Rumah di Bogor

Vanessa P.O.V

"Hey, Vanessa! Kamu harus ganti uang yang udah di keluarin keluaga ini buat kamu!" kata tante Maya seraya memegang tanganku. "Lepasin. Saya akan ganti. Di kartu ini ada uang isinya satu miliyar yang tadi udah dibilangin sama pengacara ayah saya. Kode nya 500505." kata ku seraya menghempaskan genggaman tangannya.

Hira, sepupu ku terlihat sedang menatapku dan tersenyum. "Selamat ya, gw turut seneng sama kebahagiaan yang bakalan lo dapetin. Makasih ya buat uang nya. Gw pastiin gw bakal gunain buat yang terbaik." kata Hiza yang ku jawab anggukan. Aku langsung menarik koper ku dan mengambil totte bag berisikan berkas-berkas yang tadi sudah aku rapihkan. Mulai sekarang, aku akan tinggal di rumah ku yang ada di Bogor.

Klakson mobil akhirnya membuatku tersadar, ini saatnya aku berangkat. Aku langsung masuk kedalam mobil yang merupakan milik Jihane, pengacara keluarga ku lalu kamipun segera menuju ke Bogor.

***

Saat kami sampai di rumah yang katanya untuk ku. Ternyata ini diluar ekspetasi ku. Rumah ini sangat luas! "Euuummm mbak Jihane? Maaf sebelumnya, kalau memang ini rumahnya mendingan alihin aja deh jadi villa." kata ku.

"Lho kenapa emangnya?" tanya Mbak Jihane. "Ini terlalu besar, mbak. Vanes kan cuman sendiri. Mendingan Vanes di apart aja kalau gitu ya." kata ku. "Hmmmm, yaudah gapapa kalau gitu. Berarti kamu tetep mau ganti sekolah atau enggak nih?" tanya Mbak Jihane. "Pindah aja, mbak." kata ku. "Okay." jawabnya.

Kamipun segera keluar dari mobil untuk bertemu dengan pengurus rumah ini. "Mang Suryo! Ini anaknya Pak Bramantyo. Yang waktu itu masih kecil itu loh pas kesini." kata Mbak Jihane kepada seorang laki-laki tua. Laki-laki itu melihat kearah ku dan tersenyum dengan mata berkaca-kaca.

"Punten pisan ya neng ya. Mang Suryo pangling sama eneng. Gimana kabarnya?" tanya laki-laki itu. Ah! Aku ingat! Dia dulu sering membelikan ku permen saat papa dan mama lagi keluar untuk membeli keperluan kami selama dirumah.

"Baik, mang. Maaf ya Vanes juga jadi pangling. Yaudah mbak Jihane, Vanes disini aja." kata ku tersenyum. "Puji tuhan. Yaudah kalau gitu mbak pergi ya mau urus sekolah kamu. Mbak mau daftarin kamu di SMA negri boleh? Atau mau swasta aja?" tanya Mbak Jihane. "Dimana pun boleh kok mbak. Yang penting fasilitasnya bagus ya." kata ku tersenyum. "Okay. Nanti sekalian mbak mau beli mobil buat kamu." kata Mbak Jihane yang membuatku kaget. "Buat apa?" tanya ku. "Ya buat kamu ke sekolah dong. Masa iya kamu ngeteng kesana nya." kata Mbak Jihane. "Kan bisa beli motor. Udah beli motor aja. Pokoknya Vanes mau ga boleh ada yang tau kalau Vanes itu anaknya papa." kata ku seraya tersenyum.

"Emangnya kenapa neng? Nanti neng ga punya temen loh." kata Mang Suryo. "Gapapa, mang. Ini biar Vanes bisa dapet temen yang bener-bener tulus." kata ku tersenyum. "Yaudah kalau gitu. Mbak pergi dulu ya. Pak, titip dia ya." kata Mbak Jihane. "Siap, neng!" kata Mang Suryo.

Setelah Mbak Jihane pergi, aku langsung tersenyum. "Mang Suryo tinggal dimana emangnya?" tanya ku. "Ga jauh dari sini kok neng. Kenapa emangnya?" tanya Mang Suryo. "Tadinya biar tinggal di rumah ini. Vanes ngerasa rumahnya kegedean." kata ku. "Tenang aja neng, dibagian belakang rumah ada rumah kecil itu kamar-kamar pembantu. Ayo biar Mang Suryo kenalin ke mereka!" kata Mang Suryo.

