Vanessa P.O.V
"DIPTA!! DIPTA!!" teriak seseorang dari luar kantin. Aku menengoknya ternyata cowok yang tadi, Marvel! "Temen lo manggil tuh." kata ku. "Bentar ya." katanya yang ku jawab anggukan. Dipta langsung menghampiri temannya. Dari raut wajahnya ada raut kecemasan dan amarah. Dia marah?
Dipta menepuk pundak Marvel lalu langsung menghampiri kami. "Kalian bawa senjata kan?" tanya nya. "Ada di motor. Kenapa emang?" tanya Ivan. "Siapin. Kita hadapin sekarang. Ada adek kelas yang udah babak belur." kata Dipta yang membuat ku kaget. "Kalian mau tawuran?" tanya ku yang dia jawab anggukan. "Hati-hati." kata ku yang dia jawab anggukan. "Gw boleh minta tolong sama kalian?" tanya Arsen yang ku jawab anggukan. "Kalian tolong izin sama ketos bilang aja sekolah lagi urgent. Nanti pasti dia ngerti maksudnya. Kalo nanti ada kejadian makin parah, kalian cari tempat sembunyi ya. Di taman belakang, rooftop, lantai paling atas ruangan pojok. Pokoknya sembunyi. Usahain jangan mencar. Nanda, Aira, Cinta gw yakin kalian udah biasa karna ini bukan pertama kalinya sekolah kita diserang." kata Andra yang dijawab anggukan ketiga sahabat ku.
Dipta menatapku lalu dia tanpa aba-aba langsung memeluk ku. Ck! Kesempatan dalam kesempitan. "Gw peluk bentar ya takutnya nanti udah ga bisa meluk lagi." katanya yang ku jawab anggukan. "Hati-hati nanti. Usahain baliknya utuh." kata ku yang dia jawab anggukan.
Dipta dan ketiga sahabat nya pergi. Ketiga sahabat ku langsung menatap ku dengan pandangan bingung. "Lo mulai suka ya sama Dipta?" tanya Cinta yang hanya ku jawab tatapan bingungku. "Ga." jawabku singkat. "Kok kayaknya romance banget sama dia." kata Nanda. "Kenapa emang?" tanya ku. "Gapapa kan bagus aja kalo lo bisa jadian sama dia. Dia kayaknya emang suka sama lo." kata Aira yang ku jawab anggukan.
"Liat nanti aja." kata ku yang membuat ketiga sahabat ku heboh.
Saat aku dan ketiga sahabat ku mau ke kelas, aku melihat Dipta yang tersenyum seraya berjalan memimpin teman-temannya. Aku hanya tersenyum dan mengedipkan kedua mata ku. "Ketos kelas berapa?" tanya ku. "Anak kelas sebelas IPS 2." kata Cinta. "Yaudah kita samperin dia dulu abis itu baru ke kelas." kata Nanda yang ku jawab anggukan.
Kamipun langsung berjalan ke kelas sebelas IPS 2. Aku melihat kelas ini begitu berisik. Ada beberapa siswa yang memancing keributan di kelas.
Tok! Tok! Tok!
"Ini ga ada guru?" tanya ku dingin. "Ga ada, kak. Jamkos." jawab salah satu siswa. "Kerjain tugas ga ada yang berisik. Ketua osis, ikut saya keluar!" kata ku dingin. Salah satu siswa dengan penampilan yang rapih berdiri dan menghampiri ku. "Lo ketos?" tanya ku. "Iya kak." jawabnya. "Ikut gw keluar!" ujar ku. Dia menganggukan kepala nya dan mengikuti ku keluar kelas.
"Gw ga mau basa basi. Gw mau nyampein aja ya pesan dari Dipta. Dia sama anak-anak carberus lagi jaga karna katanya ada musuh. Lo pasti ngerti jadi gw harap lo bisa urus izin mereka. Pastiin guru-guru ga ada yang ngasih sanksi ke mereka juga ya tolong. Oh iya satu lagi, kata Dipta kalo musuh udah deket pasti lo tau apa yang harus dilakuin." kata ku.
"Okay berarti Ka Dipta sama Carberus lagi jaga ya kak?" tanya ketos yang ku jawab anggukan. "Iya yaudah kita duluan ya." kata ku yang dijawab anggukan ketos itu. Aku dan ketiga sahabat ku langsung menuju ke kelas.
