Bab 4. Satu Band dengan Idola Sekolah

Yoga yang sudah kembali aktif bekerja pada Hendra Kusuma di kota A tetap memantau kegiatan Egin di kota S.

Ada satu orang suruhannya yang ditugaskan untuk tetap mengawasi Egin dari jauh.

" Yoga menurutmu apa Egin benar-benar bisa menjalani hidup di sana sendirian?"

" Non Egin sangat cerdas dan pemberani, semua yang tuan ajarkan dia menerapkannya dengan sangat baik"

" Kakak kelasnya gimana? Apa dia belum jera ?"

" Memang belum tuan , tapi saya yakin Non Egin bisa mengatasinya dengan sangat baik"

" Putriku kebanggaanku"

Hendra Kusuma sangat senang dengan banyaknya cerita dari Yoga tentang Egin, meskipun dia sudah mendengar laporan tentang hal itu, tapi saat disampaikan secara langsung tentu beda.

Sejenak Hendra merenung, andai saja istrinya masih ada. Tentu dia juga akan bangga dengan Egin.

Ingatannya melayang pada almarhum istri tercinta. Wanita yang selama ini mendampinginya dengan penuh kesetiaan. Kasih sayang yang telah dicurahkan untuk dirinya dan Egin, membuatnya hidup bahagia.

***

Di sekolah pagi ini Egin ada pelajaran musik. Semua siswa siswi disuruh masuk ke ruangan musik.

Ada beberapa alat musik di ruang tersebut. Anak-anak yang masuk ekstra kurikuler musik atau band sering memakai tempat tersebut.

Karena Egin termasuk baru di sekolah itu, dan ini kali pertama ekskul. Dia belum mendaftar untuk ikut band. Begitu juga dengan Cyntia.

Karena mereka sama-sama suka musik, mereka memutuskan untuk ikut band.

Bu Henny yang bertanggung jawab dalam hal ekskul terutama band memilih anak-anak yang berbakat di bidang musik dan membaginya dalam beberapa group band.

Egin kebetulan satu band dengan Cyntia. Orland yang selama ini pegang posisi drum diminta juga untuk membantu bandnya Egin karena dari anak kelas 10 tidak ada yang bisa main drum.

Sedangkan vokal ada beberapa yang juga ikut, untuk group bandnya Egin ada Tiara dan Bernard yang gabung.

Keputusan Bu Henny mengenai memasukkan Orland menjadi satu group band anak kelas 10 terdengar oleh Clara dan teman-temannya.

" Bagaimana bisa Orland masuk bandnya culun" gerutu Clara.

" Clara kamu kan vocalis di group kita, coba kamu bilang kalau kamu keberatan anggota musik kita disuruh bantu group band yang lain."

" Tentu saja aku akan sampaikan ini pada Bu Henny, mana bisa Orland disuruh seperti itu"

" Benar itu Clara, segeralah kamu sampaikan ini"

" Bu Henny, selamat siang Bu, maaf saya keberatan jika Orland harus diminta membantu band kelas 10."

" Kalau begitu biar saja Orland yang memilih, karena di kelas 11 kan ada tiga orang yang bisa main drum?"

" Tidak Bu, saya inginnya Orland tetap ada di group band saya"

" Karena ini menyangkut Orland, biar dia yang memutuskan masuk band yang mana" kata Bu Henny sedikit takut menyinggung hati Clara.

Seorang siswa yang tengah lewat diminta memanggil Orland untuk datang di ruang Bu Henny.

" Iya saya Bu Henny, selamat siang" kata Orland.

" Orland langsung saja, saya memanggil kamu untuk menanyakan kepada kamu mengenai group band anak-anak yang barusan dibentuk. Kamu tau sendiri dari beberapa anak yang daftar ekskul musik, tidak ada yang bisa main drum sehingga ibu butuh bantuan kamu untuk membantu mereka.

Nah .... Clara keberatan jika kamu masuk band adik kelas. Ibu sekarang mau menanyakan kamu ingin masuk band yang mana?"

" Saya memilih band adik kelas Bu, karena untuk kelas 11 kan ada anak lagi yang bisa main drum selain saya."

" Clara kamu sudah dengar sendiri jawaban Orland"

Tanpa menjawab, Clara pergi begitu saja dengan tidak sopannya. Dengan hati yang jengkel Clara meninggalkan ruangan Bu Henny.

Clara kembali ke kelasnya dan membicarakan semua dengan teman gengnya.

Rasa kesal, marah campuk jadi satu, kebenciannya pada Egin semakin menjadi.

" Tanpa Orland di band kita, untuk pentas seni nanti apa kita bisa menang?"

