"Bang, ke mall Anggrek ya." kata Aina oada ojol yang dia pesan melalui aplikasi.
"Baik neng."
Aina pun membonceng di belakang ojol, lalu tukang ojol itu pun melajukan motornya menuju mall Anggrek di tengah kota. Aina tidak langsung ke rumah sepulang dari kantornya. Sebelum kepindahannya ke kantor pusat, dia mau jalan-jalan dan menikmati kesendirian di kota kelahirannya.
Dia ingin cuci mata ke mall lebih dulu, sebelum pulang. Dia akan mencari beberapa baju, sebelum berangkat ke kota, di tempatkan ke kantor pusat. Siapa tahu setelah bekerja di kantor pusat dia bertemu cinta sejatinya yang akhirnya menjadi jodohnya. Ups!
Aina tersenyum dengan pikirannya itu. Tapi tidak ada salahnya berharap seperti itu pada Tuhan, berharap doanya selama ini di dengar oleh Sang Pencipta.
"Sudah sampai mall Anggrek, neng." kata abang ojol.
"Oh, ya bang."
Ucap Aina membuyar lamunannya karena abang ojolnya sudah menghentikan motornya sesuai permintaan Aina. Dia turun dari motor kemudian mengambil uang dua puluh ribu dan menyerahkan pada si Abang ojol.
"Terima kasih neng." ucap ojol sambil menerima uangnya.
Aina hanya tersenyum lalu dia melangkah masuk ke dalam mall. Dia menelusuri setiap gerai toko di mall tersebut. Setiap toko yang di datangi belum ada barang yang cocok untuk dia beli. Sebenarnya dia hanya mau cuci mata saja, namun jika ada barang atau baju yang menarik dia akan sekalian membelinya.
Aina masuk ke toko pakaian, dia teringat baju kerjanya sudah pada usang. Blazernya yang warna peache kesukaannya sudah menggantung lengannya, dia pikir harus membeli lagi beberapa blazer dan kemeja atau blouse untuk di bawa supaya nanti di tempat kerja yang baru tidak kerepotan mencarinya.
Matanya tertarik pada satu blezer warna cokelat susu yang menggantung di gerai toko. Dia mengambil untuk di coba lebih dulu. Tapi satu tangan putih mulus juga ikut bersamaan mengambil blezer tersebut.
Mata Aina beralih pada pemilik tangan mulus tersebut. Secara bersamaan pula pemilik tangan tersebut melihat wajah Aina dengan tatapan tidak suka.
"Mba juga suka blezer ini?" tanya Aina sopan.
"Itu yang ngambil saya duluan yah, jangan coba-coba mengambilnya." katanya ketus.
"Tapi kan masih ada satu lagi, mba barangnya. Jadi saya ngga merebut punya mba, lagi pula kan bebas disini siapa saja yang mau beli." ucap Aina masih dengan nada sopan.
"Tapi saya ngga mau bajunya sama dengan kamu. Apa jadinya nanti teman-temanku lihat kalau bajunya sama dengan orang lain, mungkin jadi bahan ejekan. Aku ngga mau!" ucap wanita itu masih ketus.
"Tapi kan tidak satu kantor, mba. Lagian saya juga ngga kenal mba." masih sabar meladeni wanita itu.
"Udah, pokoknya kamu ngga usah ambil bajunya. Cari model lain saja. Awas kamu!" ancamnya menatap tajam pada Aina kemudian berlalu membawa blazer tadi.
Aina hanya menatapnya heran, lalu tersenyum sendiri. Merasa lucu karena ada orang yang seperti itu, lagi pula dia juga tidak kenal.
"Siapa dia, aku juga ngga tahu. Kerja di mana juga ngga tahu, lalu apa yang harus di khawatirkan?." gerutunya pelan mengambil blazer satunya.
Dia kemudian mencari lagi baju yang lain di toko sebelahnya. Siapa tahu ada yang lebih bagus lagi. Memilih apa yang dia butuhkan dan dia sukai, hingga lupa waktu sudah menunjukkan pukul setengah lima sore. Setelah membeli apa yang di butuhkanya, Aina pergi ke gerai makanan.
