BAB 2. Haus Akan Semua Perhatian.

Mia mengedarkan pandangannya ke seisi lobi hotel sambil terus mengikuti langkah pria di depannya. Sedangkan Ranu segera berdiri begitu melihat kedatangan gadis yang membuatnya jengkel itu dan langsung mendekatinya.

“Kamu ini kenapa?!” Bentak Ranu tiba-tiba membuat Mia langsung berhenti karna terkejut. Ia menatap heran kepada pria asing itu.

“Permisi.....?”

“Apa kamu gak tau siapa aku?” Ranu terus menyolot tidak suka.

“Apa aku harus tau siapa kamu?”

“Apa?! Aku ini Ranu! Ranu Prianggoro! Kamu gak kenal aku?”

Mia nampak berfikir sebentar. Seberapapun ia mengingat, ia tidak punya teman bernama Ranu Prianggoro.

“Aku gak punya teman yang namanya Ranu.”

“Astaga. Kau membuatku gila. Kamu gak tau betapa terkenalnya aku? Apa kamu hidup di hutan?”

Entah kenapa Mia merasa tersinggung dengan ucapan Ranu itu. Ia kesal setengah mati dengan pria yang bahkan tidak ia kenal itu.

“Begini, ya. Aku gak tau kamu itu siapa. Dan aku sama sekali enggak penasaran tentang kamu.”

Ranu semakin kesal dengan tingkah gadis menjengkelkan itu. Ia membelalakkan matanya tidak suka. “Kamu bahkan gak mengenalku? Orang paling terkenal di Indonesia?”

“Aku berani bertaruh, tuan. Di kampungku, gak akan ada yang mengenalmu. Mungkin ada sih, satu-dua orang. Tapi aku gak benar-benar yakin soal itu.”

“Apa?! Kamu...”

“Tapi aku punya sedikit saran, mendingan kamu cepetan pergi berobat. Kamu punya masalah yang sangat serius. Dasar narsistik.” Ujar Mia sambil mengetuk-ngetuk samping pelipisnya dengan jari telunjuknya.

Mendapat penolakan telak membuat Ranu tidak bisa berkata apa-apa lagi. Ia hanya bisa melihat gadis itu yang membalikkan badan kemudian pergi meninggalkan dirinya. Rasa jengkelnya otomatis meningkat drastis. Ia tidak percaya kalau ternyata masih ada orang yang tidak mengenal dirinya. Padahal yang ia tau, ia sudah sangat terkenal ke seantero negeri. Ia tidak terima saat ada seorang gadis yang berkata kalau ia tidak mengenalnya. Itu membuat perasaannya tersinggung.

*****

Ruang tunggu transportasi.

Mia terus saja mendengus kesal dengan pria aneh yang baru saja ia temui. Pria itu sungguh punya penyakit narsistik yang sangat serius.

Pertemuannya dengan Ranu membuat #mood Mia langsung hancur seketika. Padahal awalnya ia berniat untuk langsung memesan taksi menuju ke pusat kota Medan, namun kini ia memilih untuk duduk saja sambil menunggu emosinya mereda.

Setelah merasa sedikit santai, Mia kemudian memesan taksi dan meminta supir untuk mengantarkannya ke pusat kota Medan. Ia berniat untuk beristirahat di rumah Azizah, sepupunya yang memang tinggal di Medan. Tadi ia sudah menghubungi kalau sepupunya itu sedang ada di rumahnya.

Setelah kurang lebih 40 menit perjalanan, akhirnya taksi yang membawa Mia sudah sampai di depan sebuah rumah yang ada di kawasan Gagak Hitam. Setelah membayar ongkos taksi, Mia segera mengetuk pintu rumah yang tertutup itu.

“Assalamu’alaikum!” Pekik Mia.

Tidak lama kemudian, muncullah seorang wanita mungil yang membukakan pintu untuk Mia.

“Kak Mia!!” Pekik Azizah yang langsung memeluk Mia dengan sangat erat. “Ya ampun, udah lama banget nggak bertemu. Masuk, masuk.” Ajak Azizah.

