"Anda mengusir saya malam ini, Anda akan segera menyesal tuan Kaizer"
Wanita ini terlalu mencolok dari segi apapun termasuk harta, siapapun yang mendekatinya asalkan memuaskan banyak kucuran dana yang akan keluar dari akun pribadinya.
Tapi sayangnya sampai detik ini ia belum pernah merasakan rasanya tidur dengan Kaizer, serakah iya tapi ia juga tidak ingin pasangan partnernya terpaksa.
"Tidak akan, tapi jika anda berani macam-macam dengan saya dan menjatuhkan saham perusahaan Mahir jangan harap anda bisa lupa Tia, saya punya banyak bukti tentang pekerjaan anda yang sangat menjijikkan dan kotor. Anda tidak ada bedanya dengan wanita jalan* lainnya."
Penghinaan yang terlontar dari mulut Kaizer seakan-akan menjadi tamparan bagi Tia,tapi Tia tidak akan menyerah sampai berhasil membuat keturunan Mahir bertekuk lutut.
"Saya tau betul pekerjaan saya tuan, tapi perlu anda tau tuan. Sebelum saya mengerjakan pekerjaan ini saya sudah terlahir menjadi anak terkaya di negara ini dan saya melakukan pekerjaan sebagai wanita yang di panggil sebab saya kesepian," tidak ada air mata di depan Kaizer.
Dirinya terlalu munafik jika dia tidak merasakan sakit dalam hatinya, fisik boleh kuat tapi tidak dengan perasaannya. Walau bagaimanapun ia tetap perempuan yang punya hati, hanya saja ia selalu menolak perasaan lembut dalam dirinya.
"Kaya sebab orang tua anda berkerja di perdagangan gelap dan juga mucika*i kan, pantas saja."
"Jangan pernah anda menghina pekerjaan mereka, anda tidak tau apa-apa tuan Kaizer," Tia tidak terima.
Meski orangtuanya tidak pernah ada di sampingnya sejak lahir, tapi rasanya sakit ketika orang tuanya terhina.
"Sudah ... sudah ... tidak perlu marah, anda cukup memerankan wanita baik di depan jalan* itu" Kaizer sungguh sombong dan arogan.
"Jam berapa?" Tia tidak suka basa basi.
"Sembilan pagi!" Kaizer beranjak pergi.
"Oke, saya harus memanggil anda dengan sebutan apa tuan tampan." Tia menggoda Kaizer tapi sayangnya kaizer sama sekali tidak bergetar atau sejenisnya.
"Sayang atau honey,"
"Oke"
Setelah percakapan yang lumayan tegang kini Kaizer pergi dari tempat itu menuju ke rumah super mewahnya. Tidak ada yang sia-sia dengan sedikit berkorban dengan cara menjebak wanita itu, tapi sialnya sekarang wanita itu menjadi berani dan tidak penurut lagi.
.
.
CEKLEK
"Sungguh merepotkan wanita jalan* ini, kapan aku bisa membuat dia tanda tangan?" Kaizer di buat bingung saat masuk ke kamar Wilona.
Tumben masuk ke kamar Wilona, biasanya anti banget masuk ke kamar wanita yang di anggap hanya wanita jalan* saja
Dulu sebelum ia pulang dari kantor ataupun bersenang-senang di luar pasti Wilona akan stay menunggunya di ruang tamu atau di teras depan rumah sambil mondar mandir, tapi kini tidak lagi.
"Tunggu permainan mulai besok, aku akan buat hidup kamu menderita dan mau menyerah hingga kamu dengan suka rela menanda tangani surat perceraian" Kaizer memperbaiki selimut yang di gunakan Wilona.
Tunggu.
"Kenapa aku memperbaiki selimutnya ?" tanpa ia sadari seiring berjalannya waktu rasa peduli pasti akan datang dengan sendirinya.
Kaizer langsung menarik selimut itu dan membuangnya ke lantai
SREK
BRUGH
"Wanita petaka seperti kamu pantas mat* kedinginan " Kaizer menekan remote AC dan mengubah suhu kamar Wilona menjadi kecil tidak sampai 10 derajat.
Dalam hati ia berharap besok pagi yang ada wajah pucat dan tinggal di buang ke hutan. Kejam sekali Kaizer sekarang tidak peduli dengan wanita yang ia jadikan partner 4 tahun lamanya.
...PAGI HARI...
