Cinta yang begitu dalam

Cinta yang begitu dalam

Bab 1

Berdiri menunggu gilirannya, dengan pakaian yang sederhana, sambil memegang sebuah amplop, dengan tatapan yang gelisah.

"Pakaian semua orang sangat rapi, hanya aku yang berpakaian sederhana, apa aku akan di terima di sini" ucap di dalam hatinya..

Namanya Tania.

Dari keluarga yang sederhana, dan kepribadiannya yang sederhana pula, dia menerima keadaannya yang sekarang dengan lapang dada.

Memiliki kulit hitam manis, berbadan tinggi, bertubuh langsing sedikit berisi, dan wajah nya yang manis,kepala nya selalu tertutup dengan hijab. Yaa tentunya dia beragama Islam.

Setelah lulus dari Sekolah Menengah Keatas, dia tidak bisa melanjutkan ke jenjang berikutnya. Karena biaya yang minim, dia memutuskan untuk mencari pekerjaan.

Sudah beberapa hari dia ke sana ke sini mencari lowongan pekerjaan, dan akhir nya dia menemukan lowongan di sebuah Caffe. Dengan rasa gembira dia langsung pergi ke Caffe tersebut, di sana sudah banyak orang yang mengantri untuk melamar pekerjaan.

"Selanjut nya".. ucap seorang wanita yang ada di dalam ruangan, dia lah yang akan menentukan siapa yang bisa bekerja di Caffe itu.

Sekarang adalah giliran Tania masuk ke ruangan.

Dengan perlahan dia membuka pintu ruangan, dan berjalan ke arah wanita itu.

"Silahkan duduk" ucap wanita itu, tatapannya yang sedikit sinis ketika melihat Tania.

Tania pun duduk di kursi yang sudah di sediakan di depan meja wanita tersebut.

"Ini buk" ucap Tania sambil memberikan amplop lamaran kerja nya.

Tanpa berkata apapun, wanita itu mengambil amplop dan langsung membuka nya, sembari menunggu surat lamaran kerja Tania di baca.

"Eemmm, ibuk ini wajahnya garang sekali, rasanya aku ingin cepat keluar dari ruangan ini, apakah dia pemilik Caffe ini? " ucap di dalam hati Tania sambil menatap ke arah wanita itu.

"Ok.. maaf ya Tania, sepertinya kamu belum bisa masuk ke kriteria lowongan di sini, tapi jika kamu mau, di sini ada lowongan sebagai pelayan, aku bisa masukan kamu ke pekerjaan itu. " ucap wanita itu.

Dengan rasa gembira, Tania berkata "Tidak apa-apa buk, saya bersedia bekerja sebagai apa aja, yang penting halal, karna saya sangat membutuh pekerjaan buk, saya sudah ke sana ke sini mencari lowongan, dan baru ini saya mendapatkan lowongan"

"Baik lah, jika kamu bersedia bekerja sebagai pelayan di Caffe ini, besok kamu sudah bisa mulai bekerja ya" kata wanita itu..

"Terimakasih buk, terimakasih banyak, karna sudah menerima saya di sini, masuk kerjanya jam berapa buk?" tanya Tania

"Jam setengah sembilan kamu sudah harus sampai di sini, ya pekerjaannya kamu bersih-bersih dulu, sebelum Caffe di buka, Caffe buka jam sembilan"jawab wanita itu

"Baik buk, kalau begitu saya pamit, sekali lagi terimakasih buk"ucap Tania sambil menjabat kan tangan ke wanita itu.

"Alhamdulillah ya Allah, akhir nya aku mendapatkan pekerjaan, walaupun hanya sebagai pelayan, paling tidak aku bisa membantu orang tua ku" ucap Tania sambil berjalan keluar dari Caffe.

Dan syukur nya, rumah Tania tidak lah jauh dari Caffe tersebut, karna dia ingin menghemat uang nya, dia menggunakan bajai untuk pergi dan pulang.

Sesampainya di rumah, dia pun memberitahu kepada orang tuanya bahwa dia sudah mendapatkan pekerjaan.

"Ibuuuu.. " panggil Tania dari depan pintu rumah nya, sambil berjalan masuk ke rumah nya.

