Siswa Pindahan

Kring!!!!!!!!

Kring!!!!!!!

Dering alarm terus berdering, namun Tiara yang tidur masih belum bangun juga.

Suara alarm seakan terdengar seperti lantunan suara merdu yang membuat Tiara semakin tidur nyenyak.

Tuk!!!! Tuk!!!

Terdengar suara ketukan di pintu kamar Tiara.

"Non! bangun non. Ini sudah pagi, sebentar lagi non Harus berangkat sekolah Non!!!" teriak mbok Nyam keras dari luar kamar.

Tiara masih belum bangun, ia malah semakin menarik selimut nya hingga menutupi seluruh tubuhnya.

Mbok Nyam semakin tidak sabaran, ia bergegas menuju dapur dan mengambil kunci ganda kamar Tiara.

Semua kamar ada kunci ganda nya. Semua itu di pegang oleh mbok Nyam kecuali kamar Jeno dan Sherina.

Mbok Nyam bergegas kembali ke kamar Tiara dengan membawa kunci ganda, lalu membuka kamar Tiara.

Hal ini selalu terjadi di setiap pagi nya. Tiara sangat susah bangun di pagi hari.

Hal ini di akibatkan oleh Tiara yang selalu bergadang di malam hari hingga pukul 2 dini hari.

"Ya ampun.....Non Tiara, bangun non!!!" panggil mbok Nyam sembari membuka tirai gorden jendela kamar Tiara.

Seketika cahaya matahari masuk ke dalam kamar Tia, membuat tidur gadis itu menjadi terganggu.

"Eng....Mbok, tutup jendelanya" erang Tiara.

"Aduh Non, udah jam berapa ini. Non gak mau kan, terlambat di hari pertama masuk sekolah?"

Bleng.

Tiara langsung membuka mata lebar, tubuh nya secara otomatis langsung bangun dan berdiri menghadap kearah mbok Nyam.

"Bi, kok gak bilang!!!!" pekik Tiara frustasi. Lalu gadis itu langsung berlari ke arah kamar mandi nya.

"Dasar nona muda, kelakuan nya aneh aneh saja" gumam Mbok Nyam menggeleng melihat tingkah Tiara.

...----------------...

Tiara siap berangkat ke sekolah, ia turun ke bawah untuk sarapan bersama - - -

Mata Tiara menatap datar meja makan yang terlihat sepi.

Mbok Nyam melihat perubahan raut wajah Tiara, ia mencoba untuk menghibur nona muda nya.

"Ayo non, kita makan. Tadi mbok masakin non ikan bakar loh" ucap mbok Nyam menarik tangan Tiara, lalu menuntunnya duduk di salah satu kursi meja makan.

"Papi Mami, udah berangkat?" tanya Tiara datar.

"Sudah sejak semalam non" jawab mbok Nyam jujur.

Huff.....

Selalu seperti ini, Tiara merasa tidak memiliki orang tua jika begini terus. Bahkan mereka pergi tidak memberitahukan nya.

"Apa bedanya, rumah ini dan yang lama!" dengus Tiara Dalma hati.

Mereka pindah, tapi tetap saja seperti Tiara hidup sendiri.

Papi mami nya terlalu sibuk dan melupakan putri mereka yang harus di jaga.

"Ayo Non,di makan. Enak loh" ujar mbok Nyam mengalihkan perhatian Tiara.

"Aku kenyang mbok, aku mau langsung berangkat sekolah aja"

"Loh kok gitu sih Non,nanti perut non sakit loh, kalau gak di isi pagi" jelas mbok Nyam.

Tiara tersenyum, selama ini hanya mbok Nyam yang mengkhawatirkan tentang Dirinya.

"Gak papa kok Mbok, aku kan wanita kuat. Mana mungkin aku sakit"kata Tiara.

Gadis itu berpamitan dengan mbok Nyam.

"Aku berangkat mbok" pamit Tiara.

"Iya non, hati hati yah" balas mbok Nyam, ia mengantar Tiara hingga ke depan pintu utama.

Tiara pergi ke sekolah naik mobil sendiri, tapi karena ini hari pertamanya masuk sekolah, dan jalan juga belum terlalu hafal. Membuat Tiara meminta supir nya untuk mengantar jemput dirinya.

...----------------...

Setiba nya di sekolah, Tiara langsung keluar dari dalam mobil.

Ia melihat para siswa siswi berlarian cepat.

Kening nya mengerut, apa yang sedang terjadi? kenapa mereka berlari sekencang mungkin.

Semua itu menjadi pertanyaan di benak cerdas milik nya.

Tiara berjalan santai, mata nya masih menatap heran pada siswa siswi lain.

Mendadak semuanya sepi, siswa siswi yang berlari sudah masuk ke dalam kelas nya masing-masing.

"Berhenti!" Teriak seseorang.

Tiara kaget, ia segera berbalik melihat siapa yang berteriak keras tadi.

1 orang siswa dan 1 orang siswi menatap tajam ke arah nya.

