Suasana di rumah besar

Melisa melangkahkan kaki menuju ke ruang tamu, untuk menemui para tamunya.

"Ika, kamu tahukan yang dimaksudkan nyonya Lisa tadi?" tanya Mbok Tinah yang menatap Zulaikha.

"Iya mbok" jawab Zulaikha seraya menganggukan kepalanya.

"Kalau begitu, kita lakukan pekerjaan kita masing-masing!" seru mbok Tinah yang kemudian menuju ke dapur untuk membuat minuman dan mengambil makanan ringan yang selalu tersedia di dapur.

Zulaikha menganggukan kepalanya dan mulai membereskan piring dan gelas yang ada di meja dan membawanya ke dapur.

Sedangkan mbok Tinah sudah selesai melakukan tugasnya dan mengantarkan makanan dan minuman itu ke ruang tamu.

Kembali dari ruang tamu, mbok Tinah membawa sisa nasi, sayuran dan lauk pauknya ke dapur.

Mbok Tinah menyiapkan makanan untuk satpam dan Bower sopir sekaligus orang kepercayaan Danar.

"Ika, aku mau mengantar makanan ini ke depan, kamu lanjutkan dulu pekerjaan kamu ya!" seru mbok Tinah seraya meletakkan nasi beserta lauk pauknya di atas meja dapur.

"I..iya mbok!" ucap Zulaikha yang kemudian melanjutkan pekerjaannya.

Beberapa menit kemudian mbok Tinah kembali dari depan rumah.

"Ika ayo kita makan!" seru mbok Tinah yang kemudian mengambil piring dan mengambil nasi dan lauk pauknya.

"I...iya mbok!" ucap Zulaikha yang kemudian menghampiri mbok Tinah dan mengambil nasi dan sayurnya yang sesuai dengan porsinya.

Lalu mereka makan bersama di dapur itu.

Beberapa menit kemudian mereka telah selesai makan siang. Zulaikha membereskan semua bekas makan siang mereka, sementara mbok Tinah membereskan gelas dan makanan kecil di ruang tamu. Karena para tamu sudah pergi dan Danar kembali ke kamar.

"Mbok, aku mau istirahat. Tidak usah masak, karena kami nanti mau pergi sampai malam. Jaga rumah dan jangan lupa kasih tahu pekerjaan-pekerjaan yang Kirana mbok Tinah tidak bisa melakukannya'' jelas Melisa.

"Iya nyonya" jawab mbok Tinah seraya memindahkan gelas dan makanan kecil di nampan dan kemudian mengangkatnya.

Sedangkan Melisa melangkahkan kaki menuju ke kamarnya.

Sampai di kamar dia melihat suaminya masih sibuk dengan ponselnya di tepi tempat tidur.

Melisa menutup dan mengunci kamarnya, kemudian dia melangkahkan kaki menghampiri suaminya dan duduk disamping suaminya itu.

"Kamu sibuk apa sih sayang?" tanya Melisa yang menyandarkan kepalnya di bahu suaminya.

"Ini anak buahku yang kesulitan menghadapi nasabah yang suka molor kalau mau mengangkut pinjaman" jawab Danar yang masih sibuk dengan ponselnya.

"Ouh!" ucap Melisa yang memeluk suaminya dari samping dan tangan kananya mulai bergerilya masuk ke dalam baju Danar, dan ciumannya mendarat di pipi kemudian leher laki-laki yang masih muda dan tampan itu.

"Hm..kamu mau lagi ya?" ucap Danar dengan berbisik, yang kemudian mematikan ponselnya.

"Iya sayang, kita main lagi yuk! nanti malam kita kan ke pestanya Robeert, pulangnya kan malam dan pasti kita kelelahan" bisik Melisa sembari mengulas senyumnya.

"Baiklah sayang, kalau itu mau kamu. Ayo kita bermain, dan berikan suami kamu ini kepuasan!" bisik Danar dan itu membuat Melisa menggila.

