*Holla guys**🤟🏻*
✨Happy Reading✨
•
•
#JANE POV
Plaakk!!
Tamparan keras aku layangkan begitu saja di lengan kekar milik lelaki yang aku temui beberapa minggu yang lalu. Membuat seisi ruangan itu menampilkan raut wajah terkejut.
Senang, itulah yang aku rasakan saat ini. Sepertinya rencana gila yang terlintas saat itu, akan tercapai dengan mudah. Tuhan mempermudah jalanku, benar bukan?!
“Ooiiihh kau datang juga rupanya” aku berseru dengan gaya santai, layaknya bertemu dengan sahabatku sendiri. Padahal pertemuan kami yang terakhir, terkesan sedikit buruk.
Lelaki dengan wajah datar itu hanya diam mematung, mungkin ia masih tidak menyangka dengan reaksi yang aku tunjukan saat ini. Sedikit berlebihan, namun aku ingin mengungkapkan apa yang tengah aku rasakan
“Jane!” Panggil Pa dengan suara lembut yang langsung aku hentikan dengan satu gerakan jari.
Aku melupakan sesuatu saking merasa senangnya, mataku menatap penuh selidik ke arah lelaki itu. Seolah mencari tahu sesuatu hal yang masih berusaha aku ingat.
“Aaiihh.. tunggu dulu! Kau berdiri disini sekarang, itu artinya kau kemari bersama tuanmu” aku bergumam namun dapat terdengar jelas oleh siapa pun yang berada di ruangan ini.
Hey, ada orang lagi didalam ruangan ini yang baru aku sadari keberadaannya. Mataku menemukan seorang pria lagi, berdiri tepat dihadapan pria es baru itu dan kenapa menodongkan sebuah pistol?
“Aaaaa..” Aku sedikit berteriak setelah mengingat hal itu, dengan ekspresi terkejut. Pangeranku sudah didepan mata dan aku siap untuk rencana selanjutnya.
“Jangan bilang jika kau adalah bos dari lelaki es batu ini” aku mengarahkan jariku ke wajahnya. Kenapa aku begitu bodoh tidak menyadari kehadirannya sejak tadi. Apakah ini karena aku terbiasa acuh dengan keadaan sekitarku?
Lupakan, sekarang aku kembali menatap pria itu. Tidak salah lagi, lelaki berwajah galak dan dingin ini pasti bosnya. Lihat mereka berdua terlihat sama-sama dingin seperti es batu.
“Jane Suchart!” Dia memanggil namaku dengan nada penuh penekanan. Alih-alih merasa takut dengannya, aku merasa sangat tersanjung karena pangeranku sudah tahu namaku dengan baik.
“Oiihhhh!! Kau tahu namaku?! Luar biasa!!” Aku bertepuk tangan, menunjukkan ekspresi wajah terkejut bercampur bangga kala seseorang yang tidak aku kenal, menyebut namaku dengan jelas.
Tunggu, apakah aku sudah terkenal saat ini?
Belum selesai aku mengagumi lelaki tampan ini, sebuah tangan kekar menarik tubuhku kebelakang dan membawanya sejajar dengan posisinya saat ini.
“Jane, kenalkan ini adalah Khun Kim” Ayah menahan kedua bahuku posesif, seperti takut jika aku akan melakukan sesuatu yang agresif.
Wow, jadi dialah Kim, pemilik dua kasino besar yang berada diantara butikku. Seseorang yang aku dengar, adalah orang terkaya di negaraku ini.
“Haii..” aku melambaikan tangan ke arahnya, dengan senyum manis yang aku punya.
“Kim..” jawabnya singkat, membuat mataku kembali berbinar. Aku beralih menatap pria es batu itu.
“Hheeyy.. apakah benar dia tuanmu?” Aku bertanya dengan antusias, yang dijawab dengan anggukan kepala olehnya.
Oke, aku semakin bersemangat. Dengan gerakan cepat, tanpa bisa ditahan oleh Pa, aku kembali melangkah maju untuk mendekatinya, menangkup wajahnya yang tampan dan memandanginya untuk beberapa saat.
“Nona Jane!” Terdengar jelas nada peringatan dari arah pria es batu itu. Seolah aku sedang menyentuh berlian yang sedang ia jaga saat ini. Namun entah mengapa ia terhenti dan kembali ke posisinya
“Kau tampan” aku memujinya, membuat laki-laki itu terkejut dan mematung seketika.
Namun lagi-lagi, tangan kekar dengan urat yang menyembul keluar, kembali menarik tubuhku kebelakang, membuatku dengan terpaksa melepaskan wajah tampan itu.
“Jane..jane..” Pa memanggil namaku beberapa kali, seperti berusaha menyadarkanku.
“Pa..aku mau dia!” pintaku dengan nada serius.
#JANE POV END
•
•
#AUTHOR POV
Apa katanya? Kenapa terdengar sangat santai?