" Sudahlah kamu pasti menang Clara, suaramu sangat bagus. Kalau hanya pemain drum itu mudah tinggal ganti saja dengan yang lain"

" Kalian ini tidak pernah tau perasaanku. Masalahnya bukan di drumnya tapi Orland! Aku tidak bisa lagi dekat-dekat dengan dia"

Teman-temannya langsung diam, jika Clara sudah memuncak marahnya ampun deh. Mending diem daripada disemprot habis sama Clara .

Sekian lama Clara memendam perasaannya pada Orland, hanya lewat latihan band lah dia bisa dekat dengan cowok yang dikaguminya.

Tapi dia sudah mendengar sendiri, jawaban Orland . Dia lebih memilih masuk band Culun daripada tetap di bandnya dia.

"Awas saja kamu Culun. Tunggu waktunya, aku akan buktikan dan kamu akan tersingkir dari kehidupannnya Orland" kata Clara di hadapan teman-temannya.

Egin dan Cyntia merasa kaget ternyata Orland bisa main drum .

" Wah kita jadi ikut band , dan tidak disangka Kak Orland masuk band kita"

" Cyntia kamu kayak seneng banget gitu"

" Gak biasa aja, cuma gak nyangka aja "

" Cyn....nanti sore aku ke rumahmu ya"

"Pasti.....mama tadi pagi ya pesen kamu disuruh main ke rumah. "

" Wah kebetulan, oke "

" Egin...papamu kok belum kesini lihat kamu?"

" Aku sengaja melarang papa ke kost. Aku harus bisa membiasakan diri hidup sendiri Cyn"

" Kamu gak kangen apa?"

" Kangen sih tapi cukup telpon aja kali ya"

" Aku salut sama kamu Egin, selain mandiri kami juga bisa menjaga dirimu sendiri"

" Kepergian mama sangat menggoncangkan aku. Dan jika aku tetap di rumah itu aku akan semakin terpuruk dalam kesedihan"

" Aku tau perasaanmu Egin."

Bel sekolah berbunyi.

Pulang sekolah Egin dan Cyntia bertemu dengan Clara and the geng.

" Hei kalian jangan harap ya kalian bisa mengalahkan band kami. Pada acara pentas seni antar sekolah kelak kalian akan lihat bahwa kamilah yang akan menang" kata Clara sombong.

Egin dan Cyntia tidak begitu menggubrisnya.

Mereka berlalu begitu saja.

" Enak saja kalian nyelonong gitu aja!" teriak Clara.

Ketiga teman Clara segera mendekati Egin dan Cyntia.

" Aku ingin kalian bubarkan band kalian. Ngerti !"

" Alasannya?" tanya Egin

" Gara-gara band kalian, pemain drum di band kami pindah ke band kalian!" sentak Clara.

" Sampaikan saja ke Bu Henny jika memang kalian minta seperti itu" kata Egin.

" Pokoknya aku gak mau tau, kalian harus bubar!"

" Semua murid di sekolah berhak ikut ekskul apapun . Apa hak mu menyuruh kami bubar" sahut Egin

" Kalian lihat saja apa yang akan aku lakukan nanti!"

" Oke" Egin tidak gentar sedikitpun

Dia dan Cyntiapun pergi meninggalkan mereka.

Clara semakin kesal. Dia harus bisa menyusun rencana untuk mencapai tujuannya.

Rena, Gadis dan Nike mengikuti Clara dari belakang.

Waktu untuk mempersiapkan pentas seni masih cukup lama. Clara mulai lagi dengan menyusun rencana jahatnya .

