CH 4 • IPAR LAKNUT •

"Rin,kamu kenapa?"

Wajah Rinjani berubah pasi, seketika tubuhnya terhenti dan mematung. Suara langkah kaki Zeo yang mendekat bergaung di telinganya.

Pria itu semakin dekat, semakin dekat dan semakin dekat pada tubuh Rinjani yang membeku ditempatnya berdiri.

"How does it feel? Do you want more?" ("Bagaimana rasanya? Mau lagi?")

Bisik Zeo melewati Rinjani yang melebar pupil matanya mendengar bisikan Bosnya yang menjurus kearah kejadian malam itu.

Rinjani menahan nafasnya, hingga Zeo pergi memasuki pintu toilet pria. Barulah Rinjani bisa bernafas, nafasnya tersengal-sengal sebab ia tahan tadi.

"Kuatkan dirimu Rin. Jangan Kelu hanya karena kalian pernah melakukannya." Batin Rinjani masih gugup dan lemas."Itu tidak disengaja."

"Rin, kamu kenapa?" Suara Maya membuyarkan kealpaannya sesaat."Muka mu pucat. Apa sebaiknya kita ke klinik saja?"

Maya memandang Rinjani dengan cemas menahan tubuh Rinjani yang melemas.

"Aku enggak papa kok May, ini karena udah lapar aja."

"Yang bener?"

"Iya, sungguh. Ayo makan. Sebelum aku pingsan karena lapar." Rinjani nyengir untuk menghilangkan gemuruh di dadanya. Agar Maya tak curiga.

"Iisshh .. kamu ini, tapi kamu sungguh nggak apa-apa kan? Beneran karena lapar doang kan?" Maya mamastikan dengan cemas.

"Iya."

"Ya udah ayok makan. Kuat nggak? Biar ku gendong." Cengir Maya menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Rinjani tersenyum geli memukul lengan Maya.

"Aauu.. sakit Rin." Ringis Maya memegangi lengannya yang kena pukul Rinjani."kuat banget kok pukulannya, berarti nggak perlu di gendonglah ya."

"Nggak jadi ku traktir nih."

"Hehe... Iya iya. Nggak godain lagi." Maya merangkul lengan Rinjani menyeretnya ke parkiran.

Disisi lain, Zeo mengintip dari balik pintu toilet pria. Menatap Rinjani yang berlalu dengan pandangan yang entah apa.

_____

Sore itu, Rinjani sudah mandi, sudah bersolek dengan cantik dan mengenakan gaun yang menambah anggun dan cantik. Rinjani menghubungi lagi nomor Damar.

"Mas Damar, udah sampai mana?"

("Pelawang. Ini mau keluar tol.")

"Oke. Mas, Rinjani dah masakin makanan kesukaan mas Damar. Hati-hati dijalan ya. I love you."

("Oke. Love you too.")

"Mas....."

TUTUTUTUTUT....

"Yah, udah diputus." Sesal Rinjani mengerucutkan mulutnya kedepan, "padahal masih pingin ngomong."

Rinjani berjalan ke teras depan disana ternyata pak Budi mertuanya sedang duduk memainkan gawainya.

"Pah."

Pak Budi menoleh, wajahnya langsung sumringah melihat menantunya begitu cantik dengan gaun berwarna kreamy yang menjuntai sampai betisnya.

"Duh, menantu papa cantik sekali."

Rinjani tersenyum mendengar pujian dari mertuanya itu. Ia berjalan mendekat dan duduk disamping Pak Budi.

"MMM... Mas Damar kan mau pulang pah, sore ini. Jadi Rinjani mau nyambut mas Damar."

"Hmmm.. Damar pasti pangling deh liat istrinya secantik ini."

Rinjani tersenyum antara senang dan malu-malu.

"Udah sampai mana Damar, Rin?"

"Baru keluar dari tol Pah. Lima belas menit lagi mungkin sampai."

"Ooh, ya udah tunggu aja Rin."

Tak lama, mobil coklat milik Damar terlihat memasuki halaman rumah besar itu. Dengan bergegas, Rinjani berdiri dari duduknya dan berjalan mendekat. Mobil Damar berhenti, ia keluar dengan sebuket bunga ditangan memeluk tubuh istrinya yang tampak begitu cantik dan anggun berdiri di depan teras rumah menyambutnya.

"Buat mu, istriku yang cantik. Sepuluh hari nggak ketemu, kamu makin cantik aja." Damar menyentuh dagu Rinjani dan mengulas senyum kecil. Rinjani yang kegirangan menerima bunga dari Damar dan mendapat pujian dari suaminya tersenyum lebar.

"Aku udah buatin mas gulai patin, kesukaan mas."

