Maduku ternyata Readerku

Maduku ternyata Readerku

Kamu berbohong mas

POV 1

"Tidak, tidak," kataku tak percaya.

Air mataku meluncur bebas saat melihat sebuah status wa di ponselku, aku melihat seorang wanita cantik tengah mengandung dengan lelaki yang mencium perutnya.

Aku melihat dengan cermat wajah si lelaki yang sangat familiar bagiku. Alisnya, senyumnya, matanya, bibirnya, semua sama persis dengan Cello suamiku.

Berkali kali aku melihat foto itu bahkan aku menyamakan dengan foto Cello suamiku dan memang persis sekali.

Apa mungkin Cello memiliki saudara kembar? atau orang lain yang persis Cello? atau memang itu adalah Cello? entahlah aku sendiri juga bingung bin heran.

Aku sungguh tak tau, pernikahanku dengan Cello perasaan baik-baik saja, tak ada masalah bahkan Cello sangat menyayangiku

Dengan pikiran yang berkecamuk aku menghubungi ponsel suamiku namun tidak dijawab.

Aku kembali melihat foto yang tadi aku screenshoot beharap aku salah lihat namun foto itu sangat mirip dengan Cello suamiku.

"Apa ini benar kamu mas," kataku yang masih percaya.

Hatiku sangat sakit, apa benar wanita itu dia? dia pernah bilang padaku kalau suaminya adalah orang Surabaya dan juga seorang Dokter bedah, apa Cello yang dimaksud olehnya?

Aku berharap suaminya bukan suamiku, aku tak sanggup jika benar terjadi, tapi bagaimana dengan foto itu?

Arrrggggg, aku yang tak tenang mengambil tas milikku dan pergi ke rumah sakit dimana Cello bekerja namun setibanya di rumah sakit perawat bilang kalau Cello off hari ini.

Tubuhku seperti disambar petir, satu kebohongan Cello mulai kutemukan.

"Kenapa kamu bohong mas?" kataku dengan mata yang mulai membasah.

Rasa takut perlahan menghampiri diriku, aku takut dia menduakan aku, aku takut dia memiliki wanita lain, aku takut, takut dan takut.

Aku yang penasaran meminta ijin untuk ke ruangan kerja Cello barangkali ada sesuatu yang bisa aku temukan di sana namun suster tidak mengijinkan karena melanggar aturan.

"Saya mohon suster?" pintaku.

Mau nggak mau suster pun mengantarku ke ruangan Cello.

Aku menggeledah ruangan Cello tapi aku tidak menemukan apa-apa. Hanya foto pernikahan kami yang aku lihat di mejanya.

"Sudah ketemu?" tanya Suster.

"Nggak ada sus," jawabku.

Aku mencoba menenangkan diri dengan mengambil nafas dalam-dalam dan melepaskannya.

**********

Aku terdiam di depan teras rumah, pikiranku traveling kemana-mana, aku sungguh tak menyangka kalau reader yang telah aku anggap sebagai saudara ternyata berfoto mesra dengan suamiku layaknya suami istri.

Apa memang mereka suami istri? kepalaku semakin berdenyut memikirkannya.

Malam sekali Cello baru pulang, aku yang masih terjaga menyambut kedatangan suamiku.

"Baru pulang mas?" tanyaku.

"Iya sayang, ada kecelakaan dan harus dioperasi," jawab Cello berbohong.

Aku tersenyum kecut, aku tau kali ini dia tengah berbohong.

"Aku tadi ke rumah sakit," ucapku.

Cello membolakan matanya, dia menatapku dengan lekat.

"Kamu ke rumah sakit? ngapain?" tanya Cello dengan kikuk.

"Mencari kamu mas," jawabku

"Tadi aku habis pulang ke rumah bunda dan lewat rumah sakit, ya sudah aku mampir untuk ngajakin kamu makan siang bersama tapi suster bilang kamu off hari ini," imbuhku dengan menatapnya.

