Bab 4 : Mantan Suami

Jika saja dulu Anya tak setuju untuk mempertemukan Arum dengan Danu. Anya sepertinya tak perlu repot-repot jaga mental selama menyetir menuju kafe yang dulu sering kali mereka kunjungi. Disana juga Anya mepergoki Danu tengah bermesraan dengan selingkuhannya, parahnya Danu datang kesana bersama Arum. 5 bulan Anya bertahan mengingat ada Arum, namun hingga 1 tahun berlalu, Danu tak berubah sama sekali. Hingga akhirnya gugatan cerai itu Anya layangkan.

Meminjam salah satu mobil milik Wine karena Anya terlalu malas untuk naik kereta. Mereka akhirnya sampai disebuah kafe yang memiliki arena bermain untuk anak-anak. Dengan hembusan napas berat, Anya menggendong Arum kemudian keluar dari mobil dan berjalan masuk ke dalam kafe. Ingatanya pada hari itu seketika kembali terbayang di kepalanya. Bagaimana Arum menangis namun Danu seperti tak peduli dan terus bermesraan dengan selingkuhannya itu membuat Anya mengepalkan tangannya.

Begitu melewati pintu masuk, Anya mengedarkan pandangannya dan menemukan Danu yang duduk di kursi paling pojok, sangat jauh dari arena bermain anak-anak. Tanpa senyuman sama sekali, Anya berjalan mendekati pria itu yang langsung berdiri dan mengambil alih Arum dari gendongannya.

“Anaknya ayah yang paling cantik” seru Danu sambil menciumi Arum.

“Kamu udah cuci tangan belum? Terus jangan cium-cium, kulit Arum lagi sensitive” ucap Anya penuh dengan peringatan.

Mungkin jika saja Danu datang sendiri hari ini, emosi Anya tak akan bertambah dua kali lipat. Namun Danu tak datang sendiri, wanita bernama Amber— selingkuhan Danu dulu juga berada disini.

“Mbak, gimana kabarnya?”

Masih dalam posisi berdiri, Anya hanya melirik sekilas kearah Amber “Sangat baik” jawab Anya ketus.

Cemburu? Oh tidak. Rasa cinta untuk Danu sudah sepenuhnya hilang di dalam hati Anya. Hanya saja Anya heran kenapa wanita ini tidak ada malunya sama sekali hingga berani muncul di depannya?. Apalagi didepan Arum yang kasih sayang lengkap dari kedua orang tuanya yang akur sudah dibabat habis oleh wanita ini?.

“Duduk dulu bisakan ya?!” ucap Danu tak kalah ketusnya.

Demi membiarkan Arum yang kini tengah tertawa lebar karena bertemu dengan Danu, Anya memilih untuk duduk bersebrangan dengan wanita itu. Amber masih tersenyum manis kearahnya, dan Anya masih memasang wajah tak bersahabat sama sekali dengan wanita itu.

“Kami mau menikah” lanjut Danu.

Anya yang sebenarnya sudah bisa menebaknya sejak pengadilan memberikan keputusan sah mereka bercerai, memilih untuk diam dan menghitung 3 kali dalam hati sebelum menjawab.

1.

2.

3.

“Terserah kalian. Itu bukan urusan aku lagi. kalian mau kumpul kebo juga nggak masalah” jawab Anya sesuai dengan kenyataan.

Sebelum pengadilan menyatakan mereka sah berpisah, Anya tahu Danu membelikan rumah untuk Amber dan Danu selalu pulang setiap malam ke rumah itu. Apa yang mereka lakukan? Itu bukan urusan Anya lagi.

“Kamu kalau ngomong bisa hati-hati nggak sih?”

“Kamu kesini buat ketemu sama Arum kan?, bukan buat ngajak aku ribut?” tanya balik Anya.

