Dokter Ricard mengangkat tubuh Jennie dan langsung membawa wanita itu ke ruangan Dokter Siska.
"Sebaiknya Dokter keluar dulu ! Karena, saya akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu."
Setelah Dokter Ricard keluar, Dokter Siska segera memeriksa fisik guna menemukan bukti jika pasiennya benar-benar korban pelecehan seksual.
Setelah membuka bathrobe yang digunakan Jennie Dokter Siska melihat banyak bekas cumbu-an di area perut dan paha Jennie. Tak hanya itu saja, Dokter Siska juga memeriksa bagian vital Jenni dan benar dugaannya jika, Jennie baru saja menjadi korban pelecehan seksual.
Dokter Siska kembali memakaikan pakaian Jennie dan keluar memanggil Dokter Ricard.
"Jadi benar dugaan Dokter ?" Dokter Ricard begitu penasaran.
"Iya Dok, dugaan saya benar karena terdapat beberapa beberapa bekas cumbu-an serta bagian vitalnya lecet dan membengkak. Saya juga mendapati bagian pergelangan tangannya memerah mungkin saja pelaku mengikat tangannya agar tidak bisa melawan."
Penjelasan Dokter Siska membuat Dokter Ricard merasa sangat emosi dan kasihan dengan adik temannya itu. Tapi, Ia bingung siapa yang telah melakukan hal kejam itu.
Sejam berlalu Jennie akhirnya tersadar namun sedetik kemudian wanita itu berteriak meminta tolong saat melihat Dokter Ricard duduk disampingnya.
"To-tolong ! Tolong Jennie ! Jennie nggak mau diperkosa ! Jennie nggak mau." Jennie berteriak sambil memeluk kakinya, tubuhnya kembali bergetar membuat Dokter Ricard kesulitan untuk mendekati wanita itu dan mengajaknya berbicara.
"Biar saya saja Dok, mungkin Ia merasa terancam jika melihat ada pria yang mendekatinya."
Dokter Siska segera mendekati Jennie dan mencoba berbicara dengan selembut mungkin agar wanita itu bisa tenang.
"Heiii,,, nama kamu Jennie kan ? Apa kita bisa berkenalan ?" namun Jennie masih terus meminta tolong dan memeluk kakinya meskipun wanita itu tidak berteriak lagi, "Jennie coba kamu tenang dulu sayang ! Disini tidak akan ada yang menyakitimu."
Jennie yang mendengar suara lembut dari Dokter Siska seketika mendongak dan menatap Dokter Siska, wanita itu segera memeluk begitu erat tubuh Dokter Siska.
"Mbak, tolong ! Tolong saya ! Kakak jahat, kakak sudah memperkosa Jennie mbak. Kakak jahat." Dengan suara bergetar Jennie mengadu dengan Dokter Siska.
Dokter Ricard membulatkan mata saat mendengar pernyataan Jennie. Tadinya pria itu merasa tidak yakin jika Kai yang melakukan hal bejat seperti itu kepada adiknya meskipun, Ia tau jika Kai sangat membenci Jenni tapi Ia masih berusaha berpikir positif.
Namun saat mendengar penuturan Jennie, Ia sangat terkejut dengan kenyataan ini, Ia begitu marah dengan Kai yang telah bertindak se-keji ini. Apa sebegitu bencinya Ia dengan adiknya hingga berbuat hal seperti ini.
Dokter Ricard segera melangkah keluar meninggalkan Dokter Siska dan Jennie. Tujuannya saat ini untuk menemui Kai yang biadab itu. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan jalan pikiran temannya itu. Dokter Ricard melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju apartemen Kai, Ia sangat yakin jika pria biadab itu sedang berada di apartemennya.
Dokter Ricard menekan bel berkali-kali sehingga membuat sang penghuni apartemen merasa kesal.
Ceklek....
"Sia-" belum juga Kai menyelesaikan kata-katanya Dokter Ricard sudah melayangkan tiga bogeman mentah ke wajah tampan pria itu. Kai tersungkur ke lantai setelah tinjuan ketiga berhasil didaratkan oleh Dokter Ricard dengan begitu keras.
Kai memegangi bagian ujung bibirnya yang terasa perih lalu menatap tajam Dokter Ricard, "Apa maksudmu menyerang ku begini sialan ?" Kai segera berdiri dan melayangkan tinjuan di wajah Dokter Ricard.
Tak mau kalah, Dokter Ricard juga membalas kembali pukulan Kai hingga terjadilah perkelahian saling tonjok-tonjokan. Beruntung kedua teman mereka muncul memisahkan mereka.
Joshua dan Riko yang baru saja tiba dibuat terkejut saat melihat Kai dan Dokter Ricard saling memukul. Niat hati ingin menemui Kai karena pria itu baru saja menelpon mereka jika dirinya sedang ada masalah. Tapi yang mereka dapati adalah perkelahian antara Kai dan Dokter Ricard.
