Aku yang baru sampai di sungai langsung membersihkan diri.
“ Rasanya sangat lengket!"
Setelah selesai, aku langsung pergi ke tempat awal kami berpisah tadi, namun tidak ada seorang pun yang kulihat baik kapten maupun Noel. Aku hanya menemukan tulisan di atas tanah.
'Bertemu di ujung bukit batu! Kami menunggu disana.'
Sepertinya aku terlalu lama dan ditinggalkan oleh mereka.
Aku langsung bergerak untuk menyusul. Walaupun sudah biasa bergerak sendiri, namun di medan yang asing seperti ini rasanya sedikit menakutkan. Kapten pernah bilang area ini berbahaya karena dihuni banyak monster kan?
“ Tega-teganya meninggalkanku sendirian.”
Aku terus memacu kendaraanku, berharap bisa mengejar mereka. Sampai tiba-tiba aku tertabrak sesuatu dengan keras dari arah kiriku. Aku pun terpental dari tungganganku dan jatuh di atas bebatuan tepi sungai. Aku langsung bangun dan sadar tangan kiriku tidak bisa digerakkan.
“ Sial! Tangan kiriku terkilir!”
Aku melihat apa yang menabrakku. Ternyata itu adalah kelinci tanduk. Seperti namanya, monster ini mempunyai bentuk seperti kelinci, namun dengan ukuran tubuh seperti manusia dewasa dan memilik sepasang tanduk besar yang bercabang di atas kepalanya. Monster ini adalah karnivora khas pegunungan. Mereka berburu dengan menabrakkan tanduk besarnya pada target, membuat target pingsan, lalu memakannya. Aku segera mengeluarkan pedang di punggung tangan kananku dan bersiap bertarung.
Kelinci itu langsung melompat ke arahku tanpa memberi aba-aba. Aku yang terkejut langsung menghindar kearah kanan tanpa pikir panjang. Dia berhenti dan kembali melompat ke arahku. Memang gerakannya termasuk cepat. Namun, respon dan kecepatanku berada di atasnya. Kali ini aku maju dan belari ke arahnya. Sambil menghindari serangannya ke arah kanan, kutusukkan pedangku ke bagian perut sampingnya. Monster itu langsung terjatuh tanpa bergerak lagi. Sepertinya sudah selesai?
“ Dasar monster sial! Akan kumakan kau!”
Aku membedah kelinci tanduk dan bersiap memanggangnya di atas api. Sambil menunggu daging kelinci ini matang, aku memperbaiki posisi tulang pundak kiriku yang tadi terkilir. Untuk seorang hunter, mendapat luka seperti ini sudah biasa, begitupun aku. Aku beristirahat sejenak setelah selesai makan. Tanganku sudah kembali bisa digerakkan.
“ Biarlah kapten dan Noel menunggu sedikit lama. Siapa suruh meninggalkanku sendirian!”
Setelah merasa cukup mengisi tenaga, aku melanjutkan perjalanan. Aku mengambil jalan sedikit memutar untuk menikmati pemandangan yang luar biasa di bukit duri ini. Rentetan bukit duri ini sangat luar biasa menurutku, seperti bukan dibumi rasanya.
Aku berhenti di salah satu kaki bukit karena melihat gua aneh yang mengarah ke dalam tanah. Gua ini berbentuk diagonal ke arah bawah bukit. Yang membuatku penasaran, ada angin yang bertiup dari dalam gua ini. Aku sempat ragu untuk memasukki gua ini. Namun bukan penjelajah namanya kalau tidak menjelajahi area yang baru ditemukan. Aku meninggalkan kuda besiku di dekat mulut gua, dan masuk kedalam secara hati-hati. Gua ini sepertinya bukan buatan seseorang, melainkan dibuat langsung oleh alam.
aku memperhatikan sekeliling gua sambil menyusurinya. Kurasa, gua ini tercipta dari tabrakan antara dua lempengan bumi. Namun aku tak pernah dengar ada gua di area bukit duri ini. Di dalam peta pun tak pernah ditunjukan ada gua di bukit duri. Semakin dalam, jalan masuk ini semakin curam, dan hembusan angin dari dalam gua ini semakin terasa dingin.