“Duduklah dulu!” Aat membawa putrinya untuk duduk di atas sofa bersama dirinya.
“Maafkan putri saya Khun Kim” ujar Aat sembari membungkukkan tubuhnya, membuat pria dengan wajah dingin itu tersadar dari lamunannya.
Kim menarik dasi berwarna navy yang menggantung di kerah bajunya, entah mengapa ia merasa sedikit sesak saat ini. Perlahan ia kembali duduk, berusaha untuk terlihat biasa saja.
Aroon yang sejak tadi menyaksikan kejadian itu hanya bisa bertanya-tanya dalam hati. Ada apa dengan tuannya? Tangan gadis itu masih utuh? luar biasa.
Ini adalah kali pertama Aroon melihat tuannya tak bereaksi apapun kala seseorang dengan berani menyentuhnya. Terakhir ia melihat seorang wanita harus kehilangan kedua tangannya karena telah berani menyentuh lengan pria itu. Namun kali ini, lelaki kejam itu bahkan tak bereaksi apapun dan memintanya untuk tetap diam.
“Aku menginginkan butikmu, dan sebutkan harga yang harus aku bayar” ujar Kim menyampaikan keinginannya secara gamblang, mengingat nama yang tertulis di akta itu adalah Jane Suchart.
Gadis itu terdiam, ia terus menatap wajah Kim dengan durasi yang cukup lama, membuat semua orang didalam sana saling pandang.
“Kau sungguh menginginkan butikku?” tanya Jane seakan mencari sesuatu dibalik pertanyaan itu.
Kim tak menjawab pertanyaan Jane, ia hanya menganggukkan kepala pelan sebagai jawaban.
“Hah.. pa, aku pergi dulu! Katakan pada Phi Tod untuk membelikanku mobil limited edition, agar aku bisa mengenalinya dengan baik!” Pintanya kepada sang ayah, alih-alih menjawab pertanyaan Kim.
Jane berdiri dan hendak beranjak keluar, hingga langkahnya terhenti tepat di samping lelaki yang tengah menatapnya jengah. ia menundukkan wajahnya, berada lebih dekat dengan wajah lelaki itu.
“Jika kau menginginkan bangunan itu, kau harus menikah denganku dan tanamkan saham sebesar 10% ke perusahaan ayahku! Jika kau setuju, datanglah besok pagi ke Wihara dekat mansionku, lengkap dengan jas terbaikmu !” Bisik Jane sebelum benar-benar pergi meninggalkan Kim yang kembali diam mematung.
Apa gadis itu gila?
Apa dia tidak salah dengar?
“Eh tunggu..” Jane terdiam, merasa ada yang aneh dengan ucapan tadi
“Agama mu Buddha?” Bisiknya lagi ditelinga Kim.
Entah ada angin apa, Kim yang biasanya tak suka basa basi kini menjawab pertanyaan Jane dengan suka rela.
“Kristen..” jawabnya singkat.
Gadis itu mengangguk setuju, ia membalikkan badan dan kini menatap sang ayah.
“Pa..aku seorang Kristen bukan?” tanya nya kepada lelaki tua yang tengah kebingungan.
Aat mengangguk pelan, dengan maksud membenarkan pertanyaan putrinya.
Tunggu, apakah penyakit pelupa Jane separah itu, hingga ia melupakan agamanya sendiri.
“Hhmm.. maaf aku terlalu sering pergi ke wihara untuk mengantar Nik..” kilah Jane kala mengerti dengan arti tatapan bingung sang ayah.
Gadis itu kembali berbalik dan menundukkan kepalanya seperti semula.
“Ralat, besok pagi datanglah ke gereja dekat dengan mansionku..” imbuhnya
Cup!!
Tanpa diduga, sebuah kecupan singkat mendarat di pipi Kim, yang berhasil mengundang keterkejutan dari semua orang yang ada diruangan itu, tak terkecuali Kim.
Aroon mendelik sempurna namun tak bisa berbuat apa. Apakah aku harus mengeluarkan pistol dan menembak gadis aneh itu?
“Sampai bertemu besok..” gadis itu kini benar-benar melenggang pergi dengan langkah santai, meskipun banyak mata tengah menyorot ke arahnya.
Aat mengkerutkan keningnya, apa yang telah dikatakan putrinya kepada Kim, mengapa lelaki itu sampai diam mematung. Dan lagi, setan apa yang telah merasuki raga Jane karena dengan berani mencium seorang lelaki di depan banyak orang terlebih di depan matanya.
“Paaa.. besok ambillah cuti!!” Teriak Jane dari luar ruangan, lalu bayangannya benar-benar hilang dari balik pintu.
Kim berdiri dan membalikkan tubuhnya tanpa berucap satu katapun. Hatinya sedikit kesal, bukannya mendapat lampau hijau, ia malah mendapat kesulitan.
“Aroon kita kembali” titahnya, yang dijawab anggukan kepala oleh sekretarisnya itu.
