03. Dinding Pembatas

Sera kembali ke kamarnya dengan banyak pikiran. Mengapa dia harus berada disana, seharusnya dia pergi ke sekolah. Jika tidak bisa bersama dengan Randi setidaknya ia pergi sekolah.

"Sepertinya si gila itu tidak takut peluru mengenai kami" pikir Sera. Sera merasa lelah dengan Johan. kemudian ia memutuskan untuk masuk kedalam selimut di kasurnya dari pada harus pergi ke meja makan untuk makan siang atau makan malam dan bertemu dengan psikopat itu.

***

Malam hari Sera terbangun, karena ia tidur sejak siang hari.

"Mana dia si nosferatu, tampaknya dia tidak kesini..." Ujar Sera melihat ke sekelilingnya, sambil mengelap wajahnya dengan pakaian tidurnya.

Kemudian Sera mencoba berjalan dan melihat keluar kamar. Mereka para pelayan menaruh beberapa lampu gantung di sepanjang jalan. Sera menyusuri lorong-lorong tersebut dan menemuka ruang tengah tampak terang. Sepertinya seseorang sedang duduk disana.

Benar saja Sera mengintip Johan sedang tiduran di Sofanya sambil memeluk senapan. Di dekat perapian.

"Oh Nosferatu sedang tiduran dengan mainannya." Pikir Sera. Sera kemudian perlahan mendekati Johan. Ia melihat Johan tidur. Johan memang terlihat tampan saat dia tidur. Karena dia tidak bergerak. Tidak akan ada yang menyangka kalau saat bangun dia adalah pria autis. Saraf tubuhnya tidak bisa mengendalikan gerakan-gerakan kecil di tubuhnya. Ada gerakan-gerakan kecil yang diluar kontrol nya, seperti melihat ke kiri dan ke kanan saat bicara, tidak tampak fokus, walaupun dia sangat fokus, selalu tampak ingin bergerak, tetapi ketika Johan tidur, bahkan nafasnya tampak normal.

"Dia bagus memerankan pangeran tidur.." ujar Sera mengejek dalam hatinya.

"Mengapa kau merasa dia tidak sepadan denganmu? Apakah kau secantik dia?" Terbesit pikiran dari kepala Sera. Sera mencoba menyadarkan dirinya.

"Aku sudah berpikir tidak masuk akal.." ujar Sera pelan. Saat Sera akan pergi, Johan tiba-tiba mengigau,

"Sera.. Sera.."

mengagetkan Sera.

"Jangan Sera jangan.. jangan.." ujar Johan.

"Kenapa dia. Apakah dia mengigau aku mencelakainya?" Tanya Sera dalam pikirannya karena melihat wajah Johan sangat tertekan.

Sera mengingat mimpinya beberapa waktu lalu, Johan yang mendatanginya saat dia tidur tampak seperti Nosferatu.

Saat melihat reaksi Johan yang sedang mimpi, Ia membayangkan dirinya juga datang kepada Johan dalam bentuk Nosferatu, tetapi dengan rambut panjangnya di kegelapan menakuti Johan.

"Jangan..jangan.." ujar Johan.

"Lalu kenapa larang aku keluar dari sini.." tanya Sera pelan.

Tiba-tiba Johan membuka matanya, ia memang agak terkejut melihat Sera.

"DEGG" suara jantung berhenti. Tidak jelas suara jantung siapa.

Johan melihat Sera dan Sera memang sedang menatap Johan. Seketika suasana benar-benar hening. Johan kemudian menutup matanya lagi. Sera mundur pelan-pelan kemudian ia lari.

***

Jika Sera makan pagi, Johan hanya akan makan siang, dan saat makan malam Johan minta makanannya diantar Sundari ke kamar. Begitu terus-seterusnya.

***

Suatu siang pintu gerbang didatangi seorang pemuda dengan kudanya.

Pemuda itu meminta gerbang untuk dibuka. Siang itu Johan sedang pergi ke peternakannya. Sehingga yang berhadapan dengan pemuda itu hanya penjaga gerbang dan beberapa pelayan lelaki.

"Buka gerbangnya!! Ujar pemuda itu.

"Kamu siapa?" Tanya Clift si penjaga gerbang.

"Aku ingin bertemu pemilik rumah.."

"Pemilik rumah sedang diluar.."

"Aku ingin bertemu Sera!!"

"Kau siapa?"

Lelaki itu tidak dapat menjawab.

"Pulang saja.. tuan kami bawa senapan.." ujar Clift.

"Sera!! Serra!!" Sera mendengar suara Randi dari kejauhan. Walaupun jauh ditempat yang begitu sunyi suara Randi bisa mudah dikenali.

Sera segera berlari dari kamarnya menuju ke bawah. Ia kemudian berlari sekuat tenaganya untuk segera menuju Randi.

