Pov Kai :
Aku terbangun dengan kepala yang begitu berat, rasanya seperti ingin meledak dan mengeluarkan isi kepalaku.
"Akh... Sial, tenyata semalam aku mabuk," ucapku mengumpat "lalu kenapa bisa aku balik ke rumah utama ? Biasanya Jhon selalu membantu ke apartemen."
Aku merasa bingung mengapa tiba-tiba asistenku Jhon membawaku pulang ke rumah utama. Untung saja, Ayah dan Bunda sedang keluar kota. Aku memaksakan diri untuk berdiri karna sadar jika saat ini aku tidur di sofa ruang tengah. Tapi, aku begitu terkejut saat melihat tubuhku hanya menggunakan boxer.
'Apa yang sudah terjadi ?' guman ku bertanya dalam hati.
Aku berusaha mengingat kejadian semalam namun, kepalaku semakin sakit memikirkan hal itu. Akhirnya aku memutuskan untuk naik ke kamarku dan membersihkan diri.
Aku masuk kamar mandi dan mengatur suhu air lalu menyalakan keran bathtub. Aku masuk berendam berusaha merilekskan tubuh ku yang terasa begitu lelah. Entah apa yang telah aku lakukan semalam hingga tubuh ini serasa ngilu.
Setelah berendam dan membersihkan tubuh aku memutuskan untuk segera bersiap-siap karena, hari ini aku ingin mengunjungi kekasihku. Namun, baru beberapa langkah dari kamar mandi tiba-tiba saja beberapa potong kejadian semalam berputar di pikiran ku.
Deg.
"Apa yang telah aku lakukan ?"
"Bagaimana ini ? Ya Tuhan kenapa aku bisa melakukan hal konyol seperti itu ?"
Tentu saja aku merasa ketakutan, aku takut jika perempuan itu mengadu jika aku telah menidurinya. Sial...
"Bagaimana jika Ayah dan Bunda tau ? Pasti mereka akan membunuhku. Aku harus menemui wanita itu !"
Aku segera berlari menuruni tangga dan menerobos masuk ke kamar wanita itu. Betapa terkejutnya aku saat melihat kamar itu berantakan terlebih lagi saat aku mendapati bercak darah yang menempel di sprei ranjang.
"Gila... Ini gila..." Aku terus mengumpat diriku sendiri, "Dimana dia ?" Aku mencari wanita itu di dalam kamar mandi dan berharap Ia ada disana. Saat aku dorong pintunya ternyata pintu itu tidak dikunci.
"Lihatlah betapa cerobohnya wanita ini !"
Aku mencoba mengintip dan mendapati wanita itu sedang asik berendam tapi, tunggu-tunggu wanita itu tidak bergerak ? Aku yang merasa penasaran akhirnya memutuskan masuk melihat keadaan wanita itu. Tenyata wanita itu sedang tertidur nyenyak.
"Bangun ! Kita harus bicara !" Aku berusaha membangunkan wanita itu tapi, tidak ada sama sekali pergerakan atau sautan dari wanita itu.
"Hei... Bangunlah ! Jangan bercanda seperti ini !"
Tiba-tiba saja aku merasa cemas dengan keadaan wanita ini, terlebih lagi wanita itu tampak pucat serta bibirnya berwarna ungu. Saat ingin menyentuh secara tidak sengaja aku melihat leher dan bagian atas dadanya memerah dan tampak lecet. Entah apa yang dilakukan wanita ini sehingga membuat kulit putihnya yang mulus berubah seperti ini.
"Apa dia pingsan ?" Aku terkejut saat menyentuh dan menggoyangkan tubuh wanita itu agar segera terbangun tapi, wanita itu masih enggan membuka matanya. Tenyata wanita itu sedang pingsan.
Aku segera mengangkat tubuh wanita itu dan membawanya berbaring di atas ranjang. Lagi-lagi aku dibuat terkejut melihat tubuh polos wanita itu dipenuhi banyak bekas cumbu-an.
"Ya ampun, apa aku yang melakukan semua ini ? Sungguh tidak bisa dipercaya !" Aku menggeleng-gelengkan kepala karena merasa tidak percaya dengan apa yang telah aku perbuat.
Aku segera mengambil bathrobe dan memakaikan di tubuh wanita itu. Tapi, saat melihat bagian inti wanita itu tiba-tiba saja pusaka milikku berdiri tegak.
"Arggg... Sial, kenapa bisa seperti ini sih ?" Aku mengacak rambut karena merasa frustasi.
Aku segera menyadarkan diri dan segera menutupi bagian inti wanita itu dan berjalan ke kamar mandi. Aku segera menelpon asistenku Jhon untuk segera membawa Ricard ke rumah memeriksa keadaan Jennie.
"Bawa Ricard ke rumah sekarang juga !" Aku segera mematikan panggilan telpon sebelum asisten Jhon menjawab. Setelah menelpon aku segera melakukan ritual menidurkan pusaka menggunakan sabun.