Saat menuju ke kelas, ada lima cewek yang menghadang kami. Salah satu dari mereka menarik tangan ku. "Siapa nya Dipta lo?" tanya nya. "Pacar." jawabku seraya mengeluarkan smirk. Cewek itu keliatan kaget lalu saat dia mau menampar ku, aku langsung menahan tangannya dan langsung memelintir tangannya itu. "Jangan sentuh muka gw. Perawatannya mahal. Nanti lo ga mampu bayarin gw kalo mau perawatan." kata ku seraya tertawa.
"Jauhin Dipta. Dia punya gw." katanya. "Ga nanya." jawabku. Saat aku mau melanjutkan perjalanan, kelima cewek itu malah tetap diposisi nya. Aku langsung mendorong cewek yang ada didepanku agar menyingkir dari jalan. "Jangan nutupin jalan. Ganggu." kata ku.
Kamipun tiba di kelas, aku langsung mengambil tumblr lalu membukanya. "Gila berani juga lo sama Diva and the genk." kata Cinta. "Kenapa harus takut?" tanya ku seraya meminum air di tumblr ku.
Ga lama kemudian, bell selesai istirahat berbunyi. Guru pun mulai masuk ke kelas ku.
Aku sedang mencatat materi sampai akhirnya aku melihat beberapa teman ku ada yang baru kembali. Mereka langsung melewatiku lalu menyelipkan satu kertas ke dekat buku ku. Aku langsung membukanya, ternyata dari Dipta.
-Nanti pulang sama gw. Ga ada penolakan. Eh iya nanti istirahat kedua, kita ketemu di kantin lagi ya. Kita semeja lagi. Ga ada penolakan. ~Dipta~ -
Aku hanya tersenyum dan langsung menyimpan surat itu ditempat pensilku.
"Kenapa lo?" tanya Cinta. "Si Dipta udah balik. Dia ngajak istirahat bareng." kata ku seraya tersenyum. "Keliatan banget lo suka dia. Ngapain sih tetep pura-pura ga suka sama dia?" tanya Cinta yang membuat ku bingung. "Eng--enggak kok." kata ku gelagapan. "Iya deh iya." kata Cinta seraya tersenyum.
Ga lama kemudian, bel istirahat kedua berbunyi. Guru ku yang lagi beres-beres barangnya akhirnya selesai dan pamit keluar dari kelas. Aku langsung berdiri lalu meminum air di tumblr ku. "Mau ke kantin sekarang, Nes?" tanya Cinta. "Temenin gw ke kamar mandi dulu ya. Gw mau pipis." kata ku. "Sama gw aja, Nes. Gw juga mau kesana. Nanda sama Cinta biar duluan aja." kata Aira yang ku jawab anggukan. "Iya, Nes. Gw sama Nanda juga mau sholat dulu. Lo ga sholat?" tanya Cinta yang ku jawab gelengan. "Lagi ada tamu." kata ku yang dijawab acungan jempol Cinta.
Aku dan Aira berjalan ke toilet. Aku langsung memasuki salah satu bilik. Setelah selesai dengan urusan ku, aku pun keluar dari bilik dan mencuci tangan. Kamipun keluar dari kamar mandi.
Saat ini, aku dan Aira menuju ke kantin. Aku melihat ada Dipta dan ketiga sahabat nya yang udah duduk ditempat mereka yang biasa. Ada kedua sahabatku juga udah duduk disana. "Ra, gw mau mesen makanan dulu. Bilang aja ke mereka ya gw mau pesen duluan." kata ku yang dijawab anggukan Aira.
Aku langsung mengarah ke tempat penjualan nasi goreng. Akupun membelinya, tidak lupa dengan membeli beberapa gorengan. Setelah selesai, aku langsung menunggu nasi goreng dan gorenganku jadi. "Ka Vanessa!!" sapa beberapa adik kelas yang ku jawab senyuman. "Hai!!" sapa ku tersenyum.
