Pulang sekolah, Reni menunggu Aina di pos satpam. Sesekali dia menengok ke arah kelas Aina, dia belum melihat Aina keluar dari kelasnya. Ada rasa kesal dia harus menunggu lama, dan akhirnya Reni keluar dari gerbang sekolah. Namun masih di depan pintu gerbang menunggu Aina keluar.
"Ren, kamu ngga pulang?" tanya Susi teman Reni.
"Gue lagi nungguin si Aina nih, lama banget keluarnya." kata Reni dengan wajah kesal.
"Ngapain Lo nungguin dia? Biasanya dia pulang sama si Anto." kata Susi lagi.
"Ck ... udah sana lo pulang aja, gue mau ngobrol sama dia dulu."
"Ngobrolin apaan sih, aneh banget Lo mau deket-deket sama si cupu Aina." kata Susi lagi.
"Kalo ngga ada maksud, gue juga ogah ngobrol sama si cupu itu." kata Reni kesal karena Susi masih saja bertanya.
"Jangan-jangan Lo suka sama temennya si cupu itu yah?" goda Susi.
"Berisik lo, udah sana pulang!"
"Oke, nanti lo cerita sama gue ya?"
"Iya, bawel banget jadi orang!" sungut Reni.
"Yaelah, kaya Lo nya juga ngga. Ya udah, gue duluan yah. Daaah ..." kata Susi melambaikan tangan.
Reni hanya membalas dengan lambaian tangan juga. Dan akhirnya yang di tunggu keluar juga dari gedung sekolah. Aina berjalan menghampiri Reni yang sejak tadi menunggunya.
"Lama nunggunya ya?" tanya Aina.
"Lumayan, lo ngga bareng pulangnya sama Anto?" tanya Reni penasaran kenapa Aina tidak bersama Anto.
"Dia ada tugas dari OSIS,jadi saya sendirian. Kamu mau ngobrolin apa?" tanya Aina.
"Ngobrolnya di warung bakso mang Ujang aja yuk, ngga enak di sini." ajak Reni.
"Oke."
Akhirnya mereka pergi ke warung baso di depan sekolah. Mereka duduk berhadapan setelah sampai di warung mang Ujang.
"Pesen apa, neng?" tanya mang Ujang menghampiri mereka.
"Baso, seperti biasa mang. Dua mangkok ya." kata Reni.
"Minumnya apa?"
"Jus alpukat aja semua."
"Oke, di tunggu ya neng."
Lalu mang Ujang pergi membuat pesanan mereka. Aina dan Reni menunggu dengan sabar sambil mengobrol. Aina sendiri tidak tahu apa yang akan di bicarakan Reni padanya.
"Lo mau ngobrol apaan, Ren?" tanya Aina.
"Anto sama lo itu udah lama ya temenan?" tanya Reni ragu.
"Lumayan,dari kelas 10. Kenapa?"
"Ai, mau bantuin gue ngga?" pinta Reni.
"Bantuin apa?"
"Bantuin gue deket sama Anto, gue suka sama Anto." kata Reni.
Aina diam,dia terkejut. Namun wajahnya di buat biasa saja. Menghela nafas panjang sejenak dan menundukkan kepalanya. Reni memperhatikan apa yang di lakukan oleh Aina.
"Gimana Ai, mau kan?" tanya Reni.
"Lo beneran suka Anto?" tanya Aina tidak percaya.
Masalahnya, Reni terkenal suka mempermainkan laki-laki. Dia tidak mau sahabatnya di permainkan oleh Reni, meski pun memang pesona Reni itu kuat bagi laki-laki di sekolahnya. Tapi Aina tidak rela jika Anto di permainkan oleh Reni.
"Lo ngga usah khawatir, Ai. Gue beneran suka sama Anto, gue ngga bakalan khianatin Anto." kata Reni meyakinkan, dia tahu Aina khawatir akan gosip tentangnya.
"Atau lo juga sebenarnya suka sama Anto, Ai?" tanya balik Reni.
"Dia hanya sahabat gue, ngga lebih. Baiklah nanti gue usahakan bantu lo." jawab Aina akhirnya mau membantu Reni.
Reni pun tersenyum senang, berbagai rencana dia susun untuk ke depannya setelah Anto sudah jadi pacarnya. Dia juga akan menjauhkan Aina dengan Anto. Apa pun akan Reni lakukan jika Anto sudah jadi pacarnya, begitu kira-kira di pikiran Reni.
****
Aina pun mempertemukan Anto dan Reni. Awalnya mereka sering jalan bertiga, tapi lama-lama Aina jarang sekali di ajak. Tidak apa baginya, selama itu membuat senang sahabatnya. Itu artinya usahanya berhasil untuk mereka jadian. Karena memang Aina pikir Reni benar-benar menyukai Anto.
