Holla guys…
✨Happy Reading✨
•
•
“JANEEE!!” Seorang wanita tengah melangkah dengan tergesa-gesa ke arah dua orang yang tengah berpelukan. Wajah penuh kekhawatiran masih terlukis jelas di wajahnya yang mulai menua, perasaan takut akan masa depan yang suram selalu menghantuinya setiap saat.
“Ma..” Jane melerai pelukannya bersama sang ayah, beralih menatap bingung ke arah sang ibu.
“Jane putriku, bisakah kau memikirkan lagi semua ini? Bukankah ini terlalu cepat nak?!” Alih-alih memberikan dukungan dihari bahagianya, sang ibu malah menentang keputusannya.
“Ma.. aku sudah sangat yakin dengan keputusanku. Pa bilang, dia laki-laki yang baik. Bukankah begitu pa?!” Ujar Jane sembari melirik ke arah Aat dengan senyum yang sulit diartikan.
Aom menarik nafas panjang, sebagai seorang ibu, ia benar-benar tidak bisa. “Tapi Jane…” kalimat Aom terputus kala seseorang masuk ke dalam ruangan itu.
“Maaf Khun Aat, acaranya akan segera dimulai. Khun Kim sudah menunggu hampir 15 menit lamanya” ujar Tod, tangan kanan Aat.
Aat melirik sang sekretaris dan memberi isyarat dengan sebuah anggukan kepala pelan.
“Baby.. percayalah padaku dan juga putrimu! Sekarang ayo, jangan sampai Khun Kim menunggu lebih lama lagi, karena itu tidak akan bagus” ujar Aat dengan suara lembut.
Aom menatap suami sejenak lalu beralih untuk menatap kembali putri kesayangannya. Ia tidak iklas, sungguh! Namun apa boleh buat, ia tidak bisa berbuat apapun untuk saat ini, tapi tidak dengan besok ataupun suatu hari nanti.
Jane tersenyum ke arah sang ibu dan memeluknya sejenak, sebelum dirinya benar-benar melangkah pergi menuju Altar bersama sang ayah.
•
•
Gedung megah yang mampu menampung hingga 450 orang, kini hanya di hadiri oleh 4 orang saja. Satu pria yang duduk di barisan kursi paling kiri, lalu di barisan sebelah kanan ada satu wanita dan satu pria. Sedangkan di panggung atas, seorang pria tampan sudah berdiri disamping pendeta yang akan menikahkan mereka berdua nanti.
Mata lelaki itu menatap lurus ke depan, tepat di sebuah pintu besar yang akan mempertemukannya dengan calon istrinya nanti. Tatapannya terlihat kosong karena saat ini pikirannya tengah melayang jauh, hingga suara pintu terbuka berhasil membuyarkan lamunannya.
Ggrreekkk!!
Pintu besar nan mewah itu terbuka sempurna, menampilkan seorang wanita cantik bak bidadari yang tengah melangkah ke arahnya, ditemani sang ayan tercinta.
“Cantik” gumam Kim tanpa sadar.
Gadis itu tersenyum ramah, manatap pria dengan setelan jas berwarna hitam yang telah menunggunya di panggung besar itu.
“Maaf Khun Kim, karena membuat anda menunggu begitu lama” ujar Aat yang kini sudah berdiri dihadapan lelaki itu.
“Hhmm..” Kim mengangguk pelan, atensinya belum teralihkan sama sekali dari sosok cantik yang tengah berdiri dihadapannya. Bahkan Indra pendengarannya tak merespon suara apapun saat ini, termasuk kalimat yang keluar dari mulut Aat.
“Aku serahkan putriku seutuhnya padamu! Aku minta kau jaga dan berikan dia cinta, seperti yang ku lakukan selama ini” Aat melepas tangan putrinya lalu bergegas untuk menghampiri sang istri yang sudah duduk di barisan kursi sebelah kanan.
Jane melangkah maju, mendekati lelaki yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai suaminya. Tangan lentiknya terangkat, lalu berlabuh di tangan kekar Kim tanpa meminta ijin terlebih dahulu kepada sang pemilik.
Deg!! Deg!!
“Apa ini?” Batin Kim
Pria itu merasakan sesuatu yang aneh pada dirinya, terlebih pada bagian jantungnya. Wajah cantik dengan mata indah yang tengah menatapnya, membuat detak jantungnya berdegup dua kali lebih cepat.
“Ternyata kau pria yang pemberani” bisik Jane, berhasil membuyarkan lamunan Kim.
Pria itu mengalihkan pandangannya sejenak, mengatur kembali detak jantungnya agar stabil kembali. Kini ia mencoba untuk menatap mata gadis itu “Aku ingin bertanya sesuatu padamu?” Bisik Kim Yang dibalas dengan anggukan kepala oleh Jane.