“Sayang bisa kamu ajak main Arum dulu nggak? biar saya bicara sama Anya dulu”

Amber mengangguk, mengambil Arum dari tangan Danu yang jelas langsung ditolak oleh Anya. Danu boleh menyentuh Arum karena memang ayahnya, tapi Amber dilarang dengan keras.

“Saya perlu bicara sama kamu. Nggak pantas jika Arum mendengar semuanya”

Amber langsung mengambil Arum dan berjalan menuju arena permainan. Disini menyisahkan Danu dan Anya yang menatap penuh kemarah pada mantan suaminya ini.

“Aku akan mengambil hak asuh Arum”

Mata Anya membulat seketika. Dirinya bahkan sampai menggebrak meja membuat beberapa tamu di kafe ini melirik kearah mereka penasaran.

“Jangan gila kamu ya!!” bentak Anya.

Jika diberi pilihan antara memberikan Arum pada Danu atau pada Arka, Anya jelas lebih memilih suami sahabatnya itu. Tapi sungguh Anya tak akan memberikan Arum kepada siapapun.

“Kamu dengarkan apa yang dikatakan hakim 1 tahun yang lalu?. Hak asuh Arum jatuh ke tangan aku. Jadi jangan ngawur sekarang. Apa yang bisa dicontoh Arum dari kamu? Selingkuh padahal punya pasangan dan punya anak di rumah?” tangan Anya sudah mengepal kencang. Jika saja mereka tak berada di kafe yang banyak dikunjungi oleh anak-anak, Anya sudah melayangkan tangannya di pipi Danu.

“Aku akan menikah” Danu mengatakannya sambil menyodorkan undangan pernikahan berwarna silver.

“Terserah kamu mau nikah atau nggak!. nggak ada hubungannya sama Arum!”

“Setelah kami nikah. Aku akan berusaha sekuat tenaga buat ambil hak asuh Arum. 1 tahun Arum tinggal bersama kamu yang nggak punya penghasilan tetap, mau jadi apa Arum nanti?!”

Anya tertawa sarkas mendengarnya. Nggak Danu, nggak Amber, sepertinya mereka sama-sama tidak memiliki urat malu. “Tapi kamu liat kan? Meski aku nggak punya penghasilan tetap, Arum tetap tumbuh sehat”

“Karena menopang biaya hidup dari sahabat kamu yang tajir itu?”

“Lucu banget kamu. Kalau ngga tahu apapun mending diam!”

“Berati benerkan? Berapa yang Arka kasih ke kamu? Sampai kapan? Sanggup kalau sampai Arum kuliah?"

“Sekali lagi bicara. Gue sobek mulut lo!” ancam Anya dengan tatapan penuh emosi.

Tak perlu repot-repot meluangkan waktu mendengar ocehan tak jelas Danu, Anya langsung bangkit dari posisinya, mengambil undangan yang ada diatas meja kemudian mensobeknya menjadi dua bagian. “Nggak punya waktu buat dateng keacara nikahan orang yang nggak tahu malu” ucapnya lalu langsung berjalan menuju arena bermain anak-anak.

Arum yang tengah bermain mandi bola langsung Anya gendong, menghiraukan tatapan bingung dari Amber sekarang.

“Makasih udah jagain anak gue” ucap Anya, lalu langsung melenggang keluar dari kafe.

Dengan air mata yang sekuat tenaga berusaha Anya tahan agar tak meluncur sebelum dirinya sampai ke mobil. Anya memeluk erat Arum yang ada digendongnya. Jika Arum diambil, maka sungguh Anya tak akan mampu untuk melanjutkan hidupnya lagi.