Melisa mulai membuka pakaiannya satu persatu, demikian pula dengan Danar. Dan keduanya mulai menumpahkan hasrat suami istri mereka.

Sementara itu Zulaikha yang telah selesai mencuci piring, mulai menyapu dan membersihkan taman serta menyirami tanaman yang ada di taman.

Sementara mbok Tinah ikut membantu mencabut rumput dan memotong tanaman yang sudah meninggi.

"Kamu kok bisa bertemu tuan?" tanya mbok Tinah yang tetap dengan tugasnya.

"Iya, karena tuan main ke rumah orang tua saya dan juga saya baru lulus sekolah dan butuh pekerjaan, karena ayah saya sakit dan butuh biaya." jawab Zulaikha sembari menyirami bunga-bunga di halaman rumah.

"Oh begitu ya, semoga kamu betah ya di rumah ini" ucap mbok Tinah sembari tersenyum kecut.

Dan Zulaikha merasakan sesuatu yang lain dari raut wajah mbok Tinah.

"Ada apa mbok?" tanya Zulaikha yang penasaran.

"Ah tidak, ayo lanjutkan pekerjaan kita! setelah ini kita masak untuk kita bertiga saja. Soalnya Bower pasti ikut makan di acara yang nanti mereka akan hadiri!" ucap mbok Tinah.

"Baik mbok" balas Zulaikha yang kemudian mereka mempercepat pekerjaan mereka.

Setelah selesai, mereka kembali ke dapur dan kembali memasak makanan untuk makan malam mereka.

"Mbok Tinah, bilang sama Bower jam enam harus standby!" seru Melisa yang tiba-tiba muncul dengan wajah kusut habis tidur siang.

"Oiya nyonya!" jawab mbok Tinah dan dengan tergopoh-gopoh mencari keberadaan Bower, sedangkan Melisa kembali masuk ke dalam kamarnya.

Sedangkan Zulaikha mandi dan mengganti pakaiannya, setelah itu dia menunaikan sholat Ashar di kamarnya.

Setelah selesai Zulaikha membantu mbok Tinah dengan bergantian memasak dan mbok Tinah mandi dan menunaikan sholat Ashar.

Tak berapa lama, acara memasak itu pun telah selesai. Zulaikha dan Mbok Tinah mengangkat jemuran, kemudian Zulaikha menyeterika pakaian yang tadi diangkat dari jemuran.

Jam dinding menunjukkan pukul setengah enam petang dan mereka menyudahi pekerjaan mereka itu, karena waktunya untuk sholat Maghrib.

Saat keduanya sedang sholat Maghrib, Danar dan Melisa sudah keluar dari rumah dengan mobil mewah mereka yang di kemudikan oleh Bower.

Setelah menunaikan sholat Maghrib, Mbok Tinah mendatangi kamar Zulaikha, dan dilihatnya Zulaikha yang sedang mengaji.

Mbok Tinah menunggu dengan sabar sampai Zulaikha selesai mengaji.

"Assalamu' Alaikum.." ucap salam mbok Tinah pada saat Zulaikha selesai mengaji.

"Wa'alaikumsalam..., eh mbok Tinah! ada apa mbok?" tanya Zulaikha pada saat hendak melipat mukenanya.

"Mbok ingin kamu betah disini, walaupun kamu nantinya tahu sifat asli dari nyonya dan tuan kita" ucap mbok Tinah yang duduk di lantai dihadapan Zulaikha

"Insya Allah, saya betah mbok! memangnya ada apa mbok?" jawab sekaligus tanya Zulaikha yang penasaran.

"Sebelum kamu, ada beberapa perempuan yang menjadi pembantu disini. Dan mereka rata-rata tidak kerasan karena tingkah nyonya yang arogan dan juga tuan yang ternyata suka main belakang jika nyonya tidak ada. Dan hal itu tidak diketahui oleh nyonya dan seakan nyonya tutup mata jika ada yang melapor tentang keburukan suaminya." jelas mbok Tinah yang kelihatan cemas melihat Zulaikha.