Akhirnya ia dijemput dan bisa pulang. Sangat bertepatan dengan Johan yang sedang keluar kastil. Inilah kesempatannya untuk kabur.

Sekali lagi ia tidak memikirkan Clift dan beberapa pelayan lelaki yang berada di bawah.

Sesampainya dibawah Sera mendapati pintu gerbang telah terbuka. Ternyata Johan telah pulang dan bertemu dengan Randi.

Randi juga terlihat sangat terkejut melihat Johan.

"Tu..tuan Johan tinggal disini..?" Tanya Randi terbata.

"Iya.." jawab Johan dengan gerak geriknya yang seperti biasa.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi tetapi Sera adalah kekasih ku. Kau tahu itu kan??" Tanya Randi. Sera melihat ke arah Johan.

"Apakah dia mengenal ku sebelum pertunangan ini?" Tanya Sera dalam pikirannya.

"Mengenai itu aku tidak begitu jelas.." ucap Johan tampak mengelak.

"Kau tahu aku kekasihnya kan?" Tanya Randi.

"Kami dijodohkan.." jawab Johan.

"Kenapa tidak menolaknya.." tanya Randi lagi.

Johan tampak terdiam.

"Kenapa kau menerimanya?" Tanya Randi lagi.

Johan segera menodongkan senapannya ke kepala Randi.

"Jika kau punya daya bawalah dia." Ujar Johan dengan pembawaan autis nya, ia menodongkan Randi dan menatapnya benar-benar tajam.

Randi kemudian tampak kecewa dan sedih ia menatap Sera kemudian pergi.

"Randi, jangan pergi.. Randi jangan pergi..!!" Ujar Sera menangis. Saat Randi pergi ia tahu laki-laki yang ia dambakan selama ini adalah Randi. Sera ingin kabur untuk kawin lari dengan Randi, tetapi tidak menemukan kesempatan bertemu. Saat bertemu mereka tidak bisa pergi bersama.

"Jangan menangis untuknya.." ujar Johan pada Sera.

Sera terlihat tidak peduli. Johan akhirnya berjalan dengan kudanya masuk kedalam kastil.

"Aku sudah bilang tidak menerima pernikahan ini.." ujar Sera.

"Kalau kau punya daya, dan dapat pergi, pergilah..." Ujar Johan meninggalkan Sera masuk ke dalam kastil.

***

Saat makan malam tiba Sera mendatangi Johan yang sedang makan malam. Ia duduk dan makan di dekat Johan.

"Pasti ada banyak wanita yang ingin bersamamu... Tidak bisakah kau relakan aku??"

"Katakan itu pada ayahmu..." Ujar Johan mengancam. Sera terdiam.

"Bagaimana bisa kau meminta orang lain mengikhlaskan sesuatu tanpa bertanggung jawab? Jika kau meminta seseorang mengikhlaskan sesuatu maka kau harus memberi gantinya!" Ujar Johan lagi.

"Aku akan beri gantinya! Kau mau wanita seperti apa aku akan kenalkan semua temanku yang cantik bahkan sangat sangat cantik?!" Ujar Sera meyakinkan.

"Apakah akan ada gantinya?" Pikir Johan. Johan tampak diam saja. Ia tak ingin menjawab Sera.

"Kau tidak mau wanita, berarti kau mau uang..?"

"Berpikirlah semau mu.." ujar Johan.

"Aku tegaskan kita tidak bisa cocok... Aku tidak bisa menikah dengan pria yang tidak normal seperti mu.." Ujar Sera ingin menyakiti hati Johan.

Johan hanya diam menatap Sera. Ia cukup sedih karena Sera sengaja melewati batas untuk menyakitinya. "Terserah kau mau apa, akulah yang menang kali ini.." ujar Johan dalam hatinya. Ia kemudian meninggalkan Sera di ruang makan sendirian.

***

4 tahun yang lalu Sera yang masih berusia 16 tahun sering mendatangi rumah sakit. Saat itu Randi Siswa baru di sekolah Menengah Atas mengalami kecelakaan jatuh dari tebing dan patah tulang. Sempat koma tetapi akhirnya sadar, Ia dirawat di kasur disebelah Johan.

Sementara Johan adalah seorang mahasiswa tingkat akhir telah hampir satu tahun koma.

Karena sebelumnya juga mengalami kecelakaan, jatuh dari kuda saat liburan kuliah.

Karena Sera sering menjenguk Randi membuat Sera juga sering melihat Johan. Saat itu di kota mereka Rumah Sakit hanya memiliki kamar isolasi untuk 6 orang.

Johan memang terlihat diam saja dengan gip di wajah dan tubuhnya. Tetapi sebenarnya ia sadar orang-orang bicara disekelilingnya.

