Hal itu juga tidak lepas dari pengamatan Yoga.
Yoga memang ditugasi mengawasi putri dari Hendra Kusuma, bos nya.
Ojek online yang dipesan Eginpun datang, Egin dan Cyntia berpisah.
Egin menuju ke rumah kost yang letaknya tidak seberapa jauh dari sekolah.
Sedangkan Cyntia pulang ke rumahnya karena dia memang asli penduduk di kota S.
Egin selalu waspada, walau dia terlihat cuek, dia mengetahui kalau ada seseorang yang mengikutinya dari jauh.
Tapi Egin tidak memberitau mas ojek yang mengantarnya.
Sesampai di kost, Egin segera masuk ke kamarnya. Kost yang dia tempati tidak dihuni banyak orang , hanya beberapa gadis saja, kebanyakan dari mereka adalah mahasiswi.
Orang yang mengikutinya segera pergi begitu tau tempat tinggal Egin . Sesaat kemudian ponselnya berdering.
" Hello Eginnya papa sayang" telpon dari Hendra Kusuma.
" Hello pa, papa sudah kangen ya sama Egin?"
" Ya pasti...papa cemas . Kita belum pernah jauh kayak gini Egin. Gimana harimu tadi di sekolah?"
Egin bercerita sedikit kejadian hari ini pada papanya.
Hendra Kusuma sebenarnya tidak terlalu cemas dengan keadaan putrinya karena Yoga masih ada di kota S untuk menjaga putrinya dari jauh.
Tiap saat Yoga memberikan laporan mengenai Egin. Hanya saja kerinduannya sebagai seorang ayah sangat besar. Apalagi istrinya sudah tiada. Egin mirip sekali dengan mamanya, cantik ,energik, sangat menawan.
Hendra Kusuma belum bisa menerima kenyataan kalau istrinya sudah meninggalkannya .
Aktivitas Egin di kota S selain sekolah dia juga ikut privat piano.
Egin sangat suka musik seperti mamanya.
Untuk mengisi waktu senggang dia ikut privat piano.
Cyntia temannya juga kebetulan suka musik, tapi Cyntia cenderung suka bermain gitar.
Keduanya semakin dekat, bahkan Egin sering diajak bermain ke rumah Cyntia .
" Nak Egin..., Ayo kita makan bersama hari ini tante masak ayam panggang" ajak mamanya Cyntia, tante Anna.
" Baik tante terima kasih, wah pasti lezat sekali masakan tante ini" sahut Egin.
" Egin suka ayam panggang?"
" Sangat suka tante, mama saat masih ada dulu suka memasak ayam panggang"
" Oh maafkan tante , bikin kamu sedih karena ingat mama"
" Tidak mengapa te"
" Hee ayo kita makan" teriak Cyntia bersemangat.
Di rumah Cyntia, Egin merasa tinggal di tengah keluarga sendiri. Tante Anna sangat baik, dia memperlakukan Egin seperti anak sendiri.
Malamnya Cyntia mengantar Egin dengan motornya.
Setelah sampai di kost, Cyntia langsung kembali pulang sebelum larut .
Di tengah jalan Cyntia bertemu dengan geng motor.
Cyntia terlihat ketakutan, kebetulan waktu itu ada Orland yang lewat dan melihat Cyntia sedang dalam ketakutan dan sendirian.
Orland berusaha mendekat dan membantu Cyntia yang dia tau adik kelasnya di sekolah.
" Bro tolong jangan ganggu gadis ini"
" Apa urusannya denganmu."
" Maaf bukannya aku mau ikut campur, tapi tolong jangan ganggu dia."
" Oke.... Kami tidak akan ganggu gadis ini. Tapi asalkan saja kamu mau ikut balap motor dengan kita. Jika kamu yang menang, aku lepaskan gadis ini. Tapi jika tidak....ha..ha..ha...."
" Baik aku terima tantanganmu"
" Kak.....jangan nanti kakak terluka" pinta Cyntia, karena Cyntia tau akhir dari balapan selalu ada perkelahian.
" Gak papa aku akan coba meladeni mereka asal kamu selamat."
Tiba-tiba Egin datang menghampiri mereka, kakak kostnya yang kebetulan lewat setelah beli makan di daerah itu, menyampaikan kejadian tersebut pada Egin, dan mengantar Egin ke tempat kejadian .
