“Maaf bude, tadi ada telfon penting”
Baik bu Beti ataupun Anya, keduanya menoleh ke sumber suara. Pria yang sebelumnya berdiri di depan dinding kaca, kini berjalan mendekat ke arah mereka.
Bu Beti tersenyum lebar, namun tidak dengan Anya. Mata Anya membulat seketika saat melihat pria yang ada di depannya ini. Dia, pria mabuk yang muntah tepat di lengan kirinya hingga membuat Anya ikut ingin muntah mencium aroma yang sudah menyebar di dalam mobil, naasnya bukan hanya baju, rambut panjang Anya juga terkena muntahan laki-laki ini. Anya bahkan harus mencuci rambutnya berulang kali sebelum kembali ke rumah. Bukan hanya Anya yang terkejut, pria ini juga terlihat sama terkejutnya.
“Nan ini Anya yang bude ceritain sama kamu kemarin. Dan Anya, ini Sinan keponakan saya, dia yang ambil alih perusahaan sekarang”
Tunggu, biarkan otak Anya mencerna semua kalimat bu Beti barusan.
Pria yang meneriakinya malam tadi sekaligus muntah di bajunya ini ternyata adalah ponakan ibu Beti.
Pak Hamdan sudah pensiun dan sekarang diambil alih oleh Sinan.
Dirinya akan bekerja disini.
Sinan adalah CEO di perusahaan ini sekarang.
Kesimpulannya adalah, jika dirinya bekerja di perusahaan ini, maka Sinan akan menjadi atasannya.
Sungguh, kenapa cobaan hidupnya terus saja terjadi?.
“Loh ini pada diam aja. Ngga salaman?”
Ucapan ibu Beti barusan menyadarkan Anya seketika. Ia langsung mengulurkan tangannya yang disambut oleh tangan Sinan.
“Pagi pak. Saya Anya”
“Pagi juga, saya Sinan, silahkan duduk”
Wih CEO mah emang beda ya. Itu muka bisa langsung balik datar kaya nggak terjadi apapun semalam. Si Pandai Sandiwara.
“Ini yang bude ceritain? Yang dulu jadi model kosmetik kita?”
Ibu Beti mengangguk “Iya mas. Cantikkan?”
Anya tersenyum tipis mendengarnya. Wine terkenal cantik di skadron, namun Anya terkenal paling cantik di kampus dulu.
“Dilihat dari resume anda kemarin, dan karena anda juga sudah pernah bekerja di sini hingga menjabat sebagai manager pemasaran. Saya rasa anda bisa langsung bergabung dengan kami mulai lusa”
“Bagus kan mas?. Pasti dong, bude udah kenal Anya lama, udah tahu gimana kerja Anya. Makanya pas posisi wakil manager pemasaran kosong, terus bude kebetulan ketemu sama Anya, bude langsung kepikiran biar Anya aja yang ngisi tempat kosongnya”
Sinan mengangguk setuju. Tatapannya kini beralih ke Anya yang membuat Anya heran sendiri melihat ekspresi tenang Sinan “ Tapi anda tidak keberatan jika sekarang jadi wakil manager pemasaran?”
Mari, demi popok dan susu formula Arum. Anya akan menjalankannya sepenuh hati, meski gambaran jika kantor adalah neraka di dunia sudah tercetak jelas di pikiran “Tidak apa-apa pak. Saya bisa memulainya dari awal lagi”
“Baik kalau begitu. Selamat bergabung kembali dengan kami”
Anya ikut berdiri saat melihat Sinan berdiri. Laki-laki ini mengulurkan tangannya mengajak Anya untuk bersalaman. Demi bersikap professional, Anya menjabat balik tangan Sinan dengan senyuman ramah, meski Anya tahu pandangan Sinan terhadapnya kali ini terlihat berbeda. Seperti tatapan meminta tolong agar menyembunyikan segala hal yang terjadi semalam.
***
“Serius, yang muntahin lo semalam ternyata malah jadi bos lu?” tanya Wine penuh semangat.
“Gila sih ini” tambah Ocha.
Mereka kini tengah berkumpul di halaman rumah Wine setelah para bayi tertidur pulas didalam rumah. Setelah hampir 1 tahun, akhirnya mereka bertiga bisa kembali berkumpul bersama sambil becanda ria. Arka mengizinkannya dan memilih untuk tidur lebih dahulu bersama anak-anak.
Anya mengangguk menjawab pertanyaan Wine.
“Terus, terus gimana?” tanya Wine lagi. wanita itu meletakan daging yang sudah matang kedalam piring lalu duduk di sebelah Ocha, siap mendengarkan dengan seksama cerita Anya.
“Lo tahu pada, ajaibnya ekspresinya itu langsung bisa datar kaya nggak terjadi apa-apa”
“Kaya Ocha berarti ya. Mayat hidup”
Ocha langsung menempelng kepala Wine dengan tangannya. Wine sudah memiliki anak, tapi masih aja memanggilnya dengan sebutan mayat hidup.
“Persis banget” jawab Anya yang juga langsung dihadiahi pukulan di kepala oleh Ocha.
Mesti rasanya menyakitkan, Wine dan Anya masih tertawa karena berhasil membuat Ocha kesal.