Masuk kedalam mobil, Anya meletakan Arum dikursi bayi yang dipasang dikursi belakang, lalu memberikan anaknya ponsel yang memutar kartun anak-anak agar fokus Arum teralihkan. Anya berpindah duduk dikursi depan dengan kepala yang bersandar di kemudi. Menyembunyikan wajahnya yang kini sudah basah dengan air mata. Dadanya sesak dan tubuhnya gemetar ketakutan setiap kali ingat rencana Danu yang ingin mengambil hak asuh Arum. Danu bukan orang sembarangan, dia cukup berkuasa untuk membuat hak asuh jatuh ketangannya sekalipun membutuhkan uang yang banyak. Sedangkan dirinya? Hanya pengangguran yang baru saja mendapat pekerjaan kemarin.

Air mata sudah tak bisa lagi dibendung. Kedua tangan membekap mulutnya sendiri agar suara isakan tangisnya tak terdengar oleh Arum. Dirinya akan selalu menjadi kuat dimata buah hatinya itu.

Tok tok tok.

Suara kaca jendela mobil yang diketuk membuat Anya mengusap air matanya lalu mengangkat kepalanya.

Sinan, keponakan bu Beti sekaligus CEO ditempatnya bekerja lah yang baru saja mengetuk kaca jendela mobil. Tangan laki-laki itu bergerak memberikan isyarat agar Anya menurunkan kaca jendela.

Kenapa bosnya ada disini?

Jangan bilang Sinan mendengar semua yang dirinya bicarakan dengan Danu didalam?

Anya menurukan kaca jendela “Pak Sinan?”

“Bisa antar saya ke kantor?”

Dahi Anya berkerut bingung “Ya?”

“Antar saya ke kantor. Ban mobil saya kempes” ucap Sinan lagi.

Ini orang nggak tahu situasi banget sih?.

Liatkan mata gue merah?.

Ya kali nggak tahu kalau gue lagi pengin sendiri?.

Dikira sopir apa gue?!.

Meski ngedumel dalam hati, Anya mengangguk menyetujui “ Baik Pak, silahkan masuk”

“Kamu geser ke kursi sebelah. Saya belum mau mati. Kasihan juga itu bayi”

“Ya?” tanya Anya lagi, bingung.

“Saya yang nyetir, kamu geser”

Meski bingung, Anya tetap menggeser posisi duduknya.

Ini gue yang agak lola karena efek nangis, apa Sinan yang aneh sih?.

Terpopuler

Comments

Tita Puspita Dewi

Tita Puspita Dewi

kayaknya sinan denger deh.

2022-12-06

0

Atin Kartini

Atin Kartini

itu si Sinan denger semuanya kali yaaaa

2022-11-23

2

Sulis Cupliez

Sulis Cupliez

neeextt akaaak...