Beberapa waktu sebelum kesembuhan Johan, ia melalui waktu komanya sendirian.

Johan divonis tidak punya banyak waktu lagi. fasilitas rumah sakit bahkan tidak mampu memberikan perawatan terbaik. memindahkannya dapat menyebabkan kematian.

Ibu Johan saat itu sedang berada dalam titik terendah dan depresi karena putus asa Johan tak kunjung sadar. Kesulitan Johan ini dirahasiakan kepada keluarga besar, karena Johan diketahui sedang kuliah di Rotterdam.

 Ayahnya tenggelam dalam kesedihan ibunya, sehingga sibuk merawat ibunya, hanya sesekali datang melihat Johan. Dia seperti dianggap telah mati dan tidak akan bangkit lagi.

Perawat pribadinya tidak pula begitu peduli, sering mengabaikan Johan karena sudah mulai merasa jenuh merawat Johan, tidak pula diawasi keluarga, dan tanpa sepengetahuan keluarga perawatnya sering pergi meninggalkan Johan.

Sera yang mengunjungi Randi selalu menemukan orang tua Randi disana, sementara Johan, ia hanya menemukan Johan sendirian.

Tanpa sadar Sera menunggui Johan, Sera sering menunggui perawat pribadinya datang.

Bertanya tentang Johan kepada perawat rumah sakit,

"Mana yang mengurus mas ini.."

"Mana orang tuanya mas ini? Mana keluarganya?

"Suster, infusnya naik.."

"Suster, infusnya habis.."

"Suster ia tidak bisa bernafas.." tak jarang Sera mengelap liur Johan yang keluar jika saluran pernafasannya terganggu."

Dan Sera pernah berkata

"Mas ini tampan.."

"Jika ada umur panjang, boleh kita bertemu lagi lagi.." ujar Sera tersenyum.

Ketika sadar dari koma, sebelum Sera datang kerumah sakit menjenguk Randi, Johan dipindahkan ke ruangan lain. Keluarganya semua datang dan menyambutnya, tetapi Johan mengingat nama gadis yang dekat dengannya dalam beberapa saat tersebut.

"Namanya Sera.." Johan mengingatnya setiap perawat memanggilnya.

Johan tidak berani menemui Sera, karena dia tahu dia hanya terlihat tampan ketika dia tidur. Dan kekurangannya akan segera terlihat saat dia bangun dan bergerak, bahwa gelagatnya menunjukkan dia adalah seorang pria autis. Mungkin jauh dan tidak seperti yang diharapakan Sera.

Karena itu dia mulai mencari tahu tentang Sera dari pria yang dirawat disebelahnya yaitu Randi, dengan harapan untuk mengenal Sera lebih jauh.

Johan mendekati Randi yang masih menjalani perawatan seperti teman. Randi adalah anak yang baik dan senang dengan pengetahuan, dia juga cukup cocok dengan Johan karena Johan sangat pintar.

Sesekali Sera datang ke rumah sakit tetapi Johan hanya berani mengintipnya saja dari kejauhan. Ia tidak berani memperlihatkan wajahnya dihadapan Sera.

Jika Sera membawa makanan ringan untuk Randi yang masih sakit, Johan akan meminta sedikit agar dapat mencicipi makanan ringan buatan Sera. Ia akan memintanya kepada Randi saat Sera sudah pulang.

Johan terus menjadikan Randi temannya. Ia bahkan banyak membantu Randi dengan mengenalkan Randi dengan rekan bisnis keluarganya. Sehingga Randi memiliki pertemanan bisnis yang lebih luas.

Suatu kali Sera bertemu dengan Johan di saat ia bertemu diluar dengan Randi, saat itu Johan tidak dapat mengelak lagi. Namun tampaknya Sera tidak ingat dengannya karena penampilan Johan beberapa waktu lalu selalu dalam keadaan di gip, sementara saat ini dia telah melepas seluruh alat bantu dan semua gip nya.

Ia sadar ia telah dilupakan oleh Sera. Sementara ia tidak bisa melupakan Sera.

Johan sangat menyadari dengan kondisinya dia sangat tidak nyaman dan tidak percaya diri untuk bergaul dengan wanita. Belum lagi dia sulit jatuh cinta.

Walaupun ada banyak wanita yang dikenalkan kepadanya, banyak yang hanya menginginkan harta dan kemewahan dari keluarganya saja. Walaupun ada sepupu wanita yang  menyukai Johan, tetapi Johan hanya menganggap sepupu itu seperti adiknya.

Tetapi ketika ia bertemu dengan Sera, Johan merasa itu adalah sebuah kesempatan dari Tuhan agar ia bisa meraih cintanya.

"Tidak adil jika hanya dia yang lupa padaku, sementara aku mengingatnya sepanjang waktu. Setelah ini aku akan membuatmu mengingatku sepanjang waktu.. Aku akan membuat mu menyerahkan sisa hidupmu untuk ku..." Janji Johan dalam benaknya saat itu.