“Jadi mulai besok lo bakal ketemu terus dong sama dia?” kali ini bukan Wine yang bertanya melainkan Ocha yang bertanya.
Anya mengangguk pasrah “Ya mau bagaimana lagi. Gue butuh cuan soalnya”
Kedua sahabatnya mengangguk bersamaan.
Wine menyomot potongan daging dan menyuapkannya kepada Anya “ Semangat. Ya walau posisi lo terancam kalau dia ingat apa yang lo omongin sama dia kemarin”
Ocha menepuk punggung Anya tiga kali “Lo harus tetap waspada berarti. Suatu saat dia pasti bakal ingat kalau lo pernah ngatain dia gelo”
Anya memasang raut wajah ngeri “Emang kalau orang minum alkohol bisa ingat apapun yang terjadi saat mabuk?”
Wine mengangguk “Inget”
“Emang lo pernah mabuk?” tanya Ocha dengan tatapan curiga.
“Gue gila kalau berani minum. Sembarangan aja lo kalau ngomong ya. Di drakor itu biasanya mereka bakal inget.”
Anya merutuk kesal sendiri. Dia ngatain itu pun karena Sinan muntah terlebih dahulu. Jika Sinan tidak muntah, Anya pasti tak akan mengatakannya. “Ya kan itu karena dia muntah. Gue refleks lah jadinya”
“Ya udah, kalau dia ingat lo kasih aja alesan begitu”
“Ini bukan alesan Ocha. Kenyataan” koreksi Anya cepat.
Lagi, Wine mengambil daging dan menyuapkannya kepada Anya. Meredam emosi wanita ini sebenarnya. “Tapi kok ya bisa bersamaan gitu ya kejadiannya. Jangan-jangan dia jodoh lo An”
Ocha mencolek dagu Anya, jahil “ Cielah.. satu kelar tumbuh yang tajir. Udah nongol aja papah sambung Arum”
“Ciee, ciee” sambung Wine.
“Gila semua!” Anya langsung bangkit dari duduknya dan berjalan masuk kedalam rumah, meninggalkan Ocha dan Wine yang kini tertawa puas, bahkan tawa mereka masih terdengar hingga Anya berada di ruang keluarga.
“Loh udah mau pulang An?”
Anya yang tengah mengangkat Arum terhenti seketika saat Arka yang berbaring di sebelah Arsya terbangun.
“Iya bang udah malam” jawab Anya singkat dan kembali menggendong Arum pelan-pelan, takut jika putrinya ini terbangun.
“Ko rame banget diluar. Pada ngetawain apa? Ada yang lucu ya?”
Anya menggeleng “Nggak ada. Istrinya abang aja sama Ocha yang kayanya rada gila malam ini”
Arka yang mendapat jawaban sewot itu hanya mengedikan bahunya dan kembali berbaring.
Setelah memastikan jika Arum tak terbangun didalam gendongannya, Anya berjalan keluar yang langsung disambut oleh tawa Wine dan Ocha.
“Besok-besok bukan lo yang repot angkat Arum An. Tapi mas CEO ganteng yang bersedia mengangkat Arum” goda Ocha.
“Jangankan Arum. Ngangkat emaknya juga kuat kayanya” tambah Wine.
Anya yang sedang menggunakan sandal, langsung mengambil sandal milik Arka dan melemparkannya kearah Wine dan Ocha.
“Gila semua”
Ocha dan Wine kembali tertawa. Sungguh jika lama-lama bersama mereka malam ini, Anya bisa ikut gila nanti.
Tak peduli dengan kedua sahabatnya yang masih cekikikan, Anya berjalan menuju rumahnya yang berbeda beberapa gang dari rumah Wine. Rumah dari harta gono gini yang kini menjadi miliknya sepenuhnya.
Begitu sampai di rumah, Anya langsung berjalan menuju kamar utama. Membaringkan Arum pelan kemudian mencium kening anaknya lembut.
"Terimakasih sudah bisa diajak kerja sama ya cantik. Hidup kita akan jauh lebih baik mulai sekarang"
Anya turun dari ranjang dan berjalan menuju kamar mandi. Namun baru saja sampai batas pintu, ponselnya yang bunyi membuat Anya kembali memutar arah.
Mengambil ponsel didalam tas kemudian mendengus sebal saat group 'Harta Karun Negara' yang anggotanya berisi dirinya, Ocha dan Wine yang muncul.
"Bahagia banget nih pada"
Anya berniat untuk kembali meletakan ponselnya saat satu pesan kembali masuk. Bukan dari group 'Harta Karun Negara', melainkan nama 'Danu' – ayah Arum yang terpapar dilayar ponselnya.
"Orang yang paling gila muncul"
Anya membaca isi pesannya sekilas kemudian kembali meletakkannya ke dalam tas tanpa berniat untuk membalasnya sama sekali.
Danu
Gue pengin ketemu Arum besok. Anterin Arum ke kafe yang dulu jadi langganan. Meski lo yang menang hak asuh, lo nggak boleh ngejauhin gue dari anak gue sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 86 Episodes
Comments
Sulis Cupliez
makin seruu niih 💃
2022-08-01
0