04. Rencana Pindah Kerja

Setelah sholat dzuhur, Aina kembali ke meja kerjanya. Dia melihat bungkusan yang tadi di pesan sama Juki. Dia duduk dan mengambil bungkusan plastik kemudian mengeluarkan roti yang di pesannya. Menyeruput jus alpukatnya setelah tenggorokannya seret karena makan yang terburu-buru.

"Aina, kamu di panggil tuh sama pak Sony suruh keruangannya." kata Rifa teman satu timnya.

"Oh, ya makasih." jawab Aina singkat.

"Kamu ngga makan di kantin, Ai?" tanya Rifa lagi sambil mengamati layar komputer Aina.

"Iya nih, ngga sempet. Lihat itu kerjaan mendadak numpuk di meja. Mana lagi sore ini harus kelar." jawab Aina.

"Ya udah, cepat ke ruangan pak Sony. Dari tadi lho dia manggil kamu." ujar Rifa lagi.

"Oke."

Aina buru-buru melap mulutnya yang tadi agak muncrat jus alpukat ya karena tersedak. Lalu dia pergi ke ruangan pak Sony.

Tok-tok-tok

"Ya, masuk"

Aina membuka handle pintu kemudian masuk ke dalam. Dia melangkah menuju meja kerja pak Sony, masih berdiri di depan atasannya itu.

"Maaf pak,bapak manggil saya?" tanya Aina.

"Iya benar, duduk Ai..." kata pak Sony.

"Iya pak, terima kasih. Ada apa ya pak Sony memanggil saya?" tanya Aina.

"Begini, kamu saya ajukan ke kantor pusat untuk di pindahkan ke bagian keuangan di sana. Di kantor pusat sedang membutuhkan karyawan yang handal dan sudah terlatih untuk menghandle pembukuan keuangan.

Di kantor pusat itu, CEOnya baru ganti empat bulan lalu dan meminta laporan keuangan beberapa bulan kebelakang. Katanya ada yang rancu tentang isi laporannya, saya juga ngga ngerti tentang apa. Saya mengusulkan kamu, Ai. Kamu siap kan Aina?" tanya pak Sony.

Aina berpikir sejenak, kemudian. "Tapi kan pak, pekerjaan saya belum beres. Nanti sore bapak minta harus segera selesai. Bagiimana saya mau siap-siap, pak." ucap Aina ragu.

"Kamu tenang saja, laporan itu kamu boleh bawa pulang ke rumah. Empat hari cukup kan untuk mengerjakan tugas itu?" tanya pak Sony menatap Aina.

"Cukup sih pak. Tahu begitu tadi jangan buru-buru menngerjakannya pak." Aina merasa lega karena di beri waktu banyak di rumah untuk mengerjakannya.

"Tadinya saya pikir yang mau berangkat ke kantor pusat itu Jihan. Tapi si Jihan tidak mau, sudah betah katanya di sini. Sudah betah di sini atau sudah punya pacar di kantor ini." kata pak Sony bicara sendiri, membuat Aina tersenyum.

"Ngga tahu juga sih pak. Tapi saya juga sudah betah di sini. Deket keluarga lagi, nanti kalau pindah ke kantor pusat tambah jauh sama keluarga." ucap Aina.

"Nanti di sana juga banyak temen kok Ai. Eh, apa kamu sudah punya pacar juga di sini kamu?" tanya pak Sony penuh selidik.

"Ish, apa sih pak Sony. Ngga kok, terus kapan saya berangkat ke kantor pusat?" tanya Aina mengalihkan pembicaraan.

"Hahaha ... kamu bisa aja mengalihkan pembicaraan. Minggu depan kamu bisa berangkat, karena targetnya laporan keuangan itu harus selesai satu bulan ke depan. Kamu tenang saja, di sana bukan kamu aja kok yang kerja, ada timnya juga.Malah lebih banyak. Kan seluruh laporan keuangan dari berbagai cabang di jadikan satu. Nah, laporan yang kamu buat sekalian di bawa. Awas, jangan sampai hilang atau robek apa lagi lecek." pak Sony mewanti-wanti.

"Ya ,pak. Emang saya anak kecil apa sampai lecek buat mainan kapal-kapalan. Saya akan menjaga dengan segenap jiwa raga saya, pak." kelakar Aina.

"Kamu bisa aja, Ai. Ya udah, itu saja yang saya kasih tahu. Kamu boleh kembali ke mejamu."

"Baik pak Sony, terima kasih. Kalau begitu saya permisi keluar."

" Hem, Ya."

Aina pun keluar setelah selesai urusannya.

Dia merasa lega, setelah ini dia bisa sedikit santai. Walaupun nanti malam dia harus berkutat lagi dengan laptop dan kertas-kertas catatan penting. Dia harus mempersiapkan fisik untuk empat hari ke depan, juga menyiapkan keperluan kepindahannya di kantor pusat.