"Seperti itukah?" ucap Zulaikha yang tak menyangka kalau selain dengan dia, ada perempuan lain yang ada dihati suaminya.

"Iya, makanya banyak yang keluar dengan dadakan. Yang aku takutkan jika Tuan akan menggoda kamu!" ucap mbok Tinah yang menatap ke wajah Zulaikha.

"Andai mbok Tinah tahu, kalau aku sudah menikah dengan tuannya itu" gumam dalam hati Zulaikha yang kemudian menarik nafasnya dalam dan mengeluarkannya secara pelan-pelan.

Perasaan dihatinya bergejolak, karena dia baru kali ini berbohong.

"Ya Allah, semoga ini untuk kebaikan semuanya. Aamiin ya Robbal alaamiin." doa dalam hati Zulaikha yang terus menyimak cerita mbok Tinah.

...~¥~...

...Mohon dukungan para Readers untuk like//favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel GADIS JAMINAN HUTANG...

,

...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....

...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....

...Terima kasih...

...BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

✍️⃞⃟𝑹𝑨_νισℓєт νιєηѕтαя⍣⃝కꫝ🎸

✍️⃞⃟𝑹𝑨_νισℓєт νιєηѕтαя⍣⃝కꫝ🎸

ternyata Danar nakal suka celup smbarangan

2022-11-29

1

lanlan

lanlan

danar teryata buaya,sabar Zulaikha semoga tuh buaya bisa insab😂

2022-08-27

2

❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™

❁︎⃞⃟ʂ𝕬𝖋⃟⃟⃟⃟🌺 ᴀᷟmdani🎯™

wah.. danar ternyata buaya

2022-08-23

1

lihat semua
Episodes
1 Mencoba Untuk Ikhlas
2 Pulang ke rumah suami.
3 Mendapat kamar yang paling sudut
4 Mulai Bekerja sebagai Pembantu
5 Suasana di rumah besar
6 Peristiwa Dini Hari
7 Mulai bekerja
8 Nasib yang sama
9 Dari Hati ke Hati
10 Danar ke Kamar Zulaikha
11 Merawat Suami yang sakit
12 Mengobati Suami
13 Tanda-tanda Kehamilan
14 Pengakuan Danar
15 Menasehati suami
16 Luluhnya Hati Danar
17 Merayu Istri pertama
18 Suasana Dini Hari
19 Sarapan Bertiga
20 Kedatangan Dokter Adam Rendra
21 Cerita Dokter Samsu
22 Rumah Peninggalan Papa Adam Rendra
23 Menuju ke Rumah Melisa
24 Pertemuan Zulaikha, Mbok Tinah dengan Adam Rendra
25 Kecurigaan Dokter Adam Rendra
26 Sumber Kekayaan Melisa
27 Kopi Susu
28 Pagi itu
29 Saling bagi Rahasia
30 Di ruang tunggu rumah sakit
31 Sebelum makan Siang
32 Akibat Dari Kemarahan Danar
33 Penyesalan Danar, Ratapan Zulaikha
34 Kamalangan Danar
35 Yang tak terduga
36 Sopir yang Nakal
37 Sopir yang Nakal ll
38 Rayuan Bower
39 Hari Pertama kerja Dokter Adam Rendra
40 Diskusi di Ruang Rawat Inap
41 Masih Berdiskusi
42 Rahasia terbongkar
43 Perjalanan Kembali ke Rumah
44 Dokter Adam Rendra Menjenguk Danar Aji
45 Masih menjenguk Danar Aji
46 Memberitahu Zulaikha dan Mbok Tinah
47 Sesosok Misterius yang masuk ke rumah
48 Bangkai pun Tercium
49 Insiden di Tangga
50 Danar menghilang dari ruang perawatan
51 Melisa, Bower mempengaruhi Danar
52 Bertemu di Rumah
53 Merobek cek 500 juta
54 Mata pisau dan Timah emas
55 Golongan Darah yang langka
56 Menebak-nebak
57 Bertemu dokter Samsu
58 Mencari Keberadaan Mbok Tinah
59 Cerita nenek Tinah
60 Makan Siang Bersama Dokter Adam Rendra
61 Makan Soto Bersama Dokter Adam Rendra
62 Berada di Rumah Melisa
63 Diskusi di Rumah Sakit
64 Ungkapan Hati Zulaikha
65 Kenangan Danar bersama Istri keduanya
66 Masih Kenangan Danar
67 Sah sekaligus Pisah
68 Adam Rendra Melamar Zulaikha
69 Hanya Berdua saja
70 Berita Bahagia
71 GADIS JAMINAN HUTANG
Episodes

