Bab 2

Kriinngg.. kriinnggg...krriiinnggg...

Suara alarm berbunyi, sebuah tangan langsung memencet tombol alarm tersebut, alarm menujukan pukul 07:30.

Hari ini, adalah hari pertama Tania masuk kerja, setelah terbangun, dia langsung mengambil handuk dan bergegas ke kamar mandi.

"Hari ini aku pertama kali bekerja, aku tidak boleh telat, aku harus memberikan kesan yang baik di hari pertama aku bekerja" ucap Tania di kamar mandi, sambil membasahi tubuh nya dengan air.

Percikan air terus terdengar dari kamar mandi.

Selesai nya mandi, Tania mengambil baju di dalam lemari.

"Eemmm, aku pakai baju apa ya hari ini " ucap Tania sambil melihat-lihat baju di dalam lemari nya.

Karena dia dari keluarga sederhana, sehingga pakaiannya pun tidak terlalu banyak di miliki, kesulitan ekonomi membuat nya mempunyai pakaian yang sedikit, itu pun pakaian dengan tampilan yang sederhana.

"Ya udah, aku pakai ini aja" sambil mengambil baju yang telah ia pilih.

Lalu Tania berkemas diri untuk bersiap pergi bekerja, tidak lupa pula dia memakai hijab nya, karna dia selalu memakai hijab ketika keluar rumah.

"Buuu, Tania berangkat kerja ya" panggil Tania ketika keluar kamar dengan pakaian yang sudah rapi.

"Ia nak" jawab ibu nya, yang sedang berjalan dari dalam kamar menuju keluar kamar nya.

"Tania pamit bu" ucap Tania sambil berpamitan dengan Ibu nya dan menciumi tangan Ibu.

"Ia, hati-hati di jalan ya nak" jawab Ibu

"Ia bu"

Tania langsung berjalan keluar rumah, dan menuju ke jalan besar untuk menunggu bajai lewat.

Tentang Ayah Tania, kenapa Tania tidak berpamitan dengannya, Ayah Tania pergi bekerja pukul 06:00 pagi, jadi setiap Tania pergi bekerja, tidak bisa untuk berpamitan dengan Ayah nya.

"Bajaiiii... " panggil Tania ketika melihat bajai sudah mulai mendekat ke arah nya.

Bajai tersebut pun berhenti, Tania langsung masuk ke dalam bajai.

"Ke Caffe Garshin ya pak" ucap Tania pada Bapak tukang bajai itu.

"Ia mbak" jawab Bapak tersebut.

Bajai terus berjalan ke arah Caffe Garshin, yaitu tempat Tania bekerja.

Di perjalanan....

"Eehhhh kenapa ini pak" kata Tania dengan panik.

"Maaf mbak, sepertinya ban bajai saya bocor" jawab Bapak tukang bajai itu.

"Waduuuhh, gimana ini, aku bisa terlambat" ucap Tania dengan rasa gelisah nya.

Mata Tania yang terus melihat jam yang ada di pergelangan tangannya, yang sudah menunjukan pukul 08:13, membuat rasa kawatir Tania semakin menjadi-jadi.

"Gimana pak, apa bisa di perbaiki" tanya Tania pada Bapak tukang bajai yang sedang melihat ban bajai milik nya.

"Maaf mbak, saya harus mencari bengkel dulu, baru bisa di perbaiki, karna bannya bocor mbak, saya tidak ada ban cadangan untuk di ganti" jawab Bapak itu.

"Bagaimana ini pak, apa bisa cepat di perbaiki" ucap Tania sambil turun dari bajai

"Seperti nya sulit mbak, karna bengkel lumayan jauh dari sini" jawab Bapak tukang bajai itu.

"Aku harus bagaimana ini, waktu terus berjalan, aku tidak bisa menunggu seperti ini, mana Caffe nya masih agak jauh lagi dari sini" Tania terus memperlihatkan wajah gelisah nya, karna takut dia telat dan akan di pecat di hari pertamanya bekerja.

