Awal petaka

Pov..

Vira

Pagi ini kami sekeluarga beserta dengan Tante Gendis dan Utari bersantap sarapan di meja makan, seperti biasa tidak ada satu pun yang angkat bicara, para pelayan bersiaga di samping meja kami, entah kenapa keberadaan mereka mengingatkanku pada aku yang bekerja sebagai waitress dulu, menunggu para tamu untuk selesai bersantap meski kadang dengan perut keroncongan dan semakin nyaring tatkala melihat makanan lezat yang aku hidangkan untuk tamu.

Pernah suatu hari aku ungkapkan ini pada Mas Vicky berharap agar para pelayan tidak perlu bersiaga selama kami makan, toh kalau cuma untuk menambah nasi atau minum aku pun bisa melakukannya, tapi Mas Vicky menolak dengan dalih bahwa ini sudah tradisi keluarga, kami wajib dilayani oleh para pelayan tersebut sebagai tugasnya, aku yang pendatang baru pun mau tidak mau harus beradaptasi dengan kebiasaan di rumah keluarga suamiku meskipun terkadang pada saat Ibu mertua dan suamiku tidak di rumah, aku kerap makan bersama para pelayan di meja makan area dapur.

,Awalnya mereka kaget dan takut.. khawatir apabila suami dan mertuaku mengetahui hal ini, karena tabu buat keluarga suamiku untuk semeja makan dengan para pelayannya, namun aku meyakinkan mereka bahwa aku tidak keberatan dengan itu dan aku pastikan baik Mas Vicky maupun Mami Diah tidak mengetahui ini, semenjak itu aku kerap bercengkrama dengan mereka, mendengarkan keluh kisah hidup mereka yang semuanya berasal dari keluarga tidak mampu, dan ada salah satunya yang yatim piatu sepertiku.

,Setelah santap sarapan selesai, seperti biasa kami kemudian melanjutkan pagi dengan berkumpul di taman belakang sambil menikmati secangkir teh hangat beserta kudapannya.

...“Vicky ini kan hari pertama Utari kerja di kantor kamu, nanti dia biar diantar sama Pak Wasiman ya” ujar mertuaku membuka obrolan pagi kamu...

...“Ga usah lah Mam, Utari berangkat bareng aku aja, kan kami sekantor” jawab suamiku yang sukses membuat aku sedikit terkejut, iya betul dia memang sepupunya tapi seharusnya dia bicarakan kepadaku dulu kan, bagaimana pun Utari itu wanita dewasa, cantik dan penampilannya pun sangat menarik.. apa tidak apa - apa kalau mereka duduk berdua di kursi belakang sopir? ...

Belum sempat aku membicarakan tentang kejadian kemarin sama Mas Vicky, karena tadi malam dia mengeluh capek, hari ini Mas Vicky lagi - lagi memberikan perhatian lebih pada Utari, tanpa membicarakannya dulu padaku, bagaimana pun aku istrinya, aku risih melihat kedekatan berlebihan suamiku dengan wanita lain meskipun itu sepupunya sendiri. Aku ga mengerti jalan pikiran Mas Vicky, kenapa dia harus berangkat bareng Utari, apa dia ga memikirkan pendapat karyawan - karyawannya nanti mengingat Mas Vicky adalah pimpinan perusahaan itu, sementara aku yakin Utari hanya akan jadi karyawan biasa paling tidak untuk sementara ini.

Dan lagi masalah sopir, di rumah ini ada 4 sopir yang stand by menunggu majikannya jika sewaktu - waktu membutuhkan mereka, mobil juga banyak.. tak kurang ada 4 sedan mewah dan 5 jenis kendaraan SUV yang parkir di garasi rumah ini, kenapa harus berangkat bareng, apa Mas Vicky enggak mikirin gimana perasaanku?

...“Vir… Vir” seruan Mas Vicky yang membuyarkan lamunan panjang dan pikiran - pikiranku yang semerawut...

...“Ah iya, kenapa Mas?” Sahutku tergugup...

...“Kamu ngelamunin apa sih nyampe bengong gitu?” Lanjut Mas Vicky seraya menghampiriku dan duduk persis disamping tempatku duduk, tangannya kemudian merangkul pingganggku...

