Pagi itu Kevin sudah nangkring di depan kontrakan Qiara, niat hati ingin memberikan tumpangan sama dia sebelum berangkat ke hotel tempat dia kerja. Tapi Kevin kurang gercep kayanya karena setelah menunggu satu jam, Qiara tidak nonggol juga. Akhirnya dengan lesu, Kevin langsung berangkat ke tempat Qiara kerja.
Kevin tidak tahu kalau Qiara sudah melarikan diri lewat pintu belakang, dan memanjat tembok agar bisa lepas dari dia. Qiara terkejut saat mau berangkat tadi, membuka jendela rumahnya, terlihat Kevin yang terus menatap ke arah kontrakannya. Qiara sangat heran, kenapa orang itu setiap hari selalu berputar disekitarnya. Apakah dunia sekecil itu?
Dengan hati-hati Qiara keluar lewat pintu belakang dan manjat pohon jambu agar bisa naik ke tembok belakang kontrakan, Untung cuma dua meter saja, jadi dia ga terlalu kesulitan dengan itu.
Qiara terpaksa naik taksi karena dia takut terlambat, gara-gara aksi panjat dinding waktunya jadi banyak terkuras. Tapi dia bersyukur karena dia lepas dari Kevin yang baginya menyebabkan dan sok kegantengan itu.
dreeeeeetttt
dreeeeeetttt
Ponselnya dari tadi bergetar terus, tanda ada panggilan masuk. Saat di angkat, ternyata nomor baru. Qiara sangat malas untuk mengangkat itu, jadi dia cuma menon aktifkan ponselnya dan meminta sopir untuk melajukan kendaraannya. Dia sudah terancam terlambat ke hotel.
Qiara langsung lari ke belakang, langsung ke loker dan mengganti seragam kerja. Saat keluar dari sana, Qiara terkejut saat mendapatkan Kevin sudah ada di depan pintu kamar ganti, menatapnya dengan tajam.
"Kamu tadi keluar lewat mana? Aku tunggu kamu satu jam loh, depan kontrakan kamu, tapi kamu ga nonggol!" Qiara hanya nyengir saja, merasa bersalah pada Kevin yang tampak kesal itu.
"Maaf pak, tadi malam saya gak pulang ke kontrakan, saya nginep di rumah teman!" ucap Qiara asal bunyi aja mencari alasan. Kalau dia bilang dia pergi lewat pintu belakang dan manjat tembok, bisa-bisa besok tidak bisa melakukan aksi itu lagi. Kan bahaya banget tuh, bathinnya.
"Jangan bohong kamu, tadi malam aku sudah memastikan dengan mata dan kepalaku sendiri, bahwa kamu pulang ke kontrakan kamu!" Kevin mencegat Qiara di depan pintu ruang ganti, sehingga Qiara tidak bisa keluar dari sana.
"Bapak mengikuti saya?" Qiara kaget bukan kepalang. Merasa heran sendiri kenapa Manusia satu itu sampai melakukan hal itu, padahal dia sudah punya kekasih, Susan adalah salah satu manager di tempat Qiara kerja. Yang Qiara dengar, Susan itu orang yang tegas dan galak. Memikirkan itu sudah membuat Qiara bergidik sendiri.
"Saya tidak mengikutimu, hanya saja saya kwatir kamu pulang larut malam, saya hanya ingin memastikan bahwa kamu aman sampai rumah!" Kevin berdalih bahwa dia mengikuti Qiara bisa habis harga dirinya kalau Qiara tahu. Bisa besar kepala nantinya. Kan bahaya tuh.. batinnya.
"Alah gak usah bohong pak! Bilang saja bapak penasaran di mana rumah saya, hayo ngaku.. kalau gak.. "Qiara Menaik turunkan alisnya sambil menatap Kevin, sambil terus maju dan menatap Kevin dengan tatapan mengintimidasi.
"Eh... mau apa kau? jangan mendekat.. " Kevin gugup sehingga dia terus mundur-mundur ke belakang, tanpa dia ketahui disana ada ember bekas ngepel bagian kebersihan tadi pagi, hingga akhirnya dia jatuh terjerembab ke belakang, Qiara yang berusaha menolong malah di tarik juga oleh Kevin, sehingga akhirnya jadinya mereka jatuh berhimpitan di atas lantai. Tanpa sengaja Kevin mencium bibir Qiara yang ada di atasnya, karena posisi tangan dia yang memeluk Qiara, jadi repleks saja, gak ada rencana.