Kamipun segera masuk ke dalam rumah dan melihat ada satu wanita yang sudah terlihat cukup tua sedang tersenyum. "Bang, ini non Vanes ya?" tanya wanita itu. "Iya neng. Ini anak yang dulu kamu ledekin sampai nangis nih." kata Mang Suryo. "Hayo, neng masih inget gak sama saya? Saya Bi Darti. Istrinya Mang Suryo." kata wanita itu.

Aku hanya tersenyum dan menganggukan kepala ku. "Ayo neng, biar sama bibi aja ya. Mang Suryo mah harus bersihin kebun." kata Bi Darti yang ku jawab anggukan.

Kami mulai memutari rumah. Hmmm luas juga. "Berdiri kalian!" kata Bi Darti lantang. Aku melihat ada gadis yang langsung berdiri. "Perkenalkan ini Non Vanessa. Dia anak tunggal dari tuan Bramantyo. Kalian layani dia, kalau dia butuh sesuatu segera penuhi kebutuhannya." kata Bi Darti. "Baik, bu." kata kelima gadis itu.

"Kalian jangan terlalu kaku sama saya ya. Saya mau dilayani kayak biasanya aja." kata ku yang dijawab anggukan kelima gadis itu.

***

Pagi ini aku terbangun dan merasa asing. Oh iya ini rumah orang tua ku! Aku langsung mengikat rambut ku dan langsung meminum segelas air putih yang semalam aku ambil.

"Pagi, non Vanes!" sapa salah satu gadis. "Pagi, nama kamu siapa?" tanya ku. "Nama saya Layla, non." katanya. "Umur berapa?" tanya ku. "Dua puluh satu tahun." kata nya. "Waduh bahkan lebih tua loh dari pada Vanes. Vanes panggil kakak boleh ya?" tanya ku. "Jangan non nanti saya diomelin sama Bu Darti." katanya. "Nanti biar Vanes yang bilang ke Bi Darti." kata ku. "Disini semua pembantu rata-rata nya umur da puluhan non." katanya. "Yaudah berarti kalian semua kakaknya Vanes!!" kata ku tersenyum. "Ayo non, makan dulu. Tadi Bi Darti udah masakin makanan buat non." kata Ka Layla. Akupun mengangguk dan langsung menuju dapur.

Saat aku baru sampai di dapur, aku mendengar obrolan beberapa gadis disana. "Eh kalian liat ga sih muka nya Non Vanes? Cantik ya mukanya." kata salah satu gadis. "Iya bener itu mah kalo dikampung gw udah jadi kembang desa." kata salah satu gadis lainnya. "Ah tapi menurut gw mukanya biasa aja deh. Ya maklum aja sih itu mah kan dia skincare. Lah kita? Pelayan gini mada ada duit nya." kata salah satu gadis lainnya.

"Gw denger-denger, dia tadinya mau tinggal di apart karna ga ada yang dia kenal disini. Sombong banget ga sih?" kata gadis itu lagi. "Lo jangan gitu. Dia itu baik sama kita. Lo sinis gitu kayaknya lo ngiri ya sama kehidupan dia?" kata gadis yang tadi aku dengar di awal. "Ya iyalah. Tapi gw tau sih dia sombong ya karna dia kaya." kata gadis itu dengan nada sinis.

Aku langsung berdehem dan ketiga gadis itu langsung terkejut dan menatapku. "N-non Vanes?" panggil salah satu gadis itu. "Jangan kaget. Gapapa kok kalian omongin saya. Wajar karna kita baru ketemu kemarin sore. Perkenalkan nama saya Vanessa. Dan saya mau kita semua berteman disini. Saya akan memanggil kalian kakak karna kalian lebih tua dari saya." kata ku tersenyum.

***

Tok!

Tok!

Tok!!

"Vanes! Vanes! Yuhuuuu ini Mbak Jihane!!" Ucap Mbak Jihane yang baru aja dateng ke rumah ku. "Maaf mbak barusan Vanes lagi makan. Masuk ayo sekalian sarapan bareng!" ajak ku.

"Ka Linda! Kak Olin! Tolong kak bawain piring satu lagi ya isiin nasi goreng!" kata ku seraya memasuki ruang makan. Aku langsung mengambil satu cangkir lalu langsung menuangkan teh manis kedalamnya. "Minum dulu mbak!" kata ku tersenyum. "Makasih, Vanes!" kata Mbak Jihane. "Ada apa nih mbak kesini pagi-pagi?" tanya ku.