...“Enggak enggak, aku cuma lagi mikirin itu loh Mas, janji sama dr. Salim sore nanti” Jawabku asal, meskipun memang benar aku janjian sama dr. ob-gyn itu...

...“Oh iya kamu ada janji sama Salim ya? Sorry ya sepertinya aku ga bisa nganter sayang.. kamu ga apa- apa kan berangkat sendiri?” Tanya Vicky...

...“Ga apa - apa Mas, nanti aku bisa dianterin Pak Wayan kok” ucapku lembut...

...“Kamu ngapain toh pake ketemu dokter segala?” Seloroh Tante Gendis tiba - tiba, matanya sinis menatapku...

...“Cuma konsultasi masalah kehamilan Tante” ucspku jujur...

Mata Gendis membola

...“Program hamil?” Tanya Tante Gendis, ia lalu menoleh ke Mami Diah yang salah tingkah...

...“Diah, apa ga apa - apa kalau Vicky punya keturunan dari dia?” Nyalang Tante Gendis yang kemudian sukses membuatku kaget luar biasa, sementara Mami Diah dan Mas Vicky diam saja, hanya saja keduanya terlihat salah tingkah...

Apa maksud Tante Gendis tadi? Apa salah jika Mas Vicky punya anak dariku, bukan kah aku istrinya?

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Suasana hening sebentar setelah omongan Tante Gendis tadi, semua seolah terhanyut pada pikiran masing - masing

...”Vick, Tante titip Utari ya, Tante percayakan kepadamu meskipun dulu dia belum berhasil jadi jodohmu, tapi Tante berharap kamu benar - benar menjaganya kali ini” ...

Deg..

...Apalagi ini? ucapan Tante Gendis kali ini benar - benar seperti sengatan listrik buatku, apa maksudnya dengan belum berhasil menjadi jodoh Mas Vicky?...

...“Itu loh Vir dulu keluarga kami sepakat buat menjodohkan Utari sama Vicky” ucap Mami yang mungkin melihat wajahku yang berubah penuh selidik...

...“Iya Vir dulu Utari dan Vicky hendak kami jodohkan, ya maklum lah keluarga kami khawatir dengan Vicky yang dari dulu tidak pernah serius sama perempuan, dan jujur kalau pun ada kami tetap khawatir dengan bibit, bobot, dan bebetnya”...

Lagi - lagi hatiku mencelos mendengar omongan Tante Gendis, ucapan Tante Gendis barusan seperti sayatan sembilu di hatiku, lembut memang cara pengucapannya tapi kata - katanya seolah mengingatkanku akan kedudukanku yang tidak sejajar dengan keluarga suamiku.

...Aku mencoba tersenyum meskipun sedikit aku paksakan, wajar kah jika aku merasa Tante Gendis menyindirku? Dan apa itu tadi, Mas Vicky dan Utari dijodohkan? Kenapa Mami dan Mas Vicky ga pernah cerita, dan kenapa Mas Vicky tidak menjaga jarak dengan Utari? Jujur aku cemburu...

...Berbagai pertanyaan berputar di kepalaku...

...“Ya sudah kamu segera siap - siap ya Vick, kamu juga Utari.. hari pertamamu tidak boleh terlambat” seru Mami Diah sambil bangkit dari duduknya dan beranjak pergi, lalu sisanya pun ikut beranjak dari taman menuju ke kamar masing - masing....

Begitu sampai di kamar, Mas Vicky segera masuk kamar mandi, aku pun mulai menyiapkan keperluannya, aku memilihkan kemeja warna biru dongker dengan dasi berwarna senada, untuk jas aku pilihkan warna hitam dari deretan jas di walk in closet milik Mas Vicky, ini yang aku lakukan setiap hari.. aku benar - benar melayani suamiku sepenuh hati, memastikan semua keperluannya terpenuhi.

Mas Vicky keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan handuk yang melilit bagian bawah tubuhnya, mengekspos perutnya yang berotot dan rata, dada bidang dengan kulit kuning langsatnya, wajahnya yang mulus, dengan rambut tebal hitam yang rapi dan klimis, hidung yang mancung, mata yang tajam, bibir yang penuh.. sungguh pemandangan yang memanjakan mata.