2022-08-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 : Pria Mabuk
2 Bab 2 : Dia CEO gue?
3 Bab 3 : Si Pandai Sandiwara
4 Bab 4 : Mantan Suami
5 Bab 5 : Jini oh Jini
6 Bab 6 : Dua Pria Ganteng.
7 Bab 7 : Badas Vs Gila
8 Bab 8 : Tamparan Keras
9 Bab 9 : Asem! Sinan nggak inget.
10 Novel Baru
11 Bab 10 : Bibil
12 Bab 11 : Aneh
13 Bab 12 : Baddas
14 Bab 13 : Radit Vs Sinan
15 Bab 14: Sindir Menyindiri
16 Bab 15 : Ocha Rese!
17 Bab 16 : Akibat Tas
18 Bab 17: Wine dan Ocha
19 Bab 18: Oleh-Oleh
20 Bab 19 : Simbiosis Mutualisme
21 Bab 20 : Gila Beneran Ini Orang!
22 Bab 22 : Kucing-kucingan
23 Bab 23 : Kalung Permata Zambrud
24 Bab 24 : Pawang Arum
25 Bab 25 : Modus
26 Bab 26 : Teman Kencan Buta Pak Bos.
27 Bab 27 : Rahasia Yang Paling Tersembunyi
28 Bab 28 : Janda? it's Okay
29 Bab 29 : Skandal
30 Bab 30: Kerjasama Setelah Saling Tonjok
31 Bab 31 : Pak Hamdan dan Bu Beti
32 Bab 32 : Pilih Sinan
33 Bab 33 : Orang yang Paling Dibenci
34 Bab 34: Ingatan Mengerikan
35 Bab 35 : Kejujuran
36 Bab 36 : Mantan Suami Ibu
37 Bab 37 : Bercandanya nggak asik
38 Bab 38 : Kelaparan Malam-malam
39 Bab 39 : Alat Penyadap
40 Bab 40 : Obat Pereda Emosi
41 Bab 41 : Dia Pelakunya
42 Bab 42 : Saka
43 Bab 43 : Alasan Navel
44 Bab 44: Pengakuan Status
45 Bab 45 : Penolakan Ayah dan Ibu Sinan.
46 Bab 46 : Arka ngamuk
47 Bab 47 : Sidang Calon Kakak Ipar
48 Bab 48 : Ngikut lagi.
49 Bab 49 : Ketahuan Setta
50 Bab 50 : Pertemuan Pertama
51 Bab 51 : Tamparan akibat ucapan
52 Bab 52 : Peka dong
53 Bab 53 : Tak Ada Harapan
54 Bab 54 : Sinan Sakit
55 Bab 55 : Nomor 013
56 Bab 56 : Pembicaraan Dengan Makan Sup Iga
57 Bab 57 : Cosplay Jadi Ibu Mertua
58 Bab 58 : Sekali saja
59 Bab 59 : Lollipop Vs Menikah
60 Bab 60 : Wawancara Ibu Komandan
61 Bab 61 : Malunya Sampai Ubun-ubun
62 Bab 62 : Tak Berharap Tahu dan Tak Ingin Tahu
63 Bab 63 : Hanya 3 Jalan
64 Bab 64 : Ending
65 Salto Dunia Anya : Bridal Shower
66 Salto Dunia Anya : Kalah Tender. Gagal Nikah.
67 Salto Dunia Anya : Pernikahan Kita
68 Salto Dunia Anya : Arum Nggak Mau Ulang Tahun
69 Salto Dunia Anya : Tak Sepenuhnya Diterima
70 Tetangga (½ ons)
71 Salto Dunia Anya : Kalah Telak Dengan Sang Pawang
72 Salto Dunia Anya : Bakso atau Lahiran
73 Salto Dunia Anya : Kelahiran Arun
74 Salto Dunia Anya : Terungkapnya Perjanjian
75 Salto Dunia Anya : Percaya Sama Mas.
76 Salto Dunia Anya : Danu Pamit
77 Salto Dunia Anya : Ekspresi Arum Yang Datar
78 Salto Dunia Anya : Kejutan Ulang Tahun
79 Salto Dunia Anya : Berkunjung Ke Rumah Mertua
80 Salto Dunia Anya : Susahnya Sikap Arum
81 Salto Dunia Anya : Mari Bahagia Bersama
82 Salto Dunia Anya : Arum dan Arun
83 Salto Dunia Anya : Happy Ending Vs Sad Ending
84 Promosi Cerita Baru Author : Jodoh Kedua
85 Istri Kecil Arsen
86 Promosi Cerita Arum
Episodes