Saat masuk ke dalam rumah, ke dua orang tua Azizah juga datang untuk menyambut kedatangan keponakan mereka itu. Ibu Azizah bahkan langsung memeluk Mia dengan sangat erat. Semua rindu kepada Mia karna sudah satu tahun Mia tidak pernah pulang. Gadis itu asyik fokus menyelesaikan studinya di kota Yogyakarta.

“Kenapa gak mengabari kalau mau pulang? Kan Zizah bisa jemput di bandara.” Ujar ibu Azizah.

“Gak apa-apa, Ibi. Mia pengen kasih kejutan sama Ibu dan Ayah. Tolong jangan kasih tau mereka tentang kepulanganku, ya.” Pinta Mia.

“Kamu ini nakal sekali.” Sebuah suara pria yang muncul dari dalam rumah mengejutkan Mia.

“Abang?!” Pekik Mia yang langsung menghampiri kakaknya itu dan mencium tangannya. “Kenapa Abang bisa ada di sini? Kapan datang?”

“Abang datang kemarin, ada sedikit pekerjaan disini. Gimana kabarmu? Kamu baik-baik aja kan?”

“Hem. Aku baik-baik aja. Gimana Ayah sama Ibu?”

“Mereka baik. Sepertinya kamu akan membuat mereka terkejut dengan kepulanganmu.”

“Hehehe. Jangan kasih tau mereka. Aku memang sengaja ingin membuat kejutan buat mereka.”

“Okee.” Ujar pria itu yang langsung mengacak-acak kepala adiknya itu sampai hijabnya sedikit berantakan.

Mia merengutkan wajahnya mendapat perlakuan dari abangnya itu.

“Istirahatlah, besok sore kita pulang bersama.”

Mia hanya mengangguk mengerti kemudian mengikuti Azizah masuk ke dalam kamarnya. Melihat kasur yang terbentang, membuat Mia langsung menghempaskan dirinya di atas kasur sambil memeluk guling. Ia melepas dan melemparkan hijabnya ke samping.

“Kak Mia udah makan?” Tanya Azizah.

“Aku udah kenyang.”

“Astaga. Berapa banyak roti yang kamu makan, kak?” Selidik Azizah.

Sambil tersenyum Mia mengangkat 6 jari-jarinya yang tentu saja membuat Azizah terbelalak.

“6?!! Astaga. Apa kamu sesuka itu?”

“Ya iyalah. Suka banget. Ya udah, aku mau istirahat. Ini hari yang buruk.” Gumam Mia geram jika ia teringat dengan pria bernama Ranu yang aneh.

“Buruk? Kenapa memangnya?” Azizah jadi penasaran.

“Aku ketemu sama makhluk aneh yang sangat nyebelin banget. Aku gak habis fikir ternyata di dunia ini ada makhluk kayak itu. Benar-benar jengkelin banget, narsistik, menjijikkan. Aku harap gak akan pernah bertemu lagi sama orang semacam itu.” Dengus Mia.

Azizah hanya mengangguk saja kemudian pergi meninggalkan kamar. Ia tidak berani mengganggu jika Mia sudah merepet tidak jelas begitu.

*****

Kamar hotel bandara.

Sejak Kemarin, Ranu masih saja uring-uringan tidak jelas. Ia merepet sejadi-jadinya. Terus bergumam pada

dirinya sendiri mengungkapkan kekesalannya pada gadis yang bahkan ia tidak tau namanya itu.

Begitulah Ranu, ia tidak tahan jika ada orang yang tidak memperhatikan dirinya. Ia tidak terima jika ada orang yang menganggapnya tidak ada. Itu membuatnya kesal. Ia haus akan semua perhatian itu.

Sementara Arnav dan Haris memilih untuk menyibukkan diri mereka dengan ponsel. Arnav nampak sedang bertelfon dengan seseorang.

“Aku gak percaya dia gak kenal aku?! Berani-beraninya dia mengabaikanku!” Ranu masih sibuk dengan kejengkelannya. Ia mondar-mandir di depan ranjang dengan raut wajah yang suram.