Aku mendekat ke arah suamiku, meraih handuk bersih di dalam nakas di samping meja riasku, suamiku kemudian duduk di depan meja rias.. aku segera membantu suamiku mengeringkan rambut basahnya dengan handuk tadi, suamiku tidak suka memakai hair dryer, ia merasa lebih nyaman dengan remasan tanganku di kepalanya, setelah itu aku pakaikan lotion di muka mulusnya.

Pikiranku tidak lepas dari kejadian kemarin dan omongan Tante Gendis tadi, ingin aku tanyakan hal ini pada suamiku, tapi aku urungkan mengingat suamiku akan berangkat kerja, aku tidak mau merusak suasana hati dan semangat suamiku, biarlah aku tunggu waktu yang tepat.

Setelah Mas Vicky selesai besiap, aku takzim menemaninya turun ke lantai bawah, tak lupa aku menjingjing tas kerjanya di tangan kiriku sedang tanganku yang kanan menggandeng tangannya.

Dari lantai atas aku bisa melihat Utari yang telah menunggu suamiku di ruang utama ditemani oleh Tante Gendis, sesampai di lantai bawah Utari dan Tante Gendis bangkit dari tempat duduknya, kami pun mengantarkan Mas Vicky dan Utari ke depan rumah, Pak Bowo sopir pribadi suamiku sudah berdiri tegap di sebelah mobil mewah yang akan mengantarkan suamiku ke kantornya

...Aku bergegas mencium punggung tangan suamiku, dan di balas dengan ciuman di keningku oleh Mas Vicky...

... “hati - hati sayang” ujarku...

...“siap sayang, pasti.. tunggu aku di rumah kalau ada apa - apa segera hubungi aku” tukas Mas Vicky sambil berjalan ke arah mobilnya...

...“aku pergi dulu ya mba Vira, Ma” ucap Utari kepadaku dan Tante Gendis. ...

Pak Bowo segera membukakan pintu penumpang sebelah kanan untuk suamiku dan membukakan pintu sebelah kiri untuk Utari, ya mereka duduk berdua di kursi penumpang belakang.. entahlah aku benar - benar merasa tidak nyaman melihat kebersamaan mereka, apalagi ketika mengingat ucapan Tante Gendis pada saat di taman belakang tadi.

Tante Gendis mendekatiku, sementara matanya tak lepas dari mobil yang membawa Mas Vicky dan Utari.

...“yang laki - laki ganteng keturunan ningrat dan pengusaha terkenal, yang perempuan cantik keturunan ningrat juga, betul kan Vir? “ ...

Seloroh Tante Gedis tiba - tiba sambil berlalu pergi meninggalkanku, matanya menatapku sinis

Ini apalagi.. apa maksud Tante Gendis? apa Tante Gendis masih mengharapkan Mas Vicky sebagai menantunya? Batinku.

Terpopuler

Comments

fifid dwi ariani

fifid dwi ariani

trus ceria

2023-07-21

0

Jasreena

Jasreena

tp klo perempuan nya pelakor gmn Tante ?

2022-10-12

1

Vivi Bidadari

Vivi Bidadari

Mau jadi ulat bulu dan ulat keket, msih aja maksa mau jadi mantu ya si Utari dasar tante tak punya akhlak

