Mereka disambut oleh pembantu dirumah itu yang biasa dipanggil mbok Tinah dan juga Melisa istri pertama Danar.
"Assalamu'alaikum..!" ucap salam Danar Aji pada saat sudah berhadapan dengan Melisa dan Mbok Tinah sambil memberikan satu kantung plastik anggur merah yang tadi dibelinya di kios buah di pinggir jalan pada Melisa.
"Wa'alaikumsalam..!" balas Melisa dan Mbok Tinah yang bersamaan, dan Melisa dengan senang dari menerima oleh-oleh dari suaminya itu.
Namun beberapa saat kemudian Melisa terkejut saat melihat suaminya membawa seorang perempuan berjilbab yang wajahnya tanpa polesan apapun.
"Siapa dia mas?" tanya Melisa pada suaminya Danar saat Melisa melihat Zulaikha bersama suaminya masuk ke rumah mewah mereka.
"Oh, kenalkan dia Zulaikha, putri dari teman lama mas. Dan teman mas itu meminta untuk mencarikan pekerjaan buat dia" jawab Danar yang muali dengan aksi berbohongnya.
"Oh, trus mas mau kasih dia kerjaan apa?" tanya Melisa tanpa rasa curiga.
"Ya buat bantu mbok Tinah, kan mbok Tinah sudah tua. Jadi biar pekerjaan yang berat-berat saja buat dia!" jawab Danar seraya duduk di sofa di ruang tamunya.
"Benar juga, mbok Tinah dah merawat aku sedari kecil. Boleh saja dia jadi teman kerjanya mbok Tinah. Bagaimana denganmu mbok?" tanya Melisa seraya menatap mbok Tinah.
"Saya sih senang saja jika dapat teman, apalagi masih muda. Pastinya tenaganya lebih kuat dan sehat! he..he..!" ucap mbok Tinah seraya terkekeh.
"Kalau begitu mbok, antarkan dia ke tempat yang seharusnya dia tidur. Ok!" ucap Melisa yang kemudian duduk disamping suaminya.
"Siapa nama kamu tadi nak?" tanya mbok Tinah pada Zulaikha.
"Saya Zulaikha mbok" jawab Zulaikha yang menatap mbok Tinah.
"Panggil Ika saja ya, yang mudah!" ucap mbok Tinah.
"Iya, terserah mbok Tinah saja" balas Zulaikha.
"Kalau begitu, ayo ikut simbok!" seru Mbok Tinah seraya melangkahkan kakinya menuju ke belakang rumah.
"I..iya mbok!" ucap Zulaikha yang mengikuti mbok Tinah tanpa menoleh ke arah Melisa dan Danar sedikit pun.
Dan Danar juga tak menoleh ke arah Zulaikha. Dia sibuk mencumbui istri pertamanya.
"Ke kamar yuk, yang?" pinta Danar seraya menciumi pipi dan leher istrinya dengan mesra.
"Kamu kangen ya?" bisik Melisa yang menangkupkan kedua tangannya di kedua pipi istrinya.
"Tentu saja" balas bisik mesra Danar seraya mengecup bibir istrinya.
"Kalau begitu ayo kita ke kamar!" ucap Melisa yang bangkit dari duduknya, dan begitu juga dengan Danar yang bangun dari duduknya.
Mereka melangkahkan kaki menuju ke kamar mereka dengan saling merangkul satu sama lainnya.
Sementara itu Mbok Tinah yang mengantarkan Zulaikha, sudah sampai di depan kamar yang nampak sudah lama kosong.
"Ika, kamu tidur disini saja ya!" seru Mbok Tinah yang kemudian membukakan pintu kamar yang letaknya paling pojok, sedangkan disebelahnya adalah gudang dan di sampingnya merupakan kamar mbok Tinah.
"Klek...klek....Ceklek...!"
Mbok Tinah membukakan pintu kamar tersebut, dan Zulaikha melihat banyak debu dan jaring laba-laba di kamar tersebut.
"Masuklah, sekarang kamar ini adalah tempat kamu tidur, ohiya sebentar aku ambilkan sapu dan kemoceng!" seru Mbok Tinah yang bergegas mengambilkan alat kebersihan yang dibutuhkan Zulaikha.
Zulaikha menebarkan pandangannya pada tiap sudut kamar itu dan kemudian meletakkan tas ransel yang berisi pakaian dan barang-barang miliknya.
Tak berapa lama mbok Tinah datang dengan membawa peralatan kebersihannya.
"Ini peralatan yang kamu butuhkan dan ma'af ya mbok tidak bisa bantu. Mbok mau masak, karena tuan ada di rumah saat ini." ucap mbok Tinah setelah memberikan peralatan kebersihan pada Zulaikha.
"I..ya mbok, makasih dan Ma'af jika merepotkan" ucap Zulaikha dengan ramah.