"Oh ya? Makasih ya sayang."

"Mas mandi dulu atau mau makan dulu?"

"Mandi aja. Badan mas udah lengket banget."

"Ya udah Rinjani siapin air mandi nya ya."

"Iya, terima kasih Rin."

______

"Kenapa mas?" Mata Rinjani sudah berkaca-kaca, suaranya bergetar ketika menanyakan itu.

Tangannya bergerak perlahan menarik selimut membungkus tubuhnya yang sudah lolos. Memandang suaminya yang hanya duduk mematung di bibir ranjang. Ia tidak mengerti kenapa suaminya justru menolaknya untuk bercinta malam ini.

"Mas capek." Ucapan singkat Damar begitu memukul hati dan dada Rinjani.

Suaminya itu sedikitpun tak melihat wajahnya. Ia berpaling seolah tak berminat dengan Rinjani. Sakit, tentu saja itu yang Rinjani rasakan.

Air mata Rinjani meluncur begitu saja. Selama enam bulan sepuluh hari, Damar tak menyentuhnya dengan alasan yang sama. Capek. Rinjani memalingkan wajahnya, menghapus airmatanya pelan. Ia menyedot ingus yang ikut menyumbat hidungnya. Menarik nafas panjang lalu hembuskan, begitu berulang kali hingga rasa sesak didadanya berangsur membaik meski tak sepenuhnya menghilang.

Rinjani tau, tak mungkin hanya karena capek. Suaminya itu lantas enggan menyentuhnya hingga lebih dari seminggu. Ini bahkan enam bulan sepuluh hari. Terlalu janggal untuk disebut capek.

"Pastilah ada alasan lain, alasan yang membuat mas Damar enggan menyentuh, dan alasan yang paling masuk akal hanyalah...." Pikir Rinjani bermonolog dalam pikirannya. Menatap wajah Damar dengan mata curiga dan sedih.

"Apa aku tak menarik lagi, mas Damar?"

Damar menoleh, Manatap wajah istri sahnya.

"Enggak Rin. Kamu masih menarik."

"Apa aku tidak cantik?"

"Rin."

Damar manatap sayu, ia merasa iba juga dengan Rinjani. Walau tak cinta, namun ia masih memiliki hati, melihat Rinjani terus menangis dan bersedih atas penolakannya tentu membuatnya semakin merasa bersalah.

Akan tetapi, ia masih memiliki janji dengan wanita yang sangat ia cintai, tidak akan menyentuh Rinjani. Tidak akan berhubungan badan dengan wanita yang kini menangis dan berbalut selimut didepannya. Menunduk dalam dengan bahu yang terus berguncang.

"Rin..." Damar mengangkat tangannya hendak mengelus lengan Rinjani, tapi ia urungkan. Damar Manarik balik tangannya dan memangku di atas pahanya sendiri.

"Mas, benar-benar minta maaf Rin."

"Apa mas... Sudah punya wanita lain?"

Pupil mata Damar melebar mendongak seketika menatap manik mata Rinjani.

"Apa mas... Apa sudah ada yang memuaskan mas Damar disana?"

Air mata Rinjani makin deras membanjiri pipinya. Mata wanita itu makin sembab karenanya.

Pandangan mata Damar masih terpatri pada wajah sendu istrinya. Ia mengangkat tangannya hendak mengusap pipi Rinjani yang basah, namun dengan cepat Rinjani menepisnya.

"Katakan mas...." Rinjani menatap Damar dengan mata merah oleh air mata dan marah.

"Apa ada wanita lain?"

Damar membisu, lidahnya serasa Kelu, ia hanya bisa membatu, antara mengaku atau memungkiri. Mana yang harus dia pilih?

Bersambung...

$$$

My Readers kasih Othor ini dukungan dong, biar up terus setiap hari.

Like

Komen

Terima kasih.

Salam hangat.

☺️

Terpopuler

Comments

Herlinatriyono 786

Herlinatriyono 786

zeo adalah adik damar yg luknut itu,harusnya judulnya bukan ipar luknut kurang tepat aja.kasih judul yg lain yg lebih ke cerita

2022-12-24

1

momnaz

momnaz

harus nya judul nya suami laknut.. dan pengecut takut kehilangan warisan....🤭btw cerita nya bagus aku suka