2022-09-18

0

lihat semua
Episodes
1 Banjir cinta
2 Suamiku yang sempurna
3 Kedatangan Sang Penggoda
4 Awal petaka
5 Firasat Vira
6 Konspirasi
7 Konspirasi 2
8 Kabar baik dan kabar buruk
9 Kabar baik dan kabar buruk 2
10 Kedatangan setelah kepergian
11 Kecurigaan Vira
12 Kehancuran Vira
13 Kehancuran Vira 2
14 Siksaan
15 Kembali kehilangan
16 Kepergian Vira
17 Lembaran baru
18 Menata kembali
19 Rasa kehilangan Vicky
20 Rasa kehilangan Vicky
21 Rasa kehilangan Vicky 2
22 Kehidupan baru Vira
23 Kemarahan Vicky
24 Pertemuan
25 Pertemuan 2
26 Kenangan buruk Vira
27 Alex jatuh cinta
28 Rasa simpati Alex pada Vira
29 Perasaan yang mulai terjalin
30 Kerinduan Vicky
31 Perhatian Alex pada Vira
32 I love you Vira
33 Alex yang makin jatuh cinta
34 Kebersamaan Alex dan Vira
35 Kecemburuan Alex
36 Vicky semakin terpuruk
37 Hati Vira yang membeku
38 Hati Vira yang membeku 2
39 Rasa lelah Vira
40 4 sahabat dan 1 cinta
41 4 sahabat 1 cinta (bagian 2)
42 Pengakuan dr. Salim
43 Keinginan Alex
44 Upaya Alex
45 Ajakan Alex
46 Kesedihan Vicky
47 Persaingan antara sahabat
48 Kejutan - kejutan Alex
49 Rencana Alex
50 Rencana Alex (Bagian 2)
51 Pertemuan Vicky dan Vira
52 Luka yang belum sembuh
53 Perasaan Alex
54 Perasaan Vira
55 Kemarahan Vicky
56 Pengakuan dr. Bram
57 Titik terang
58 Kebenaran terungkap
59 Kecemburuan Vira
60 Kecemburuan Vira (Bagian 2)
61 Berdarah
62 Berdarah (Bagian 2)
63 Vira
64 Kejutan
65 Kebahagiaan Vira, kehancuran Vicky
66 Persiapan lamaran
67 Kekecewaan dr. Salim
68 Keluarga besar Vira
69 Permintaan Diah pada Vicky
70 Musibah menjelang pernikahan
71 Menjelang pernikahan
72 Kemarahan keluarga Vicky
73 Pernikahan Alex dan Vira
74 Pernikahan Alex dan Vira (Bagian 2)
75 Vicky tergila - gila
76 Vicky tergila - gila (Bagian 2)
77 Balas dendam Alex
78 Acara Ngunduh Mantu
79 Permintaan Terakhir Vicky
80 Kedatangan Salim dan Bram
81 Penghakiman untuk keluarga ningrat
82 Permohonan Diah
83 Permohononan Diah (Bagian 2)
84 Siasat Diah
85 Berita bahagia
86 Siasat yang mulai dijalankan
87 Patah kembali
88 Hilang
89 Hilang (Bagian 2)
90 Hilang (Bagian 3)
91 Rencana Vira
92 Vira yang tak ingin kembali
93 Kemarahan Vira
94 Kemarahan Vira (Bagian 2)
95 Jera
96 Jera (Bagian 2)
97 Salim lagi, Salim lagi....
98 Ribut - Ribut
99 Skenario Liburan
100 Skenario Liburan (Bagian 2)
101 Liburan awal perdamaian
102 Pembalasan Kepada Vicky
103 Pembalasan Kepada Vicky (Bagian 2)
104 Kejatuhan Vicky
105 Hukum Tabur Tuai
106 Kolaborasi Mertua dan Menantu
107 Babymoon
108 Rencana Utari
109 Acara 7 Bulanan
110 Senjata Makan Tuan
111 Kelahiran Anak Alex dan Vira
112 Alevir
113 Training Menjadi Ayah Siaga
114 Balada Salim
115 Ribut Antar Besan
116 Wening Yang Semakin Murka
117 Rapat Keluarga, Alevir Batal Jadi Sultan?
118 Penyatuan Bram dan Hanum
119 Penyatuan Bram dan Hanum (Bagian 2)
120 Kebahagiaan Alex dan Vira (Episode Terakhir)
121 Harapan Baru Vicky (Episode Bonus)
122 Ketika Hati Vicky Kembali Terbuka (Episode Bonus Bagian 2)
123 Vicky - Laura Jadian
124 Kepergian Diah Menjelang Pernikahan Vicky
125 Pernikahan Vicky
126 Konglomerat dan Puteri Keraton Baik Hati Itu Bernama Vira (End)
Episodes