PUKUL 08.55
Tok
Tok
Ada seorang wanita cantik muda sedang berdiri di depan pintu, penjaga kediaman tersebut sudah terbujuk rayu degan wanita tersebut dan tanpa basa basi penjaga mau-maunya menerima suap.
"Heh ... orang dari jaman dulu sampai sekarang kalau soal uang pasti berubah " suatu kebanggaan bagi Tia.
Soal uang tidak masalah meski harus keluar beribu-ribu dollar sekaligus.
Wilona menatap tajam CCTV, pagi-pagi begini ada wanita yang bertamu.
"Tidak sopan." Desis Wilona saat menatap layar ponselnya yang langsung terhubung dengan cctv seluruh penjuru rumah.
Kaizer berada di ambang pintu kamar Wilona, ternyata wanita ini tidak apa-apa bahkan wajahnya sangat segar dan cerah. Tidak mungkin kan dengan suhu sedingin itu tidak terjadi apa-apa di tambah lagi Wilona tidurnya pulas tanpa gangguan.
'Lagi mikirin apa nih orang, dia pikir aku bakalan ma ti gitu gara-gara AC semalam. Enggak lah ya setelah nih orang bereng*ek pergi aku atur lagi lah suhunya aku matikan dan aku ganti jendela, dia pikir aku ini bodo* kebangetan apa.' Wilona membatin sambil memutar bola matanya dengan malas.
Tatapan Wilona pada Kaizer dari atas sampai kebawah dengan terheran-heran, sungguh aneh pikirnya.
Lagian buat apa sih bermain mainan anak kecil, gak ada gunanya jika punya otak yang sehat dan waras.
"Masih sehat?" pertanyaan apa ini.
Kenapa terlontar dari mulut Kaizer yang biasanya lengket seperti lem pipa.
"Iya sehat, seperti anda!" jawab Wilona acuh tak acuh.
Ia beranjak pergi menuju ke kamar mandi.
"Anda mau kemana?" Kaizer berbicara kaku pada Wilona.
Wilona membalikkan tubuhnya menghadap Kaizer.
"Mandi, bukannya anda mengundang wanita belia datang. Sekarang wanita itu ada di lantai satu bukankah sepantasnya anda menyambutnya dengan suka cita!" sambil memiringkan kepalanya dengan senyum devil.
"Anda yang seharusnya membuka kan pintu bukan saya, anda sebagai istri harus melakukan kewajiban ini bukan? Kewajiban menyambut tamu dengan baik dan benar."
Teguran dari Kaizer hanya angin lalu untuk Wilona.
"Untuk apa?" mengerenyitkan dahinya.
"Pencitraan yang baik sebagai seorang istri !" santai tanpa dosa mengundang wanita lain pagi-pagi ke rumah.
Dulu Wilona akan bersedih tapi tidak untuk sekarang.
"AA ... HA ... HA ..." Wilona tertawa nyaring.
"Kenapa tertawa, apa anda masih waras saat suami mengundang perempuan lain ke rumahnya?"
"Of course, kenapa tidak!" merentangkan kedua tangannya sambil mengangkat kedua bahunya.
"Are you crazy." Kaizer melangkah lebar dengan penuh amarah setelah keluar dari kamar Wilona.
"ANDA YANG GILA DAN ANDA LAH YANG GAK WARAS KAIZER, MATA DAN HATI ANDA PENUH KELICIKAN TENTANG HARTA" Wilona berteriak.
Percuma saja teriak suaranya tidak terdengar oleh Kaizer.
"Dasar pria menyebalkan, hidup satu atap bersama membuatku tertekan lahir batin. Seperti aku perlu perawatan ringan hari ini." Wilona menggulung rambutnya ke atas dan memakai penutup kepala agar rambutnya tidak basah saat mandi nanti.
.
.
Ruang tamu.
"Kenapa lama sekali sih honey bukain pintunya, aku pegel nih." Protes manja Tia di lengan Kaizer dan Wilona menyaksikan semua.
'Haduh ... main drama-drama gini lagi, kenapa gak sekalian saja daftar menjadi aktris dadakan. Akting lumayan bagus kalau mata sutradara rabun dan sakit.'
Wilona malas melayani drama gak penting, tapi sepertinya bagus juga kalau ikutan siapa tau bakat aktingnya saat kecil masih berfungsi normal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 36 Episodes
Comments