Apa yang dikatakan Jane? Mengapa Kim terlihat kesal. Batin Aat
Apakah Khun Kim akan membunuh wanita itu sekarang?. Batin Aroon.
•
•
Bbrraakk!!
Kim menutup pintu mobilnya dengan sedikit keras, tangannya meraih dasi dan menariknya dengan kasar.
“Apa yang gadis itu minta dari anda tuan?” Aroon memberanikan diri untuk bertanya.
Alih-alih menjawab pertanyaan sang sekretaris, Kim memilih untuk mengalihkan pandangannya ke arah jendela. Apakah ia harus menyetujui permintaan gila gadis itu?
“Ar.. kita ke rumah sakit milik Arthit?” Titah Kim, membuat Aroon mengernyit bingung.
Siapa yang sakit?
“Baik tuan” Aroon menganggukkan kepalanya, walaupun merasa bingung, ia tetap melajukan mobilnya menuju rumah sakit.
Tidak butuh waktu lama bagi Aroon untuk sampai di rumah sakit terbesar di Thailand itu. Ia bergegas berlari, membukakan pintu untuk tuannya yang masih terlihat kesal.
Tunggu, bukankah wajah tuannya memang selalu seperti itu🤭.
Kim melangkah dengan gaya khasnya, membuat beberapa pasang mata mengalihkan atensi mereka ke arah lelaki yang terkenal dingin dan berpengaruh dinegaranya.
“Selamat siang Khun Kim, ada yang bisa kami bantu?” Tanya salah satu pegawai rumah sakit yang bertugas di bagian administrasi.
“Katakan pada Arthit, aku menunggunya di ruangan!” Titahnya tak ingin dibantah.
“Maaf Khun Kim, dokter Arthit sedang melakukan operasi siang ini” ujar sang suster dengan wajah takut.
“Terlambat 10 menit saja, rumah sakit ini akan rata dengan tanah” Ujar Kim dengan mata yang menatap tajam ke arah sang suster.
“Ba-baik Khun Kim” jawabnya dengan suara bergetar.
•
•
“Ada apa Kim?” Tanya seorang dokter dengan penampilan yang sedikit acak-acakan dan nafas tersengal-sengal setelah berlari menuruni 30 anak tangga.
Kaki jenjangnya melangkah masuk, lalu melemparkan jas berwarna putih ke arah kursi kebesarannya.
“Tidak bisakah kau menungguku sebentar saja Hah? Ttsskk kau selalu mengancam para pegawaiku!” Imbuhnya dengan wajah kesal dan mulut yang tak henti mengomel.
Kim menatap sahabatnya dengan raut wajah datar, seakan malas menjawab semua kalimat yang keluar dari mulut lelaki itu.
“Lakukan pemeriksaan jantung. Aku rasa jantungku tengah bermasalah” ujar Kim to the point.
Arthit mencebik kesal, apa lagi ini? Bukankah Kim sudah melakukan pemeriksaan rutin kemarin sore? Kenapa dia meminta ulang?
“Berbaringlah” titah Arthit
“Jangan memerintahku!” Tolak Kim
“Lalu aku harus bagaimana bajingan! Kau harus berbaring agar aku bisa memeriksamu!!” Teriak Arthit kesal.
“Hey, apa kau sudah bosan hidup!!” Kali ini nada bicara Kim terdengar serius.
Arthit menghela nafas panjang, sahabatnya ini benar-benar menyebalkan.
“Oke..oke maaf, sekarang berbaringlah cepat. Aku tidak akan bisa memeriksamu jika posisi seperti ini” pinta Arthit berusaha menekan rasa kesal dalam hatinya.
Kim menuruti permintaan Arthit, ia melangkah menuju ranjang dan merebahkan tubuhnya dengan nyaman di atas sana.
“Apa yang kau rasakan?” Tanya Arthit serius.
“Jantungku berdetak sangat kencang dari biasanya”
“Apakah sering?”
“Tidak”
Arthit mengangkat teleskopnya dan mulai menempelkannya ke arah dada kekar milik Kim.
“Kapan terakhir kali itu terjadi?”
“Beberapa jam lalu”
Aroon yang berdiri tak jauh dari Kim dan Arthit secara tidak sengaja mendengar obrolan mereka.
Jantung Khun Kim berdetak kencang? Beberapa jam yang lalu?
Tunggu…
Apakah Khun Kim jatuh cinta pada gadis aneh itu…
Bersambung..
*Jangan lupa like, komen dan vote ya**🥰*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Amelia Syharlla
hayo Kim lagi jatuh cintrong❤️❤️❤️❤️❤️❤️
2022-09-03
0
Ling-Ling Wenda Ling-Ling
Cinta pada pandangan pertama 🥰
next thorr... semangat 💪💪💪
2022-09-01
0
Mrinpur
astaga aneh bnget yach lw mafia jatuh love,,,hehehw
2022-08-31
0