Aina harus membicarakan rencana kepindahannya pada ayah dan ibunya. Agak khawatir sebenarnya, dengan rencana dadakan itu. Dia takut ayahnya tidak setuju. Dia harus memikirkan alasan yang tepat untuk memberi tahukan kepada ayahnya.

Tapi, jauh di lubuk hatinya yang paling dalam dia senang dengan kepindahannya ke kantor pusat. Setidaknya dia bisa menghindari Shella dan calon adik iparnya itu. Bukan apa-apa, hatinya kecewa dengan ketidak jujuran mereka. Dan lagi untuk menenangkan hatinya yang sudah terlanjur patah hati.

Sebenarnya, Aina tidak sepenuhnya jatuh cinta pada Arya. Calon adik iparnya itu. Belum terlalu jauh masuk ke dalam hatinya,dengan kata lain baru baper aja.Tapi jika sering bertemu nanti, tetap saja akan menyakitkan baginya.

Setelah mereka menikah nanti, akan sering bertemu dengan mereka. Dan itu tidak baik buat hatinya. Maka dari itu, dia langsung menyetujui tentang kepindahannya ke kantor pusat. Untuk kedepannya setelah di sana, akan di pikirkan nanti. Tapi dia bingung untuk tempat tinggalnya, belum mencari kos-kosan.

_

"Mba Ai, katanya mau di pindahin ke kantor pusat yah?" tanya Juki ketika mereka bertemu di lobi kantor.

"Cepet banget beritanya nyampe ke kamu." kata Aina santai.

Mereka berjalan beriringan menuju halaman kantor. Juki mencebikkan bibirnya. Dia mensejajarkan langkahnya dengan Aina, dan Aina pun tersenyum tipis.

"Di kantor tuh, ngga ada yang ngga saya tahu mba. Mba Susan pacaran sama pak Salim aja saya tahu. Apa lagi mba Aina yang mau pindah." Juki menjeda napasnya. Aina menatap Juki sambil mengernyitkan dahi.

"Jadi bener, mba Ai mau pindah?" tanya Juki lagi.

"Kenapa?"

"Kok kenapa sih mba? saya kan jadi ngga ada temen ngobrol lagi, ngga ada yang ngasih uang tips lebih lagi. Heheh." ucap Juki sambil nyengir.

Aina terkekeh, dia melihat Juki yang salah tingkah.

"Masih lama kok Juk, pindahnya."

"Kapan?"

"Minggu depan. Jadi kalo kamu mau uang tips lebih, tenang aja masih seminggu lagi saya di sini." kata Aina.

"Yah, jadi sedih deh. Hilang satu temen baiknya. Eh, mba Ai ngga marah kan kalo saya bilang mba Ai temen saya?" tanya Juki takut.

"Kenapa harus marah?" heran Aina.

"Ya ... soalnya cuma mba Aina yang mau deket dengan saya, mau ngobrol lama dengan saya di kantor. Dan ngga malu temenan sama saya."

"Kamu ini Juk, kita itu sama saja. Ngga ada yang beda. Saya senang berteman sama kamu, ngga perlu jaim ngga perlu pura-pura." kata Aina, dan memang benar adanya seperti itu.

"Pura-pura gimana mba Ai?" tanya Juki bingung.

"Yah, kamu tulus berteman. Ngga ada modus-modusan, pokoknya senanglah berteman sama kamu." ucap Aina.

"Mm ... mba Ai ngga takut di gosipin gitu?"

"Gosipin apa?"

"Kalo saya sama mba Ai pacaran. Ups!" ucap Juki menepuk mulutnya beberapa kali.

"Kamu suka sama saya yah?" kata Aina menggoda Juki.

"Eh, ngga kok mba Ai. Sumpah!" jawab Juki sambil jarinya membentuk huruf V.

"Kamu ada-ada saja. Jangan dengarkan kata gosip. Sudah ah, saya pulang dulu Juki." kata Aina sambil berlalu meninggalkan Juki yang masih bengong.

"Eh, iya mba Ai. Hati-hati di jalan." kata Juki, membuat Aina menoleh ke arahnya dan tersenyum.

