02. Permintaan Reni

Pulang sekolah, Reni menunggu Aina di pos satpam. Sesekali dia menengok ke arah kelas Aina, dia belum melihat Aina keluar dari kelasnya. Ada rasa kesal dia harus menunggu lama, dan akhirnya Reni keluar dari gerbang sekolah. Namun masih di depan pintu gerbang menunggu Aina keluar.

"Ren, kamu ngga pulang?" tanya Susi teman Reni.

"Gue lagi nungguin si Aina nih, lama banget keluarnya." kata Reni dengan wajah kesal.

"Ngapain Lo nungguin dia? Biasanya dia pulang sama si Anto." kata Susi lagi.

"Ck ... udah sana lo pulang aja, gue mau ngobrol sama dia dulu."

"Ngobrolin apaan sih, aneh banget Lo mau deket-deket sama si cupu Aina." kata Susi lagi.

"Kalo ngga ada maksud, gue juga ogah ngobrol sama si cupu itu." kata Reni kesal karena Susi masih saja bertanya.

"Jangan-jangan Lo suka sama temennya si cupu itu yah?" goda Susi.

"Berisik lo, udah sana pulang!"

"Oke, nanti lo cerita sama gue ya?"

"Iya, bawel banget jadi orang!" sungut Reni.

"Yaelah, kaya Lo nya juga ngga. Ya udah, gue duluan yah. Daaah ..." kata Susi melambaikan tangan.

Reni hanya membalas dengan lambaian tangan juga. Dan akhirnya yang di tunggu keluar juga dari gedung sekolah. Aina berjalan menghampiri Reni yang sejak tadi menunggunya.

"Lama nunggunya ya?" tanya Aina.

"Lumayan, lo ngga bareng pulangnya sama Anto?" tanya Reni penasaran kenapa Aina tidak bersama Anto.

"Dia ada tugas dari OSIS,jadi saya sendirian. Kamu mau ngobrolin apa?" tanya Aina.

"Ngobrolnya di warung bakso mang Ujang aja yuk, ngga enak di sini." ajak Reni.

"Oke."

Akhirnya mereka pergi ke warung baso di depan sekolah. Mereka duduk berhadapan setelah sampai di warung mang Ujang.

"Pesen apa, neng?" tanya mang Ujang menghampiri mereka.

"Baso, seperti biasa mang. Dua mangkok ya." kata Reni.

"Minumnya apa?"

"Jus alpukat aja semua."

"Oke, di tunggu ya neng."

Lalu mang Ujang pergi membuat pesanan mereka. Aina dan Reni menunggu dengan sabar sambil mengobrol. Aina sendiri tidak tahu apa yang akan di bicarakan Reni padanya.

"Lo mau ngobrol apaan, Ren?" tanya Aina.

"Anto sama lo itu udah lama ya temenan?" tanya Reni ragu.

"Lumayan,dari kelas 10. Kenapa?"

"Ai, mau bantuin gue ngga?" pinta Reni.

"Bantuin apa?"

"Bantuin gue deket sama Anto, gue suka sama Anto." kata Reni.

Aina diam,dia terkejut. Namun wajahnya di buat biasa saja. Menghela nafas panjang sejenak dan menundukkan kepalanya. Reni memperhatikan apa yang di lakukan oleh Aina.

"Gimana Ai, mau kan?" tanya Reni.

"Lo beneran suka Anto?" tanya Aina tidak percaya.

Masalahnya, Reni terkenal suka mempermainkan laki-laki. Dia tidak mau sahabatnya di permainkan oleh Reni, meski pun memang pesona Reni itu kuat bagi laki-laki di sekolahnya. Tapi Aina tidak rela jika Anto di permainkan oleh Reni.

"Lo ngga usah khawatir, Ai. Gue beneran suka sama Anto, gue ngga bakalan khianatin Anto." kata Reni meyakinkan, dia tahu Aina khawatir akan gosip tentangnya.

"Atau lo juga sebenarnya suka sama Anto, Ai?" tanya balik Reni.

"Dia hanya sahabat gue, ngga lebih. Baiklah nanti gue usahakan bantu lo." jawab Aina akhirnya mau membantu Reni.

Reni pun tersenyum senang, berbagai rencana dia susun untuk ke depannya setelah Anto sudah jadi pacarnya. Dia juga akan menjauhkan Aina dengan Anto. Apa pun akan Reni lakukan jika Anto sudah jadi pacarnya, begitu kira-kira di pikiran Reni.

****

Aina pun mempertemukan Anto dan Reni. Awalnya mereka sering jalan bertiga, tapi lama-lama Aina jarang sekali di ajak. Tidak apa baginya, selama itu membuat senang sahabatnya. Itu artinya usahanya berhasil untuk mereka jadian. Karena memang Aina pikir Reni benar-benar menyukai Anto.

Dalam hati Aina merasa senang, tapi juga takut akan di tinggalkan oleh sahabatnya. Karena semenjak Anto dan Reni resmi jadi pacaran, Anto jarang sekali mengajak jalan atau pulang bareng. Aina kini sering pulang sendiri, karena Anto sudah jarang mengajak Aina jalan lagi, jadi Aina jarang keluar rumah.