“Dasar gadis udik. Di hutan mana sih dia tinggal sampai gak kenal sama aku?”

“Udahlah. Gak ada gunanya kamu ngutuk orang yang gak kamu kenal.” Gumam Arnav pada akhirnya. Ia sudah tidak tahan mendengar ocehan Ranu

“Apa kamu lihat tatapan menjengkelkannya? Dia mengabaikanku!”

“Ranu, udahlah. Tarik nafasmu dalam-dalam dan berhentilah memikirkannya. Dia cuma gadis asing yang gak sengaja kamu temui. Seberapa tenarnyapun kamu, enggak semua orang kenal kamu. Mungkin dia memang gak punya HP atau TV. Berfikir positif aja.” Arnav mencoba untuk menenangkan Ranu.

Ranu duduk di sofa dengan setengah membanting tubuhnya. Kemudian ia meraih air minum yang ada di dalam gelas di atas meja dan langsung menenggaknya sampai habis.

“Aku harap aku gak akan ketemu sama orang kayak gitu lagi.” Lanjut Ranu sebelum ia memejamkan matanya berusaha untuk mengusir kejengkelannya.

-

-

-

Bersambung...

Terpopuler

Comments

💕febhy ajah💕

💕febhy ajah💕

ehhh ranu emak bapak mu nga se narsis itu kaliiii 😁😁😁😁

2023-05-11

0

Pia

Pia

do'anya sama ama Neng Mia, jangan jangan jodoh 🤭🤭🤭

2022-10-23

0

Pia

Pia

hadeuh, lom selesai jugak Bang Ranu🤦‍♀️🤦‍♀️🤦‍♀️

2022-10-23

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. Tidak Suka Di Acuhkan.
2 BAB 2. Haus Akan Semua Perhatian.
3 BAB 3. Hah! Bertemu Lagi.
4 BAB 4. Tersaingi Oleh Sepotong Roti.
5 BAB 5. Perasaan Tidak Terima Karna Diabaikan.
6 BAB 6. Masih Kesal.
7 BAB 7. Sudah Sampai Rumah.
8 BAB 8. Pesona 80%.
9 BAB 9. Pengisi Ruang Kosong.
10 BAB 10. Ketegasan Rencana.
11 BAB 11. Inilah Yang Dinamakan Terlanjur Basah.
12 BAB 12. Hatinya Sudah Membusuk.
13 BAB 13. Bukan Cari Pembenaran.
14 BAB 14. Perasaan Yang Hampir Goyah.
15 BAB 15. Tak Bernasab.
16 BAB 16. Buah Yang Busuk Itu Akan Jatuh Sendiri Dari Pohonnya.
17 BAB 17. Karna Kebutuhan, Bukan Keinginan.
18 BAB 18. Besar Dari Luka Dan Cibiran.
19 BAB 19. Bakti Atas Restu.
20 BAB 20. Hati Yang Hancur Karna Bakti Sebagai Anak Lelaki.
21 BAB 21. Berharap Akan Goyah.
22 BAB 22. Tak Ada Jalan Berjodoh.
23 BAB 23. Masih Terluka.
24 BAB 24. Lihat Pemandanganya!
25 BAB 25. Narsistik Itu Juga Bakat.
26 BAB 26. Kembali Ke Jogja.
27 BAB 27. Belum Punya Senjata.
28 BAB 28. Datang Tiba-Tiba.
29 BAB 29. Ikhlas, Tak Semudah Mengatakannya.
30 BAB 30. Sebab Titik Kosong.
31 BAB 31. Kekuatan Diwaktu Yang Tepat.
32 BAB 32. Biar Apa Begitu?
33 BAB 33. Cocok Sekali.
34 BAB 34. Kebetulan Yang Menyakitkan.
35 BAB 35. Sungguh Merasa Takut.
36 BAB 36. Gampang. Tinggal Dibuat Jadi Keluarga Saja.
37 BAB 37. Musibah Tidak Ada Di Kalender.
38 BAB 38. Mendapat Restu.
39 BAB 39. Berhenti Merendahkan Diri, Dan Terima Perasaanku.
40 BAB 40. Perasaan Itu Bisa Dipupuk.
41 BAB 41. Tidak Memberatkan Dan Tidak Merendahkan.
42 BAB 42. Pelabuhan Akhir.
43 BAB 43. Tanggung Jawab Atas Kebahagiannya.
44 BAB 44. Ingin Menampik Kenyataan.
45 BAB 45. Ada Hati Yang Tidak Rela.
46 BAB 46. Tak Tertolong Lagi. Pamer.
47 BAB 47. Sudah Tak Bisa Menahan Diri.
48 BAB 48. Jangan Fokus Membandingkan Hidup.
49 BAB 49. Jadi Ratu Ternyata Tidak Enak.
50 BAB 50. Ketepatan Akan Sebuah Janji.
Episodes