_

_

****************

Terpopuler

Comments

Maria Ulfa

Maria Ulfa

mungkin kah Juki CEO yang menyamar

2023-09-04

0

Putri Minwa

Putri Minwa

semoga berhasil dan dapat tempat yang baik

2023-03-03

0

Yuyun ImroatulWahdah

Yuyun ImroatulWahdah

lucu banget sijuki🤭

2022-09-06

0

lihat semua
Episodes
1 01. Tentang Aina Saraswati
2 02. Permintaan Reni
3 03. Putus Persahabatan
4 04. Rencana Pindah Kerja
5 05. Cuci Mata Di Mall
6 06. Meminta Izin
7 07. Aina Meminta Izin
8 08. Benih Cinta Aina
9 09. Mengajak Jalan Pagi
10 10. Salah Sangka
11 11. Mengantar Ibu Belanja
12 12. Bertemu Aldo
13 13. Persiapan Pertunangan
14 14. Malam Pertunangan
15 15. Berangkat Ke Jakarta
16 16. Meeting Dengan CEO
17 17. Mulai Bekerja
18 18. Makan Bersama Di Kantin
19 19. Pekerjaan Rangkap Dua
20 20. Tugas Pertama Jadi Sekretaris
21 21. Meeting Di Undur
22 22. Gosip Di Pantry
23 23. Seperti Masa Lalunya
24 24. Menggantikan Wisnu
25 25. Riyan Yudhistira
26 26. Cerita Riyan
27 27. Gagal Kencan
28 28. Sarapan Pagi
29 29. Pagi Hari Di Kantor
30 30. Ingkar Janji lagi
31 31. Cerita Wisnu
32 32. Godaan Viola
33 33. Riyan Kesal
34 34. Bonus
35 35. Pernikahan Arya Dan Shella
36 36. Panitia Pernikahan
37 37. Kecemburuan Riyan
38 38. Janjian Dengan Aldo
39 39. Kegelisahan Riyan
40 40. Sepenggal Kisah Lalu
41 41. Bertemu Anto
42 42. Kekesalan Riyan
43 43. Bertemu Anto Lagi
44 44. Makan Sepesial
45 45. Janji Riyan
46 46. Berdebat Kecil
47 47. Pulang Kampung
48 48. Jalan-Jalan
49 49. Kedatangan Anto Ke Rumah
50 50. Mendadak Melamar
51 51. Makan Pecel Lele
52 52. Bersiap Pergi Kencan
53 53. Kencan Pertama
54 54. Rencana Pernikahan
55 55. Nikah Juga Akhirnya
56 56. Gangguan Malam Pertama
57 57. Ungkapan Perasaan
58 58. Kembali Ke Jakarta
59 59. Di Kantor
60 60. Akhirnya Riyan Mendapatkannya
61 61. Rencana Resign
62 62. Resepsi Pernikahan
63 63. Hamil?
64 64. Kebahagiaan Riyan
65 65. Di Hianati Viola
66 66. Menenangkan Diri
67 67. Riyan Sakit.
68 68. Tujuh Bulanan
69 69. Hari bahagia ( Tamat )
Episodes

Updated 69 Episodes

1
01. Tentang Aina Saraswati
2
02. Permintaan Reni
3
03. Putus Persahabatan
4
04. Rencana Pindah Kerja
5
05. Cuci Mata Di Mall
6
06. Meminta Izin
7
07. Aina Meminta Izin
8
08. Benih Cinta Aina
9
09. Mengajak Jalan Pagi
10
10. Salah Sangka
11
11. Mengantar Ibu Belanja
12
12. Bertemu Aldo
13
13. Persiapan Pertunangan
14
14. Malam Pertunangan
15
15. Berangkat Ke Jakarta
16
16. Meeting Dengan CEO
17
17. Mulai Bekerja
18
18. Makan Bersama Di Kantin
19
19. Pekerjaan Rangkap Dua
20
20. Tugas Pertama Jadi Sekretaris
21
21. Meeting Di Undur
22
22. Gosip Di Pantry
23
23. Seperti Masa Lalunya
24
24. Menggantikan Wisnu
25
25. Riyan Yudhistira
26
26. Cerita Riyan
27
27. Gagal Kencan
28
28. Sarapan Pagi
29
29. Pagi Hari Di Kantor
30
30. Ingkar Janji lagi
31
31. Cerita Wisnu
32
32. Godaan Viola
33
33. Riyan Kesal
34
34. Bonus
35
35. Pernikahan Arya Dan Shella
36
36. Panitia Pernikahan
37
37. Kecemburuan Riyan
38
38. Janjian Dengan Aldo
39
39. Kegelisahan Riyan
40
40. Sepenggal Kisah Lalu
41
41. Bertemu Anto
42
42. Kekesalan Riyan
43
43. Bertemu Anto Lagi
44
44. Makan Sepesial
45
45. Janji Riyan
46
46. Berdebat Kecil
47
47. Pulang Kampung
48
48. Jalan-Jalan
49
49. Kedatangan Anto Ke Rumah
50
50. Mendadak Melamar
51
51. Makan Pecel Lele
52
52. Bersiap Pergi Kencan
53
53. Kencan Pertama
54
54. Rencana Pernikahan
55
55. Nikah Juga Akhirnya
56
56. Gangguan Malam Pertama
57
57. Ungkapan Perasaan
58
58. Kembali Ke Jakarta
59
59. Di Kantor
60
60. Akhirnya Riyan Mendapatkannya
61
61. Rencana Resign
62
62. Resepsi Pernikahan
63
63. Hamil?
64
64. Kebahagiaan Riyan
65
65. Di Hianati Viola
66
66. Menenangkan Diri
67
67. Riyan Sakit.
68
68. Tujuh Bulanan
69
69. Hari bahagia ( Tamat )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!