"Mirna,"

Paman memanggil. Mengagetkan Mirna sampai selang air yang dipegangnya jatuh tiba-tiba.

"Iya, Paman." Jawab Mirna sambil mengambil selang air yang terjatuh.

"Kesini dulu sebentar, ada yang mau paman sampaikan."

"Iya, Paman. Sebentar Mirna matikan airnya dulu."

Kaki Mirna begitu berat melangkah. Gemetar mendengar panggilan paman.

"Benar, pasti Paman akan kasih tahu kalau Mirna di terima kerja," ucap Mirna sambil melangkah.

Mirna benar-benar bahagia. Senyumnya di kulum. Setelah mencuci tangan, Mirna masuk menjumpai pamannya. Ternyata Bibi juga ada di sana. Mirna mengambil tempat di sebelah bibi. Dengan santun, duduk sambil tersenyum.

"Ada apa, Paman?"

"Begini, Mir, tadi siang paman dapat telepon..,"

Paman memotong pembicaraannya. Jantung Mirna berdetak kencang. Wajah Mirna tersenyum dan seperti tidak dapat berkata-kata.

Terlihat jelas kalau Mirna yakin dia di terima kerja. Dia tersenyum sambil tangannya gelisah tak terkontrol. Sesekali duduknya di geser. Dan dia tak sabar.

"Telepon dari siapa, Paman?" tanya Mirna dengan jelas.

Tak sabar ingin mendengar berita bahagia ini. Sementara gestur paman dan juga bibi sangat tidak menunjukkan kabar bahagia. Mereka terlihat serba salah. Dan seolah berat menyampaikan berita ini.

"Tadi siang, Paman dapat telpon dari..., eh..iya.. Paman dapat telpon dari kampung. Kamu harus sabar ya, Mir. Ibumu sedang sakit keras."

Bagai di sambar petir. Berita ini sangat mengagetkan Mirna.

"Apa Paman??? Ibu sakit keras....?? Sakit apa, Paman?? Siapa yang kasih tau, Paman?" Mirna menangis sambil memeluk bibi nya. Mirna begitu terpukul. Dia menangis sesunggukan. Ini pukulan yang sangat berat buat Mirna.

Dia tak bisa membayangkan, kalau ibunya sakit, adik-adiknya makan apa? Karena cuma ibunya yang bisa mencari nafkah. Belum lagi untuk biaya sekolah adik-adiknya.

"Bibi, gimana sakit Ibu, apakah Ibu benar-benar sakit atau sudah....," Mirna tak tega melanjutkan ucapannya. Mirna ingin menanyakan apakah ibunya sudah meninggal? Karena biasanya, kalau dikatakan sakit keras, itu artinya sudah meninggal. Ini jadi pertanyaan besar buat Mirna.

"Sabar, ya, Mir... ," kata bibi menenangkan Mirna sambil matanya berkaca-kaca.

"Iya, Mir... Kamu harus tenang ya.." Paman juga ikut menenangkan Mirna.

Mata Mirna dipenuhi air mata. Dia benar-benar ingin pulang. Namun, darimana uangnya untuk ongkos pulang. Pikiran Mirna berkecamuk. Dia terdiam bisu sekarang. Pelukan bibi semakin erat.

Mirna berpikir keras, bagaimana dia bisa pulang. Untuk melihat ibunya yang sakit keras. Darimana Dia mendapatkan uang rp.500.000 untuk ongkos pulang. Apakah paman mau memberikan ongkos pulang? Namun, Mirna tidak berani mengungkapkannya. Karena tidak mau menyusahkan pamannya.

Namun, tiba-tiba..

"Paman, Mirna mau pulang melihat Ibu," kata Mirna memberanikan diri sambil air matanya berjatuhan.

"Iya, Mir.., Kamu pulang aja. Kamu harus segera melihat ibumu. Paman akan membelikan tiket bus besok pagi. Biar kamu bisa berangkat sore harinya."

Mirna senang mendengar ucapan paman. Namun, banyak pertanyaan Mirna menanggapi ucapan paman. Kenapa Paman mau mengongkosiku pulang? Apakah Ibu sudah meninggal? Kalau aku pulang, apakah masih kembali ke Bandung? Apakah aku pulang tanpa membawa uang untuk beli obat ibu? Apa kata orang kampung, aku pulang tidak bawa apa-apa?

Sejuta pertanyaan muncul di hati Mirna. Namun, semua pertanyaan itu ditepisnya. Dia hanya ingin melihat ibunya, memeluk ibunya yang sakit.

"Iya, Paman. Terimakasih atas kebaikan Paman dan Bibi. Mirna tidak bisa membalas kebaikan Paman dan Bibi." Kata Mirna sedikit tegar.

"Iya, Mir. Yang penting, Kamu bisa melihat ibumu," kata bibi sambil memeluk Mirna.

"Iya, udah, Mir, sekarang beresin pakaianmu untuk kamu bawa besok. Besok pagi paman akan mencari tiketmu. Kebetulan besok hari Minggu, jadi Paman libur."