" Sini pinjam kunci motormu kak" pinta Egin
" Apa!" jawab Orland dan Cyntia berbarengan.
Mereka kaget bukan main karena Egin begitu berani untuk balap motor dengan geng motor tersebut.
" Kami tidak sudi balapan dengan cewek. Belum apa-apa sudah keok nanti"
" Kalau kalian memang mau balapan, ayo buktikan kalian adalah laki-laki sejati"
" Gadis culun kayak kamu mana mungkin bisa mengalahkan kami!"
" Kita lihat saja nanti"
" Kalau begitu biar aku saja yang akan balapan, kalian semua tunggu disini. Dan kamu gadis culun, jika kamu menang bukan hanya aku melepaskan gadis ini, tapi kami semua mau jadi anak buahmu"
" Deal!" jawab Egin singkat.
" Kak tolong jaga Cyntia disini ya"
" Egin...tolong Egin jangan kamu jangan membahayakan dirimu Egin "
" Cyntia tenang, percaya padaku "
Segera Egin dan Bram ketua geng itu ambil posisi. Dalam hitungan ketiga, keduanya melaju dengan pesat.
Kemampuan Egin di jalan raya membuat Orland semakin takjub.
Kenapa Gadis culun itu memberinya banyak kejutan. Dia tidak menyangka sama sekali dibalik keculunannya. Ternyata ada power yang bernyali besar.
Cyntiapun terheran-heran dibuatnya.
Egin dan Bram berkejar-kejaran. Egin memimpin jauh di depan. Bram agak kewalahan mengimbangi kecepatan Egin .
Gila gadis culun itu begitu menguasai motornya , dia sangat lihai berkendara.
Aku harus bisa mengalahkannya, mau ditaruh dimana mukaku selaku pemimpin geng motor harus kalah dengan gadis culun.
Bram meningkatkan kecepatannya, tapi tetap tidak bisa menandingi Egin .
Egi tetap memimpin di depan, dan dia mencapai finish terlebih dahulu.
"Wah bos kita kalah" ujar beberapa anak dari geng motor
" Egin kamu menang!" teriak Cyntia bahagia.
" Ini kunci motornya kak. Terima kasih"
" Hebat kamu. " kata Orland.
" Aku akui kamu menang, kamu lebih unggul dari aku. Kami semua siap jadi anak buahmu." kata Bram
" Oke kalian jika mau jadi anak buahku, jangan lagi gangguin anak gadis yang lewat."
" Kami hanya butuh sedikit uang untuk nongkrong non"
" Mulai hari ini jangan malakin orang. Kerjakan apa yang kalian bisa asalkan halal. Jika masih kurang kalian bisa hubungi aku."
" Siap nona "
" Sudah kalian bubar semua" perintah Egin
Geng motorpun membubarkan diri.
" Eh...ngomong-ngomong kita belum saling kenal" kata Orland
" Kakak kan satu sekolah ya sama kita, kalau tidak salah kelas 11 ya" tanya Cyntia
" Ya kenalkan aku Orland" jawabnya sambil mengulurkan tangannya.
" Cyntia"
" Egin"
" Egin kamu hebat, nyalimu sangat besar menghadapi mereka. Padahal mereka geng motor yang selalu bikin ribut di daerah sini."
" Makasih kak pujiannya. Itu karena kebetulan aja kak aku bisa menang"
" Beneran lho Egin, aku tau terpesona dengan caramu berkendara" tambah Cyntia
" Sudahlah kita pulang sudah malam. Kak Orland terima kasih sudah dipinjami motornya."
"Sama-sama, ayo Egin kamu aku bonceng. Cyntia bawa motornya, kita antar dulu dia sampai rumah. Baru setelah itu aku antar kamu pulang"
Orland mengantar Egin sampai di tempat kost.
Sepanjang jalan Orland masih terkagum-kagum dengan kecepatan Egin mengendarai motor saat balapan tapi.
Tidak disangka gadis yang terlihat kalem dan lugu ini sangat cepat menguasai motornya.
Orland makin penasaran dibuatnya, diam-diam lewat kaca spion, Orland memandangi kecantikan Egin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 100 Episodes
Comments