Setelah bertemu dengan kepala sekolah, Tiara di arahkan menemui Bu Siti.
Selain guru matematika, Bu Siti adalah wali kelas untuk kelas 11 IPA A.
Tiara masuk ke dalam kelas bersama Bu Siti.
Kelas itu terlihat sangat sunyi, tidak ada kehebohan yang terjadi di sana. Biasanya setiap ada anak pindahan, murid murid lain akan heboh.
Berbeda di sekolah ini, murid muridnya terlihat acuh dan biasa saja.
Namun, Tiara malah senang. Ia tidak perlu ribet lagi menghadapi siswa siswi yang nantinya berdatangan padanya untuk menanyakan ini dan itu.
"Selamat pagi anak anak, hari ini kita kedatangan teman baru. Ibu harap kalian bisa membantunya untuk beradaptasi di sekolah kita ini"
Bu Siti menoleh kearah Tiara, lalu memberi instruksi agar Tiara memperkenalkan dirinya.
"Ayo, silahkan perkenalkan diri kamu"
Tiara mengangguk, ia maju satu langkah ke depan. Matanya menyapu seluruh isi kelas, menatap satu persatu teman nya.
"Hallo semua nya, nama gue Tiara Riani. Pindahan dari sekolah x, senang bertemu dengan kalian" Tiara sedikit menundukkan tubuhnya, kembali menatap satu persatu teman teman baru nya.
Salah satu dari mereka Tiara merasa tidak asing.
"Selamat bergabung Tiara" kata Rasi. Siswa yang tidak asing itu ternyata Rasi.
"Silahkan duduk di sebelah Rasi" titah Bu Siti.
Tiara mengangguk pelan, lalu menunduk hormat pada Bu Siti.
"Hai, kita satu meja" sapa Rasi senang. Hanya dialah satu satunya orang yang terlihat antusias dengan kehadiran Tiara.
Tiara terlihat cuek, ia malah mengacuhkan Rasi.
Kelas pun di mulai, Tiara terlihat bisa mengimbangi materi. Menurutnya, sekolah lama dan sekolah baru ini sama sama menganut metode pembelajaran baru.
Jadi, Tiara merasa seperti melanjutkan materi saja.
Kring!!!!!!!!!
Tanpa terasa, bel jam istirahat pertama pun berbunyi.
"Untuk hari ini, kita cukupkan sampai disini. Selamat beristirahat" ucap Bu Siti, lalu ia berlalu keluar dari ruangan kelas.
Tiara merapikan buku bukunya, wajah nya terlihat datar dan biasa saja.
Berbeda dengan Rasi yang sejak tadi menatapnya dengan senyuman.
"Kamu mau ke kantin gak?" tanya Rasi.
"Gak " tolak Tiara.
Rasi mengangguk pelan, lalu beranjak hendak keluar dari dalam kelas.
Brak.
"Heh Cupu! cepat belikan gue makanan!" hardik seorang siswi yang datang bersama teman nya, lalu menghadang Rasi.
Tiara kaget, tapi ia tidak melakukan apapun. Tiara hanya menatap mereka saja.
"Tapi, aku tidak punya uang!" jawab Rasi gemetar ketakutan.
"Gue gak mau tahu, Lo harus beliin kita makanan!" bentak siswi itu.
Rasi tidak berani menatap mereka, ia tidak mau lagi dan lagi di keroyok.
"Cih, zaman sekarang masih ada yah zaman bullying?"
Siswi yang menghardik Rasi tadi menoleh kearah Tiara. Ia tersenyum miring, lalu mendekati meja Tiara.
"Wah, anak pindahan mau coba coba jadi pahlawan yah?" cibirnya.
Tiara terlihat santai, ia menatap siswi itu datar.
"Mau pahlawan atau pun tidak, yang jelas dan pasti di sini adalah, Lo itu seorang pengecut!" ucap Tiara penuh penekanan di akhir kalimat nya.
Teman siswi itu tidak terima, ia berjalan mendekat kearah Tiara dan hendak memukul Tiara. Tapi, hal tidak terduga terjadi.
Strett....
Brug...
"Aws......" teman siswi itu teriak kesakitan. Membuat teman teman nya datang memeriksa keadaannya.
Tiara sangat handal, dalam satu tendangan. Kursi Rasi bergeser begitu cepat dan berhenti mengenai tulang kering siswi yang hendak menghardiknya.
"Kau gila yah, kau membuat kaki nya memar" hardik mereka.
Rasi kaget, ini masalah semakin besar. Tiara dalam bahaya jika dirinya terus menantang mereka.
"Hewan saja bersiap siaga jika ada musuh hendak mencelakai nya, apa Gue tidak boleh mencegah masalah menghampiri gue?" ujar Tiara.
Rasi datang, ia menengahi mereka.