Updated 71 Episodes

1
Mencoba Untuk Ikhlas
2
Pulang ke rumah suami.
3
Mendapat kamar yang paling sudut
4
Mulai Bekerja sebagai Pembantu
5
Suasana di rumah besar
6
Peristiwa Dini Hari
7
Mulai bekerja
8
Nasib yang sama
9
Dari Hati ke Hati
10
Danar ke Kamar Zulaikha
11
Merawat Suami yang sakit
12
Mengobati Suami
13
Tanda-tanda Kehamilan
14
Pengakuan Danar
15
Menasehati suami
16
Luluhnya Hati Danar
17
Merayu Istri pertama
18
Suasana Dini Hari
19
Sarapan Bertiga
20
Kedatangan Dokter Adam Rendra
21
Cerita Dokter Samsu
22
Rumah Peninggalan Papa Adam Rendra
23
Menuju ke Rumah Melisa
24
Pertemuan Zulaikha, Mbok Tinah dengan Adam Rendra
25
Kecurigaan Dokter Adam Rendra
26
Sumber Kekayaan Melisa
27
Kopi Susu
28
Pagi itu
29
Saling bagi Rahasia
30
Di ruang tunggu rumah sakit
31
Sebelum makan Siang
32
Akibat Dari Kemarahan Danar
33
Penyesalan Danar, Ratapan Zulaikha
34
Kamalangan Danar
35
Yang tak terduga
36
Sopir yang Nakal
37
Sopir yang Nakal ll
38
Rayuan Bower
39
Hari Pertama kerja Dokter Adam Rendra
40
Diskusi di Ruang Rawat Inap
41
Masih Berdiskusi
42
Rahasia terbongkar
43
Perjalanan Kembali ke Rumah
44
Dokter Adam Rendra Menjenguk Danar Aji
45
Masih menjenguk Danar Aji
46
Memberitahu Zulaikha dan Mbok Tinah
47
Sesosok Misterius yang masuk ke rumah
48
Bangkai pun Tercium
49
Insiden di Tangga
50
Danar menghilang dari ruang perawatan
51
Melisa, Bower mempengaruhi Danar
52
Bertemu di Rumah
53
Merobek cek 500 juta
54
Mata pisau dan Timah emas
55
Golongan Darah yang langka
56
Menebak-nebak
57
Bertemu dokter Samsu
58
Mencari Keberadaan Mbok Tinah
59
Cerita nenek Tinah
60
Makan Siang Bersama Dokter Adam Rendra
61
Makan Soto Bersama Dokter Adam Rendra
62
Berada di Rumah Melisa
63
Diskusi di Rumah Sakit
64
Ungkapan Hati Zulaikha
65
Kenangan Danar bersama Istri keduanya
66
Masih Kenangan Danar
67
Sah sekaligus Pisah
68
Adam Rendra Melamar Zulaikha
69
Hanya Berdua saja
70
Berita Bahagia
71
GADIS JAMINAN HUTANG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!