Setelah selesai aku keluar menunggu kedatangan Ricard. Dan tak lama kemudian pria itu datang aku segera menyuruhnya memeriksa keadaan wanita itu. Bukannya memeriksa, Ricard malah menatapku dengan tatapan tajam.
Berbagai pertanyaan yang dilontarkan oleh dokter sialan itu namun, aku berusaha sebisa mungkin menyembunyikan rasa cemas ku. Aku tidak ingin semua orang mengetahui peristiwa semalam.
Karena merasa Ricard sudah memulai mencari jawaban dan curiga denganku, aku segera bangkit dan meninggalkan kamar ini. Entah mengapa perasaan aneh juga menjalar di hatiku saat mendengar wanita itu merancau ketakutan.
Aku meninggalkan mereka tanpa mempedulikan kata-kata Ricard. Aku sangat frustasi karena telah melakukan hal gila, meskipun aku menginginkan wanita itu hancur tapi, bukan seperti ini caranya. Ini sama saja menghancurkan diriku sendiri.
Aku menancap gas dan menuju apartemen milikku untuk mencoba menenangkan pikiran dan mencari cara agar wanita itu tutup mulut dan tidak mengadu dengan Ayah dan Bundaku. Mereka jelas akan membenciku dan bisa saja membunuhku jika tau masalah ini.
Sampai di apartemen aku segera membaringkan tubuh sambil memijit kencingku. Sungguh saat ini aku merasa sangat-sangat frustasi, bisa saja aku gila karena memikirkan cara agar semua kejadian ini tidak ada yang mengetahuinya.
Saat sedang asik memijit kepala tiba-tiba saja ponsel milikku berbunyi, aku tebak pasti ini Arumi pacarku. Dan ternyata benar tebakanku, wanitaku menelpon pasti gara-gara telat menjemput.
"Halo sayang-" aku belum menyelesaikan kalimatku Arumi sudah memarahiku.
"Jangan memanggilku sayang ! Kenapa belum menjemput sih ? Ini udah hampir jam sepuluh loh. Kamu selalu saja begitu, sibuk kerja, telat jemput, tidak peka, dan kurang perhatian. Kamu itu sebenarnya cinta nggak sih sama aku ?"
Kepalaku yang terasa pusing kini semakin pusing mendengar omelan Arumi. Wanitaku ini jika marah selalu saja seperti ini, belum juga mendengarkan penjelasan sudah menuduh yang tidak-tidak.
"Aku sedang pusing sayang. Sebaiknya kamu shopping sendiri saja ya ! Lain kali mas akan temani." jawabku. Lagipula, aku sangat malas menemaninya berbelanja. Karena pasti sangat lama dan panjang urusannya jika shopping bersama Arumi.
"Kamu beneran tidak sayang sama aku ya ?"
"Aku sayang dan cinta sama kamu tapi, hari ini aku benar-benar pusing sayang, kamu tolong ngertiin aku dong !" Aku mulai kesal dengan sifat Arumi hari ini.
"Alasan saja kamu, aku itu mana pernah tidak ngertiin kesibukan kamu. Kamu-nya aja yang tidak peka sama perasaanku. Harusnya tuh kamu-"
Belum sempat Ia menyelesaikan kalimatnya aku segera memotong. Mendengarnya marah-marah membuat kepalaku terasa ingin pecah.
"Aku transfer ya, sekarang kamu pergi sendiri ya !" Aku yakin cara ini paling ampuh untuk membujuk wanita yang sedang marah dan ngambek.
"Ok, terima kasih sayang. Jangan lupa minum obat ya ! Aku matiin telpon dulu ya, I Love You."
Aku tidak menjawab karena sudah sangat malas bicara. Setelah panggilan terputus aku memutuskan untuk tidur sebentar agar rasa sakit kepalaku bisa hilang dan bisa berpikir jernih saat bangun nanti.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hiii selamat bergabung di karya keduaku🤗 Jangan lupa jadikan novel ini novel favorit kalian ! Berikan dukungan dengan cara like dan komen ! Kirim-kirim juga hadiah untuk novel ini supaya Author tambah semangat 💪❤️❤️❤️
~Salam dari Merauke - Bugis❤️~
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 76 Episodes
Comments
Rini Antika
Love You Too, 🤭 seperti janjiku barusan d FB, aku langsung mampir, maaf ya bacanya nyicil, jgn lp feed back..😜
2022-08-08
0
Fara F
Hati-hati kai entar kamu bucin lagi ke jennie😂
Arumi ini karakternya mirip cewek matre ya mudah mudahan aja bukan antagonis bawaannya
maafin aku dek ya yang kalau baca novelmu ini bayangan visual yang keluar di kepalaku tetap kai exo sama jennie blackpink😁🙏🙏
2022-08-03
5