"Ia, ada apa Tania, tidak biasanya kamu memanggil Ibu dari depan pintu seperti itu" jawab Ibu nya dari arah dapur

"Bu, alhamdulillah, sekarang Tania sudah mendapatkan pekerjaan" dengan wajahnya yang sangat bahagia.

"Syukurlah, emang nya kamu mendapatakn pekerjaan di mana nak?" tanya Ibu Tania.

"Di Caffe bu, sebagai pelayan" jawab Tania

"Syukur lah kalau begitu, apa Caffe nya jauh dari rumah kita? " tanya Ibu lagi

"Tidak bu, Caffe nya tidak jauh dari rumah kita, Tania cukup pakai bajai dari rumah bu, dan besok Tania sudah mulai bekerja"jawab Tania.

"Syukur lah kalau begitu nak, ibu juga ikut senang mendengar nya" ucap Ibu Tania

Sinar matahari yang semakin terik, menunjukan waktu sudah siang.

"Bu, Tania lapar, apa ibu sudah masak? " tanya nya dengan wajah yang sedang menahan lapar.

"Kesian anak ibu, sudah kelaparan ya, ibu sudah masak lauk kesukaan kamu" jawab ibu nya,

mereka pun berjalan menuju dapur.

"Benarkah bu" Tania dengan rasa tidak sabar nya dia membuka tudung saji, dan melihat lauk kesukaan nya yaitu jengkol masak opor.

"Waahh, ini pasti enak, yok makan bu, Ibu juga pasti belum makan" ucap Tania sambil mengambil piring di rak, dan meletakannya ke atas meja makan.

"Ia nak, Ibu nunggu kamu pulang" ucap ibu Tania.

"Ayah belum pulang ya bu? " tanya Tania

"Belum nak, katanya siang ini ayah tidak pulang, karna pekerjaannya harus cepat di selesaikan" jawab Ibu Tania

"Apa ayah membawa makan siangnya buk?"

"Tidak nak, karna Ayah siang ini menelpon Ibu dan mengabari Ibu kalau Ayah tidak pulang"

"Kalau gitu, nanti Tania antar kan aja makan siang buat Ayah ya bu" ucap Tania sambil makan nasi.

"Ia nak" jawab ibu

Selesai nya makan, dan makan siang ayah Tania sudah di siap kan, Tania pun langsung mengantarkan ke tempat kerjanya.

Pekerjaan Ayah Tania adalah seorang pekerja buruh, dia bekerja di sebuah gedung yang sedang di bangun, sedangkan Ibu Tania, setiap harinya dia menjual sayuran keliling, sayuran yang ia jual tidak lah di beli, melainkan di tanam sendiri. Belakang rumah Tania tempat Ibu nya menanam sayuran. Waktu Tania masih sekolah, dia selalu membantu Ibunya menanam sayuran.

Tempat kerja ayah Tania tidak jauh dari rumah nya, sehingga Tania hanya berjalan kaki menuju tempat kerjanya.

"Ayaaahh... " panggil Tania ketika melihat Ayah nya sedang mengaduk semen.

Mendegar suara Tania, Ayah nya pun langsung menoleh.

"Sebentar ya, aku lihat anak ku dulu" ucap Ayah Tania kepada salah satu temannya.

"Tania, kenapa kamu ke sini? " tanya Ayah pada Tania.

"Tania ngantarin makan siang buat Ayah" jawab Tania sambil memberikan kotak makan kepada Ayah nya.

"Terimaksih nak, ya udah, kamu pulang lagi, pekerjaan Ayah masih banyak, di sini juga berbahaya buat kamu" ucap Ayah Tania.

"Ia yah, jangan tidak di makan ya yah, soal nya sudah siang ini" kata Tania.

"Ia nak, sebentar lagi ayah istirahat" ucap Ayah Tania.

"Tania pulang ayah"

"Ia, hati-hati nak".

Ayah Tania kembali bekerja, dan Tania pun pulang ke rumah nya.

Keluarga mereka sangat baik, walaupun keadaan mereka yang tidak berkecukupan, orang tuanya tidak pernah bertengkar masalah uang, begitu pun Tania, dia tidak pernah meminta sesuatu yang tidak bisa orang tuanya turuti.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!