Dia agak sedih dengan perubahan Anto yang sangat aneh itu, tapi dia berpikir positif pada Anto. Mungkin orang pacaran waktunya hanya untuk pacarnya saja. Suatu kali Aina mendengar percakapan Reni dan Susi di belakang sekolah.

"Ren, ternyata lo berhasil ya rencana misahkan Aina sama si Anto itu."kata Susi.

"Iya dong, Reni gitu loh." jawab Reni tersenyum bangga.

"Terus lo taruhan apa sama si Anggun?" tanya Susi lagi.

"Gue taruhan kalau gue kalah, gue harus cium si Boby cupu di depan gengnya, kalau gue menang gue dapet parfum nyokapnya yang dari Korea itu." kata Reni.

"Terus lo udah dapet tuh parfumnya?"

"Udah dong" ucap Reni dengan bangganya.

"Terus rencana lo selanjutnya apa?"

"Kita liat dulu aja, kalau si Anto masih deketin si Aina ya gue akan pepet terus tuh si Anto. Nanti kalau udah bosen, gue buang si Anto."

"Hahah!" mereka berdua tertawa puas.

Aina marah mendengar kedua orang itu, ternyata Reni hanya ingin memisahkan dirinya dengan Anto saja. Dan tanpa menunggu lagi, Aina langsung menghampiri mereka dan melabraknya keduanya sambil menatap tajam pada Reni.

"Oh jadi selama ini lo cuma main-main sama Anto?" tanya Aina dengan marah.

"Apaan sih Lo, jangan sembarangan ngomong ya. Gue beneran cinta sama Anto." elak Reni.

"Halah! Jangan bohong ya, gue udah dengar omongan kalian berdua, kalian cuma jadiin Anto taruhan aja buat misahin gue sama Anto."

Mendadak wajah Reni dan Susi jadi tegang. Keduanya pun saling pandang, lalu tangan mereka saling senggol. Bingung menghadapi Aina bagaimana dan berpikir ini belum saatnya Aina tahu semuanya.

"Tega banget Lo Ren, gue nyesel bantuin Lo deketin Anto." ucap Aina lagi.

Lalu dia berbalik dan menuju ke kelas, dia akan mengatakan semua tentang apa yang dia dengar sama sahabatnya itu. Anto harus tahu kalau Reni hanya memanfaatkannya saja untuk mencampakkan Anto.

Sampai di kelas, Aina melihat Anto sedang ngobrol dengan Andi. Dia langsung menghampiri Anto dan menarik tangannya menjauh dari Andi. Anto bingung kenapa Aina menarik tangannya.

"To, aku mau ngomong sama kamu." kata Aina masih memegangi tangan Anto.

Belum sempat Aina bicara, Reni dan Susi sudah masuk kelas. Reni berlari kecil menghampiri Anto. Tangannya menggaet lengan Anto dan bergelayut manja. Membuat Aina kesal di buatnya.

"Sayang, kita ke kantin yuk. Aku lapar nih." kata Reni melirik ke arah Aina.

"To, aku mau ngomong sama kamu. Ini penting!" kata Aina dengan wajah tegang karena kesal pada Reni.

Anto bingung, di sisinya ada Reni. Dan Aina ingin bicara penting padanya. Siapa yang akan dia dahulukan.

"Kamu mau bicara apa Ai?" tanya Anto, membuat Reni pun tegang.

Susi memberi isyarat pada Reni kalau dia harus secepatnya membawa Anto keluar. Sebelum semua rencananya terbongkar oleh Aina. Reni pun memegangi perutnya, berpura-pura sakit.

"Sayang ayo dong, sakit nih perut aku karena lapar." ucap Reni lagi berpura-pura.

"Maaf Ai, aku ke kantin dulu yah. Lain kali aja ngomongnya." ucap Anto.

"To, tapi ini penting banget." kata Aina lagi.

"Iya tahu, Reni kesakitan perutnya karena lapar. Nanti setelah dari kantin ya, atau pulang sekolah."

Aina hanya diam melihat sahabatnya justru mementingkan Reni dari pada dia. Aina menatap Reni dengan tajam dan mendengus kasar. Anto dan Reni berlalu dari hadapan Aina. Sempat terlihat seringai kecil Reni ketika mereka keluar. Aina hanya duduk di bangkunya, dia harus ngomong secepatnya.