***

""Aku tegaskan kita tidak bisa cocok... Aku tidak bisa menikah dengan pria yang tidak normal seperti mu.." Ujar Sera ingin menyakiti hati Johan.

Perkataan itu terus teringat di benak Sera beberapa menit lalu ia katakan untuk menyakiti perasaan Johan.

Sera berjalan terus menyusuri lorong ke kamarnya. Dengan pelan dan perasaan tidak nyaman.

Sera masuk ke kamarnya. Ia terlihat bingung. Menghina Johan membuatnya merasa bersalah.

"Aku tidak bermaksud menghinanya. Aku hanya ingin membuatnya membenci ku..." Pikir Sera.

Sera kemudian melihat ke jendela. Ia mencoba melihat ke kamar Johan yang berada di paling atas, tetapi menyamping sehingga Sera bisa melihat jendela kamar Johan dari kamarnya.

Atau lebih tepatnya Johan, bisa lebih mudah dan leluasa melihat ke kamar Sera, karena kamarnya berada lebih tinggi dan jendelanya berhadapan dengan kamar Sera.

Sera masih menatap kamar Johan, Lampu kamar Johan terlihat belum menyala.

"Marah pasti dia.." Ujar Sera bergumam tampak cemas habis melukai perasaan Johan, sambil melihat ke arah kamar Johan yang gelap.

***

Johan melihat Sera dari jendela kamarnya secara sembunyi-sembunyi. Dan karena lampu kamar dimatikan, Johan tidak dapat terlihat oleh Sera. Sementara Sera terlihat oleh Johan.

***

Keesokan paginya keluarga Sera dan Johan tiba dengan delman mereka masing-masing ke kastil Johan.

Mereka juga membawa banyak barang bawaan. Seperti yang telah dikatakan Ibu Sera sebelumnya persiapan pernikahan akan disiapkan sesegera mungkin oleh kedua orang tua mereka.

Oleh karena itu keluarga Sera dan keluarga Johan datang membawa banyak barang.

Sera dari kamarnya mendengar suara kuda. Ia lalu melihat ke jendela. Ia melihat kedatangan keluarganya dan keluarga Johan yang mulai memasuki gerbang besar.

Sera dan Johan turun ke bawah. Ia menyambut kedatangan keluarga mereka.

Sera melihat kedua orang tuanya dengan rasa kesal. Terutama ayahnya. Ibu Sera, Indira dan adik Sera, Dena tampak melihat Johan. Mereka menyadari mengapa Sera melihat ayah mereka dengan marah. Ibunya kemudian melihat kepada suaminya Broto.

Broto lalu mendekati Sera.

"Sera.." ujarnya kemudian memegang bahu Sera.

"Ayah tahu ayah harus mejelaskan sesuatu ya kan? Ayah tahu sesuatu?" Tanya Sera pelan pada ayahnya.

"Sera.." panggil ayahnya lagi.

Keluarga adyatama melihat kearah keluarga Sera. Adyatama seperti mengetahui masalah antara Broto dan anaknya Sera, ia tersenyum kecil lalu mempersilahkan keluarga Sera untuk masuk ke dalam dengan mengayunkan tangannya ke arah pintu.

***

"Ayah ingin memberitahu Sera sejak awal, tetapi apapun keadaan pernikahan ini tidak bisa ditolak. Ayah juga baru tahu beberapa hari sebelum pertemuan keluarga kalau Johan punya sindrom autis.. ayah bahkan baru tahu bahwa Adyatama punya anak laki-laki dewasa.."

Sera tampak kesal saja mendengar penjelasan ayahnya. Ia mendengar tetapi wajahnya terlihat semakin emosi.

"Tetapi Johan anak yang pintar. Kau lihat dia tinggi dan tampan, dia pintar dalam akademik dan anak yang punya kepribadian baik. Dia tidak buruk..." Ujar ayah Sera lagi.

"Maafkan ibu Sera, maafkan ibu.." ujar Indira memeluk Sera.

"Maaf? Kalau begitu bantu aku keluar dari sini.. Ibu tahu aku mencintai orang lain.."

"Mana bisa seperti itu, pernikahan Sera sudah diputuskan beberapa hari lagi. Mereka sudah banyak kehilangan uang. Kedua keluarga sudah menyiapkan semua kebutuhan pernikahan.."

"Kalau begitu buang jauh jauh kata maaf..." Ujar Sera, ia berdiri kemudian keluar dari kamarnya.

"Benar kata kakak, benar.." ujar Dena mengangguk-ngangguk di depan ayah dan ibu mereka. Yang semakin terlihat merasa bersalah.

***

.

.

.

---NEXT--->

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!