Tiba-tiba aku tersadar dan berada disebuah tenda. Aku terbaring di tempat tidur kecil dan dibalut perban di sana sini. Ingatan terakhirku hanya aku yang keluar dari gua dan menyalakan suar untuk meminta bantuan. Ada seseorang yang masuk ke dalam tendaku dan berkata,
“ Kau sudah sadar Livy?”
Aku mengenal suara ini. Dia adalah Rose. Aku berteman dengannya saat masih di akademi penjelajah. Namun saat pemilihan class, dia memutuskan untuk menjadi tenaga medis.
“ Ini dimana Rose?”
“ Lokasi kita sekarang ada di ujung bukit duri. Kau terluka sangat parah dan sudah pingsan selama 4 hari liv.”
“ Hah? 4 hari? Lalu kapten dan Noel?”
“ Mereka sudah berangkat lebih dulu melanjutkan misi. Dimeja itu ada surat dari Noel. Bacalah dulu!”
' Kami berangkat lebih dulu ya Liv. Cepatlah sembuh dan susul kami! Kapten takut dibunuh ibumu bila kau tak kunjung sadar!
Dari temanmu: Noel.'
“ Apa lukaku sangat parah Rose?”
“ Kau mengalami pendarahan hebat di kepala, 2 tulang rusuk patah, tulang kaki dan tanganmu ada yang bergeser. Sebenarnya apa yang kau lakukan Liv Sampai dapat luka separah itu! Aku sangat terkejut ketika ketua Afhkar dan Noel membawamu dengan keadaan yang sangat parah.”
“ Aku berhadapan dengan basilisk di dalam gua.”
“ Hah, Basilisk? Kau gila ya! Astaga Liv aku tahu kau kuat, tapi aku tak tahu kalau kau bodoh Liv! Harusnya kau langsung lari!"
“ Aku pikir bisa menanganinya saat itu. Ternyata malah aku yang jadi seperti ini.”
“ Lalu? Kau membunuh basilisk itu?"
“ Entahlah. Aku langsung pergi setelah melempar bom. Keadaanku sudah sangat gawat saat itu.”
“ Istirahatlah. Aku akan ambil makanan untukmu. Setelah makan kita akan cek kondisimu dulu sebelum memutuskan kau sanggup melanjutkan misi atau tidak.”
Aku hanya diam tak menyanggah perkataan Rose. Sebab, bila kondisiku kurang baik, aku mungkin hanya akan jadi beban kapten dan Noel. Akupun makan sambil mendengarkan ceramah dari Rose. Aku tahu dia peduli padaku. Itu sebabnya aku tak membantah omelannya sama sekali. Tiba-tiba Rose bertanya,
“ Kau ingin tetap melanjutkan misi kan?”
“ Tentu saja Rose! Aku akan selesaikan misi penting ini.”
“ Sebenarnya dokter melarangmu untuk menlanjutkan misi, dan menyuruhku untuk membujukmu kembali ke Eden. Apa kau yakin sanggup menyelesaikannya?”
“ Aku sanggup!”
“ Baiklah. Kau berhutang padaku kali ini. Aku akan membiarkanmu pergi esok lusa. Karena kau butuh pemulihan Liv.”
“ Terimakasih Rose. Kau memang temanku yang baik.”
“ Tidurlah lagi dan jangan terlalu banya bergerak sampai lusa agar staminamu terkumpul!”
“ Siap Nona Rose!”
Rose pergi meninggalkanku sendirian untuk beristirahat. Kondisiku kali ini sudah jauh lebih baik dan hampir pulih. Aku hanya perlu mengumpulkan stamina seperti kata Rose, dan segera mengejar kapten dan Noel.
Keesokan harinya aku bangun sangat pagi. Aku berjalan ke depan tenda, dan melihat matahari yang mulai mengintip dan menyebarkan hangatnya. Didepanku tebentang rawa luas yang sedikit ditutupi kabut. Aku hanya berdiri memandang langit dan memikirkan apa yang sudah kualami. Gua itu akan jadi penemuan terbaru untuk kami. Aku yakin masih ada area yang belum kujelajahi dalam gua itu dan masih banyak hal yang lebih menakjubkan didalamnya.