Updated 86 Episodes

1
Bab 1 : Pria Mabuk
2
Bab 2 : Dia CEO gue?
3
Bab 3 : Si Pandai Sandiwara
4
Bab 4 : Mantan Suami
5
Bab 5 : Jini oh Jini
6
Bab 6 : Dua Pria Ganteng.
7
Bab 7 : Badas Vs Gila
8
Bab 8 : Tamparan Keras
9
Bab 9 : Asem! Sinan nggak inget.
10
Novel Baru
11
Bab 10 : Bibil
12
Bab 11 : Aneh
13
Bab 12 : Baddas
14
Bab 13 : Radit Vs Sinan
15
Bab 14: Sindir Menyindiri
16
Bab 15 : Ocha Rese!
17
Bab 16 : Akibat Tas
18
Bab 17: Wine dan Ocha
19
Bab 18: Oleh-Oleh
20
Bab 19 : Simbiosis Mutualisme
21
Bab 20 : Gila Beneran Ini Orang!
22
Bab 22 : Kucing-kucingan
23
Bab 23 : Kalung Permata Zambrud
24
Bab 24 : Pawang Arum
25
Bab 25 : Modus
26
Bab 26 : Teman Kencan Buta Pak Bos.
27
Bab 27 : Rahasia Yang Paling Tersembunyi
28
Bab 28 : Janda? it's Okay
29
Bab 29 : Skandal
30
Bab 30: Kerjasama Setelah Saling Tonjok
31
Bab 31 : Pak Hamdan dan Bu Beti
32
Bab 32 : Pilih Sinan
33
Bab 33 : Orang yang Paling Dibenci
34
Bab 34: Ingatan Mengerikan
35
Bab 35 : Kejujuran
36
Bab 36 : Mantan Suami Ibu
37
Bab 37 : Bercandanya nggak asik
38
Bab 38 : Kelaparan Malam-malam
39
Bab 39 : Alat Penyadap
40
Bab 40 : Obat Pereda Emosi
41
Bab 41 : Dia Pelakunya
42
Bab 42 : Saka
43
Bab 43 : Alasan Navel
44
Bab 44: Pengakuan Status
45
Bab 45 : Penolakan Ayah dan Ibu Sinan.
46
Bab 46 : Arka ngamuk
47
Bab 47 : Sidang Calon Kakak Ipar
48
Bab 48 : Ngikut lagi.
49
Bab 49 : Ketahuan Setta
50
Bab 50 : Pertemuan Pertama
51
Bab 51 : Tamparan akibat ucapan
52
Bab 52 : Peka dong
53
Bab 53 : Tak Ada Harapan
54
Bab 54 : Sinan Sakit
55
Bab 55 : Nomor 013
56
Bab 56 : Pembicaraan Dengan Makan Sup Iga
57
Bab 57 : Cosplay Jadi Ibu Mertua
58
Bab 58 : Sekali saja
59
Bab 59 : Lollipop Vs Menikah
60
Bab 60 : Wawancara Ibu Komandan
61
Bab 61 : Malunya Sampai Ubun-ubun
62
Bab 62 : Tak Berharap Tahu dan Tak Ingin Tahu
63
Bab 63 : Hanya 3 Jalan
64
Bab 64 : Ending
65
Salto Dunia Anya : Bridal Shower
66
Salto Dunia Anya : Kalah Tender. Gagal Nikah.
67
Salto Dunia Anya : Pernikahan Kita
68
Salto Dunia Anya : Arum Nggak Mau Ulang Tahun
69
Salto Dunia Anya : Tak Sepenuhnya Diterima
70
Tetangga (½ ons)
71
Salto Dunia Anya : Kalah Telak Dengan Sang Pawang
72
Salto Dunia Anya : Bakso atau Lahiran
73
Salto Dunia Anya : Kelahiran Arun
74
Salto Dunia Anya : Terungkapnya Perjanjian
75
Salto Dunia Anya : Percaya Sama Mas.
76
Salto Dunia Anya : Danu Pamit
77
Salto Dunia Anya : Ekspresi Arum Yang Datar
78
Salto Dunia Anya : Kejutan Ulang Tahun
79
Salto Dunia Anya : Berkunjung Ke Rumah Mertua
80
Salto Dunia Anya : Susahnya Sikap Arum
81
Salto Dunia Anya : Mari Bahagia Bersama
82
Salto Dunia Anya : Arum dan Arun
83
Salto Dunia Anya : Happy Ending Vs Sad Ending
84
Promosi Cerita Baru Author : Jodoh Kedua
85
Istri Kecil Arsen
86
Promosi Cerita Arum

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!