"Hei, kau!" tunjuk siswa itu pada Tiara.

"Apa?" balas Tiara acuh.

"Lo gak lihat sekarang jam berapa? gak denger bel udah berbunyi?" hardik siswi itu sok berkuasa.

Tapi siswa itu malah berkerut melihat wajah Tiara, ia seperti tidak pernah melihat Tiara di sekolah nya ini sebelumnya.

"Eh bentar bentar, Gue gak pernah lihat Lo di sini. Lo baru yah di sini?" ucap nya ragu.

Tiara hanya menatap mereka datar, lalu berbalik meninggalkan mereka.

"He, gak sopan banget sih Lo!" teriak siswi itu kesal melihat sikap Tiara yang seenak nya saja.

"Awas saja nanti!" gumam nya lagi.

...----------------...

Tiara pergi ke ruangan kepala sekolah, ia tidak tahu di mana letak ruangan kepala sekolah. Tapi ada siswi baik yang mau membantu nya.

Nama siswi itu adalah Rasi, dia bertemu dengan Tiara di lorong kelas dan mencoba memberanikan diri untuk bertanya pada Tiara yang terlihat bingung.

"Kamu siswi pindahan yah?" tanya Rasi.

Tiara menoleh dan menatap Rasi dari atas hingga bawah.

Penampilan yang sangat membosankan dan tidak menarik sama sekali.

Jika di jabarkan, Rasi terlihat seperti gadis culun ,dan kutu buku.

"Gue baru masuk hari ini" jawab Tiara singkat.

"Oh pantes, aku baru melihat kamu di sini" balas Rasi tersenyum simpul.

"Ruang kepala sekolah di mana yah?" tanya Tiara tanpa berbasa-basi.

"Ruang kepsek ada di sebelah sana, kamu tinggal lurus dan belok aja" jelas Rasi.

Tiara terlihat bingung, penjelasan Rasi terlalu ambigu.

"Ikut Gue!" ucap Tiara tanpa memberi aba aba, Tiara langsung menarik tangan Rasi agar ikut bersama nya.

"Eh eh, mau kemana??" pekik Rasi kaget,namun ia tetap mengikuti Tiara.

"Belok mana lagi?" tanya Tiara. Ketika mereka berada di perempatan kelas dan deretan ruang praktek.

Rasi tak menjawab, kini dirinya yang menarik Tiara.

"Nah, ini ruangan kepala sekolah" ucap Rasi, mereka berdiri di depan pintu ruangan yang di atas pintu nya ada tulisan 'Ruangan Kepsek'.

"Makasih" balas Tiara datar.

Rasi hanya tersenyum, ia tahu Tiara orang nya cuek dan di gin. Tapi setidaknya ada poin khusus yang ia cap pada diri Tiara.

Sedingin apapun, Tiara masih mengucapkan kata terimakasih. Meskipun terdengar datar dan tidak ikhlas.

"Yaudah, kalau begitu aku ke kelas yah!"

Tiara tidak menggubris Rasi, ia malah mengetuk pintu ruangan kepsek, lalu masuk ke dalam setelah mendengar sahutan dari dalam ruangan itu, menyuruhnya untuk masuk.

"Selama pagi pak, saya Tiara Riani. " ucap Tiara memperkenalkan diri.

Pak kepala sekolah mengangguk mengerti, ia mempersilahkan Tiara duduk di kursi depan meja kerja nya.

Tiara pun menuruti, lalu mengeluarkan berkas berkas yang kemarin papi nya berikan padanya dari dalam tas.

"Ini surat surat kepindahan saya pak" ucap Tiara lagi.

Pak kepsek menerima nya, ia memeriksa satu persatu surat suara itu. Lalu menatap lagi kearah Tiara.

"Ada dua kelas yang bisa kamu masuki Tiara. Sesuai dengan nilai akademik kamu." jelas Pak kepsek.

"Kelas A dan B jurusan IPA, Kamu mau masuk yang mana?. Jika bapak rekomendasi kan, kamu bisa masuk ke kelas A."

Tiara berpikir sejenak, ia merasa kemampuan nya memang sangat bagus, tapi untuk masuk ke A, Tiara rasa ia tidak mau. Pasti di sana akan lebih membosankan.

"Saya mau di kelas B saja pak" jawab Tiara.

Raut wajah pak kepsek sedikit terkejut, biasanya siswa siswi akan sangat senang bisa masuk ke kelas A. Kelas special yang selalu di dambakan.

"Saya tidak mau di anggap terlalu cerdas dan nantinya mereka memusuhi saya karena merasa tersaingi" jelas Tiara, kalimat nya terdengar sombong, tapi pak kepsek percaya, soalnya nilai Tiara sangat sempurna.

Kepsek hanya iseng memberikan pilihan pada Tiara. Tidak di sangka jawab Tiara malah berbanding terbalik dengan apa yang ia pikirkan.

...BERSAMBUNG ...

...----------------...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!