Episodes
1 Bab 1 Awal Keputusan Egin
2 Bab 2. Menang balap motor
3 Bab 3. Preman Suruhan Clara
4 Bab 4. Satu Band dengan Idola Sekolah
5 Bab 5. Mulai PDKT
6 Bab 6. Kemenangan di Malam Pentas Seni
7 Bab 7. Kegemparan di Sekolah
8 Bab 8. Rencana nge-date
9 Bab 9. Buku Diary Mama
10 Bab 10. Fakta yang Mulai Terungkap
11 Bab 11. Pasangan Favorit
12 Bab 12. Misteri Meninggalnya Mama
13 Bab 13. Liburan
14 Bab 14. Mencari Bukti
15 Bab 15. Rindu yang tak tertahan
16 Ban 16. Papa Berhak Tahu
17 Bab 17. Pengakuan Wati
18 Bab 18. Hendra Kusuma Murka
19 Bab 19. Pertemuan Yoga dengan Cinta Pertamanya
20 Bab 20 . Masa Remaja yang Indah
21 Bab 21. Aku Bisa itu Karenamu
22 Bab 22 Kisah Yoga
23 Bab 23 Kepulangan James
24 Bab 24. Curhatan Orland
25 Bab 25. Keputusan Mama Orland
26 Bab 26 Persiapan di Ruko
27 Bab 27. Nay Jewellery
28 Bab 28. Sidang Perceraian
29 Bab 29. Pertemuan Dua Bersaudara
30 Bab 30. Yang Terjadi Saat Kebakaran
31 Bab 31 Mendapat Pesanan
32 Bab 32. Rasa yang Terpendam di hati Bram
33 Bab 33. Menunggu Janda
34 Bab 34. Egin diantar Bram
35 Bab 35. Keputusan Pengadilan
36 Bab 36 Pertengkaran James dan Megan
37 Bab 37. Rencana Bram
38 Bab 38. Persiapan Grand Opening
39 Bab 39. Grand Opening Nay Jewellery
40 Bab 40 Terkuaknya Sebuah Rahasia
41 Bab 41. Rekaman Video yang Dikirim Egin
42 Bab 42. Kado buat Mama
43 Bab 43. Satya Mulai Mendekati Rendra
44 Bab 44. Niat Jahat Candy
45 Bab 45. Forever in Love
46 Bab 46. Mengintai ke Sekolah
47 Bab 47. Rendra Mengalami Kecelakaan
48 Bab 48. Menangkap Pelaku Tabrak Lari
49 Bab 49. Kerja Lembur
50 Bab 50. Rencana Menjenguk Rendra
51 Bab 51. Clara vs Candy
52 Bab 52. Rencana Baru Candy
53 Bab 53. Penyerangan di Rumah Rendra
54 Bab 54. Ancaman Candy
55 Bab 55. Ungkapan Hati Yoga
56 Bab 56. Cinta yang Bersambut
57 Bab 57. Hasil DNA
58 Bab 58. Tawaran Pekerjaan
59 Bab 59. Aksi Bram dan Geng Motornya
60 Bab 60. Jebakan untuk Orland
61 Bab 61. Tindakan Egin
62 Bab 62. Penangkapan Candy
63 Bab 63. Keraguan di Hati Egin
64 Bab 64. Penyesalan James
65 Bab 65. Insecure
66 Bab 66. Kesempatan untuk Orland
67 Bab 67. Hampir saja
68 Bab 68. Ancaman James
69 Bab 69. Ikuti saja Permainannya
70 Bab 70. Pertemuan Tidak Terduga
71 Bab 71. Orland dan Bram Akhirnya Tahu
72 Bab 72. Rencana Egin Menguak Misteri
73 Bab 73. Ririn adalah Airin
74 Bab 74. Provokasi James
75 Bab 75. Kepercayaan Orland pada Egin
76 Bab 76. Dilema Ririn
77 Bab 77. Tamu Tak Diundang
78 Bab 78. Perginya Semua Perusuh
79 Bab 79. Pengakuan Airin
80 Bab 80. Suasana Hotel
81 Bab 81. Pulang ke Kota S
82 Bab 82. Perkenalan Egin dengan Richard
83 Bab. 83. Cinta dan Setiaku untukmu
84 Bab 84. Kedatangan Richard di kota S
85 Bab 85. Clara kecelakaan
86 Bab 86. Clara Mengambil Kesempatan Disaat Sakit
87 Bab 87. Gangguan Kecil Tak Berarti
88 Bab 88. Mencari Gaun Pengantin
89 Bab 89. Rencana ke Singapura
90 Bab 90. Keterpurukan Bram
91 Bab 91. Pesta Salad buah
92 Bab 92. Tawaran Richard
93 Bab 93. Jay dan Nike?
94 Bab 94. Hari Pernikahan
95 Bab 95. Berpulangnya Nenek
96 Bab 96. Api Cemburu
97 Bab 97. Saat Perpisahan Makin Dekat
98 Bab 98. Ujian di sekolah
99 Bab 99 Syukuran Atas Kelulusan Egin
100 Bab 100. Hari Pertunangan
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1 Awal Keputusan Egin
