Dengan lemas Arandita masuk ke kampus nya disana sudah di tunggu oleh sabatnya Marissa. Marissa mengerutkan keningnya melihat Arandita tidak seperti biasanya.
"Hay Bestie kamu kenapa muka di tekuk begitu, belum sarapan atau karna di putusin ayank?"
"Ckk... Ngaco kamu, aku manalah punya ayank. Kalou ayam tadi udah aku makan"
"Buju buneng ayam kau makan, udah kaya kucing garong aja kau" Ucap Marissa dengan logat ala orang batak.
Arandita menonyor kening sahabatnya, "Kalau ngomong suka asal, maksud gue bukan ayam hidup tapi ayam goreng buatan ibu beuhhh rasanya endulita banget dah"
glekk..
"Ahh aku jadi kangen sama masakannya ibu." Pekik Marissa mengejutkan Arandita.
"Makanan aja nomor satu, kartu mahasiswa ku hilang Risa aku harus gimana coba?"
"Kok bisa"
"Yasudahlah nanti aku cari sendiri pasti jatuh di tempat kemarin".
"Jangan bilang kau"
*H*haap.. Arandita langsung menutup mulut sahabatnya, "Diam aja itu dosen killer sudah datang" Ucap Arandita menunjuk keluar jendela.
"Ganteng banget" Marissa menatap dosen Angga dengan penuh minat.
"Biasa aja muka jeleknya nggak usah Alay gitu nggak pantes banget." Ucap Vania yang langsung di angguki oleh dua temannya.
Marissa memutar bola matanya malas. "Bilang aja kalian sirik, dasar trio pe'ak"
"Lu ya dasar cewek aneh sama anehnya sama temen lu itu" Vania menunjuk pada Arandita yang duduk di samping Marissa.
Marissa menggebrak mejanya dan langsung berdiri menatap Vania dengan tatapan tajam nya, ia merasa sangat kesal dengan ucap Vania yang terlalu merendahkan sahabatnya. Namun dengan cepat Arandita langksung menenangkan Marissa karena ia tak ingin ada keributan saat pelajaran akan di mulai.
"Rissa tenang kita masih di kampus, kamu nggak perlu ngurusin tiga manusia aneh itu buang-buang waktu dan tenaga saja." Ucap Arandita sambil menatik tangan sahabatnya.
Kini kelas pun di mulai. Saat mata kuliah di mulai Marissa melihat dosen Angga terus mencuri curi pandang pada Arandita, namun sayangnya Arandita tak melihat semua itu.
"Wwahh pesona arandita memang luar biasa,'' gumam Marissa dalam hati nya.
Setelah pelajaran selesai, Aran dan Marissa pergi ke kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah kelaparan.
"Kamu mau makan apa Ran?"
"Kaya biasanya aja, jangan lupa pake sambel yang banyak"
"Oke deh, aku pesen dulu ya"
Belum lama Marissa pergi sudah ada yang duduk di depannya, tanpa melihat siapa yang duduk di depannya Arandita langsung saja bertanya pada orang yang dia pikir itu sahabatnya.
"cepat banget kamu dateng emangnya nggak ngantri"
"ngantri untuk apa?"
hahh
Aran terkejut saat melihat yang di depannya bukanlah Marissa sahabatnya melainkan dosen Airlangga.
"Ehh pak Angga, maaf saya kira Marissa" Arandita merasa malu karena nya
"Tidak masalah, boleh saya ikut duduk disini?"
"nggak boleh."
Namun kalimat itu hanya terucap dalam hati saja.
"Tentu saja pak, ini tempat umum siapapun boleh duduk disini bukan begitu pak dosen"
Airlangga hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, tak berselang lama Marissa datang membawa dua mangkuk soto yang menggugah selera.
"Owhh ada pak angga juga ya, mari pak makan soto"
"ieya terimakasih saya sudah bawa bekal sendiri"
Arandita langsung menyantap soto dan menghabiskan nya dengan cepat
"Gak jaim banget ni cewek ada dosen ganteng juga dari tadi liatin sampe begitu."
Marissa mengkode dengan cara menendang kaki Arandita, namun aran tidak tau apa yang di maksud Marissa. Dosen Angga melihat ada sesuatu yang menempel di dekat bibir Arandita dan berniat untuk mengambilnya.
"tunggu sebentar"
Saat tangan dosen Angga akan mendekat ke wajahnya aran langsung menepisnya, dan mengelap bibirnya dengan menggunakan tisu.
"Maaf pak, saya harus pulang dulu sekarang ayo Risa"
Arandita langsung pergi meninggalkan kantin begitu saja, sedangkan Airlangga hanya melihat Arandita yang semakin menjauh dari pandangan nya.
"Dia adalah gadis yang sangat unik'' Dosen Angga menaikan sudut bibirnya saat mengingat reaksi Arandita tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments