" Tuan muda lihatlah, gadis cantik yang kita temui di bandara,ternyata dia juga berkuliah di sini, " ucap Bima sambil terus memandang ke arah Anna.
Rayyan menoleh sekilas ke arah Anna yang sedang fokus menulis sesuatu.
" Duh kalau begini jadi betah kuliah di sini, " cetus Bima.
Rayyan kembali ke aktivitas sebelumnya. Namun, entah kenapa kali ini ia tak bisa fokus, matanya selalu saja melirik ke arah Anna.
Gadis tersebut pun selesai. Kemudian ia menuju meja yang ada di depan untuk mengantarkan berkasnya.
Kedua pria itu pun mengekori gerakan Anna yang berjalan ke arah depan.
Tanpa sengaja Bima melihat ke arah Rayyan yang juga sedang menatap Anna.
Ehm.
Rayyan menoleh ke arah Bima karena teguran Bima.
" Ingat loh tuan, misi tuan disini apa, jangan sampai jatuh cinta ya. Apalagi sama gadis itu! " cetus Bima dengan maksud membalikkan ucapan Rayyan.
Rayyan kembali melanjutkan aktivitasnya tanpa menyahut omongan Bima.
Setelah beberapa detik, ia dan Bima langsung menyerahkan berkas pada panitia.
Mereka keluar dari ruangan tersebut. Rayyan dan Bima kembali jadi bahan ejekan para mahasiswa yang ada di sekitar ruangan itu.
Mereka berbisik-bisik sambil menertawakan keduanya.
Rayyan masih bersikap santai, lain halnya dengan Bima. Ia merasakan tak nyaman karena jadi bahan ejekan.
Saat itu , Anna masih berada beberapa langkah di depan mereka.
" Tuan, aku masih penasaran dengan gadis ini, " bisik Bima, Rayyan pun menoleh ke arah Bima.
Plak
Tiba-tiba saja Rayyan merasa ada yang menendang kakinya, karena kejadian tersebut terjadi secara cepat dan Tiba-tiba Rayyan tak sempat menyeimbangkan tubuhnya, ia pun tersungkur, tepat di belakang Anna.
Buk... Rayyan tertelungkup dengan kedua tangan yang menahan tubuhnya.
Ha ha ha ..para mahasiswa yang ada di sana langsung mentertawakan Rayyan, begitupun pemuda yang melewati Rayyan, ia memang sengaja ingin mengerjai Rayyan dengan menendang betis Rayyan.
Anna kaget karena mendengar suara orang terjatuh dari arah belakangnya. Ia pun menoleh kemudian mendekat kearah Rayyan.
Kacamata Rayyan terlepas, saking kuatnya tendangan pria itu.
Bima saat itu hanya berdiam diri saja, karena kaget.
Ha ha ha, semua orang menertawakan Rayyan yang terjatuh, ia seperti pria bodoh yang dipecundangi.
"Oh My God, kau tidak apa-apa? " tanya Anna seraya mengulurkan tangan mencoba membantu Rayyan berdiri.
Entah kenapa Rayyan mau saja menerima uluran tangan Anna yang ingin membantunya. Meski ia seperti terlihat lemah karena untuk berdiri saja harus dibantu oleh seorang wanita.
Semua berhenti tertawa ketika gadis cantik bak bidadari tersebut membantu menarik tangan Rayyan.
Rayyan pun berdiri dengan kekuatannya sendiri, bukan karena tenaga Anna yang membantu menariknya.
" Thanks, " ucap Rayyan singkat sambil menatap netral bening dengan bola mata yang hijau, membuat siapa pun merasakan Damai ketika melihatnya.
Bola mata jernih tersebut, bak lautan dengan ombak yang tenang.
Kedua netra mereka bertemu, saat itulah Anna baru menyadari ketampanan pria yang ada di hadapannya.Sejenak mereka terlarut dalam suasana.
