Kai menghubungi asisten Jhon agar segera membawa Dokter untuk memeriksa keadaan Jennie. Kai menatap adiknya yang terbaring di atas ranjang dengan memakai bathrobe , wajahnya terlihat pucat.
Tak berselang lama asisten Jhon datang bersama seorang Dokter.
"Selamat pagi Tuan." sapa asisten Jhon yang tidak mendapat balasan dari orang yang Ia sapa.
Kai menatap Dokter itu, "Cepat periksa dia !" ucapnya memerintah sang Dokter.
Dokter itu menatap Kai lalu memukul pundaknya, "Kau apakan lagi adikmu ?" tanya sang Dokter sekaligus teman Kai.
"Jangan banyak bicara ! Cepat periksa dia !" perintah Kai lalu melangkah ke sofa.
Asisten Jhon dan Dokter Ricard hanya mampu geleng-geleng kepala. Mereka tidak habis pikir dengan Kai yang begitu membenci adiknya.
Dokter Ricard mendekati Jennie yang masih belum sadarkan diri namun, sebelum memeriksanya Dokter Ricard menatap Kai.
"Apa kamu menganiaya adikmu ?" Dokter Ricard menyipitkan matanya.
Kai mengerutkan keningnya, "Yang benar saja kau menuduhku ?" jawabnya tidak terima.
"Lalu kenapa bisa leher adikmu memerah seperti itu ?" Dokter Ricard menunjuk leher Jennie yang memerah dan lecet.
"Aku tidak tau," jawab Kai dengan santai "tadi pagi aku mendapatkan dia pingsan di dalam bathtub." lanjutnya lagi.
Pernyataan yang keluar dari mulut Kai membuat Dokter Ricard dan asisten Jhon terkejut. Bagaimana bisa Kai mendapati adiknya pingsan dalam kamar mandi ? Apa Kai mendapati adiknya dalam keadaan telanjang ? Apa Kai yang menggendong sang adik keluar dan memakaikannya bathrobe ? Dan begitu banyak lagi pertanyaan yang muncul dalam benak kedua pria itu.
"Apa kau-" Dokter Ricard baru saja ingin bertanya namun, kalimatnya terhenti saat mendengar suara Jennie.
"Jangan! Jangan! Jangan! Hiks...hiks..." Jennie merancau dalam keadaan tidak sadar, "Jangan! Berhenti! Sakit!" dahinya tampak dipenuhi buliran keringat.
"Jennie... Jen..." Dokter Ricard mencoba menyadarkan Jennie dengan menepuk-nepuk halus wajah wanita itu.
Jennie akhirnya tersadar dan mendapati Dokter duduk disampingnya. Wanita itu segera terbangun dan menarik selimut memeganginya begitu erat karena ketakutan. Tubuhnya bergetar hebat kala Dokter Ricard mencoba menyentuh lengannya.
"Jangan!" Jennie terus menggelengkan kepalanya, "jangan ! Aku mohon jangan sentuh aku! Hiks...hiks..." Wanita itu menggelengkan kepalanya sebagai tanda Ia menolak disentuh, Ia terisak dan terus berteriak membuat Dokter Ricard dan asisten Jhon cemas dan bingung dengan keadaan Jennie.
"Hiks...hiks... Jennie kotor... Bunda...hiks...hiks... Jennie kotor... Akhg..." Jennie terus menggosok tubuhnya seolah sedang membersihkan kotoran yang menempel ditubuhnya.
"Dokter bawa obat bius ?" tanya asisten Jhon.
"Tidak," jawab Dokter Ricard menggeleng, "Kai sebenarnya apa yang terjadi dengan Jennie ? Kena bisa adikmu histeris seperti ini ?" Dokter Ricard mencoba mencari jawaban mengenai keadaan Jennie.
"Aku tidak tau" jawab Kai dengan singkat kemudian berdiri dan menuju pintu keluar.
"Ck... Bisa-bisanya kamu sesantai ini melihat keadaan adikmu, Kau sebenarnya punya hati atau tidak sih ?" Dokter Ricard begitu emosi melihat Kai yang begitu tenang sementara sang adik sedang tidak baik-baik saja.
Kai tidak memperdulikan ucapan Dokter Ricard, Ia tetap melangkah pergi meninggalkan kamar Jennie.
"Kenapa ? Kenapa Kakak tega melakukan itu ? Hiks...hiks...hiks... Jennie membenci Kakak...hiks... hiks..."
Dokter Ricard yang melihat Jennie sangat kacau merasa kasihan, Ia sangat yakin jika wanita cantik itu mentalnya tidak baik-baik saja. Akhirnya Dokter Ricard segera menghubungi temanya yang berprofesi sebagai dokter ahli psikiatri.
Setelah menelpon Dokter Ricard berusaha membuat Jennie tenang. "Jennie, tenanglah ! Tak ada yang ingin menyakiti kamu, kami hanya ingin memeriksa keadaanmu."
Namun, Jennie masih tetap histeris, wanita itu bahkan sudah melempar beberapa barang sebagai bentuk perlindungan jika melihat Dokter Ricard mendekat.
