...Sore ini Diah, Gendis, dan Vira yang baru pulang dari rumah sakit setelah bertemu dengan dr. Salim menikmati sore mereka di ruang tengah, berbagai kudapan terhidang dengan berbagai macam bentuk dan warna yang menggugah selera, ketiga wanita itu duduk dengan anggunnya, menyesap teh sedikit demi sedikit dari cangkir masing - masing, kalau pun akan memakan kudapan mereka memakai piring kecil dan garpu kecil, cukup 1 sampai 2 buah cemilan tidak akan lebih. ...
...Kadang Vira menyayangkan hanya sedikit yang akan mereka makan, sementara yang tersaji sangat banyak.. Sementara di panti tempat Vira dibesarkan dulu, jangankan makan kudapan selezat ini, kadang untuk memakan nasi plus lauknya pun mereka kesulitan, mereka harus menunggu uluran para donatur. ...
...Memang setelah Vira menikah dengan Vicky, Vicky rutin memberikan sumbangan kepada panti itu tiap bulan, begitu pun Mami Diah.. tapi karena anak - anak panti selalu bertambah dan semakin hari kebutuhan mereka semakin banyak, donasi pun harus dibagi rata agar semua kebutuhan tercukupi meskipun kadang kekurangan. ...
...“Sepertinya kamu sudah melatih Vira dengan baik Diah” Gendis angkat bicara dengan datar...
...”Ah iya, Vira anak yang cerdas mba.. aku dan Ruth tidak kesulitan melatih Vira, dan lagi Vira sepertinya sudah punya dasar.. untuk cara berbicara atau table manner aku tidak perlu lagi mengajarkannya” jawab Diah seperti mengerti kemana arah pembicaraan wanita paruh baya itu...
... Awal menikah Diah dan pelatih kepribadian keluarga Diah yaitu Ruth memang melatih Vira dari mulai cara duduk, cara bersikap di tempat umum, cara tertawa dengan anggun, dan hal - hal yang menyangkut attitude baik untuk di rumah maupun ketika di tempat umum, dan pelatihan itu sangat memudahkan Vira ketika ia mendampingi Vicky menghadiri berbagai jamuan....
Sebagai salah satu keluarga terpandang dan pengusaha sukses, Vicky memang kerap kali diundang atau mengundang relasi bisnisnya untuk jamuan makan malam atau sekedar untuk minum bersama. Vira dengan sedikit dasar ilmu yang dia miliki, dan ditambah dengan kerja kerasnya sukses melahap setiap pelajaran yang diberikan oleh Ibunya maupun Ruth.
... Peraturan di rumah mertuanya ini sempat memusingkan Vira, terutama peraturan agar bicara dengan pelayan seperlunya saja, sementara Vira pada dasarnya adalah orang yang baik dan ramah pada siapa saja, jadi tanpa sepengetahuan Vicky dan Diah, Vira kerap kali bercengkrama dan tertawa bersama para pelayannya di rumah....
“Aku pikir tadinya kamu akan kesulitan melatih Vira, Diah..mengingat latar belakang Vira yang cuma dibesarkan di panti, sekolahnya pun hanya sampai SMK kan ya? Pasti dia kesulitan mengimbangi keluarga kamu”
celetuk Gendis yang sontak membuat Diah salah tingkah karena mengkhawatirkan perasaan Vira.
... “Vira anak yang sangat baik, pintar, dia juga bisa beradaptasi dengan toto kromo keluarga kita mba” bela Diah...
... “Saya cuma lulusan SMK perhotelan Tante, setelah lulus saya kemudian bekerja di hotel.. pada saat kantor memberikan beasiswa untuk melanjutkan pendidikan, saya lebih memilih untuk menikah dengan Mas Vicky” ...