Anna hanya membalas ucapan terimakasih Rayyan dengan tersenyum ke arahnya, karena saat itu ia juga merasa nervous ketika kedua mata mereka bertentangan. Rayyan ikut tersenyum meski biasanya ia begitu sulit untuk tersenyum.
Keduanya tertunduk dengan wajah yang merona
Rayyan yang awalnya tersulut emosi, kini jadi sedikit tenang seakan lupa akan kejadian memalukan yang baru saja ia alami.
Suara orang tertawa pun perlahan berhenti.
Bima menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal melihat hal yang tak biasa terjadi pada si tuan muda. " Wah berat, jika saingan sama tuan muda, " gumamnya lirih.
Beberapa detik kemudian Anna memutuskan untuk pergi. Sepertiya ia harus menghindari menatap pria yang ada di hadapannya tersebut. Dengan menatapnya saja, mampu membuat jantungnya berdetak dengan kencang.
Anna kemudian berlalu dari Rayyan meninggalkan tanpa sepatah kata pun.Sebuah senyum terbit di bibir mungilnya ketika tubuhnya memutar membelakangi Rayyan, entah kemana ia jadi malu, tapi juga merasakan bahagia karena debaran aneh yang terasa di dadanya.
Rayyan terdiam beberapa saat, sambil menatap punggung gadis yang perlahan meninggalkannya.
Bima meraih kacamata Rayyan yang terlepas, dan memberikan pada Rayyan.
" Kacamatanya Tuan. "
Rayyan meraih kacamata tersebut,kemudian kembali menggunakannya.
" Tuan muda kau tak apa-apa? apa perlu ku hajar orang yang dengan sengaja mempermalukan mu itu? " tanya Bima.
Mereka pun menoleh ke arah pria yang sengaja menendang Rayyan.
Pria tersebut masih tertawa bahkan seakan-akan ingin menantang Rayyan. Itulah yang membuat Bima semakin terpancing emosi.
" Tahan, biarkan saja dulu. Yang penting penyamaran kita berhasil. "
Bima hanya bisa mendengus kesal.
Mereka pun kembali berjalan, meninggal mereka yang masih mentertawakan mereka berdua.
" Tuan, sampai kapan kita akan menyamar seperti ini? " tanya Rayyan.
" Sampai aku tak lagi bisa bersembunyi dari daddy ku. "
" Yah, kalau tuan muda tahu kita tak bisa lolos dari pencarian tuan besar, kenapa juga kita harus menyembunyikan identitas kita. "
" Daddy orang yang keras kepala, jadi untuk melawannya aku juga menunjukan sifat keras kepala ku, sampai daddy yang nantinya akan mengalah. "
" Biarkan saja orang-orang itu mengolok-olok ku, lihat saja suatu saat kan ku balas perbuatan mereka. "
***
Anna menuju mobilnya, di sana sudah menunggu dua orang bodyguard yang dilarangnya untuk masuk ke dalam kampus.
Kebetulan saat itu, Rayyan dan Bima melihatnya ketika hendak masuk ke dalam mobil.
" Tuan muda, Lihatlah itu gadis cantik yang menolongmu, " tunjuk Bima ke arah gadis tersebut.
Rayyan menoleh ke arah Anna yang mulai masuk ke dalam mobil.
" Iya, sepertinya dia bukan gadis sembarangan, atau mungkin dia seorang gadis bangsawan "
" Atau mungkin dia putri dari bos mafia sepertimu tuan muda? " tanya Bima lagi.
" Entahlah, tapi berhentilah memanggilku dengan panggilan tuan muda disini. "
" Ha ha, lidahku sudah terbiasa bagaimana? " tanya Bima.
" Biasakan mulai saat ini. " Rayyan mempercepat langkahnya, di ikuti oleh Bima yang selalu setia.
***
Anna tiba di rumah, kebetulan saat itu Steven bersama seorang tamu di rumahnya.
" Selamat siang! "Seru Anna seraya menghampiri Steve.