Qiara yang merasakan bibirnya terasa di ***** kecil oleh bibir Kevin, seketika langsung berdiri, dan pergi dari sana tanpa menolong Kevin yang kesulitan karena bajunya basah kena cipratan air pel di ember tadi.
"Yah.. basah deh.. tapi gak apa sih, lumayan, pagi-pagi udah cium bibirnya Qiara, dasar memang rejeki anak Sholeh , ini nih yang namanya di balik musibah ada berkah juga!" Kevin tertawa-tawa dan akhirnya memutuskan untuk kembali ke kantor pusat saja, di sana dia bisa mandi dan mengganti pakaian. Kevin memang selalu sedia pakaian cadangan di kantornya.
Hotelnya memang memiliki kerja sama dengan hotel tempat Qiara bekerja, Kevin memiliki 10% saham disana, ketika hotel itu mengalami masalah, Kevin membantu dan akhirnya membeli 30% saham tersebut. Kevin adalah pemegang saham terbesar kedua setelah Pak Andi Pratama, owner dari hotel itu.
Saham Kevin hanya berlaku di hotel itu, tapi tidak di hotel lainnya yang dibawah manajemen Pratama Group. Hotel itu adalah cabang dan di kelola oleh Susan sebagai manager disana.
Andi Pratama berkantor di hotel pusat tapi sebulan sekali beliau datang untuk sidak manajemen dan pengelolaan hotel.
Karena pernah mengalami kecelakaan, dan mengakibatkan pendarahan hebat, akhirnya rahimnya harus di angkat sehingga Istrinya tidak bisa hamil lagi, sehingga pak Andi tidak memiliki keturunan. Saat itu di usia kandungan yang sudah tua, menjelang hari-hari kelahiran, terjadi kecelakaan, sang istri mengalami pendarahan hebat, akhirnya harus merelakan anak beserta rahimnya untuk di angkat.
Sebenarnya ada rahasia besar pada saat itu, yaitu anak yang dilahirkan tidaklah meninggal, tetapi di sembunyikan oleh sang istri. Melinda tahu bahwa ada yang sengaja merencanakan kecelakaan itu, dia berusaha melindungi anak perempuan nya agar tidak jadi incaran saudara suaminya, yang haus akan kekuasaan dan harta. Dia meminta sahabat yang memang kebetulan memiliki sebuah panti asuhan untuk membawa anaknya pergi dengan bantuan dokter yang saat itu menolongnya saat melahirkan.
"Maafkan mamah Nak, tapi ini adalah demi keselamatan kamu, mamah sangat takut kehilangan kamu sayang, baik-baik disana sayang, mamah suatu saat pasti jemput kamu!" saat itu Melinda berderai air mata, memohon pertolongan sang dokter, agar mau menyelundupkan putrinya ke luar dan memberikan kepada sahabatnya.
Sang dokter yang merasa kasihan dengan Melinda akhirnya setuju untuk membantu dan menyampaikan kepada ayah anak tersebut, bahwa anaknya sudah meninggal, dan menyerahkan jenasah bayi yang di buang oleh ibunya di tong sampah, untuk membuat Ayah anak tersebut tidak curiga bahwa anak kandung nya masih hidup dan selamat. Setelah operasi pengangkatan rahim, dan keadaan sehat kembali. Melinda kembali ke rumah dengan perasaan yang sangat pilu.
Ibu mana yang tega berjauhan dengan anak kandungnya sendiri? kalau bukan karena terpaksa. Mereka tega merencanakan kecelakaan itu, artinya memang mengincar nyawa ibu dan anak. sungguh perbuatan yang sangat biadab dan tidak berperasaan.
Kalau mata sudah dibutakan oleh harta dunia, semua jadi halal, bahkan sampai menghalalkan segala cara untuk mendapatkan itu. Gak perduli bahwa yang di lakukan itu menyakitkan dan merugikan orang lain.
Setiap bulan Melinda selalu mengirimkan uang ke panti asuhan, dia mensiasati itu dengan alasan memberikan donasi untuk kemanusiaan sehingga suami maupun keluarga besarnya tidak curiga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
@Kristin
nyesek ikutan sedih😥
2022-09-23
1