"Sudah Angle, aku akan membelikan makanan yang kau minta" ucap Rasi.
Tiara menatap marah, ia sudah membela Rasi, tapi dia malah seperti ini.
"Tidak soal makanan, aku tidak akan pernah melepaskan kalian berdua!" tegas Angle.
"Cih, " Tiara berdecak.
Dari pintu, salah satu anak buah siswi itu melihat kedatangan seseorang, lalu ia memberikan kode pada Angle. Seperti nya dia adalah ketua nya.
"Andrew lewat, Andrew lewat!!!" teriak nya.
Gadis itu tersenyum miring pada Tiara, kemudian drama palsu pun di mulai
"Awh....Kenapa Lo memukul gue. Gue kan cuma mau berkenalan!" teriak Angle berdamai, ia menangis tersedu sedu.
"Mulai deh" batin Rasi.
Tiar mengangkat satu alisnya, berpikir apa yang sedang gadis ini lakukan.
"Ada apa ini?"
Suara bariton tegas terdengar dari arah pintu.
"Andrew, anak baru itu memukul gue. Padahal gue hanya ingin berteman dengan nya. Lihat lah, kaki Sindi juga memar di buatnya" adu Angle semakin menangis.
Tiara tidak tahu, dari mana datang nya air mata yang keluar dari pelupuk mata Angle.
Andrew menatap kearah siswi pindahan itu, mata nya sedikit melotot.
"E Lo!" ucap mereka bersamaan.
"Oh, jadi Lo siswi pembuat onar itu!" tuding Andrew.
Tiara mengerut, tidak tahu masalah nya. Tapi cowo ini malah seenaknya menuduh nya pembuat onar.
Tiara berdiri, menghadap Andrew yang menatap nya tajam.
"Lo, kalau gak tahu apa masalah nya. Lebih baik Lo diem deh. Dari pada Lo terlihat seperti banci!" ucap Tiara menunjuk dada Andrew.
"Jaga yah mulut Lo, seenaknya bilang pacar gue banci!" sela Angle marah.
"UPS.. Pacar? wahhh sungguh dunia ini adil yah. Cewe seperti Lo, dipersatukan dengan cowo seperti Lo!" ucap Tiara pada Andrew dan Angle.
Rasa kesal yang kemarin Tiara rasakan, kembali menghinggapi diri nya.
"Lo harus ikut sama gue!"
Tiara menepis tangan Andrew yang tiba-tiba mencengkram pergelangan tangan nya.
"Jangan sentuh aku!" hardik Tiara marah. Dia paling tidak suka jika di sentuh sembarangan oleh orang lain.
"Ada apa ini Dre?"
Seorang siswa lain nya datang, bahkan lebih banyak. Keributan yang Andrew dan Tiara lakukan malah mengundang kerumunan.
"Wahh,, anak pindahan."
"Sudah bikin masalah yah"
"Cih, cari perhatian dan teman"
Begitulah cibiran yang Tiara dengar dari siswa siswi yang menonton nya.
"Gue ketua OSIS di sini, Lo harus di interogasi soal permasalahan Angle dan teman nya" ucap Andrew tegas.
"Boleh aja, asal kepala sekolah ikut andil dalam permasalahan ini!" tegas Tiara memberi syarat.
"Lo gila, hal sepele seperti ini mau bawa bawa kepsek!" teriak teman Angle.
"Kenapa? Lo takut?" cibir Tiara santai. Kedua tangannya terlipat di depan dada.
"Udah lah Tiara, kamu ngalah aja" bisik Rasi.
Tiara tersenyum miring, mana mungkin ia mau mengalah. Masalah ini sudah terlanjur di besar besarkan.
"Udah lah beb, gak usah di perpanjang " rengek Angle pada Andrew.
Tiara tersenyum miring, ia tahu jika Angle takut.
"Jika Lo berhenti di sini, maka satu kata untuk Lo! Banci!"
Siswa siswi yang menyaksikan semua ini, malah berbalik mencibir Andrew.
"Baik, jika Lo mau kepsek ikut campur. Ok!" tegas Andrew.
"What, kenapa harus kepsek sih beb. Kan ini masalah kecil!" protes Angle.
"Lo gak usah takut, Lo gak salah kan?"
Angle terlihat gugup dan menunduk,, sudah jelas dirinya yang bersalah.
"Ya...Eng-gak lah beb"
"Yaudah, tenang aja!" kata Andrew.
"Ikut gue sekarang!" tegas Andrew
Tiara mengangkat bahu, lalu beranjak mengikuti Andrew dari belakang.
"Aduhh makin kacau!" lirih Rasi. Ia juga ikut bersama mereka, karena Rasi juga terlibat dalam permasalahan ini.
...Bersambung...
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 29 Episodes
Comments