" Selamat siang juga sayang. " jawab Stev.
Seorang pria yang berusia sekitar enam puluh tahun, tersenyum ke arah Anna.
Anna pun membalas senyuman tersebut.
" Sayang, kau masih ingat tuan Donald? " tanya Stev.
" Aku pernah mendengar namanya, tapi aku lupa yang mana orangnya, " sahut Anna.
" Ha ha, kau makin cantik saja Anna, sudah lama aku tidak melihatmu, "ujar tuan Donald dengan tawa khasnya.
Justru Anna jadi insecure mendengar tawa yang terdengar jahat tersebut.
" Tuan Donald menyempatkan diri untuk datang kemari, karena ia tahu kau baru saja tiba, " papar Stev.
Mendengar itu, Anna semakin tak nyaman.
" Oh ya, tapi ke kamar ku dulu daddy, hari ini rasanya melelahkan sekali. "
" Permisi tuan. " Anna langsung berpamitan pada tuan Donald.
" Silakan Anna. "
Tuan Donald dan Steven pun melanjutkan pembicaraan mereka, sementara Anna langsung menuju kamar di lantai dua.
***
Andre masih sibuk mencari keberadaan Rayyan.Ia mengerahkan beberapa anggota Black Eyes untuk melacak keberadaan putranya tersebut.
Andre semakin khawatir, karena setelah seminggu, Rayyan belum juga ditemukan.
Andre terlihat begitu cemas hingga ia tak bisa memejamkan matanya setiap malam.
Mayang terbangun karena merasakan Andre yang terlihat gelisah, karena terus saja membolak balikan tubuhnya di atas tempat tidur.
" Daddy, belum tidur? " tanya Mayang.
" Sebelum Rayyan di temukan, aku tak akan bisa tidur dengan tenang mommy, " ujar Andre seraya menghembuskan napasnya dengan kasar.
" Tenang saja daddy, aku tahu kau khawatir, aku juga khawatir. Tapi, naluri ku sebagai seorang ibu mengatakan jika putra kita baik-baik saja. aku dan anak-anak ku memiliki ikatan batin yang kuat, jika mereka sakit saja, aku bisa tahu.Sekarang Rayyan pasti sedang baik baik saja, aku yakin besok ia akan menghubungi kita. "
Andre menoleh ke arah istrinya.
" Apa aku susul saja dia di kota New York ? "
"Jangan Daddy, kita tunggu kabar selanjutnya. Rayyan pasti baik-baik saja. Kalau begitu, kita lanjutkan tidur dulu."
"Ya sudah kalau begitu menurut mommy. "
Andre pun melorotkan tubuhnya untuk bisa berbaring. Mayang kemudian memeluk suaminya agar bisa menenangkan hati sang suami.
Sebenarnya, sudah sejak beberapa hari yang lalu Andre ingin menyusul Rayyan ke kota New York, hanya saja Mayang terus membujuknya agar tak melakukan hal tersebut. Ia takut jika terjadi sesuatu yang membuat Andre emosi lagi, hingga perang antara geng mafia kembali tercetus.
Setelah dibujuk oleh Mayang , Andre baru bisa tidur dengan tenang.
Mayang menatap langit-langit kamarnya.
" Ya Tuhan, aku titip anakku kepadamu, sesungguhnya kau lah yang berkuasa atas segala sesuatu. " Mayang terus saja berdoa untuk keselamatan putranya.
Bersambung, masih ada satu bab lagi ya.
please tinggalkan jejak untuk karya receh author ini. Tengqu.🙏😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Aya Azizah
jangan" mahasiswa yang menyenggol rayyan itu anak nya Donal
Mayang, sambil sholat sunat tahajud yaa hehe
2023-09-24
2
saya cantikkj
Thor kisah cinta Andreas sama Hesti juga dan anaknya 🙏🏼
2023-07-22
1
yeyen melia😍😍
dasar donal biang kerokk
2022-12-22
0