"Eh ada pacar." kata Dipta yang hanya ku tatap lalu aku langsung duduk disebelahnya. "Udah makan?" tanya ku. "Masih kenyang. Kan tadi lo beliin mie ayam." kata Dipta yang ku jawab anggukan. Aku mulai menyuap nasi goreng ke mulut ku seraya menatap teman-teman ku. "Kalian makan aja. Gw traktir." kata ku yang membuat ketiga sahabatnya Dipta berbinar. "Beneran nih Nes?" tanya Nanda yang ku jawab anggukan. "Gw mau beli burger boleh?" tanya Arsen. "Beli aja." kata ku yang membuat ketiga sahabat Dipta bersorak ria. Mereka langsung menarik ketiga sahabat ku untuk membeli makanan bersama.
Aku langsung mengambil sesendok nasi goreng lalu menyuapi Dipta. "Makan. Sedikit aja gapapa yang penting keisi perut nya. Jangan nanti pas mapel lo malah ke kantin." kata ku seraya menyuapi nya. "Iya deh gw makan. Kan disuruh calon jodoh." kata Dipta yang membuat ku menaikan alis kanan. "Ngarep." kata ku singkat.
"Berharap gapapa, over ekpetasi yang ga boleh." kata Dipta. "What Ever." jawabku.
Mata ku tertuju ke satu bagian baju Dipta yang berwarna merah. Kok kayak darah? "Ini kenapa?" tanya ku. "Gapapa kok cuman kebeset belati doang tadi." kata Dipta yang membuatku terkejut.
"Gila lo ya. Ya kali ini luka ga diobatin! Ayo nanti ke UKS. Sekalian cek temen-temen lo. Jangan-jangan mereka sama-sama sedeng nya kayak lo. Luka kenapa ga diobatin ya ampun!!!" kata ku seraya mengambil tissu dan menghampiri salah satu orang yang jualan minuman.
"Bu? Boleh minta es batu nya?" tanya ku. "Boleh neng, ini." kata si ibu itu seraya memberikan es batu di satu mangkok. "Simpen disini dulu ya bu nanti saya ambil. Jangan sampai cair." kata ku. Aku langsung mengeluarkan uang lima ribu lalu segera kembali ke meja.
"Ngapain lo, Nes?" tanya Cinta. "Nih cunguk satu, luka ga diobatin. Darah nya tuh liat, ngalir." kata ku seraya kembali duduk disebelah Dipta. "Tenang aja, Nes. Jam istirahat kedua kan lama nih, nanti kita ke uks aja." kata Aira yang ku jawab anggukan.
Aku langsung menyuapi Dipta sampai aku sendiri lupa kalau ini makanan aku. Pas udah tinggal lima suap, baru inget. "Lo ga makan?" tanya Dipta. "Enggak deh ga nafsu gw kalo udah liat darah." kata ku. "Paling enggak minum lah. Nih minum dulu." kata Dipta seraya mengarahkan sprite ke arah bibir ku. "Jangan." kata ku menolak. "Kenapa? Biasanya lo minum dah." kata Ivan. "Gw lagi dapet. Makanya jangan kasih gw gituan. Udah sans aja. Gw di kelas ada air kok." kata ku.
Setelah selesai, aku langsung membayar makanan yang dibeli keenam teman ku dan juga mengambil es batu lalu setelah itu, kami berdelapan menuju ke uks. "Lain kali jangan kayak gini. Kalo ada luka, obatin." kata ku seraya menggenggam tangan Dipta. Dipta dan ketiga sahabatnya langsung duduk diatas tempat tidur. Mereka langsung membuka baju seragam menyisakan kaos hitam yang menempel di badan mereka.
Aku meringis melihat luka-luka di tangan dan ada di pundak mereka. Baju hitam bagian pundak nya Ivan, Arsen dan Andre terlihat robek, sedangkan tangan kiri Dipta ya aku melihat darah nya yang masih keluar. Aku langsung mengambil empat saputangan lalu meletakan es batu didalamnya. "Tolong kalian juga kompresin ya. Nih masukin aja es batunya." kata ku yang dijawab anggukan ketiga sahabat ku.
"Ssshhh! Pelan-pelan, Nes." kata Dipta. "Eh! Eh! Sorry, Ta." kata ku seraya memelankan tekananku. Setelah aku rasa cukup, aku langsung mengambil kapas lalu menuangkan sedikit betadine lalu mulai mengoleskan ke luka nya. "Lain kali obatin. Masih untung ga sampai infeksi." kata ku cuek.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments