Satu Minggu telah berlalu sejak kejadian itu. Rasa bersalah dan menghianati masih Rinjani rasakan, walau ia sendiri tak yakin dengan apa yang sudah terjadi, tapi jelas-jelas ia sudah melakukan Affair dengan bos-nya sendiri.
Pagi itu Rinjani memasak di dapur membantu mbak Ida menyiapkan sarapan. Ia memotong cabai dengan tatapan kosong. Bayang penyesalan masih sangat mengganggu dan menghantuinya. Ia pun masih mencari-cari kenapa ia bisa berakhir diranjang bosnya.
"Apa yang sudah terjadi? Aku benar-benar tak ingat." Batin Rinjani dengan hati yang gundah.
"Ini sudah berlalu, tapi perasaan bersalah pada mas Damar masih kurasakan. Aku takut jika dia tau. Aku takut jika dia berbalik membenciku. Ya Tuhan kenapa hal seperti ini bisa terjadi padaku?"
Rinjani masih terus meruntuki dirinya, mengutuk kebodohan dan kekilafannya.
"Rin."
"Rin."
Rinjani masih melamun,
"Non Rinjani." Tangan mba Ida menyentuh pundaknya, membuat ia tersentak kaget.
"Eh, iya mba Ida?"
"Dipanggil nyonya non."
Mbak Ida menunjuk Bu Ratna yang berdiri diambang pintu dapur.
"Pagi-pagi kok ngelamun sih Rin?" Tanya Bu Ratna sedikit heran, wanita paruh baya itu mendekat pada Rinjani.
"I-iya Ma.." Rinjani hanya tersenyum kikuk sambil melanjutkan lagi memotong cabai.
"Kamu mikirin apa?" Mama Ratna menarik kursi didepan meja Rinjani duduk dan memetong cabai. Lalu ibu mertuanya itu mendudukkan bokongnya di sana.
"Mba Ida, buatin aku teh ya. Sama kopi buat bapak."
"Iya nyah." Sahut mbak Ida patuh.
"Kamu mikirin apa sih Rin? Pagi-pagi udah ngelamun?" Mama Ratna berganti memandang Rinjani penuh selidik.
"Nggak ada ma, kangen aja sama mas Damar. Udah hampir sepuluh hari keluar kota."
"Oohh, entar kan dia juga balik."
"Iya ma,tapi sepuluh hari tanpa komunikasi tuh, rasanya..."
"Ngertiin Damarlah Rin, namanya juga mau fokus kerja." Potong mama Ratna tampak tak suka.
Rinjani tersenyum dengan terpaksa, "iya ma."
"Hari ini kan Damar pulang?"
"Iya, ntar sore."
"Ya udah, buruan masak. Terus sarapan, kamu kerja kan hari ini?" Mama Ratna menerima teh yang mbak Ida bikinkan, dan sedikit melukis senyum diwajah cantiknya
"Iya ma. Aku nggak ambil cuti. Ntar balik lebih awal aja mah."
"Ya udah, Rin, mama kedepan ya." Mama Ratna beranjak dari duduknya. Dan berjalan keluar dapur."Nemenin papa diluar."
"Iya ma."
Rinjani bernafas lega, sebenarnya ia dan sang mama mertua Ratna tidaklah begitu dekat. Hanya bertegur seperlunya. Karena memang Mama Ratna tidak pernah menyetujui Damar menikah dengan Rinjani, kalau bukan karena sang suami, pak Budi yang begitu ngotot ingin menikahkan Damar dengan Rinjani.
Rinjani adalah seorang yatim-piatu anak dari sahabat pak Budi, dulu pernah berjanji akan menjaga Rinjani sebelum kedua orang tua Rinjani meninggal dalam kecelakaan yang melibatkan anak dan istrinya. Siapa lagi kalau bukan Mama Ratna dan Damar. Demi menebus rasa bersalah dan janjinya pada sahabatnya, pak Budi memaksa Damar bertanggung jawab untuk menikahi Rinjani yang saat itu masih kuliah. Karena kesalahan Damar, Rinjani menjadi seorang anak yatim. Rinjani pun tak dapat menolak karena ayahnya juga meminta Rinjani untuk menikah dengan anak sahabatnya Budi. Juga karena pak Budi sudah sangat berjasa membantu keluarga Rinjani dimasa sulit.