"Ya udah pak, aku jalan aja dari sini, ini pak uang nya" kata Tania memberikan uang pada Bapak tersebut.

"Maaf ya mbak" kata Bapak itu

"Ia tidak apa-apa pak" jawab Tania.

Tania pun mulai berjalan menelusuri di tepian jalan, dia mencari bajai atau angkot lainnya agar bisa ia tumpangi, dan bisa sampai ke tempat kerja nya dengan cepat.

Tapi karna semua bajai dan angkot di isi dengan sangat penuh, sehingga dia tidak punya kesempatan untuk mendapatkan kendaraan.

Keringat yang terus menetes di kening nya, tidak membuat nya berhenti berjalan, dia terus berjalan walau rasa letih di kaki nya sudah mulai terasa.

"Aku harus segera sampai di tempat kerja, aku tidak boleh menyerah, sebantar lagi sampai, aku pasti bisa" ucap Tania sambil berjalan.

Caffe Garshin..

Dengan semangat nya yang tinggi, Tania pun bisa sampai di Caffe Garshin. Terlihat Caffe tersebut pintu nya sudah terbuka, tentu saja, karna waktu sudah menujukan jam 08:50, karyawan yang bekerja di Caffe sudah bersiap-siap untuk membuka Caffe.

"Aku sangat telat, di hari pertama kerja, seharus nya aku memberikan kesan yang baik, tapi kenapa kejadian seperti ini malah terjadi, dan membuat ku terlambat bekerja" kata Tania sambil berlari menuju Caffe Garshin.

Sesampainya di depan pintu Caffe, Tania membuka pintu itu dengan rasa takut, takut jika di marahi, takut jika dia langsung di pecat, padahal dia baru saja mendapatkan pekerjaan, takut membuat orang tua nya kecewa..

"Maaf mbak, Caffe nya belum buka" kata salah satu karyawan yang melihat Tania masuk.

"Kamu baru datang jam segini, aku kan sudah bilang, kamu datang bekerja jam setengah sembilan, sekarang sudah jam sembilan, kamu berniat bekerja apa tidak" suara yang galak terdengar dari arah ruangan yang ada di dalam Caffe.

Dia lah wanita dengan wajah garang yang merekomendasikan Tania bekerja di Caffe Garshin sebagai pelayan Caffe.

"Maaf buk, say benar-benar minta maaf, say tidak sengaja datang terlambat, tadi di perjalanan bajai yang saya tumpangi mengalami bocor ban buk, jadi membuat saya terlambat datang bekerja" jawab Tania sambil menundukan kepala, karena tidak berani menatap wajah wanita tersebut.

"Lain kali, saya tidak bisa terima alasan apapun, jika terlambat lagi, kamu akan saya pecat, mengerti!! "

"Baik buk, saya janji, tidak mengulangi nya lagi" jawab Tania dengan rasa hati yang sedikit lega.

"Meisa, ajarkan dia cara dan peraturan jika bekerja di sini sebagai pelayan Caffe" ucap wanita itu kepada salah satu karyawan di Caffe tersebut.

"Baik buk" jawab Meisa.

Pengenalan karakter Meisa...

Dia juga dari keluarga yang tidak berkecukupan, orang tua nya yang berpisah sejak dia duduk di Sekolah Menengah Pertama, dia tinggal bersama Ibu nya. Ibu nya bekerja sebagai guru honor di salah satu sekolah, karena biaya kehidupannya yang masih tidak bisa di penuhi Ibu nya, Meisa pun mencari pekerjaan untuk membantu sang Ibu.

Walaupun begitu, dia adalah anak yang baik, tidak pernah melawan perkataan Ibu nya, tapi dia kadang merindukan sosok Ayah nya yang sudah lama tidak pernah ia dengar kabar nya. Dia masih belum tau cerita sebenarnya tentang perpisahan kedua orang tua nya, walaupun seperti itu, dia tidak pernah mempertanyakan kepada Ibu nya.

Bertubuh sedikit gendut dan pendek, memiliki kulit yang putih langsat, berambut panjang hitam, dan pipi nya yang cabi, itu lah Meisa.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!