Updated 126 Episodes

1
Banjir cinta
2
Suamiku yang sempurna
3
Kedatangan Sang Penggoda
4
Awal petaka
5
Firasat Vira
6
Konspirasi
7
Konspirasi 2
8
Kabar baik dan kabar buruk
9
Kabar baik dan kabar buruk 2
10
Kedatangan setelah kepergian
11
Kecurigaan Vira
12
Kehancuran Vira
13
Kehancuran Vira 2
14
Siksaan
15
Kembali kehilangan
16
Kepergian Vira
17
Lembaran baru
18
Menata kembali
19
Rasa kehilangan Vicky
20
Rasa kehilangan Vicky
21
Rasa kehilangan Vicky 2
22
Kehidupan baru Vira
23
Kemarahan Vicky
24
Pertemuan
25
Pertemuan 2
26
Kenangan buruk Vira
27
Alex jatuh cinta
28
Rasa simpati Alex pada Vira
29
Perasaan yang mulai terjalin
30
Kerinduan Vicky
31
Perhatian Alex pada Vira
32
I love you Vira
33
Alex yang makin jatuh cinta
34
Kebersamaan Alex dan Vira
35
Kecemburuan Alex
36
Vicky semakin terpuruk
37
Hati Vira yang membeku
38
Hati Vira yang membeku 2
39
Rasa lelah Vira
40
4 sahabat dan 1 cinta
41
4 sahabat 1 cinta (bagian 2)
42
Pengakuan dr. Salim
43
Keinginan Alex
44
Upaya Alex
45
Ajakan Alex
46
Kesedihan Vicky
47
Persaingan antara sahabat
48
Kejutan - kejutan Alex
49
Rencana Alex
50
Rencana Alex (Bagian 2)
51
Pertemuan Vicky dan Vira
52
Luka yang belum sembuh
53
Perasaan Alex
54
Perasaan Vira
55
Kemarahan Vicky
56
Pengakuan dr. Bram
57
Titik terang
58
Kebenaran terungkap
59
Kecemburuan Vira
60
Kecemburuan Vira (Bagian 2)
61
Berdarah
62
Berdarah (Bagian 2)
63
Vira
64
Kejutan
65
Kebahagiaan Vira, kehancuran Vicky
66
Persiapan lamaran
67
Kekecewaan dr. Salim
68
Keluarga besar Vira
69
Permintaan Diah pada Vicky
70
Musibah menjelang pernikahan
71
Menjelang pernikahan
72
Kemarahan keluarga Vicky
73
Pernikahan Alex dan Vira
74
Pernikahan Alex dan Vira (Bagian 2)
75
Vicky tergila - gila
76
Vicky tergila - gila (Bagian 2)
77
Balas dendam Alex
78
Acara Ngunduh Mantu
79
Permintaan Terakhir Vicky
80
Kedatangan Salim dan Bram
81
Penghakiman untuk keluarga ningrat
82
Permohonan Diah
83
Permohononan Diah (Bagian 2)
84
Siasat Diah
85
Berita bahagia
86
Siasat yang mulai dijalankan
87
Patah kembali
88
Hilang
89
Hilang (Bagian 2)
90
Hilang (Bagian 3)
91
Rencana Vira
92
Vira yang tak ingin kembali
93
Kemarahan Vira
94
Kemarahan Vira (Bagian 2)
95
Jera
96
Jera (Bagian 2)
97
Salim lagi, Salim lagi....
98
Ribut - Ribut
99
Skenario Liburan
100
Skenario Liburan (Bagian 2)
101
Liburan awal perdamaian
102
Pembalasan Kepada Vicky
103
Pembalasan Kepada Vicky (Bagian 2)
104
Kejatuhan Vicky
105
Hukum Tabur Tuai
106
Kolaborasi Mertua dan Menantu
107
Babymoon
108
Rencana Utari
109
Acara 7 Bulanan
110
Senjata Makan Tuan
111
Kelahiran Anak Alex dan Vira
112
Alevir
113
Training Menjadi Ayah Siaga
114
Balada Salim
115
Ribut Antar Besan
116
Wening Yang Semakin Murka
117
Rapat Keluarga, Alevir Batal Jadi Sultan?
118
Penyatuan Bram dan Hanum
119
Penyatuan Bram dan Hanum (Bagian 2)
120
Kebahagiaan Alex dan Vira (Episode Terakhir)
121
Harapan Baru Vicky (Episode Bonus)
122
Ketika Hati Vicky Kembali Terbuka (Episode Bonus Bagian 2)
123
Vicky - Laura Jadian
124
Kepergian Diah Menjelang Pernikahan Vicky
125
Pernikahan Vicky
126
Konglomerat dan Puteri Keraton Baik Hati Itu Bernama Vira (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!