Updated 50 Episodes

1
BAB 1. Tidak Suka Di Acuhkan.
2
BAB 2. Haus Akan Semua Perhatian.
3
BAB 3. Hah! Bertemu Lagi.
4
BAB 4. Tersaingi Oleh Sepotong Roti.
5
BAB 5. Perasaan Tidak Terima Karna Diabaikan.
6
BAB 6. Masih Kesal.
7
BAB 7. Sudah Sampai Rumah.
8
BAB 8. Pesona 80%.
9
BAB 9. Pengisi Ruang Kosong.
10
BAB 10. Ketegasan Rencana.
11
BAB 11. Inilah Yang Dinamakan Terlanjur Basah.
12
BAB 12. Hatinya Sudah Membusuk.
13
BAB 13. Bukan Cari Pembenaran.
14
BAB 14. Perasaan Yang Hampir Goyah.
15
BAB 15. Tak Bernasab.
16
BAB 16. Buah Yang Busuk Itu Akan Jatuh Sendiri Dari Pohonnya.
17
BAB 17. Karna Kebutuhan, Bukan Keinginan.
18
BAB 18. Besar Dari Luka Dan Cibiran.
19
BAB 19. Bakti Atas Restu.
20
BAB 20. Hati Yang Hancur Karna Bakti Sebagai Anak Lelaki.
21
BAB 21. Berharap Akan Goyah.
22
BAB 22. Tak Ada Jalan Berjodoh.
23
BAB 23. Masih Terluka.
24
BAB 24. Lihat Pemandanganya!
25
BAB 25. Narsistik Itu Juga Bakat.
26
BAB 26. Kembali Ke Jogja.
27
BAB 27. Belum Punya Senjata.
28
BAB 28. Datang Tiba-Tiba.
29
BAB 29. Ikhlas, Tak Semudah Mengatakannya.
30
BAB 30. Sebab Titik Kosong.
31
BAB 31. Kekuatan Diwaktu Yang Tepat.
32
BAB 32. Biar Apa Begitu?
33
BAB 33. Cocok Sekali.
34
BAB 34. Kebetulan Yang Menyakitkan.
35
BAB 35. Sungguh Merasa Takut.
36
BAB 36. Gampang. Tinggal Dibuat Jadi Keluarga Saja.
37
BAB 37. Musibah Tidak Ada Di Kalender.
38
BAB 38. Mendapat Restu.
39
BAB 39. Berhenti Merendahkan Diri, Dan Terima Perasaanku.
40
BAB 40. Perasaan Itu Bisa Dipupuk.
41
BAB 41. Tidak Memberatkan Dan Tidak Merendahkan.
42
BAB 42. Pelabuhan Akhir.
43
BAB 43. Tanggung Jawab Atas Kebahagiannya.
44
BAB 44. Ingin Menampik Kenyataan.
45
BAB 45. Ada Hati Yang Tidak Rela.
46
BAB 46. Tak Tertolong Lagi. Pamer.
47
BAB 47. Sudah Tak Bisa Menahan Diri.
48
BAB 48. Jangan Fokus Membandingkan Hidup.
49
BAB 49. Jadi Ratu Ternyata Tidak Enak.
50
BAB 50. Ketepatan Akan Sebuah Janji.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!