2022-11-08

0

Yanti Damay

Yanti Damay

kayany zeo itu adik tiri si damarudin

2022-09-11

0

lihat semua
Episodes
1 CH 1 •IPAR LAKNUT - Nikmatnya Sebuah Kesalahan•
2 CH 2 •IPAR LACNUT - Setelahnya•
3 CH 3 •IPAR LAKNUT - Istri Pertama Rasa Selingkuhan•
4 CH 4 • IPAR LAKNUT •
5 CH 5 • IPAR LAKNUT - Terkejoet •
6 CH 6 • IPAR LAKNUT - Aku Menginginkanmu Menjadi Kekasihku •
7 CH 7 • IPAR LAKNUT - Bos Gila itu Datang Kerumah •
8 CH 8 • IPAR LAKNUT - Ternyata Ipar •
9 CH 9 • IPAR LAKNUT - Mama Kabur •
10 CH 10 • IPAR LAKNUT - Terpisah Dengan Suami •
11 CH 11 • IPAR LAKNUT - Tidurlah Dengan Ku •
12 CH 12 • IPAR LAKNUT - Bujuk Rayu Damar •
13 CH 13 • IPAR LAKNUT - Usaha Mengusir Zeo •
14 CH 14 • IPAR LAKNUT - Tidur Bareng Lagi? •
15 CH 15 • IPAR LAKNUT - Kembali Kerumah •
16 CH 16 • IPAR LAKNUT •
17 CH 17 • IPAR LAKNUT - SAKIT SEKALI •
18 CH 18 • IPAR LAKNUT - KEBAHAGIAAN MU MENYAKITIKU •
19 CH 19 • IPAR LAKNUT - Penolakan? •
20 CH 20 • IPAR LAKNUT - Sebuah Pilihan •
21 CH 21 • IPAR LAKNUT - Positif •
22 CH 22 • IPAR LAKNAT - Vasektomi •
23 CH 23 • IPAR LAKNAT - Tangisan Rinjani •
24 CH 24 • IPAR LAKNUT - Semoga tidak •
25 CH 25 • IPAR LAKNAT - Air mata Rinjani •
26 CH 26 • IPAR LAKNUT - HEALING •
27 CH 27 • IPAR LAKNUT - Healing 2 •
28 CH 28 • IPAR LAKNAT - Kepergian Rinjani •
29 CH 29 • IPAR LAKNAT - Keputusan •
30 CH 30 • IPAR LAKNUT - Kesepakatan •
31 CH 31 • IPAR LAKNUT - 2 tahun kemudian •
32 CH 32 • IPAR LAKNAT -
33 CH 33 • IPAR LAKNUT - Kenyataan •
34 CH 34 • IPAR LAKNUT -
35 CH 35 • IPAR LAKNUT - Awal kehancuran •
36 CH 36 • IPAR LAKNAT -
37 CH 37 • IPAR LAKNUT -
38 CH 38 • IPAR LAKNAT -
39 CH 39 • IPAR LAKNUT -
40 CH 40 • IPAR LAKNAT - Pertemuan Damar dan Sam •
41 CH 41 • IPAR LAKNAT - Samudra mengadu •
42 CH 42 • IPAR LAKNAT - Ancaman •
43 CH 43 • IPAR LAKNAT - Lamaran Zeo 1 •
44 CH 44 • IPAR LAKNAT - Lamaran Zeo 2 •
45 CH 45 • IPAR LAKNAT -
46 CH 46 • IPAR LAKNAT - Manfaatkan aku •
47 CH 47 • IPAR LAKNAT - Masa Lalu Zeo •
48 CH 48 • IPAR LAKNAT - Ijin menikah lagi •
49 CH 49 • IPAR LAKNAT - akad •
50 CH 50 • IPAR LAKNAT - Tak tau malu •
51 CH 51 • IPAR LAKNAT - Suami istri menemui Rinjani •
52 CH 52 • IPAR LAKNAT - SATU PER SATU •
53 CH 53 • IPAR LAKNAT - Rencana pindah •
54 CH 54 • IPAR LAKNAT -
55 CH 55 • IPAR LAKNAT -
56 CH 56 • IPAR LAKNAT - Pemanasan •
57 CH 57 • IPAR LAKNAT -
58 CH 58 • IPAR LAKNAT -
59 CH 59 • IPAR LAKNUT -
60 CH 60 • IPAR LAKNAT -
61 CH 61 • IPAR LAKNAT -
62 CH 62 • IPAR LAKNAT - END •
63 CH 63 • IPAR LAKNAT - EXTRA PART
64 CH 64 • IPAR LAKNAT - EXTRA PART
65 CH 65 • IPAR LAKNUT - Wanita dari masa lalu•
66 CH 66 • IPAR LAKNAT - Kecemburuan Rinjani •
67 CH 67 • IPAR LAKNAT
68 CH 68 • IPAR LAKNAT - EKSTRA PART - Rinjani ngidam •
Episodes