Perutnya sudah keroncongan. Karena siang tadi hanya makan roti saja. Dia masuk ke gerai fastfood lalu duduk di pojokan sambil menunggu pesanannya. Pelayan pun datang dan menawarkan menu yang ada di gerai makanan itu.
Sambil menunggu pesanannya datang, dia mengeluarkan ponsel yang ada di tasnya. Di lihatnya ada panggilan tak terjawab dari nomor ayahnya dua kali. Kemudian dia mendail balik nomor ayahnya.
"Halo, Ai. Kamu di mana? kok belum pulang?" tanya ayahnya di sebarang sana.
Aina melihat jam di tangannya. Pukul lima tiga puluh.
"Aku lagi di mall, yah. Ada apa ayah meneleponku?" tanya Aina.
"Cuma nanyain kamu aja, kok udah sore gini belum pulang. Biasanya ayah pulang kamu sudah ada di rumah."
"Hehe..maaf, yah. Aku ingin cari baju aja di mall. Nanti habis makan aku langsung pulang kok yah."
"Ya sudah, jangan pulang malam ya."
"Iya, yah aku tahu. Ya sudah, aku tutup dulu ya. Assalamu Alaikum."
"Wa Alaikum salam."
Aina memasukkan lagi ponselnya, berbarengan pesanannya datang. Dia langsung melahapnya karena perutnya sudah berbunyi tanda minta segera di isi. Dia tidak mau berlama-lama di mall tersebut, dan butuh dua puluh menit Aina menikmati makanannya, kini saatnya dia pulang.
Dia takut ayahnya tambah khawatir jika terus berlama-lama di luar sepulang dari kerjanya. Aina langsung memesan ojek online melalui aplikasi di ponselnya. Lima menit kemudian, tukang ojek online sudah menunggu di depan mall. Aina langsung bergegas menuju tukang ojol lalu naik motornya.
"Bang, jalan melati nomor lima yah." kata Aina.
"Oke mba." jawab tukang ojek sambil mengacungkan jempolnya.
Setengah jam perjalanan dari mall Anggrek ke komplek rumah Aina, akhirnya sampai juga. Dia langsung membayar ongkos tarifnya.
"Makasih ya bang." kata Aina.
"Sama-sama mba." ucap tukang ojeknya.
Lalu Aina bergegas masuk ke rumahnya. Untung waktu sholat Maghrib baru mengumandangkan suara adzannya di masjid kompleks rumahnya.
"Kak Ai kok tumben baru pulang?" tanya Jody yang berpapasan di ruang makan.
"Tadi habis jalan-jalan dulu ke mall." jawab Aina.
"Yah, kok ngga ngajak-ngajak sih?" kata Jody.
"Mendadak tadi, jadi ngga kepikiran mau ajak kamu pergi." ujar Aina lagi.
"Lain kali,ajak dong kak. Kan pengen juga pergi ke mall." pinta Jody.
"Iya nanti, kalo kakak ada waktu senggang." Jody hanya memajukan mulutnya tanda kecewa.
"Ya udah, kakak mau mandi dulu. Eh, ayah mana?" tanya Aina.
"Ya ke masjidlah. Kemana lagi?"
"Terus ngapain kamu masih di rumah? Ngga pergi ke masjid?" tanya Aina heran.
"Hehehe..."
"Ish, malah cengengesan. Laki-laki sholatnya di masjid. Sana berangkat, nanti ketinggalan lho jamaahnya." kata Aina.
"Iya, kak."
Lalu Aina langsung pergi ke kamarnya. Dia merebahkan badannya di kasur empuknya, mengistirahatkan sejenak tubuhnya yang terasa penat. Sembari menghilangkan keringat yang sudah menempel di pakaiannya. Hanya butuh lima menit dia merebahkan tubuhnya, kemudian dia bangkit dari kasurnya dan bergegas pergi ke kamar mandi.
Untuk membersihkan diri dan menyegarkan kembali tubuhnya. Lalu bersiap sholat menjalankan kewajiban. Menghadap Sang Khalik Yang Maha Pemurah dan Pengasih.
_
_
******************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Putri Minwa
enak itu ya tor cuci mata aja di mall
2023-03-03
0
Zully
nanti lanjut lagi ya..
2022-08-11
0