2
Bab 2. Menang balap motor
3
Bab 3. Preman Suruhan Clara
4
Bab 4. Satu Band dengan Idola Sekolah
5
Bab 5. Mulai PDKT
6
Bab 6. Kemenangan di Malam Pentas Seni
7
Bab 7. Kegemparan di Sekolah
8
Bab 8. Rencana nge-date
9
Bab 9. Buku Diary Mama
10
Bab 10. Fakta yang Mulai Terungkap
11
Bab 11. Pasangan Favorit
12
Bab 12. Misteri Meninggalnya Mama
13
Bab 13. Liburan
14
Bab 14. Mencari Bukti
15
Bab 15. Rindu yang tak tertahan
16
Ban 16. Papa Berhak Tahu
17
Bab 17. Pengakuan Wati
18
Bab 18. Hendra Kusuma Murka
19
Bab 19. Pertemuan Yoga dengan Cinta Pertamanya
20
Bab 20 . Masa Remaja yang Indah
21
Bab 21. Aku Bisa itu Karenamu
22
Bab 22 Kisah Yoga
23
Bab 23 Kepulangan James
24
Bab 24. Curhatan Orland
25
Bab 25. Keputusan Mama Orland
26
Bab 26 Persiapan di Ruko
27
Bab 27. Nay Jewellery
28
Bab 28. Sidang Perceraian
29
Bab 29. Pertemuan Dua Bersaudara
30
Bab 30. Yang Terjadi Saat Kebakaran
31
Bab 31 Mendapat Pesanan
32
Bab 32. Rasa yang Terpendam di hati Bram
33
Bab 33. Menunggu Janda
34
Bab 34. Egin diantar Bram
35
Bab 35. Keputusan Pengadilan
36
Bab 36 Pertengkaran James dan Megan
37
Bab 37. Rencana Bram
38
Bab 38. Persiapan Grand Opening
39
Bab 39. Grand Opening Nay Jewellery
40
Bab 40 Terkuaknya Sebuah Rahasia
41
Bab 41. Rekaman Video yang Dikirim Egin
42
Bab 42. Kado buat Mama
43
Bab 43. Satya Mulai Mendekati Rendra
44
Bab 44. Niat Jahat Candy
45
Bab 45. Forever in Love
46
Bab 46. Mengintai ke Sekolah
47
Bab 47. Rendra Mengalami Kecelakaan
48
Bab 48. Menangkap Pelaku Tabrak Lari
49
Bab 49. Kerja Lembur
50
Bab 50. Rencana Menjenguk Rendra
51
Bab 51. Clara vs Candy
52
Bab 52. Rencana Baru Candy
53
Bab 53. Penyerangan di Rumah Rendra
54
Bab 54. Ancaman Candy
55
Bab 55. Ungkapan Hati Yoga
56
Bab 56. Cinta yang Bersambut
57
Bab 57. Hasil DNA
58
Bab 58. Tawaran Pekerjaan
59
Bab 59. Aksi Bram dan Geng Motornya
60
Bab 60. Jebakan untuk Orland
61
Bab 61. Tindakan Egin
62
Bab 62. Penangkapan Candy
63
Bab 63. Keraguan di Hati Egin
64
Bab 64. Penyesalan James
65
Bab 65. Insecure
66
Bab 66. Kesempatan untuk Orland
67
Bab 67. Hampir saja
68
Bab 68. Ancaman James
69
Bab 69. Ikuti saja Permainannya
70
Bab 70. Pertemuan Tidak Terduga
71
Bab 71. Orland dan Bram Akhirnya Tahu
72
Bab 72. Rencana Egin Menguak Misteri
73
Bab 73. Ririn adalah Airin
74
Bab 74. Provokasi James
75
Bab 75. Kepercayaan Orland pada Egin
76
Bab 76. Dilema Ririn
77
Bab 77. Tamu Tak Diundang
78
Bab 78. Perginya Semua Perusuh
79
Bab 79. Pengakuan Airin
80
Bab 80. Suasana Hotel
81
Bab 81. Pulang ke Kota S
82
Bab 82. Perkenalan Egin dengan Richard
83
Bab. 83. Cinta dan Setiaku untukmu
84
Bab 84. Kedatangan Richard di kota S
85
Bab 85. Clara kecelakaan
86
Bab 86. Clara Mengambil Kesempatan Disaat Sakit
87
Bab 87. Gangguan Kecil Tak Berarti
88
Bab 88. Mencari Gaun Pengantin
89
Bab 89. Rencana ke Singapura
90
Bab 90. Keterpurukan Bram
91
Bab 91. Pesta Salad buah
92
Bab 92. Tawaran Richard
93
Bab 93. Jay dan Nike?
94
Bab 94. Hari Pernikahan
95
Bab 95. Berpulangnya Nenek
96
Bab 96. Api Cemburu
97
Bab 97. Saat Perpisahan Makin Dekat
98
Bab 98. Ujian di sekolah
99
Bab 99 Syukuran Atas Kelulusan Egin
100
Bab 100. Hari Pertunangan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!