Vira angkat bicara, ia merasa perlu menjelaskan kondisi sebenarnya kepada Gendis, ia merasa gemas dengan kata - kata Gendis yang seolah sengaja menyakiti perasaannya
... “Ya mesti kamu lebih nerima lamaran Vicky, wong kamu juga pasti tahu kan siapa Vicky, kamu juga pasti tahu apa yang kamu akan dapat dari Vicky pasti akan jauh lebih besar dibanding apa yang akan kamu dapat meskipun jadi manager di hotel itu!” ...
tandas Gendis yang sukses membuat Vira merasa tersinggung, Vira tersenyum kemudian kepalanya tertunduk, perasaannya tidak karuan
“Ah ya enggak gitu toh mba, enggak gitu.. Vira sama Vicky ini emang sama - sama saling cinta, Vira anak baik banget mba”
bela Diah kembali, ia mencoba untuk tetap membela Vira tanpa membuat Gendis tersinggung
“Ya perempuan mana yang tidak baik kalau diperlakukan sangat baik sama suami dan mertuanya toh Diah”
ujar Gendis lagi sambil meletakan cangkir teh yang baru ia minum
“Vira ini hidupnya kayak putri di dongeng - dongeng, gadis miskin yang ketemu pangeran kaya terus nikah dan bahagia selamanya, betul kan Vir?”
...Pertanyaan Gendis pada Vira membuat wanita cantik itu langsung menunduk demi menutup kesedihannya dan menahan air matanya agar tidak jatuh, kuat.. kuat.. kuat terus dirapalkannya agar ia tidak menangis ...
...“Iya Tante, saya beruntung bisa mendapatkan Mas Vicky dan mendapat kasih sayang dari Mami Diah” Jawab Vira tenang...
...“Ah mba sudah sudah, ini loh nanti teh dan kudapannya malah keburu dingin.. ayo cepat dihabiskan”...
...Ujar Diah mencoba untuk menghentikan manuver saudaranya tersebut...
...“Vir, tolong kamu hubungi Vicky ya.. tanyakan jam berapa dia akan pulang, Mami pengen kita semua makan malam di rumah”...
Seru Diah yang sebenarnya ingin segera menantunya untuk pergi dari ruangan itu, sungguh Diah pun sakit mendengar kata - kata tajam Gendis tadi
...“Baik Mam, Tante Gendis.. Vira permisi ke kamar dulu”...
Ujar Vira sopan pada kedua wanita paruh baya di depannya.
Sesampai di kamar, Vira duduk di tepi ranjangnya.. mencoba mengingat setiap kata - kata yang terlontar dari bibir Gendis tadi, tak ayal air matanya jatuh tanpa di perintah.
...Vira yang awalnya sudah merasa tidak nyaman atas kedekatan suaminya dengan Utari, semakin merasa bahwa Tante Gendis tidak menyukai pernikahannya dengan Vicky, firasat Vira mengatakan bahwa Gendis masih menginginkan Vicky untuk anaknya Utari, tapi mungkinkah? ...
...Vicky sudah memiliki Vira sekarang, pernikahannya pun bahagia ...
Vira yang semakin larut dalam pikirannya, terkejut oleh suara dering HP miliknya yang ia letakkan di atas nakas
...“Halo Mas Vicky” ujar Vira pada suaminya yang menelepon...
...“Halo sayang, kamu lagi sama Mami dan Tante Gendis ya?” Tanya Vicky...
...“Aku di kamar Mas, baru selesai minum teh dengan Mama dan Tante Gendis”...
...“Ah baiklah, hari ini sepertinya aku bisa pulang lebih sore sayang.. aku pengen makan malam sama kamu dan Mami di rumah”...
...“Kebetulan Mas, Mami minta aku buat nelepon Mas.. Mami mau makan malam bareng”...
...“ya udah aku kelarin dulu ya sisa kerjaannya, begitu selesai aku segera pulang”...
...“ Ok Mas, hati - hati di jalan ya Mas.. Mas apa Mas pulang sama…....
Vicky mengakhiri pembicaraannya dengan Vira di telepon ketika Vira belum selesai mengutarakan pertanyaannya
Di tengah perasaannya yang gundah, hati Vira berbunga - bunga mendengar Vicky akan ikut makan malam bersama, mengingat belakangan ini setiap malam Vicky akan pulang hampir tengah malam.
...Vira lantas bergegas ke dapur, meminta para koki untuk memasak makanan spesial, ia kemudian kembali ke kamar untuk bersiap dan mempercantik diri menyambut kedatangan suami....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sore menjelang malam, mobil yang membawa Vicky mendarat tepat di depan pintu utama, Vira yang telah berdandan cantik menyambut Vicky dengan senyum yang tak lepas dari bibir merahnya. Vicky yang melihat senyum manis istrinya langsung berhambur dan memeluk istrinya erat diiringi kecupan di kening sang istri, Vira berbunga, ia sedikit lega.. tapi sekilas Vira yang melirik Utari ketika turun dari mobil Vicky melihat ekspresi tidak senang Utari pada kemesraan ia dan suaminya.