Rasanya sudah beberapa jam aku berjalan dalam gua yang semakin dingin ini, namun aku belum menemukan pusat dari gua dan sumber angin yang entah darimana. Aku menemukan beberapa tulang belulang monster di dalam gua ini. Setelah beberapa lama, akhirnya aku sampai di sebuah ruangan yang sangat besar yang dipenuhi semacam batu Kristal yang menjulang dari atap dan lantai gua. Aku sempat memperhatikan kristal yang begitu cantik ini. Ada beberapa warna yang kutemukan di dalam gua ini, namun warna merahlah yang paling indah menurutku. Lebih bercahaya dan menonjol dibanding kristal dengan warna lain. Aku masih belum menemukan sumber angin yang bertiup. Karena itu aku masih terus melanjutkan penjelajahanku dalam gua ini.
“ setelah kembali dari misi aku akan mampir lagi kesini untuk mengambil Kristal, dan kuberikan pada professor untuk diteliti.”
Aku sampai di ujung ruangan indah ini,dan dihadapkan dengan lorong bercabang. Kedua lorong gua ini sama-sama menghembuskan angin. Aku hanya asal memilih dan mulai menyusuri lorong gua yang ada di sebelah kanan. Sama seperti saat memasuki gua tadi, lorong ini berbentuk diagonal dan mengarahkanku semakin jauh ke dalam tanah.
Setelah beberapa lama menyusuri lorong, akhirnya aku sampai di ujungnya. Kini aku ada dihadapan jurang dengan lebar sekitar 3 meter yang dasarnya tak terlihat. Ku ambil tulang dari monster yang ada di sekitar lalu kujatuhkan ke dalam jurang itu. Namun tak terdengar suara apapun.
“ rasanya jurang ini begitu dalam!”
Aku mundur beberapa meter, mengambil ancang-ancang, berlari ke arah jurang, dan melompatnya. Kini aku ada dibagian lain jurang ini. Di bagian lain ini ada lorong pendek yang aku lalui dan setelah lorong pendek ini, aku menemukan ruangan lagi seperti sebelumnya. Namun tak ada kristal dalam ruangan ini. Hanya ada jamur dan tanaman aneh yang berbunga dan mengeluarkan cahaya tipis. Setelah kudekati dan kuperhatikan, ternyata cahaya itu bukan dari tanaman itu, namun dari semacam serbuk tipis yang menutupinya. Karena bukan bidangku, aku tak ingin tahu apa itu. Aku langsung melanjutkan penjelajahanku.
rasanya aku semakin jauh dari permukaan tanah. Di sini suhunya mulai terasa panas. Setelah berjalan terus, aku menemukan beberapa peninggalan masa lalu dalam ruangan ini. Ada pilar besi yang sudah ditutupi karat, kendaraan masa lalu yang masih menggunakan roda, dan sedikit bekas bangunan. Penjelajahanku semakin menarik, dan membuat rasa penasaranku semakin besar.
Semakin kedalam, semakin banyak peninggalan dari masa sebelum kehancuran yang kutemukan. Sepertinya, dimasa lalu ini adalah sebuah kota.
“ aku harus mengajak profesor kesini kapan-kapan!”
Setelah sampai di ujung ruangan, aku kembali menemukan jurang. Namun kali ini ada sungai yang sangat deras di bawahnya. Aku putuskan untuk berjalan mengikuti arus sungai ini, dan lagi-lagi aku melewati jalan yang menurun. Sungai ini seperti mengeluarkan cahaya yang membuat sekelilingnya menjadi terang. Setelah aku perhatikan, ternyata terdapat banyak kristal di dasar sungai yang tidak dalam namun deras ini. Yang membuatku heran selama menjelajah gua ini, aku tidak menemukan monster apapun. Hanya ada tulang belulang monster yang sering aku temukan.
Setelah menyusuri sungai bawah tanah ini, akhirnya aku sampai di hulu sungai. Ternyata ada danau bawah tanah yang sungguh indah dan luas di sini. Kuputuskan untuk beristirahat karena sudah beberapa jam aku berjalan tanpa henti.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Kristal atau Permata sebagai Sumberdaya yang luar biasa kok tidak diambil, mungkin karena tidak ngerti. 👍👍💪💪
2022-10-03
0
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞༄⍟Mᷤbᷡah_Atta࿐
Kristal beast atau monster diambil dong, bisa buat Kultivasi MC nya.. 👍👍👍👍
2022-10-03
0