Setelah melihat dua wanita beda usia itu pergi meninggalkan tempat tersebut, seorang pria tampan memakai kacamata hitam yang bertengger di hidung mancung nya keluar dari mobilnya berjalan menuju tempat dimana tadi ada pertarungan sengit terjadi.
Dia mengambil Id card yang tergeletak di atas aspal, pria itu tersenyum simpul melihat nama yang tertera di Id card itu.
"Zivanya Arandita nama yang unik"
Lalu pria itu mengantongi id card milik Arandita dan berlalu pergi dari tempat itu.
...----------------...
Di sepanjang jalan tante Elisa hanya diam saja, sebenarnya ingin tahu siapa gadis yang ada di depannya namun dia merasa segan kepada gadis yang berada di sampingnya. Arandita yang paham dengan gerakan gerik tante Elisa pun mulai membuka percakapan diantara mereka.
"Tante nggak usah sungkan, tanyakan saja apa yang ada di pikiran tante.'' Ucap Arandita dengan santai.
"Hmmm... siapa nama kamu nak?" Tanya tante Elisa dengan ragu.
Arandita menghentikan langkahnya dan menepuk keningnya sendiri kini ia lupa untuk memperkenalkan dirinya kepada tante Elisa "Owh iya tante Aran lupa, Perkenalkan nama saya Zivanya Arandita biasa di panggil Aran atau Arandita saya adalah putri dari teman tante yang bernama ibu Winda"
"Wahh benarkah kamu Zivanya, sudah lama sekali kita tidak bertemu tante tidak tahu kapan kau tumbuh dewasa, dulu tante sering gendong kamu lho Zi eh maksudnya Aran." Ucap tante Elisa dengan hebohnya dan langsung memeluk Arandita.
"Wahh benarkah tante"
Tante Elisa langsung menganggukan kepalanya dengan semangat.
Di sepanjang perjalanan tante Elisa menceritakan tentang masa mudanya dengan ibu Winda sahabat baiknya sampai sekarang, tak terasa mereka sudah sampai di depan rumah sederhana namun terlihat nyaman. Berbagai macam tanaman bunga yang di tanam di halaman rumah tersebut memberi kesan yang indah dan asri.
"Kita sudah sampai tante ini rumah Aran dan ibu, tapi aran sudah terlambat pulang tante bisa tolongin aran kan!"
"Tentu nak kamu mau minta tolong apa?"
"Begini tante, karna ibu punya jurus yang tak terduga, tante sembunyi dulu ya biar jadi kejutan buat ibu"
"Oke kalau begitu tante mau ngumpet di sana aja ya"
Aran hanya mengacungkan dua jempol nya.
Tokk.. tokk.. Tok
"Assalamualaikum ibu Aran pulang"
Lalu Aran membuka pintu, benar saja hal yang tak terduga pun muncul sebiji wortel melayang tepat di depan mata aran dengan sigap aran menangkap wortel tersebut.
"Terlambat dua puluh menit, kamu kemana saja anak gadis sudah hampir petang baru pulang ke rumah, ibu sudah masak untuk mu tapi kau malah terlambat"
"Hehe.. maafin Aran bu tadi di jalan macet"
Ucap aran cengengesan.
"Alasan saja, mana ada jalan kaki macet"
Dari kejauhan tante Elisa merasa terharu melihat keakraban ibu dan anak itu,
"Winda ternya kau itu masih sama seperti dulu ya, sering mengomel dan mempermasalahkan hal sepele" Ucap tante Elisa terkekeh.
"Elisa Kau, kapan kau pulang sudah lama kita tidak bertemu ya" ibu Winda langsung memeluk sahabatnya dengan erat.
Mereka berdua langsung masuk ke dalam rumah meninggalkan arandita sendirian.
"Yah emak-emak kalo reuni lupa sama anaknya, maen di tinggalin gitu aja tadi aja marah gara-gara telat dua puluh menit lah sekarang"
"Arandita" terdengar suara nyaring ibu dari dalam rumah.
"Iya bu, I am coming"
Aran pun langsung bergegas masuk ke dalam rumahnya dengan cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 156 Episodes
Comments