Bab 3

Setelah mendengarkan perintah dari wanita tadi, Meisa mendekati Tania dan langsung mengajarkan Tania pekerjaan yang harus di lakukan.

"Siapa nama kamu? " tanya Meisa pada Tania

"Perkenalkan nama ku Tania, mohon bantuannya kak" jawab Tania

"Nama ku Meisa, gak usah panggil aku Kakak, mungkin kita seumuran, berapa umur kamu? " tanya Meisa

"Umur ku dua puluh satu tahun" jawab Tania.

"Sama, umur ku juga dua puluh satu tahun, jadi panggil aku dengan nama aja ya" kata Meisa dengan tersenyum.

"Oke Meisa" jawab Tania juga dengan wajah tersenyum.

Setelah percakapan itu, Meisa mengajarkan yang bisa di lakukan oleh Tania, dari menyapu lantai, mengepel lantai, membersihkan toilet, merapikan meja, hingga membuat minuman dan makanan untuk para pengunjung yang sudah memesan.

Karyawan yang bekerja di Caffe itu ada 5 orang, sebagai pelayan yang bekerja mengantar kan makanan ada 3 orang termasuk Tania yang baru saja masuk bekerja, dan 2 orang nya lagi sebagai kasir, 1 orang laki-laki dan 4 orang perempuan.

Saat Tania masuk bekerja di Caffe tersebut, ada satu orang karyawan yang melihat Tania dengan mata yang menunjukan bahwa dia tidak suka pada Tania, tidak tau apa sebab nya kenapa orang itu bisa tidak suka pada Tania, padahal Tania juga baru masuk bekerja saat itu.

Kenapa Tania berumur 21 tahun? sedangkan sekarang tahun 2022.

Tania lahir pada tanggal 15-januari-2001, waktu kecil orang tuanya memasukan Tania ke sekolah SD saat berumur 5 tahun, dulu belum ada peraturan yang di tetap kan ketika masuk sekolah SD harus berumur 7 tahun.

Kembali cerita di awal, Tania yang memutuskan untuk mencari pekerja setelah lulus sekolah, dia sudah mencari pekerjaan tapi belum dapat juga, akhir nya karna merasa capek, Tania membantu Ibu nya menjual sayuran keliling, dan membantu Ibu nya menanam sayuran, tiga tahun lamanya dia membantu ibu nya berjualan, karna dia sudah mencari pekerja di kota tempat tinggal nya tetapi belum juga mendapatkannya.

Karena Tania merasa uang yang di hasilkan dari jualan tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari, belum lagi biaya sekolah Adik Tania, dia pun memutuskan kembali mencari lowongan pekerjaan dan dia akhir nya bisa mendapatkan pekerja di sebuah Caffe.

Kita belum menceritakan tentang Adik Tania.

Tania memiliki satu orang adik perempuan yang sedang sekolah di Sekolah Menengah Keatas bernama Ida.

Ida sangat menyayangi Tania sebagai Kakak satu-satunya, dan selalu patuh kepada kedua orang tuanya.

Tania yang bersemangat bekerja di hari itu, membuat tubuh nya sendiri lelah, tapi dia tetap mengerjakan pekerjaan yang di tugaskan senior nya.

"Taniaaaa! " panggil seorang karyawan perempuan dengan nada yang cukup tinggi, saat itu Caffe sedang sepi karna pengunjung yang datang hanya memesan minuman dan makanan dan membawanya pulang, dan beberapa pengunjung yang makan di tempat tapi sudah pulang.

"Ia kak" jawab Tania dan langsung pergi ke arah suara itu, suara itu berasal dari arah dapur tempat pencucian piring.

"Kenapa piring dan gelas ini belum di cuci" kata karyawan perempuan tersebut.

"Maaf kak, tadi aku membersihkan meja" jawab Tania.

"Cepat cuci piring ini! setelah itu bersihkan meja di lantai dua" kata karyawan perempuan itu dengan wajahnya yang jutek

"Ia kak" jawab Tania.

Setelah karyawan perempuan itu pergi, Tania pun mencuci piring-piring kotor.

"Aku benci sama karyawan tadi, tau nya nyuruh-nyuruh doang, sedangkan dia ku lihat cuma nyantai, mentang-mentang aku baru masuk kerja, dan dia sudah lama bekerja di sini, seenaknya aja menyuruhku mengerjakan semua" Tania ngedumel saat mencuci piring.

"Tania" tegur Meisa yang baru datang sambil membawa piring kotor.

"Eh Meisa, taruh di sini aja, biar aku yang cuci" kata Tania yang sedang mencuci piring.

"Biar aku bantu ya, kesian kamu, dari tadi kamu sudah bekerja" kata Meisa, Meisa emang baik orang nya, hanya dia yang baik pada Tania saat ini.

"Gak apa-apa meisa, piring nya juga gak banyak" jawab Tania.

"Gak apa, biar aku bantu bilas, agar cepat selesainya" kata Meisa dan langsung membilaskan piring yang sudah di cuci Tania.

"Terimakasih sa" kata Tania dengan wajah senyum.

"Sama-sama, eeemmm.. kalau boleh tau, sebelumnya kamu bekerja di mana? " tanya Meisa.

"Aku baru pertama bekerja di sini, sebelumnya aku hanya membantu Ibu ku menjual sayuran keliling, soal nya aku sudah capek cari kerjaan tapi belum dapat juga, makanya aku membantu Ibu ku, dan akhir nya aku dapat pekerjaan di sini, itu pun Ibu yang mukanya garang itu memasukan aku bekerja di sini sebagai pelayan"jawab Tania.

"Oohh.. Ibu itu namanya Desi, dia emang berwajah garang dan suara nya yang lantang, tapi hatinya baik kok"

"Benarkah? aku pikir Ibu itu jahat, hehehe" ucap Tania

"Gak kok, aku sudah lima bulan bekerja di sini, yang aku tau hati nya baik, yaa cuma wajahnya aja yang garang"

"Cucian kita sudah selesai ni, apa lagi yang bisa aku kerja kan? " tanya Tania pada Meisa

"Sepertinya tidak ada lagi, kamu istrihat aja" jawab Meisa

"Tapi tadi kata karyawan perempuan yang berambut pendek, aku harus membersihkan meja di lantai dua" kata Tania

"Namanya Mona, meja di lantai dua sudah aku bersihkan" jawab Meisa

"Oohh.. baik lah" ucap Tania

Waktu terus berjalan, dan matahari mulai menuju ke arah barat, menandakan waktu sudah sore, Tania dan karyawan lainnya bersiap-siap untuk pulang.

Peraturan kerja di Caffe dengan cara pakai sift, berarti karyawan lainnya akan segera datang untuk menggantikan karyawan yang akan pulang.

Sekarang sudah menunjukan pukul 17:00 sore.

Tak lama kemudian karyawan lainnya pun datang, karyawan dengan sift malam 5 orang, sama juga dengan sift siang, tapi di malam hari kasir nya hanya satu orang, 4 nya lagi mengantarkan pesanan dan membantu membuatkan pesanan pengunjung yang datang, karena di malam hari pengunjung bakalan ramai.

"Kamu pulang ke arah mana? " tanya Meisa pada Tania yang sedang berdiri di tepi jalan

"Ke arah sana, kalau kamu? " jawab Tania sambil menunjukan arah.

"Sama dong, aku juga ke arah sana, kita samaan aja pulang dan pergi nya, kebetulan sift kita sama selama satu minggu ini" kata Meisa

"Jadi pergantian sift setiap seminggu sekali ya? " tanya Tania

"Ia, kamu biasa pakai apa? " tanya Meisa

"Biasanya aku pakai bajai, tapi sepertinya aku mau pakai angkot aja sekarang, karna aku takut kejadian pagi tadi terulang lagi" jawab Tania

"Aku juga pakai angkot" ucap Meisa

"Ya udah, kalau gitu kita barengan aja pergi dan pulang nya, agar aku ada teman juga" kata Tania sambil tersenyum

"Ia nia".

Tak lama kemudia angkot yang mereka tunggu datang, dan Tania langsung melambaikan tangannya untuk memberhentikan angkot tersebut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!