_

_

********************

Terpopuler

Comments

Putri Minwa

Putri Minwa

💪💪💪

2023-03-03

0

waah, jahatnya si Reni

2022-07-30

0

lihat semua
Episodes
1 01. Tentang Aina Saraswati
2 02. Permintaan Reni
3 03. Putus Persahabatan
4 04. Rencana Pindah Kerja
5 05. Cuci Mata Di Mall
6 06. Meminta Izin
7 07. Aina Meminta Izin
8 08. Benih Cinta Aina
9 09. Mengajak Jalan Pagi
10 10. Salah Sangka
11 11. Mengantar Ibu Belanja
12 12. Bertemu Aldo
13 13. Persiapan Pertunangan
14 14. Malam Pertunangan
15 15. Berangkat Ke Jakarta
16 16. Meeting Dengan CEO
17 17. Mulai Bekerja
18 18. Makan Bersama Di Kantin
19 19. Pekerjaan Rangkap Dua
20 20. Tugas Pertama Jadi Sekretaris
21 21. Meeting Di Undur
22 22. Gosip Di Pantry
23 23. Seperti Masa Lalunya
24 24. Menggantikan Wisnu
25 25. Riyan Yudhistira
26 26. Cerita Riyan
27 27. Gagal Kencan
28 28. Sarapan Pagi
29 29. Pagi Hari Di Kantor
30 30. Ingkar Janji lagi
31 31. Cerita Wisnu
32 32. Godaan Viola
33 33. Riyan Kesal
34 34. Bonus
35 35. Pernikahan Arya Dan Shella
36 36. Panitia Pernikahan
37 37. Kecemburuan Riyan
38 38. Janjian Dengan Aldo
39 39. Kegelisahan Riyan
40 40. Sepenggal Kisah Lalu
41 41. Bertemu Anto
42 42. Kekesalan Riyan
43 43. Bertemu Anto Lagi
44 44. Makan Sepesial
45 45. Janji Riyan
46 46. Berdebat Kecil
47 47. Pulang Kampung
48 48. Jalan-Jalan
49 49. Kedatangan Anto Ke Rumah
50 50. Mendadak Melamar
51 51. Makan Pecel Lele
52 52. Bersiap Pergi Kencan
53 53. Kencan Pertama
54 54. Rencana Pernikahan
55 55. Nikah Juga Akhirnya
56 56. Gangguan Malam Pertama
57 57. Ungkapan Perasaan
58 58. Kembali Ke Jakarta
59 59. Di Kantor
60 60. Akhirnya Riyan Mendapatkannya
61 61. Rencana Resign
62 62. Resepsi Pernikahan
63 63. Hamil?
64 64. Kebahagiaan Riyan
65 65. Di Hianati Viola
66 66. Menenangkan Diri
67 67. Riyan Sakit.
68 68. Tujuh Bulanan
69 69. Hari bahagia ( Tamat )
Episodes

Updated 69 Episodes

1
01. Tentang Aina Saraswati
2
02. Permintaan Reni
3
03. Putus Persahabatan
4
04. Rencana Pindah Kerja
5
05. Cuci Mata Di Mall
6
06. Meminta Izin
7
07. Aina Meminta Izin
8
08. Benih Cinta Aina
9
09. Mengajak Jalan Pagi
10
10. Salah Sangka
11
11. Mengantar Ibu Belanja
12
12. Bertemu Aldo
13
13. Persiapan Pertunangan
14
14. Malam Pertunangan
15
15. Berangkat Ke Jakarta
16
16. Meeting Dengan CEO
17
17. Mulai Bekerja
18
18. Makan Bersama Di Kantin
19
19. Pekerjaan Rangkap Dua
20
20. Tugas Pertama Jadi Sekretaris
21
21. Meeting Di Undur
22
22. Gosip Di Pantry
23
23. Seperti Masa Lalunya
24
24. Menggantikan Wisnu
25
25. Riyan Yudhistira
26
26. Cerita Riyan
27
27. Gagal Kencan
28
28. Sarapan Pagi
29
29. Pagi Hari Di Kantor
30
30. Ingkar Janji lagi
31
31. Cerita Wisnu
32
32. Godaan Viola
33
33. Riyan Kesal
34
34. Bonus
35
35. Pernikahan Arya Dan Shella
36
36. Panitia Pernikahan
37
37. Kecemburuan Riyan
38
38. Janjian Dengan Aldo
39
39. Kegelisahan Riyan
40
40. Sepenggal Kisah Lalu
41
41. Bertemu Anto
42
42. Kekesalan Riyan
43
43. Bertemu Anto Lagi
44
44. Makan Sepesial
45
45. Janji Riyan
46
46. Berdebat Kecil
47
47. Pulang Kampung
48
48. Jalan-Jalan
49
49. Kedatangan Anto Ke Rumah
50
50. Mendadak Melamar
51
51. Makan Pecel Lele
52
52. Bersiap Pergi Kencan
53
53. Kencan Pertama
54
54. Rencana Pernikahan
55
55. Nikah Juga Akhirnya
56
56. Gangguan Malam Pertama
57
57. Ungkapan Perasaan
58
58. Kembali Ke Jakarta
59
59. Di Kantor
60
60. Akhirnya Riyan Mendapatkannya
61
61. Rencana Resign
62
62. Resepsi Pernikahan
63
63. Hamil?
64
64. Kebahagiaan Riyan
65
65. Di Hianati Viola
66
66. Menenangkan Diri
67
67. Riyan Sakit.
68
68. Tujuh Bulanan
69
69. Hari bahagia ( Tamat )

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!