“Kau yakin dengan semua ini?” Jane mengangguk lagi, namun kali ini dengan gerakan cepat. Seakan memberi isyarat jika ia sangat yakin.
“Aku bukanlah orang yang suka bermain-main, jika kau..” kalimat Kim dipotong begitu saja oleh Jane.
“Sstt..kau sangat cerewet! Lebih baik kita mulai acaranya, lihat wajah pendeta itu! Sepertinya ia mulai lelah!” Jane melirik ke arah pria tua yang berdiri ditengah-tengah mereka.
“Pak pendeta, bagaimana jika kita mulai saja” pinta Jane yang dijawab dengan anggukan kepala oleh sang pendeta.
Pria tua itu melangkah maju, menghampiri dua sejoli yang tengah saling menatap. Ia mulai membacakan janji suci pernikahan, lalu diikuti oleh keduanya silih berganti.
Lelaki itu hanya bisa terdiam, dan mengikuti semua yang dikatakan oleh sang pendeta tanpa melayangkan protes apapun. Seakan pernikahan ini adalah acara yang begitu penting dalam hidupnya.
“Apakah dia benar-benar tuanku? Aku berharap hal ini menjadi sesuatu yang bagus untuk kedepannya.” Gumam Aroon dalam hati. Senyuman simpul tak pernah pudar dari wajah tampannya. Matanya berbinar, menatap penuh haru ke atas panggung. Melihat bagaimana sosok dingin yang tak menyukai sebuah komitmen, kini berdiri di atas sana, untuk mengikat dirinya dengan seorang perempuan.
Semua berjalan lancar, baik Kim maupun Jane, mengucapkan janji suci pernikahan mereka dengan lancar tanpa ada hambatan apapun. Tidak lupa, cincin pernikahan sudah tersemat di masing-masing jari manis mereka berdua, membuat Semua orang tersenyum bahagia, terkecuali Aom. Meskipun sang suami berkali-kali meyakinkan dirinya, tetap saja, rasa tidak suka masih menyelimuti hatinya.
Jane melangkah maju, mendekatkan wajahnya ke arah lelaki yang kini telah menjadi pasangan hidupnya. Mata indahnya terpejam dengan senyum indah yang tak pernah pudar sejak pertama kali mereka berdiri diatas sana.
Apa?
Kim menatap bingung ke arah Jane, kenapa gadis ini menutup mata dan mendekatkan wajahnya?
“Ttsskk.. kenapa kau diam saja?” Cebik Jane kesal, dengan kedua mata yang melotot tajam.
“Lalu?” Pertanyaan singkat itu lolos dari bibir Kim, membuat gadis itu kembali mencebik kesal.
“Ooiihh.. kau tidak pernah melihat orang lain menikah sebelumnya?” Imbuh Jane, yang dijawab dengan gelengan kepala oleh lelaki itu.
Jane menghela nafas panjang “Aaiihh.. setelah mengucapkan janji suci dan menyematkan cincin, selanjutnya kita harus saling berciuman” tutur Jane dengan gamblang.
Kim mengerutkan dahinya, kenapa gadis ini begitu santai mengucapkan kata itu?
“Apakah harus?” Tanya Kim, membuat Jane memutar bola matanya malas.
“Jangan banyak bertanya, cepat lakukan” titahnya.
Tunggu!! Kenapa gadis ini berani memerintah seorang Kim Nan? Dan Hey, lelaki ini tidak menerima perintah dari siapapun!!
Namun apalah daya seorang Kim, demi bangunan yang akan membuatnya sejahtera dimasa depan, ia akan lakukan. Lagi pula hanya sebuah ciuman bukan? Dan seorang pria dewasa seperti dirinya, tidak akan merasa keberatan.
Kim mendekatkan wajahnya, begitupun dengan Iane yang sudah bersiap menerima ciuman manis dari sang suami, hingga di detik berikutnya gerakan mereka terhenti karena kehadiran seseorang.
BBRRAAKKK!!!
Pintu ruangan itu dibuka dengan kasar oleh seseorang. Menampilkan wajah kesal bercampur marah ke arah panggung besar di depan sana
“HHEYYY!! TUNGGUUUU!!” Teriak seseorang dari ambang pintu.
“BERANINYA KALIAN MENIKAH TANPA PERSETUJUANKU HAHHHH!!!”
Bersambung….
Jangan lupa like, komen dan Vote ya🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
Dimas Za Pebriansyah
kalau di pikir" ceritanya lucu juga y 😁
2022-09-03
1
Mrinpur
siapa lg yg ganggu ,tp udh sah kn,,
2022-08-31
0
Hazelnut Creamm
kawin lari uwu
2022-08-12
0