Tatapanku kali ini bukan tatapan biasa seolah ingin protes pada Cello kenapa berbohong.

Seketika raut wajah Cello berubah saat tatapan kami bertemu.

"Memang aku off sayang tapi Dokter Faisal meminta aku menggantikan jadwal operasinya di rumah sakit Delta dan saat akan pulang ada pasien korban kecelakaan yang keadaannya sangat kritis jadi mau nggak mau kami melakukan operasi dadakan," jelas Cello.

Aku kini menatapnya ragu, apakah benar dia ada kerjaan di rumah sakit lain? atau tengah mengunjungi wanita itu?

Aku mencoba menahan gejolak di dalam dadaku, ingin sekali aku bertanya langsung siapa wanita hamil yang ada di status tersebut, tapi aku tidak mau gegabah dan ingin mencari tau kebenarannya sendiri.

"Ya sudah mas, sana mandi bau banget lo," kataku sambil menutup hidung.

"Mandi berdua yuk, sumpah aku kangen banget sama istriku ini." Tangannya turut memencet hidungku.

"Udah jangan gombal, sana mandi," timpalku kesal.

Aku menatap punggung Cello yang berjalan menuju kamar mandi, aku sungguh bingung. jika dilihat dari sikap Cello nampak kalau Cello begitu menyayangiku tapi ada hubungan apa Cello dengan wanita itu? kenapa di status itu, Cello nampak bahagia? bahkan melakukan gerakan yang seolah dia adalah suami wanita itu?

Air mataku merembes keluar, tak tahu harus bagaimana, hanya bisa berharap kalau semua baik-baik saja.

Saat bersamaan mataku melihat ponsel Cello yang tergeletak di meja, timbul niatan untuk mengeceknya.

Buru-buru aku mengambil ponsel suamiku sebelum dia selesai mandi dan segera aku mengecek aplikasi chatting miliknya.

Aku scrol sampai bawah tapi aku tidak menemukan nama perempuan yang asing di sana, semua nama nampak familiar bagiku hanya saja di urutan pertama ada pesan dari Dokter Faisal.

"sudah sampai rumah ya" begitu lah pesan yang dikirim dengan emoticon sedih.

Merasa tidak menemukan apa-apa, aku mengembalikan ponselnya di atas meja kembali.

"Tidak ada yang mencurigakan." Aku mengusap rambutku kasar, jika sikap dan ponselnya tidak ada yang mencurigakan lantas siapa pria di status readerku??

Tak berselang lama Cello keluar dengan handuk kimono miliknya.

"Apa yang kamu lamunkan Sayang?" Pertanyaan Cello membuyarkan segalanya.

"Ga ada Mas," jawabku.

Melihatnya yang hanya menggunakan handuk membuat pikiranku traveling kemana-mana, timbul sesuatu yang membuat aku menginginkan suamiku.

Aku menghempaskan rasa tak nyaman itu, ku dekati suamiku dan aku memeluknya dari belakang.

"Mas kamu nggak minta jatah, sudah tiga hari ini nggak bermain bersama," kataku dengan memeluk erat dirinya.

"Besok saja ya sayang, hari ini lelah sekali." Dia menolakku padahal aku tahu jika dia adalah tipe suami yang tidak pernah melewatkan kebutuhan biologisnya.

Perlahan aku melepas pelukanku, "Oh ya udah."

Tau aku kecewa, dia pun bertanya. "Apa kamu menginginkannya?"

"Nggak sih, heran saja dengan perubahan kamu."

Cello tersenyum lalu menciumi setiap jengkal wajahku. "Efek usia sayang."

Aku mengangguk, mungkin benar apa yang dikatakannya meski hatiku ragu akan hal itu.

Dia yang lelah mengajakku untuk tidur dan baru sebentar saja nafasnya sudah teratur itu artinya dia sudah terlelap.

POV 3

Aisyah dan Cello adalah pasangan suami istri yang menikah tujuh tahun yang lalu.