Menjelang makan malam, semua anggota keluarga sudah duduk di tempatnya masing - masing, menunggu para pelayang menghidangkan makanan, begitu makanan terhidang semuanya makan dengan tenang seperti biasa.
Selepas makan malam, semua anggota keluarga kemudian duduk bersama di ruang tengah, para pelayan kini sibuk menyajikan minuman dan makanan kecil
...Vicky yang duduk di sebelah istrinya, tiba - tiba mengeluarkan sebuah kotak dari saku celananya, ia kemudian memberikannya pada Vira....
...“ini buat kamu.. aku harap kamu suka” ucap Vicky pada Vira...
...“Buat aku Mas? Apa ini Mas? Aku buka ya!” Vira lantas segera membuka kotak hitam beludru tersebuat dengan senyum yang lebar, matanya berbinar ketika melihat isi dalam kotak tersebut, sebuah cincin bertahtakan berlian bertengger disana....
...“Sini aku pakein” Vicky sigap membantu Vira mengeluarkan cincin dari kotaknya...
...“Pas jalan ke mall sama Utari tadi, aku mampir ke toko perhiasan langganan Mami, terus aku liat cincin ini, aku tahu cincin ini pasti bagus banget di jari kamu” cerocos Vicky pada Vira sambil memasangkan cincin tersebut di jari manis Vira...
...“Mas Vicky jalan ke mall sama Utari tadi? Kenapa Mas Vicky ga ngasih tau aku ya? Itu makanya dia ga bisa nganterin aku ketemu dr. Salim? Batin Vira...
...“Ah iya Mas, cincinnya bagus banget.. makasih ya sayang” Ucap Vira sambil menggenggam hangat tangan Vicky, namun pandangan mata Vira seolah tertarik untuk melihat pantulan kilau dari jari Utari yang tengah menyesap teh, Vira terkesiap.. cincin yang dipakai oleh Utari sama persis dengan cincin yang diberikan oleh Vicky padanya....
...“Aku sekalian beliin buat Utari sayang, soalnya dia juga suka sama modelnya” Ujar Vicky segera setelah melihat mata Vira yang terpaku pada jari manis Utari dengan seribu tanya...
...“Iya mba, tadi pas Mas Vicky minta pendapat aku tentang cincin yang mau dikasih buat mba, aku sekalian minta dibeliin” Utari ikut angkat bicara dengan senyum yang entah kenapa Vira sulit mengartikan senyum Utari, buat Vira senyum itu seperti ejekan...
...“Wah bagus ya Tari cincinnya kalau kamu yang pake, keliatan mahalnya” timpal Tante Gendis tiba - tiba sambil melirik Vira dengan ujung matanya yang tajam, belum hilang tanda tanya akibat Vicky membelikan Utari cincin yang sama dengannya, sekarang Vira lagi - lagi harus mendengar kata - kata Tante Gendis yang membuat hatinya ngilu...
...“Loh loh, Mami ga dibeliin juga Vick? Mami Diah yang salah tingkah melihat drama di depannya ikut angkat bicara...
...“Perhiasan Mami apa masih kurang banyak Mi? Ceplos Vicky sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal...
...“Ya kan Mami belum punya cincin yang kamu sama kayak Vira sama Utari, kan bagus kalau seragaman, biar kompak.. sekalian beliin buat Tante Gendis” jawab Diah sambil mencolek hidung mancung Vicky...
...“Maaf Mi, cincinnya limited edition.. itu aja yang punya Utari aku harus nambahin 300 jutaan karena cincin yang Utari pakai itu pesenan orang lain, jadi aku harus bayar ganti rugi ke pemesannya” beber Vicky pada Diah, Vira yang mendengar itu kaget luar biasa sebegitu kah Vicky memanjakan Utari, hal yang tidak dilakukan Vicky pada sepupunya yang lain...
...“Ya sudah, lain kali Mami minta kamu beliin ya Vick” rayu Diah pada Vicky...