"Lepaskan aku !" pinta Dokter Ricard berusaha melepaskan diri dari pelukan Riko, "biarkan aku membunuh bangsat ini ! Dia tidak pantas untuk hidup. Cuiih." Dokter Ricard meludah ke wajah Kai sehingga membuat pria itu semakin terbakar emosi.
"Maksudmu apa sialan HAH ? Tiba-tiba datang dan memukuliku?" Kai mengusap wajahnya yang terkena air ludah.
"Kau tanya maksudku apa ?" tanya Dokter Ricard tersenyum sinis, "apa kamu sedang bersandiwara tidak tau maksud kedatanganku ?" lanjutnya.
Kai tidak menjawab, Ia tau pasti jika kedatangan temannya untuk bertanya tentang keadaan Jennie. Mungkin saja, wanita itu telah mengadukan jika dirinya telah dilecehkan oleh kakaknya sendiri.
"Mengapa terdiam ? Apa kamu sudah paham maksud kedatanganku ?" Dokter Ricard tersenyum menyeringai.
Melihat keduanya masih saling melempar tatapan permusuhan akhirnya Riko bertanya apa permasalahan yang membuat mereka bertengkar ? Bukankah selama ini mereka baik-baik saja tapi, kenapa tiba-tiba mereka terlibat perkelahian.
"Sebenarnya apa yang terjadi dengan kalian ?"
Mendengar pertanyaan Riko, Dokter Ricard menjawab tanpa memutuskan tatapan permusuhan dengan Kai. Ia mengepalkan tangannya berusaha menahan emosinya agar tidak meledak-ledak kembali.
"Tanyakan kepada temanmu itu ! Apa yang telah Ia perbuat kepada adiknya ?" setelah mengucapkan itu Dokter Ricard segera membalikkan badannya dan meninggalkan ketiga temannya.
Sementara Kai mengacak-acak rambutnya, "Arggg... Sialan..." Umpatnya lalu masuk kedalam apartemennya diikuti oleh kedua temannya.
Riko dan Joshua saling lempar pandangan seolah bertanya mengapa Kai terlihat sangat frustasi. Mereka terdiam dalam pikiran masing-masing, lebih tepatnya Kai yang terdiam memikirkan jalan keluar masalahnya ini sedangkan kedua temannya menunggunya membuka suara.
Kai menarik nafasnya kasar lalu menatap kedua sahabatnya, "Katakan padaku ! Apa yang harus aku lakukan agar keluar dari masalah ini ?"
Riko dan Joshua kembali saling melempar pandangan, mereka tidak tau apa yang harus Kai lakukan agar terbebas dari masalahnya sementara masalah Kai sendiri mereka tidak tau.
"Jika kalian tidak bisa memberikan solusi lebih baik kalian pergi !" Kai begitu kesal melihat temannya hanya terdiam.
"Masalahnya kami tidak tau masalah yang kamu hadapi." Jawab Joshua jujur.
Kai memutar bola matanya dan kembali terdiam.
'Bagaimana reaksi Ayah dan Bunda saat tau kejadian ini ?' tanya Kai membatin, ' pasti mereka sangat marah terlebih lagi wanita itu merupakan anak kesayangan mereka.'
Inilah alasan Kai membenci adiknya. Semua bermula saat kedua orang tuanya lebih mementingkan sang adik daripada dirinya. Kai merasa posisinya sebagai seorang anak tersingkirkan oleh wanita itu. Kai tersadar dari lamunannya dan mulai bercerita tentang permasalahannya.
"Semalam saat mabuk aku pulang ke rumah utama dan dalam keadaan tidak sadar aku mengambil kesucian wanita itu."
Mendengar penuturan taman keduanya tampak terkejut tapi seketika mereka merubah ekspresi menjadi bingung.
"Siapa wanita yang kamu rusak ?" tanya Joshua penasaran.
.
.
.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hiii selamat bergabung di karya keduaku🤗 Jangan lupa jadikan novel ini novel favorit kalian ! Berikan dukungan dengan cara like dan komen ! Kirim-kirim juga hadiah untuk novel ini supaya Author tambah semangat 💪❤️❤️❤️
~Salam dari Merauke - Bugis❤️~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Fara F
Itu Riko sama joshua ternyata lemot juga ya..aku tertawa pas part ending dek😂
Kai benar-benar biadab sih kalau jennie beneran adik kandungnya...
keren dek👍 ceritamu ini..sulit loh buat story yang bahasannya mengacu pada psikologis dan kamu patut diacungin jempol nih👍👍👍
semangat up💪 dan sukses selalu untukmu😘
2022-08-03
5
naumiiii🎈✨
Aaaa upp lagiiii semangat othorrr
2022-08-03
5