"Iya, Paman," jawab Mirna sambil pamit menuju kamar.

Mirna segera membereskan pakaiannya. Perjalanan 3 hari 2 malam harus dilaluinya menuju kampung di sebuah desa di Sumatera Utara.

Terpopuler

Comments

Alriani Hespiapi

Alriani Hespiapi

lanjut

2022-10-05

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Air Mata Ibu
2 Bab 2. Kabar Itu Datang
3 Bab 3. Pilihan Sulit
4 Bab 4. Curahan Hati
5 Bab 5. ATM Dekat Kantor
6 Bab 6. Belum Terungkap
7 Bab 7. Di Rumah Paman
8 Bab 8. Permintaan Paman
9 Bab 9. Harus Kuakui
10 Bab 10. Meeting
11 Bab 11. Frangky Nors Makin Cemburu
12 Bab 12. Tertangkap Basah
13 Bab 13. Frangky Nors Gundah.
14 Bab 14. Mencari Bukti
15 Bab 15. Mirna Jujur Jatuh Cinta
16 Bab.16 Hujan Deras Di Hari Sabtu
17 Bab 17. Kencan Pertama
18 Bab 18. Nasi Goreng Special
19 Bab 19. Nikmatnya Malam Ini
20 Bab 20. Belum Tiba Waktunya
21 Bab. 21 Terpeleset Di Guyur Hujan
22 Bab 22. Baju Kesempitan
23 Bab 23. Renno Diputuskan Tak Bersalah
24 Bab 24. Di Kekang Aturan
25 Bab 25. Mega Proyek Menjauhkan Cinta
26 Bab 26. Beban Cinta Mirna
27 Bab. 27. Sulit Kuceritakan
28 Bab 28. Cemburu Buta
29 Bab 29. Menjegal Suplier Tepung
30 Bab 30. Frangky Nors Terpuaskan
31 Bab 31. Cinta Akar Serabut
32 Bab 32. Kencan Terakhir
33 Bab 33. Membuat Mirna Shock
34 Bab 34.Tak Akan Berlutut Dihadapanmu
35 Bab 35. Merancang Skenario
36 Bab 36. Rasa Itu Datang Lagi
37 Bab 37. Perubahan Alex
38 Bab 38. Supir Pendiam
39 Bab 39. Pengalaman Menjengkelkan
40 Bab 40. Berdua Di Hotel
41 Bab. 41 Nombok Biaya Hotel
42 Bab 42. Di Taksir Direktur
43 Bab 43. Sarapan Pagi
44 Bab 44. Direktur Jadi Supir
45 Bab 45. Terciduk Oleh Suruhan Frangky Nors
46 Bab 46. Makan Malam
Episodes

Updated 46 Episodes

1
Bab 1. Air Mata Ibu
2
Bab 2. Kabar Itu Datang
3
Bab 3. Pilihan Sulit
4
Bab 4. Curahan Hati
5
Bab 5. ATM Dekat Kantor
6
Bab 6. Belum Terungkap
7
Bab 7. Di Rumah Paman
8
Bab 8. Permintaan Paman
9
Bab 9. Harus Kuakui
10
Bab 10. Meeting
11
Bab 11. Frangky Nors Makin Cemburu
12
Bab 12. Tertangkap Basah
13
Bab 13. Frangky Nors Gundah.
14
Bab 14. Mencari Bukti
15
Bab 15. Mirna Jujur Jatuh Cinta
16
Bab.16 Hujan Deras Di Hari Sabtu
17
Bab 17. Kencan Pertama
18
Bab 18. Nasi Goreng Special
19
Bab 19. Nikmatnya Malam Ini
20
Bab 20. Belum Tiba Waktunya
21
Bab. 21 Terpeleset Di Guyur Hujan
22
Bab 22. Baju Kesempitan
23
Bab 23. Renno Diputuskan Tak Bersalah
24
Bab 24. Di Kekang Aturan
25
Bab 25. Mega Proyek Menjauhkan Cinta
26
Bab 26. Beban Cinta Mirna
27
Bab. 27. Sulit Kuceritakan
28
Bab 28. Cemburu Buta
29
Bab 29. Menjegal Suplier Tepung
30
Bab 30. Frangky Nors Terpuaskan
31
Bab 31. Cinta Akar Serabut
32
Bab 32. Kencan Terakhir
33
Bab 33. Membuat Mirna Shock
34
Bab 34.Tak Akan Berlutut Dihadapanmu
35
Bab 35. Merancang Skenario
36
Bab 36. Rasa Itu Datang Lagi
37
Bab 37. Perubahan Alex
38
Bab 38. Supir Pendiam
39
Bab 39. Pengalaman Menjengkelkan
40
Bab 40. Berdua Di Hotel
41
Bab. 41 Nombok Biaya Hotel
42
Bab 42. Di Taksir Direktur
43
Bab 43. Sarapan Pagi
44
Bab 44. Direktur Jadi Supir
45
Bab 45. Terciduk Oleh Suruhan Frangky Nors
46
Bab 46. Makan Malam

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!