Hampir lima tahun lamanya, Rinjani dan Damar menikah. Selama itu pula, mereka masih belum di karuniai anak. Rinjani bukannya tak berusaha, ia telah melakukan pengecekan, semua normal, dia juga dinyatakan sangat subur. Begitupun dengan Damar. Mesti suaminya itu periksa sendiri tanpa dirinya, namun dia juga dinyatakan sehat dan normal.
Kendati demikian, Rinjani masih terus berusaha, meminum jamu herbal dan konsultasi dengan dokter kandungan untuk program hamil. Namun hingga kini, Rinjani masih belum dipercayai seorang buah hati. Beruntung seluruh keluarga tidak terlalu mempermasalahkan nya. Apa lagi Damar. Suaminya itu terlihat santai dan tanpa beban, ia happy-happy aja tanpa anak.
Hanya, beberapa bulan terakhir ini, Damar sedikit berudah, sudah tidak mau lagi melakukan hubungan badan dengan Rinjani. Alasannya? Capek. Iya, Damar memang sangat sibuk, sering keluar kota karena sedang membuka cabang untuk kantornya. Seperti kali ini,sudah hampir sepuluh hari Damar di luar kota. Tanpa bisa Rinjani hubungi, karena sang suami tak ingin di ganggu dan ingin fokus pada pekerjaan. Tentu Rinjani tak merasa curiga atau was-was. Pasalnya, Damar selama ini begitu sayang dan perhatian pada Rinjani, tidak pernah kasar atau apapun yang menyakiti istrinya.
###
Rinjani berjalan di lorong kantor perusahaan tempatnya bekerja. Ia cukup lega dan sedikit melupakan percintaan semalamnya dengan bos Zeo. Ia berniat dan bertekat untuk melupakan semuanya dan membuka lembaran baru. Sore ini setelah suaminya pulang, Rinjani berniat untuk bermanja-manja dengan suaminya. Sudah sepuluh hari tak bertemu, tak mungkin suaminya itu tak rindu. Ditambah hampir enam bulan lamanya mereka sudah tak berhubungan badan. Harusnya malam nanti adalah malam bagi mereka memadu kasih.
Rinjani tersenyum-senyum mengandai-andai untuk nanti malam.
"Wooii...."
Rinjani menoleh pada suara cempreng yang memeluk pundak dan lehernya dari belakang. Siapa lagi kalau bukan rekan kerjanya, Maya.
"Tersengek-sengek." Oceh Maya dengan memainkan alisnya."Ngapain hayo? Mikirin ntar malam pastinya, suaminya pulang."
Rinjani tertawa, "tau aja."
"Tau lah, traktir makan dong, lagi bokek nih."
"Hmmmm.... Ini bocah, masih perawan aja udah bokek."
"Yah, kan tau sendiri Rin, kirim duwit ke kampung."
"Mulai deh jualan nasib."
"Hehe, traktir ya." Maya memainkan alisnya naik turun dengan senyum yang menambah manis wajah tembem nya.
"Iya deh, ayok anak gadis. Makan siang."
"Yeeeyyy... Makan gratis."
Mereka berjalan menuju parkiran, kebetulan di perusahaan anak cabang ZEOZ CORP tidak menyediakan kantin, hanya diganti dengan uang makan yang masuk setiap bulannya bersama gaji. Alasannya, karena memang banyak karyawan yang lebih memilih makan di luar perusahaan.
Rinjani menghentikan langkahnya, tubuhnya terasa kaku, tak mampu lagi menapak walau sejengkal. Tubuhnya serasa tegang secara tiba-tiba. Raut wajahnya pun berubah, lidahnya pun terasa Kelu, keringat meluncur begitu saja dari punggung, dan pelipisnya. Pupil matanya melebar menatap kedepan, Seiring dengan langkah kaki yang semakin mendekat.
"Rin,kamu kenapa?"
Bersambung...
Readers kuh, dukung Othor dong biar semangat terus up date nya.
like
komen ya
terima kasih
salam hangat
☺️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Miss Typo
wah kayaknya Damar selingkuh dech dr Rinjani, eh Rinjani jg melakukan kesalahan tidur sm bos walaupun blm tau gmn kejadian sebenarnya 😁
2023-02-12
0
Khasanah Mar Atun
yakin tuh,damar udh py ank dg orang laen...trus dia vasektomi
2022-10-04
1
Zia_sya
ya kali 6 bulan Rin..pling juga damar ada cadangan
2022-08-27
0