Mereka memiliki kehidupan yang harmonis tapi hingga saat ini Aisyah masih belum dikaruniai seorang anak, hal ini terkadang membuat Aisyah stres dan frustasi, dia takut kalau Cello meninggalkannya atau menjadikan wanita lain sebagai madunya.

Saat Cello berangkat kerja, Aisyah sendirian di rumah, sungguh hal itu membuatnya jenuh oleh sebab itu dia berkeinginan untuk bekerja.

Aisyah meminta ijin pada Cello untuk bekerja namun Cello tidak memperbolehkannya, dia meminta Aisyah untuk duduk diam anteng di rumah menunggunya pulang kerja karena menurut Cello hakekatnya kodrat seorang istri memang seperti itu.

Hingga suatu ketika Aisyah nampak sangat boring, seusai beres-beres rumah kerjaannya hanya rebahan seperti mak Mak pada umunya.

"Boring sekali," kata Aisyah.

Aisyah memainkan medsosnya tak sengaja dia melihat sebuah iklan novel dan dia mulai menginstal aplikasi novel tersebut.

Awalnya membaca sedikit dan membalik-balikan halaman namun ada sebuah novel yang membuatnya tak berhenti membaca hingga Aisyah mulia kecanduan novel digital.

Begitulah setiap hari kegiatan Aisyah di rumah selepas bersih-bersih dia merebahkan untuk membaca novel kesukaannya.

Dari membaca itulah dia memutuskan untuk menulis, kebetulan hobi Aisyah adalah menulis cuma orang tua Aisyah melarang Aisyah untuk mengembangkan hobinya, mereka menginginkan Aisyah bersekolah jurusan bisnis pada waktu itu

Setiap orang hanya berusaha tetap penentu dari segalanya adalah Tuhan yang Maha kuasa, setelah lulus kuliah Aisyah malah menikah dengan Cello yang merupakan seorang Dokter bedah, dia menyimpan rapi ijazah S1 bisnis dan Manajemen demi menyandang status istri dari Dokter Arcello Danuarta.

Awal menulis Aisyah masih belum mendapatkan pembaca, dia juga tidak memusingkan hal itu karena tujuannya menulis untuk menyalurkan hobinya bukan demi uang seperti penulis online pada umunya, baginya jika ada pembaca yang membaca tulisannya itu adalah bonus.

Sepuluh hari berlalu, siang itu Aisyah melihat novel yang dibuatnya mendapatkan komentar.

Meski hanya komentar lanjut, dia sangat bahagia sekali.

Aisyah mencoba membalas komen tersebut dia mencoba akrab dengan readernya yang baru satu biji.

Dari komen lanjut tersebut jadilah sebuah komen yang lucu, kebetulan cerita yang Aisyah tulis menceritakan sesosok pria yang sangat hangat, lembut, perhatian dan tampan plus seorang CEO perusahaan besar.

Aisyah menulis berbeda ceritanya, kebanyakan yang ditulis para Author kalo CEO perusahan itu pasti sombong, sedingin es dan tak suka senyum namun berbeda dengan CEO yang dia tulis.

"Aku sangat menyukai karakter Daffa, boleh ya aku bungkus Thor," sebuah komentar dari akun yang bernama Cilo.

Aisyah sangat senang karena reader yang awalnya hanya komen lanjut mau komen yang panjang.

"Enak saja, Daffa itu ayang beb aku." Aisyah membalas komen Cilo yang dibelakang ditambah emot tertawa.

Lama tidak ada balasan Aisyah menutup aplikasi dan mulai bersiap menyambut Cello pulang.

Terpopuler

Comments

🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀MD.HIAT💜⃞⃟𝓛

🤎ℛᵉˣ𝐀⃝🥀MD.HIAT💜⃞⃟𝓛

mampir thor

2023-04-27

0

💞🖤Icha

💞🖤Icha

Kalau authornya cogan main mata sich boleh juga...yaaa...nama yang sama..🤭🤭

2022-09-29

1

blecky

blecky

pdhal cilo nma suamix kwkwkw

2022-09-11

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!