Updated 68 Episodes

1
CH 1 •IPAR LAKNUT - Nikmatnya Sebuah Kesalahan•
2
CH 2 •IPAR LACNUT - Setelahnya•
3
CH 3 •IPAR LAKNUT - Istri Pertama Rasa Selingkuhan•
4
CH 4 • IPAR LAKNUT •
5
CH 5 • IPAR LAKNUT - Terkejoet •
6
CH 6 • IPAR LAKNUT - Aku Menginginkanmu Menjadi Kekasihku •
7
CH 7 • IPAR LAKNUT - Bos Gila itu Datang Kerumah •
8
CH 8 • IPAR LAKNUT - Ternyata Ipar •
9
CH 9 • IPAR LAKNUT - Mama Kabur •
10
CH 10 • IPAR LAKNUT - Terpisah Dengan Suami •
11
CH 11 • IPAR LAKNUT - Tidurlah Dengan Ku •
12
CH 12 • IPAR LAKNUT - Bujuk Rayu Damar •
13
CH 13 • IPAR LAKNUT - Usaha Mengusir Zeo •
14
CH 14 • IPAR LAKNUT - Tidur Bareng Lagi? •
15
CH 15 • IPAR LAKNUT - Kembali Kerumah •
16
CH 16 • IPAR LAKNUT •
17
CH 17 • IPAR LAKNUT - SAKIT SEKALI •
18
CH 18 • IPAR LAKNUT - KEBAHAGIAAN MU MENYAKITIKU •
19
CH 19 • IPAR LAKNUT - Penolakan? •
20
CH 20 • IPAR LAKNUT - Sebuah Pilihan •
21
CH 21 • IPAR LAKNUT - Positif •
22
CH 22 • IPAR LAKNAT - Vasektomi •
23
CH 23 • IPAR LAKNAT - Tangisan Rinjani •
24
CH 24 • IPAR LAKNUT - Semoga tidak •
25
CH 25 • IPAR LAKNAT - Air mata Rinjani •
26
CH 26 • IPAR LAKNUT - HEALING •
27
CH 27 • IPAR LAKNUT - Healing 2 •
28
CH 28 • IPAR LAKNAT - Kepergian Rinjani •
29
CH 29 • IPAR LAKNAT - Keputusan •
30
CH 30 • IPAR LAKNUT - Kesepakatan •
31
CH 31 • IPAR LAKNUT - 2 tahun kemudian •
32
CH 32 • IPAR LAKNAT -
33
CH 33 • IPAR LAKNUT - Kenyataan •
34
CH 34 • IPAR LAKNUT -
35
CH 35 • IPAR LAKNUT - Awal kehancuran •
36
CH 36 • IPAR LAKNAT -
37
CH 37 • IPAR LAKNUT -
38
CH 38 • IPAR LAKNAT -
39
CH 39 • IPAR LAKNUT -
40
CH 40 • IPAR LAKNAT - Pertemuan Damar dan Sam •
41
CH 41 • IPAR LAKNAT - Samudra mengadu •
42
CH 42 • IPAR LAKNAT - Ancaman •
43
CH 43 • IPAR LAKNAT - Lamaran Zeo 1 •
44
CH 44 • IPAR LAKNAT - Lamaran Zeo 2 •
45
CH 45 • IPAR LAKNAT -
46
CH 46 • IPAR LAKNAT - Manfaatkan aku •
47
CH 47 • IPAR LAKNAT - Masa Lalu Zeo •
48
CH 48 • IPAR LAKNAT - Ijin menikah lagi •
49
CH 49 • IPAR LAKNAT - akad •
50
CH 50 • IPAR LAKNAT - Tak tau malu •
51
CH 51 • IPAR LAKNAT - Suami istri menemui Rinjani •
52
CH 52 • IPAR LAKNAT - SATU PER SATU •
53
CH 53 • IPAR LAKNAT - Rencana pindah •
54
CH 54 • IPAR LAKNAT -
55
CH 55 • IPAR LAKNAT -
56
CH 56 • IPAR LAKNAT - Pemanasan •
57
CH 57 • IPAR LAKNAT -
58
CH 58 • IPAR LAKNAT -
59
CH 59 • IPAR LAKNUT -
60
CH 60 • IPAR LAKNAT -
61
CH 61 • IPAR LAKNAT -
62
CH 62 • IPAR LAKNAT - END •
63
CH 63 • IPAR LAKNAT - EXTRA PART
64
CH 64 • IPAR LAKNAT - EXTRA PART
65
CH 65 • IPAR LAKNUT - Wanita dari masa lalu•
66
CH 66 • IPAR LAKNAT - Kecemburuan Rinjani •
67
CH 67 • IPAR LAKNAT
68
CH 68 • IPAR LAKNAT - EKSTRA PART - Rinjani ngidam •

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!