"Mbak udah daftarin kamu di sekolah yang ada di Bogor. Nama sekolahnya, SMA PADJAJARAN. Gimana? Kamu mau kan disana?" tanya Mbak Jihane. "Vanes mah mau aja mbak." kata ku tersenyum. "Bagus. Tapi maaf ya Nes, besok kamu berangkat naik ojek online. Gapapa?" tanya Mbak Jihane. "Gapapa kok mbak. Emang motornya kenapa?" tanya ku. "Permintaannya banyak Nes. Kamu juga kan belum ada SIM." kata Mbak Jihane. "Yaudah nanti kita beli sepeda aja deh. Gimana?" tanya ku yang membuat Mbak Jihane tertawa. "Ada aja kamu akal nya." kata Mbak Jihane. "Gapapa dong kan kita ngirit." kata ku tertawa. "Yaudah nanti abis kamu mandi, kita langsung ke toko sepeda." kata Mbak Jihane yang ku jawab anggukan.

***

"Gimana, Nes? Udah ketemu belum?" tanya Mbak Jihane yang ku jawab anggukan. "Ini aja, mbak." kata ku menunjuk satu sepeda gunung berwarna hitam. "Ga mau yang sepeda listrik aja?" tawar Mbak Jihane yang ku jawab gelengan. "Vanes itu mau sekolah bukan mau pamer. Lagian gapapa mbak biar enak dibawa nya." kata ku tersenyum.

"Yaudah deh kalo gitu. Kamu mau beli apa lagi?" tanya Mbak Jihane. "Tas sama keperluan sekolah deh mbak. Di rumah ada ruang kerjanya papa kan tuh tapi kebanyakan berkas perusahaan. Jadinya nanti Vanes belajar disitu aja." kata ku tersenyum. "Iya bagus kalo gitu nanti siapa tau kamu bisa sekalian pelajarin perusahaan papa kamu." kata Mbak Jihane yang ku jawab anggukan.

Setelah pembayaran selesai, kamipun menuju ke Botani Square. Kami mulai berbelanja barang-barang seperti tas untuk ku sekolah. Aku membeli tiga tas berwarna hitam dengan model yang berbeda-beda. Aku juga sempat mampir ke bagian skincare dan membeli banyak masker. Setelah membeli peralatan menulis dan buku tulis juga akhirnya kami memilih pulang ke rumah.

"Bi Darti, tolong ya besok bangunin Vanes di jam enam pagi. Vanes besok mulai sekolah. Sarapan nanti bawain aja pakai bekal ya." kata ku saat baru keluar dari mobil. Bi Darti tersenyum dan menganggukan kepala nya. "Siap atuh neng. Besok mau sarapan apa neng?" tanya Bi Darti. "Apa yang bibi buat pasti Vanes makan kok bi." kata ku tersenyum. "Oh gitu yaudah bibi pulang duluan ya. Selamat sore, neng." kata Bi Darti yang ku jawab anggukan.

Aku masuk ke dalam rumah dan melihat ada makanan yang dihidangkan diatas meja makan. "Ka Layla? Ka Olin?" panggil ku. "Iya non! Sebentar saya kesana dulu." kata Ka Layla.

Ga lama kemudian kedua orang yang tadi aku panggil datang. "Kak, panggil yang lainnya kesini kita makan bareng ayo! Abis itu kita skincare barengan juga!" ajak ku. "Beneran ini non? Wah! Ayo, La!" ajak Ka Olin semangat.

Ga lama kemudian kelima gadis yang bekerja disinipun datang. Mereka langsung berdiri disebelah ku dan menundukan kepala nya. "Kenapa kalian nunduk? Vanes kan ga mau makan kalian. Apa muka Vanes serem ya?" tanya ku. "Biasa itu mah non, mereka masih malu." kata Ka Olin. "Ya ampun gapapa. Ayo makan, duduk ayo duduk!" kata ku.

Kamipun mulai makan bersama setelah itu akupun menepati omongan ku. Aku dan kelima gadis pekerja dirumah ini akhirnya maskeran bareng guys. Setelah dibilas, akupun pamit tidur begitu juga dengan kelima gadis itu.

Terpopuler

Comments

Not Your Fav Gurl

Not Your Fav Gurl

Hallo semua, makasih ya sudah membaca cerita ini. Kritik dan saran bisa langsung aja ungkap di koment lho.. Makasih semua😍

2022-11-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!