"Ah, biasa saja ya. Anggap seperti rumah sendiri." ucap mbok Tinah seraya mengulas senyumnya.
"Baik mbok" balas Zulaikha, dan mbok Tinah melangkahkan kaki meninggalkan Zulaikha.
Dan Zulaikha mulai membersihkan kamar yang serba berdebu dan banyak sarang laba-labanya itu.
Selesai membersihkan kamar tersebut, Zulaikha mengepel kamar itu.
Peluh keringat sebesar biji jagung keluar dari dahi Zulaikha dan berkali-kali dia menyekanya.
Sembari menunggu lantai kamarnya kering, Zulaikha menyempatkan diri untuk mandi dan mengganti pakaiannya.
Kemudian istri kedua Danar itu menunaikan sholat Dhuhur, karena jam dinding sudah menunjukkan jam dua belas siang.
Setelah selesai sholat Dhuhur Zulaikha melangkahkan kakinya menuju ke dapur untuk menemui mbok Tinah.
"Mbok, Ika mau tanya boleh?" tanya Zulaikha pada saat masuk ke dapur.
"Iya, tanya apa?" tanya Mbok Tinah sembari mencicipi masakannya.
"Untuk tidur Ika, Ika pakai alas apa?" tanya Zulaikha yang sedikit tak enak hati.
"Untuk sekarang ini pakai tikar dulu ya" jawab mbok Tinah seraya menatap Zulaikha.
"I..iya tidak apa-apa mbok" ucap Zulaikha sembari mengulas senyumnya.
Kemudian mbok tinah melangkahkan kakinya menuju ke kamarnya yang tak jauh dari dapur.
Sedangkan Zulaikha mematikan sayur yang sudah matang dan memindahkannya dalam wadah sayur.
Tak berapa lama mbok Tinah datang dengan membawa tikar yang dia bawa dari kamarnya.
"Nah sekarang kami pakai tikar dulu ya! nanti kalau majikan kita sedang berbaik hati, pasti akan membelikan kasur buat kamu!" ucap Mbok Tinah seraya menyerahkan tikar itu pada Zulaikha.
Zulaikha menerimanya dan kemudian melangkahkan kakinya
"Baik mbok dan terima kasih, Ika kembali ke kamar terlebih dulu ya!" ucap Zulaikha seraya tersenyum.
"Iya dan nanti kembali ke mari ya!" seru mbok Tinah yang kembali dengan rutinitasnya.
Setelah meletakkan tikar ke dalam kamar yang sekarang dia tinggali, Zulaikha kembali ke dapur dan membantu mbok Tinah menyiapkan makan siang mereka.
"Ika, bawa makanan-makanan ini ke meja makan ya!" seru mbok Tinah yang menunjukkan sayur dan lauk pauk yang ada diatas meja dapur dan sudah di wadahi sesuai tempatnya itu.
"Ba..baik mbok!" balas Zulaikha yang kemudian membawa satu persatu makanan yang dimasak oleh mbok Tinah itu.
Sementara itu Danar dan Melisa yang melangkahkan kaki ke kamar mereka, dan mereka sudah sampai di kamar mereka dengan saling merangkul satu sama lainnya.
Setelah sampai di depan pintu, Danar membuka pintu dan mereka masuk ke kamar, kemudian Danar mengunci pintu kamarnya.
"Sayang kenapa kamu perginya lama sekali sih?" tanya Melisa seraya melingkarkan tangannya dileher suaminya dengan saling berhadapan.
"Teman aku itu ternyata ikut istrinya yang letak rumahnya lebih jauh dari tempat tinggalnya yang dulu!' jawab Danar yang berbohong.
"Ohw, begitu ya!" ucap Melisa yang percaya begitu saja dengan ucapan suaminya, dan saat ini dia dalam posisi memeluk suaminya dengan erat.
Danar membalas pelukan isterinya sambil mencium kepala bagian atas istrinya itu dengan mesranya.
...~¥~...
...Mohon dukungan para Readers untuk like//favorite/rate 5/gift maupun votenya untuk novel GADIS JAMINAN HUTANG...
...Semoga sehat selalu dan dalam Lindungan Allah Subhana wa Ta'alla....
...Aamiin Ya Robbal Alaamiin....
...Terima kasih...
...BERSAMBUNG...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 71 Episodes
Comments
✍️⃞⃟𝑹𝑨_νισℓєт νιєηѕтαя⍣⃝కꫝ🎸
yang kuat ya Ika, semoga Melisa tidak seram dan galak
2022-11-29
1
✍️⃞⃟𝑹𝑨_νισℓєт νιєηѕтαя⍣⃝కꫝ🎸
bukanya tadi sudah shalat dzuhurnya sblm keluar hotel?
2022-11-29
1
lanlan
kasian Zulaikha nya,tidur pakai tikar sementara suaminya lagi enak"kan 😑
2022-08-27
2