Begitupun Bima yang ikut terpesona melihat gadis cantik berambut pirang tersebut.
Dua orang bodyguard datang mendekat kearah Rayyan hendak memukulnya.
" Berani-beraninya kau menabrak nona kami! " Ucap keduanya sambil mengacungkan tinju ke arah Rayyan.
Rayyan saat itu baru saja tersadar dari lamunannya, ia pun kaget ketika dua orang menarik kerah kemejanya.
" Tahan! Jangan pukul dia, kasihan. Dia tidak bersalah, akulah yang menabraknya. " Gadis cantik tersebut menahan dua pengawalnya.
" Tapi Nona, jika tuan tahu, pasti ia akan marah jika ada yang mencoba kurang ajar terhadap putrinya."
" Dia tidak kurang ajar, itu tidak sengaja. Ayo lepaskan tuan ini, " titah Anna.
Kedua bodyguard pun melepaskan kerah baju Rayyan.
" Maafkan pengawal saya ya tuan, permisi, " ucap gadis tersebut dengan tutur kata lembut.
Rayyan hanya mengangguk, ia kemudian memutar tubuhnya untuk melihat gadis yang perlahan menjauhinya tersebut.
" Ckckck, cantik sekali, "ucap Bima dengan air liur yang menetes. Bima terus mengawasi pergerakan gadis cantik itu.
" Woy, biasa saja! " dengus Rayyan sambil menepuk pundak Bima.
" Ayo kita lanjutkan perjalanan. " Rayyan menarik tangan dan menyeret Bima yang masih melihat ke arah gadis berambut pirang tersebut.
Setelah punggung gadis cantik berambut pirang tersebut menghilang dari pandangannya, barulah ia kembali menoleh ke arah depan, sementara Rayyan sudah kesal sampai harus menyeret Bima.
Bima melepaskan cengkraman Rayyan.
"Tuan muda, kenapa menyeret ku, ini bukan tingkah laki-laki paruh baya.Kita harus tetap menyamar sampai di hotel."
Rayyan melepaskan Bima.
" Kau itu seperti tidak pernah melihat perempuan saja, " dengus Rayyan.
" Aku sering melihat wanita cantik, salah satunya nona Raya, tapi baru kali ini aku melihat bidadari dengan bola mata yang bercahaya bak permata zamrud. Dia seperti bidadari syurga, " ucap Bima sambil menghayalkan gadis itu lagi.
Rayyan melirik sekilas kearah Bima, kemudian ia tak lagi memperdulikan ucapan Bima yang memuji-muji gadis itu.
" Ingat Bima, misi kita di sini adalah menaklukkan kota New York. Aku harus bisa berhasil hidup mandiri di kota ini. "
" Ehm, kalau ingin mandiri kenapa harus membawaku, " cetus Bima, sambil melirik ke arah Rayyan.
" Oh jadi kau menyesal ikut aku? ! apa mau aku pesankan tiket sekarang, sekalian saja kamu pulang lagi. ?! " tanya Rayyan dengan tatapan mengintimidasi Bima.
He he, Bima nyengir sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
" Seperti habis manis sepah di buang nih. " cetus Bima.
" Maksud kamu apa? "
Rayyan melotot ke arah Bima yang mengajaknya bercanda.
" He he, maksud saya, Pulang mati tak pulang juga mati tuan muda. Kalau tuan besar sampai tahu, aku ada andil dalam pelarian tuan muda, aku bisa mati ditembak dari jarak dekat oleh tuan besar, " cetus Bima dengan nada mengejek.
Rayyan mencekak pinggangnya, " Jadi kau mau pulang atau tetap di sini? "tanya Rayyan.
" Tetap di sini tuan muda. "
" Baiklah kalau begitu, sekarang kita pergi dari tempat ini. Jangan sampai karena wanita, penyamaran kita ketahuan. " Rayyan melangkah dengan mantap, meski sempat terpesona dengan gadis yang dilihatnya, dalam beberapa saat ia sudah bisa melupakan gadis tersebut.