Dalam hati Aina merasa senang, tapi juga takut akan di tinggalkan oleh sahabatnya. Karena semenjak Anto dan Reni resmi jadi pacaran, Anto jarang sekali mengajak jalan atau pulang bareng. Aina kini sering pulang sendiri, karena Anto sudah jarang mengajak Aina jalan lagi, jadi Aina jarang keluar rumah.
Dia agak sedih dengan perubahan Anto yang sangat aneh itu, tapi dia berpikir positif pada Anto. Mungkin orang pacaran waktunya hanya untuk pacarnya saja. Suatu kali Aina mendengar percakapan Reni dan Susi di belakang sekolah.
"Ren, ternyata lo berhasil ya rencana misahkan Aina sama si Anto itu."kata Susi.
"Iya dong, Reni gitu loh." jawab Reni tersenyum bangga.
"Terus lo taruhan apa sama si Anggun?" tanya Susi lagi.
"Gue taruhan kalau gue kalah, gue harus cium si Boby cupu di depan gengnya, kalau gue menang gue dapet parfum nyokapnya yang dari Korea itu." kata Reni.
"Terus lo udah dapet tuh parfumnya?"
"Udah dong" ucap Reni dengan bangganya.
"Terus rencana lo selanjutnya apa?"
"Kita liat dulu aja, kalau si Anto masih deketin si Aina ya gue akan pepet terus tuh si Anto. Nanti kalau udah bosen, gue buang si Anto."
"Hahah!" mereka berdua tertawa puas.
Aina marah mendengar kedua orang itu, ternyata Reni hanya ingin memisahkan dirinya dengan Anto saja. Dan tanpa menunggu lagi, Aina langsung menghampiri mereka dan melabraknya keduanya sambil menatap tajam pada Reni.
"Oh jadi selama ini lo cuma main-main sama Anto?" tanya Aina dengan marah.
"Apaan sih Lo, jangan sembarangan ngomong ya. Gue beneran cinta sama Anto." elak Reni.
"Halah! Jangan bohong ya, gue udah dengar omongan kalian berdua, kalian cuma jadiin Anto taruhan aja buat misahin gue sama Anto."
Mendadak wajah Reni dan Susi jadi tegang. Keduanya pun saling pandang, lalu tangan mereka saling senggol. Bingung menghadapi Aina bagaimana dan berpikir ini belum saatnya Aina tahu semuanya.
"Tega banget Lo Ren, gue nyesel bantuin Lo deketin Anto." ucap Aina lagi.
Lalu dia berbalik dan menuju ke kelas, dia akan mengatakan semua tentang apa yang dia dengar sama sahabatnya itu. Anto harus tahu kalau Reni hanya memanfaatkannya saja untuk mencampakkan Anto.
Sampai di kelas, Aina melihat Anto sedang ngobrol dengan Andi. Dia langsung menghampiri Anto dan menarik tangannya menjauh dari Andi. Anto bingung kenapa Aina menarik tangannya.
"To, aku mau ngomong sama kamu." kata Aina masih memegangi tangan Anto.
Belum sempat Aina bicara, Reni dan Susi sudah masuk kelas. Reni berlari kecil menghampiri Anto. Tangannya menggaet lengan Anto dan bergelayut manja. Membuat Aina kesal di buatnya.
"Sayang, kita ke kantin yuk. Aku lapar nih." kata Reni melirik ke arah Aina.
"To, aku mau ngomong sama kamu. Ini penting!" kata Aina dengan wajah tegang karena kesal pada Reni.
Anto bingung, di sisinya ada Reni. Dan Aina ingin bicara penting padanya. Siapa yang akan dia dahulukan.
"Kamu mau bicara apa Ai?" tanya Anto, membuat Reni pun tegang.
Susi memberi isyarat pada Reni kalau dia harus secepatnya membawa Anto keluar. Sebelum semua rencananya terbongkar oleh Aina. Reni pun memegangi perutnya, berpura-pura sakit.
"Sayang ayo dong, sakit nih perut aku karena lapar." ucap Reni lagi berpura-pura.
"Maaf Ai, aku ke kantin dulu yah. Lain kali aja ngomongnya." ucap Anto.
"To, tapi ini penting banget." kata Aina lagi.
"Iya tahu, Reni kesakitan perutnya karena lapar. Nanti setelah dari kantin ya, atau pulang sekolah."
Aina hanya diam melihat sahabatnya justru mementingkan Reni dari pada dia. Aina menatap Reni dengan tajam dan mendengus kasar. Anto dan Reni berlalu dari hadapan Aina. Sempat terlihat seringai kecil Reni ketika mereka keluar. Aina hanya duduk di bangkunya, dia harus ngomong secepatnya.
_
_
********************
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Putri Minwa
💪💪💪
2023-03-03
0
waah, jahatnya si Reni
2022-07-30
0