Asisten Jhon menatap Jennie dengan tatapan iba, Ia biasanya melihat wanita cantik itu ceria tapi sekarang wanita itu tampak menyedihkan. Tiba-tiba saja Ia berpikir jika semalam terjadi sesuatu yang tidak beres dengan Jennie dan Kai. Namun, dengan cepat asisten Jhon menggelengkan kepalanya.
'Berpikir apa aku ini ?' batin asisten Jhon yang berusaha menghilangkan pikiran negatifnya. Lagian mana mungkin Kai tega menggauli adiknya sendiri.
Setelah menunggu dua puluh menit lamanya akhirnya dokter yang ditunggu sudah datang. Dokter Ricard segera menyuruh temannya untuk memeriksa keadaan Jennie yang masih terisak meskipun, tidak berteriak-teriak lagi.
"Dokter Siska anda sudah datang ?" Dokter Ricard tampak bernafas lega saat melihat kedatangan Dokter Siska.
"Maaf agak telat Dokter Ricard."
"Tak masalah, sebaiknya Dokter segera memeriksa keadaan adik teman saya !"
Dokter Siska mengangguk dan mencoba mendekati Jennie yang tampak melipat lututnya. Melihat kekacauan yang terjadi serta getaran tubuh Jennie membuat Dokter Siska bisa menebak jika wanita di depannya telah mengalami hal yang mengerikan.
Jennie yang merasakan jika ada seseorang di dekatnya dibuat semakin ketakutan, Ia kembali histeris membuat Dokter Siska tau jika Ia telah mengalami pelecehan seksual.
"Jangan mendekatiku ! Aku mohon ! Jangan menyentuhku ! Kamu membuatku sakit..." meski tak ada lagi isakan yang keluar dari wanita itu namun, emosinya masih meledak-ledak jika ada yang mendekatinya.
Dokter Siska mencoba mengajak Jennie berbicara dengan lembut. "Tenanglah Dek! Kakak tidak akan menyakiti kamu." Dokternya Siska berharap wanita di depannya bisa tenang agar bisa diajak bicara baik-baik.
Namun, Jennie semakin histeris saat mendengarkan kata *kakak yang keluar dari mulut Dokter Siska. Jennie berdiri dan mengambil pecahan kaca dari bingka foto yang sempat Ia lempar tadi.
"Menjauh lah ! Jika kalian mendekat maka, aku akan menyakiti kalian !" Jennie mengancam mereka dengan mengacungkan beling yang Ia pegang.
"Kakak jahat... Kakak jahat... Hiks....hiks... Kakak jahat..." Jennie kembali menangis dan berteriak.
Dokter Siska mencoba mundur lalu mencari cara agar bisa mengelabuhi Jennie dan memberikan bius. Saat melihat Jennie kembali terduduk menundukkan kepalanya dengan kaki terlipat Dokter Siska mengajak Dokter Ricard membantunya memegangi Jennie.
Dokter Ricard segera mendekat dan memegangi Jennie yang mengamuk dengan cepat Dokter Siska menyuntikkan obat bius di lengan Jennie. Beberapa detik kemudian tubuh Jennie tumbang.
"Sekarang kita bawa ke rumah sakit saja !"
Dokter Ricard segera membopong tubuh Jennie dan membawanya ke mobil.
"Apa saya perlu ikut Dokter ?" Tanya asisten Jhon.
"Tidak perlu, sekarang kamu cari atasanmu yang bodoh itu !"
Dokter Ricard segera melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Di perjalanan Dokter Siska menjelaskan jika dugaannya Jennie menjadi korban pelecehan seksual.
"Tapi kenapa bisa ?" tanya Dokter Ricard bingung dan tidak percaya.
"Nanti kita periksa lebih jauh lagi !"
"Tapi, apa Anda tidak curiga dengan kakaknya ? Ee... Maksud saya begini, bisa saja kakaknya tega melakukan itu. Karna tak sedikit kasus pelecehan yang dilakukan oleh orang yang masih sedarah dengan korban. Banyak kasus pelecehan yang dilakukan oleh seorang bapak kepada putrinya, seorang kakak beradik, bahkan seorang anak tega melakukan pemerkosaan terhadap ibunya sendiri. Jadi tidak menutup kemungkinan teman Anda melakukan itu dengan adiknya, terlebih lagi wanita ini terus-menerus menyebut kakaknya."
Dokter Ricard sedikit membenarkan apalagi, saat melihat kelakuan Kai yang sama sekali tidak peduli bahkan, meninggalkan adiknya disaat seperti ini.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hiii selamat bergabung di karya keduaku🤗 Jangan lupa jadikan novel ini novel favorit kalian ! Berikan dukungan dengan cara like dan komen ! Kirim-kirim juga hadiah untuk novel ini supaya Author tambah semangat 💪❤️❤️❤️
~Salam dari Merauke - Bugis❤️~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Fara F
Benar sekali penjelasan dokter siska...tema yang kamu tulis sudah tepat dek..zaman sekarang memang banyak sekali terjadi pelecehan seksual yang masih terjalin hubungan darah..good job untukmu dek👍👍
lanjut up ya dan sukses selalu buatmu💪👍🤗
2022-08-02
6