Mereka pun melanjutkan penyamaran mereka seperti lelaki paruh baya dengan jambang palsu dan rambut yang disemir putih dibeberapa bagian.
Setelah naik taksi, mereka menuju hotel tempat mereka menginap untuk beberapa hari.
***
Anna Emerald Smithson, gadis cantik berusia 18 tahun, Baru saja ia pulang dari asramanya .Rencananya Anna akan melanjutkan kuliah di salah satu universitas di kota kelahirannya yakni kota New York.
Mobil Anna memasuki sebuah permukiman yang tak terlalu padat di kota New York. Mobil tersebut pun berhenti di sebuah mansion bergaya Eropa abad pertengahan.
Kedatangan Anna sudah tunggu oleh Alice dan Steven. Setelah enam tahun di asrama di salah satu kota di negara bagian Amerika Selatan.
Steven langsung berlari kecil menuju mobil yang membawa putrinya, kemudian ia membuka pintu mobil untuk sang putri.
Anna langsung keluar dari mobilnya dan langsung menghambur memeluk Steven.
" Daddy! Aku merindukanmu. "
Steven memeluk dan mencium kedua sisi pipi Anna.
" Daddy juga merindukanmu sayang. "
Mereka pun mengurai pelukannya.
Anna menggandeng tangan Steven menuju teras rumah mereka, di sana Alice sudah menunggu mereka di depan pintu.
" Mommy! Aku kangen," ucap Anna bernada manja.
" Mommy juga kangen, kamu semakin hari semakin cantik saja, " puji Alice, sambil mencubit pipi Anna yang merona karena sanjungannya.
" Ayo masuk! Mommy sudah siapkan makanan untuk mu. "Alice merangkul tangan Anna membawanya ke ruang tengah.
Disana sudah tersedia makanan kegemaran sang putri tercinta.
Mereka pun menikmati quality time dengan makan siang bersama, meski saat itu waktu sudah menunjukan pukul dua siang
***
" Daddy, besok aku akan melamar di salah satu Universitas di kota ini. "
" Tentu Sayang. Tapi ingat, daddy akan tetap mengawasi dengan dua orang bodyguard yang selalu berjaga-jaga."
Anna mengerucutkan bibirnya. " Tak bisakah aku diperlakukan seperti anak gadis pada umumnya Daddy. Aku ingin menikmati masa remaja ku. "
"Tidak sayang, jika melepaskanmu tanpa pengawasan itu sangat berbahaya. Kau tahu sendiri, daddy memiliki banyak musuh dari pada teman. Daddy khawatir kau bertemu dengan musuh-musuh daddy, kemudian mereka menyandera mu, mereka bisa mencelakai mu. "
Anna menghembuskan napas panjang. Ia hanya bisa pasrah dengan aturan yang dibuat oleh daddy-nya.
***
Matahari begitu cerah pagi ini. Bima terbangun ketika tirai jendela di buka dengan sengaja, hingga sinar matahari menyilaukan matanya.
Bima melirik kearah Rayyan yang berpakaian seperti pemuda culun. Rambut di tata melepek dengan poni kearah depan, ia pun memakai kacamata tebal serta kemeja yang dikancing sampai atas, penampilan Rayyan benar-benar berbeda dari kesehariannya yang terlihat begitu macho.
" Ha ha ha, Tuan muda Kenapa kau berdandan seperti itu?"tawa Bima dengan geli.
" Memangnya kenapa? " tanya Rayyan balik.
" Bukankah kita harus terus menyamar, agar tak ditemukan oleh orang-orang suruhan daddy. "
Rayyan menutupi tubuh kekarnya dengan kaos dan kemeja yang berlapis-lapis. Penampilan saat itu mirip seperti pria culun yang terlihat bego.
" Ayolah bangun, hari ini kita harus ke kampus. Jika kau terlambat, akan ku tinggalkan kau sendiri, tanpa makan dan minum dikamar ini, " ucap Rayyan dengan tegas.