Tak perlu terburu-buru. Mungkin lain kali aku akan mengajak Ibuku kesana. Sudah 2 hari berlalu setelah aku tersadar, dan hari ini aku akan menyusul kapten dan Noel. Setelah matahari muncul, aku berpamitan pada anggota camp darurat yang telah merawatku selama ini. Tanpa mereka, kondisiku tak akan pulih secepat ini. Kini hanya perlu bersiap dan berangkat melanjutkan misi. Aku tak sabar ingin bertemu kapten dan Noel.
“ Sudah mau berangkat? Kau kan bisa berangkat sedikit lebih siang!”
“ Terimakasih Rose! Tapi aku ingin cepat menyelesaikan misi ini.”
“ Baiklah,, semoga selamat dari misi dan kutunggu kedatanganmu ke ruang medis di Eden.”
“ Sial! Aku harap aku tak akan masuk ke ruang medis lagi.”
Aku pun langsung memacu kuda besi yang kudapat dari Rose. Bila berjalan santai, butuh waktu sekitar 4 hari untuk melewati area rawa ini. Kapten dan Noel pasti sudah melewati rawa dan ada di area selanjutnya.
“ Aku benar-benar harus bergegas!”
Setelah pertarunganku dengan basilisk, aku merasa sedikit takut bila harus berhadapan dengan monster sendiri lagi. Mungkin ini yang disebut trauma. Sepanjang pagi ini, kabut terus menutupi area rawa ini, dan membuatku waspada. Dipikiranku selalu terbayang basilisk yang melompat kearahku dan hendak menelanku. Tak kusangka 1 pertarungan bisa membuatku merasa takut seperti ini. Aku harus secepatnya bertemu kapten dan Noel.
Rose memberi tahuku, kalau dirawa ini biasanya tak ada monster berbahaya seperti basilisk. hanya ada reptile rawa ditempat ini. Baguslah, aku jadi bisa bergegas. rawa berkabut ini memiliki area yang cukup luas, terdapat banyak rawa dan beberapa danau dengan kondisi tanah yang selalu basah. Tempat yang suram karena matahari jarang bisa menembus ke tanah tempat ini. Sepanjang perjalanan aku beberapa kali melihat monster herbivore seperti kawanan cherna, rusa bertanduk satu, dan sapi kulit baja. Walaupun terasa suram, namun sepertinya rawa kabut ini jauh lebih damai daripada area bukit duri yang aku lewati sebelumnya.
Asal tidak terlalu mendekati air, aku rasa akan aman melewati rawa ini. Karena monster karnivora di area ini kebanyakan hidup di air. Semakin siang kabut dirawa ini semakin menipis, dan pandanganku kini semakin luas. Akupun mempercepat laju kuda besiku untuk mempersingkat waktu. Setidaknya butuh 2 hari untukku melewati rawa ini dengan kecepatan seperti sekarang. Disore hari aku memutuskan untuk beristirahat sebentar merenggangkan tubuhku.
Aku turun dari kuda besiku dan menikmati pemandangan sekitar yang masih suram dan sedikit gelap. Untuk malam ini aku akan mencari pohon untuk beristirahat, karena tanah di rawa yang selalu basah. Aku berharap kapten dan Noel akan baik-baik saja, jadi kali ini kami bisa sukses menyelesaikan misi.
Hari mulai gelap, dan rawa ini semakin suram. Hanya terdengar suara lolongan serigala dari kejauhan dan suara serangga kecil yang saling bersahutan. Jangankan cahaya bintang, cahaya bulan pun tak mampu menembus tebalnya kabut malam di rawa ini. Aku memanjat sampai ke puncak pohon dan beristirahat di salah satu ranting yang tebal. Bila malam seperti ini, sangat berbahaya untuk melanjutkan perjalanan di rawa yang ditutupi kabut tebal karena pandangan sepenuhnya buta.
Aku beberapa kali mendengar ada pergerakan di semak sekitar pohon yang aku jadikan tempatku beristirahat, dan suara percikan air yang lumayan besar di sana-sini. Para pemangsa menunjukkan taringnya di malam hari dan membuat tempat ini seperti ranjau hidup yang akan menghilangkan nyawa atau anggota tubuh bila salah melangkah. Aku akan tidur dan berharap pagi cepat menghampiriku agar bisa segera pergi dari tempat ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Laannjjuutt..
2022-10-03
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Jooosssssss...!! 👍👍
2022-10-03
0