...“Siap Mami sayang” ucap Vicky sambil merengkuh tubuh mungil Ibunya...
...“Makasih ya Vick, kamu sudah memanjakan Utari.. Tante seneng banget” ucap Gendis pada Vicky dengan senyuman hangatnya...
Hati Vira semakin sakit, Gendis seolah ingin memamerkan perhatian Vicky pada Utari di depan Vira
...“Vira permisi ke kamar dulu ya” Vira yang merasa semakin tidak nyaman undur diri dari ruangan itu, diikuti oleh tatapan Diah yang merasa kasihan pada Vira, ia mengerti betul bagaimana perasaan menantunya sekarang, sementara itu Gendis dan Utari hanya sibuk memperhatikan cincin mewah di jari Utari tanpa mempedulikan kepergian Vira...
...“Vicky juga pamit ya, mau istirahat” ucap Vicky terburu, dengan langkah besarnya mencoba untuk menyusul kepergian istrinya ke kamar mereka....
Sesampai di kamar, Vicky yang baru masuk melihat istrinya yang sedang duduk di sofa itu tengah memperhatikan taman yang terlihat jelas dari kaca besar kamar mereka, wajah Vira menyamping.. fokus melihat daun pohon - pohon dan tanaman yang melambai pelan akibat angin, dan lampu - lampu taman yang terang. Vicky bisa melihat betapa sempurna wajah istrinya itu.. wajah yang putih bersih, mata bulat dengan manik mata coklat, bibir penuh nan sexy yang selalu lembab, rambut kecoklatan yang sedikit bergelombang di bagian bawahnya, sungguh Vira layaknya bidadari yang tengah mengarungi bumi, Vicky mendekati istrinya dan duduk disebelah Vira
... “Kamu ga suka ya kalau aku ngasih cincin buat Utari?” Tanya Vicky lembut sambil membelai rambut indah istrinya...
...“Lebih tepatnya aku ga suka cara kamu memperlakukan Utari Mas, apalagi setelah aku denger kalau kalian pernah dijodohkan dulu” tandas Vira tanpa menoleh pada Vicky, ia lebih senang melihat pemandangan di kegelapan taman...
...“Itu kan masa lalu Vir, jauh sebelum ada kamu” Jawab Vicky...
...“Iya masa lalu, tapi aku merasa kamu sepertinya ga bisa move on dari masa lalu kamu, nyampe kamu lebih milih ke mall sama Utari dibanding nemenin aku ketemu dr. Salim” Vira merajuk, perasaan yang beberapa saat lalu dia tahan dia curahkan saat itu...
...“Maaf sayang, aku ga bermaksud seperti itu.. aku kasian sama Utari, dia belum punya teman di kantor, saat makan siang tadi dia ngajak aku makan di mall” Vicky bela diri...
...“Harusnya kamu ngomong dulu kan Mas sama aku, bagaimana pun kalian ada sejarah.. belum lagi Tante Gendis, beberapa kali aku merasa kalau Tante Gendis masih mengharapkan kamu jadi mantunya” Vira berapi - api...
...“Cukup Vir, jangan sekali - kali kamu menuduh Tante Gendis yang enggak - enggak, dia itu sesepuh kita Vir.. dia wajib kira hormati dan taati” Vicky membentak Vira dengan cukup keras, membuat Vira tersentak, seumur pernikahannya baru kali ini Vicky membentaknya...
...Vicky yang mengetahui kalau istrinya ketakutan langsung merengkuh tubuh istrinya, ia merasa bersalah karena membentak istri yang ia cintai...
...“Maafkan aku sayang, maaf.. aku cuma ga mau kamu salah paham sama Tante Gendis”...
Vira yang masih kaget mencoba meredam rasa kaget, takut, sedih, marah, dan kecewa yang ia rasakan, ia perlahan kemudian balas pelukan hangat Vicky
... “Iya Mas, maafin aku” Ujarnya lirih sambil menyeka air matanya yang jatuh tanpa Vicky tahu. ...
... ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 126 Episodes
Comments
Fitri Yani
ceritanya bagus, tapi koc nulisnya kex gini ya,aq kn jadi pusing
2024-08-10
0
fifid dwi ariani
trus semangat
2023-07-21
0
Jasreena
mahal cincin nya to yg pake murahan
2022-10-12
1