Bima menggaruk kepalanya.
" Apa aku harus menyamar menjadi pria culun juga? "
" Terserah kau mau menyamar jadi apa, jadi kapten Amerika juga boleh, biar sekalian wajahmu tak kelihatan. Bawa juga tutup panci pengganti tameng kapten Amerika," ujar Rayyan bernada serius sambil menyisir rambutnya.
Bima memandang sinis ke arah Rayyan dengan bibir yang dibuat moncong ke depan.
" Masa iya ke kampus mau bawa tutup panci, " sahut Bima. Ia pun langsung menuju kamar mandi.
Rayyan dan Bima sengaja menginap di satu kamar hotel untuk sementara waktu, untuk menghemat pengeluaran mereka.
Setelah keduanya siap, mereka langsung menuju kampus untuk registrasi ulang.
***
Rayyan dan Bima turun dari taksi yang mengantar mereka tepat di depan sebuah kampus. Setelah membayar, kedua pria yang berpenampilan culun tersebut segera memasuki area kampus.
Kedatangan mereka sontak jadi pusat perhatian para mahasiswa yang ada di sana.
Penampilan mereka jadi cibiran dan bahan olok-olok mahasiswa yang melihat mereka.
Beberapa gadis berbisik-bisik dan tertawa karena melihat penampilan mereka.
Ada pula kelompok mahasiswa yang tersenyum menyeringai melihat keduanya .
" Sepertinya kita punya mangsa baru, " ucap seorang pria sambil mengunyah permen karet ketika melihat Rayyan dan Bima melintas.
Mereka pun tertawa, karena mengira akan mendapatkan mangsa baru.
Karena penampilan mereka jadi bahan tertawaan. Bima jadi insecure. Namun, tak begitu dengan Rayyan yang memang cuek dalam kondisi apapun.
Tak hanya Rayyan dan Bima, seorang wanita cantik berjalan dengan melenggang juga jadi pusat perhatian.
Sosoknya sontak mengalihkan topik pembicaraan para mahasiswa yang ada di sana, mereka yang awalnya mentertawakan sosok Rayyan dan Bima.Kini berbalik memuji kecantikan gadis berambut pirang dengan bola mata yang berkilauan bak berlian termahal itu.
" Oh My God, She is so beautifull. " Pujian tersebut terlontar dari beberapa orang yang begitu mengagumi kecantikan Anna.
Anna masuk kedalam ruang untuk menyerahkan berkasnya, hal yang sama yang di lakukan oleh Rayyan dan Bima.
Saat itu mereka berada di ruangan yang sama.
Rayyan masih fokus dengan berkas yang ada di hadapannya, sementara Bima, melihat keadaan sekelilingnya. Tanpa sengaja ia melihat Anna yang duduk di salah satu sudut yang ada di ruangan tersebut.
" Wah, cantiknya. Ternyata kalau jodoh tak akan kemana, bidadari ternyata kuliah di sini juga, " ucap Bima dengan bola mata yang berbinar menatap ke arah Anna.
Rayyan ikut menoleh ke arah Anna karena mendengar perkataan Bima.
' Gadis itu ternyata kuliah di sini juga, ' batin Rayyan. ia pun menyiku lengan Bima yang sudah terpaku karena terpesona dengan kecantikan Anna.
Bersambung dulu Reader, moga bisa double up ya. Mohon dukungannya, dengan cara like, komen, vote dan gift, dukungan kalian, moodbooster bagi author 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Eva Santi Lubis
aReyyan reyyan menaklukkan hati ku aja kau gak mampu apa kata newyork
mimpi di paret paret sambil guling guling
hahaha
2023-11-17
2
Eva Santi Lubis
Bima Bima khayanmu terlalu tinggi
emang udah pernah lihat bidadari
yg ada bidara Arab hahaha
2023-11-17
1
yeyen melia😍😍
lanjut thor
2022-12-22
1